Di bawah kaki kuda mistis kavaleri gajah, pemain yang paling depan adalah Kuang Jian. Sebagai penghulu pedang dari kelas dekat, dia secara ajaib bertahan menghadapi pengepungan tiga kavaleri. Meskipun darahnya sudah turun drastis hingga tersisa kurang dari sepertiga, dan pemain di belakangnya tidak memberikan bantuan penyembuhan, sorot mata Kuang Jian tetap dipenuhi kemarahan dan ketidakrelaan yang gigih.
"Kuang Jian akhirnya dihabisi dan kembali ke Kota Bulan Perak. Entah dia sudah kembali atau belum," kata Xu Lin. Dia bertanya lagi: "Menurut kalian, bagaimana karakter Kuang Jian ini?"
"Dia pernah tinggal bersama A Yun..." ujar Li Qing sambil mengedipkan matanya.
Aku berkata: "Jangan langsung mencapnya bajingan hanya karena dia pernah bersama A Yun. Meski sebelumnya begitu, performa Kuang Jian akhir-akhir ini menunjukkan dia masih punya sedikit nurani. Dulu mengikuti Xu Fei mungkin hanya karena butuh uang. Bagaimana pendapat kalian?"
Li Qing masih bersikukuh: "Yang sudah terjadi tetap terjadi. Apa setelah membersihkan nodanya dia bisa mengingkari semuanya?"
"Sial! Banyak yang pernah mainin Liu Yun! Apa kita harus kejar satu-satu dan kebiri semuanya?" Aku mulai kesal.
Li Qing menghela napas lega, tersenyum dan berkata: "Janganlah, kebanyakan dari mereka adalah pelanggan. Pelanggan adalah dewa, mana mungkin kita memotong kontol pelanggan..."
"Sudah kuduga, memberitahumu juga hanya omong kosong."
Aku menoleh melihat Xu Lin, dia tersenyum tipis: "Sebenarnya pandanganku sama sepertimu, Kuang Jian memang masih bisa dibilang bajingan yang belum sepenuhnya jahat. Tapi aku tidak setuju menerimanya ke guild kita, Firdaus yang Hilang tidak membutuhkan serigala yang sewaktu-waktu bisa menerkam."
Aku mengangguk: "Ya, aku juga tidak pernah berpikir merekrutnya ke Firdaus yang Hilang. Saat ini Kuang Jian masih berada di guild super kecil yang total anggotanya hanya beberapa ratus orang. Hehe, satu regu kecil dari guild kita saja sudah bisa menghancurkannya."
Lu Xuehan terus membuka halaman web, menemukan ada video yang bisa ditonton. Setiap episode 30 menit ternyata ada lebih dari 20 video, rupanya siaran langsung perang negara selama dua hari ini semuanya terekam. Selain itu, untuk memudahkan pemain menonton, ada banyak sudut pandang dengan produksi yang jelas dan estetis. Sesuai dengan keyakinan perusahaan Yueheng: terus menyempurnakan, segalanya harus dibuat lebih baik. Karena prinsip berkualitas inilah game Yueheng menguasai lebih dari 50% pasar, sangat terkenal.
Di antara mereka, ada topik khusus bernama "Pahlawan" dengan banyak screenshot yang semuanya menunjukkan pemain Kota Bulan Perak tewas dalam pertempuran. Terutama saat konflik besar-besaran, pemain infantri Kota Bulan Perak yang menjadi tameng di garis depan dan diterjang kavaleri lawan mendapat banyak close-up. Sepertinya admin forum juga menganggap umpan peluru sebagai sesuatu yang mulia. Tapi satu hal tak bisa diubah: infantri memang jenis pasukan yang dianggap hina, sama sekali tidak setara dengan Penyihir atau Ksatria yang merupakan job high-end. Meski game ini punya balance tertentu, dalam perang skala besar, kelemahan ini tetap terlihat jelas.
Aku tak bisa menahan diri berkata: "Ini tidak bisa terus begini. Harus ada tugas untuk mendapatkan tunggangan. Jika bisa mendapat hak untuk menunggang kuda, serbuan kelas Pedang kita pasti akan sangat mengagumkan. Kalau tidak, kita tidak akan pernah menang. Melihat kavaleri lawan saja seperti melihat hantu."
Xin Yu tertawa: "Waktu itu, bukannya Komandan Dark punya petunjuk cara mengubah Pedang menjadi Ksatria? Kenapa tidak tanya saja?"
Aku menggelengkan kepala: "Tidak bisa. Itu informasi yang diberikan Kakak Koma padaku, tapi sekarang Koma sudah tewas dalam perang Golden Dawn. Bagaimana aku bisa menghadap Dark? Lagipula, Dark sekarang adalah Raja Kota Angin Puyuh. Mana mungkin pemain biasa sepertiku bisa bertemu langsung?"
Xin Yu tak bisa menahan tawa: "Takut apa? Di game masih malu-malu? Kalau mau punya tunggangan, beranilah! Keberuntungan di dunia nggak mungkin jatuh semua ke kepalamu. Sekalipun jatuh dari langit, kau harus lari rebut dengan orang lain, kan?"
Aku mengangguk setuju: "Xin Yu makin pinter. Begini dong, cewek harus punya kecerdasan. Nggak kayak si tertentu, dada montok nggak ada, otak juga nggak!"
Li Qing memerah: "Siapa yang bilang aku nggak punya dada?! Siapa yang bilang aku nggak punya otak?!"
"Hmm... Otak sih ada～～～tapi otak babi!"
"￥#￥￥@!" Li Qing marah sambil meneguk air dari gelasnya.
Xu Lin tertawa: "Lin Fan, jangan ganggu si nona Qing. Dia lagi PMS~"
"Hah? Datang bulan? Qing'er ngapain nggak bilang? Besok suruh koki masak sup ayam hitam biar darahmu nggak habis, wkwk..."
Li Qing menatapku sinis sambil menenggak segelas penuh air lagi.
Lu Xuehan tiba-tiba bertanya: "Kalian mau tahu penilaian pemain Silver Moon City tentang perang negara ini?"
"Penilaian apa?" Perhatian semua langsung teralihkan.
Lu Xuehan membuka menu polling: "Lihat! 17% bilang 'inisiasi perang negara gegabah itu tindakan B*tch level 2', 12% bilang 'kesalahan komando hari pertama menyebabkan kerugian besar, pimpinan guild idiot semua', 54% bilang 'hari kedua bisa balas dendam dengan pasukan sedikit tapi menang gilaaa', 17% sisanya cuma beli kecap."
Lu Xuehan mengeluarkan suara "Hah", bertanya: "Apa arti 2B? Aku cuma pernah dengar pensil 4B dan HB……"
Aku menjelaskan: "Xue Han, 2B itu artinya 'dua-lima', seharusnya... istilah hinaan ya……"
Lu Xuehan langsung paham: "Oh, ternyata sedang menghina kita……"
Xu Lin tertawa: "Banyak sekali omong kosong itu, buat apa dipikirkan? Yang berkomentar di forum kebanyakan orang bodoh yang hanya bisa mengkritik tanpa merasakan susahnya. Mungkin 80% dari mereka bahkan tidak ikut perang negara! Omongan orang seperti itu ngapain dihiraukan. Lagipula forum itu tempatnya lebih kotor dari selokan!"
Semua setuju, lalu bubar kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat, menunggu serangan kota besok.
Aku kembali ke kamar, memeriksa telepon. Tidak ada panggilan atau pesan. Kubuka daftar kontak, scroll atas bawah beberapa kali, akhirnya tetap berhenti di nama Murong Shanshan. Kalau sudah takdir, lebih baik telpon mengucapkan selamat malam. Kutekan tombol dial.
Bel berbunyi beberapa detik, suara manis Murong Shanshan terdengar: "Lin Fan～～"
Setelah memanggil namaku lalu diam, aku bingung bertanya: "Shanshan, kenapa diam?"
"Kau yang telpon, harusnya ada yang mau kau bicarakan. Mau kubilang apa... Ada perlu sesuatu?"
"Eh, makan malammu enak tidak?"
“Hmm, tidak buruk. Hari ini Kakao yang bayarin kita makan, bahkan pesan Pizza~~ Eh... Pizza paling tidak enak yang pernah kumakan seumur hidup adalah hari ini, murni shaobing dioles saus dipotong daging iris dan dadu buah, ini apa sih, bohongin konsumen!”
Aku pandangan iri sampai MATI, usap air liur bilang: “Pizza ya, Bangsat, seumur hidup aku belum pernah makan makanan lebih tinggi levelnya itu! Aku cuma makan shaobing youtiao susu kedelai, produk lokal kuno gitu.”
Murong Shanshan tertawa manis: “Produk lokal bagus, teruslah makan. Shaobing youtiao entah menghidupi berapa pemuda berbakat Tiongkok! Ngomong-ngomong, kamu makan apa tadi malam, ada sisa? Bungkusin buat aku dan Kakao makan malam...”
“Bangsat, kamu semiskin itu? Sial, makan malam tadi bikin aku paling cuma, belakangan ini tangan koki makin jago!”
“Hmph, enak kamu masih ada koki masakin. Aku cuma bisa tiap hari ngerjain Kakao ke kantin~~~ Ah, nasinya isinya apa sih, kaki babi panggang arang penuh sehelai rambut, untung aku tidak seperti Wu Dong yang makan sayur tumis ketemu kecoa~~”
Murong Shanshan berkata dengan nada penuh kekecewaan. Dari seberang langsung terdengar suara tertawa A Li: "Wah, Shanshan kita bisa manja juga? Hehe, siapa orangnya? Cowok ganteng dari Fakultas Ilmu Komputer, atau otaku beraura cerah dari Fakultas Fisika-Termal? Wuih... Wuih... ～～～ Dengar Shanshan, cowok basket itu bagus lho. Kemarin waktu lomba kamu lihat nggak? Dia nge-blok empat hotpot besar si kera matematika! Wah, gantengnya minta ampun! Katanya dia juga ngasih surat cinta ke kamu? Lho, surat cintanya mana? Bangsat! Shanshan, kok surat cintanya kamu pake buat alas meja?! Hmph, kalau kamu nggak mau, aku yang ambil ~~ Beneran nggak mau? Cowok itu keluarga kaya raya!"
A Li sepertinya berteriak kencang. Entah apakah petugas gedung bakal menyerbu ke lantai atas dan melemparnya keluar. Aku juga terdiam. Jadi, Murong Shanshan masih ada yang ngejar di kampus? Apa para bajingan itu benar-benar mengabaikan ku?
Aku hendak bertanya, tapi Murong Shanshan menoleh sambil menggigit gigi ke A Li: "Si nona-nona! Pulang ke ranjangmu sendiri buat ngayal! Kalau masih ngawur, nenek ini bakal melemparmu ke bawah! Cowok cerah apaan? Kaya apaan? Nenek ini cuma perlu kerek jari, duit yang didapat juga lebih banyak dari harta keluarganya!"
Aku mendengar keringat dingin mengucur deras. Setelah menghukum A Li, Murong Shanshan segera berganti nada suara, dengan manis berbisik padaku: "A Li baru masuk masa puber, jangan hiraukan dia. Mari kita lanjutkan obrolan kita~~"
“……”
Kami terus mengobrol dari pukul 9 sampai lewat jam 11. Saat telepon memberi peringatan daya baterai hampir habis, aku berkata pada Murong Shanshan: "Baterai teleponku habis. Sudah dulu ya, besok aku pasti tidak bisa bangun lagi kalau begini..."
Murong Shanshan terkejut: "Baru dua jam teleponan sudah habis baterainya... Itu telepon merek apa? Nanti aku belikan yang baru untukmu, yang bisa digunakan belasan jam~"
"Bangsat, itu baterai telepon atau baterai motor listrik? Belasan jam..."
"Jadi kau mau atau tidak?"
Aku merenung. Telepon ini diberikan Xin Yu padaku saat kami baru mulai punya sedikit uang. Dulu dia menghabiskan 4000 RMB untuk membelikanku telepon ini, menguras banyak uangnya. Kalau Murong Shanshan yang membelikan, pasti pilihannya adalah "konfigurasi kelas atas". Namun telepon pemberian Xin Yu ini memiliki nilai sentimental yang besar. Mustahil aku mau membuangnya.
Akhirnya kujawab: "Tidak usah. Aku sudah terbiasa dengan telepon ini. Butuh waktu untuk membiasakan diri dengan yang baru. Lagipula telepon ini masih bagus, jangan disia-siakan. Shanshan, lebih baik tabung uangmu untuk beli rumah besar nanti..."
Murong Shanshan bergumam: "Rumah sebesar apa? Seluruh kompleks properti pun bisa kubeli..."
“……”
Setelah beberapa patah kata lagi, kami mengucapkan selamat malam dan bergegas tidur.
……
Semalaman mimpi indah, keesokan harinya bangun subuh, daun di luar jendela penuh embun, tertiup angin pagi menempel di kaca jendela bergesekan, meninggalkan jejak air.
Aku berbaring di ranjang, melihat jam, pukul 6:40 pagi, masih agak awal, 50 menit lagi baru waktu bangun normal. Akhirnya memeluk selimut tak mau bangun, membuka mata menikmati pemandangan luar.
Membuka tirai lebar-lebar, plaza terhampar hijau. Lansia yang olahraga pagi sedang berlatih Tai Chi, pedagang sarapan mengendarai motor listrik melesat cepat, kecepatannya setara pasukan kavaleri besi.
Samar-samar terdengar suara Lu Xuehan di sebelah membuka tirai. Mungkin dia mendengar suara tiraiku. Tak lama, suara Xin Yu terdengar: "Xue Han, cepat cuci muka! Pakai pembersih wajah baruku ini, cocok dengan Atribut kulitmu~"
Aku merinding. Sekarang pakai kosmetik sampai harus memperhatikan Atribut. Para MM ini sudah keracunan game parah.
Xin Yu melanjutkan: "Habis cuci muka, kita ambil sarapan. Bawa juga bagian Lin Fan. Dia terlalu lelah 2 hari ini, perlu istirahat~"
Lu Xuehan menjawab lembut: "Hmm."
Hati terasa hangat. Nikmatnya diperhatikan. Tiba-tiba teringat kata Xu Lin: "Saat menikmati cinta, cobalah memberi sedikit. Jika tak ingin kehilangannya."
Maka aku dengan cepat turun dari ranjang, mengenakan pakaian, menyelesaikan urusan pribadi dengan cepat. Saat keluar kamar, aku tepat melihat siluet Xin Yu dan Lu Xuehan, langsung mengikuti mereka.
Lu Xuehan dan Xin Yu terkejut, bertanya: "Lin Fan, kenapa kamu bangun begitu pagi?"
Aku tersenyum: "Mulai sekarang aku akan bangun pagi setiap hari, menemani kalian jalan pagi, lalu sarapan bersama. Setuju?"
Lu Xuehan dan Xin Yu langsung berseri-seri, serentak mengangguk: "Setuju~"
……
Setelah sarapan kami berkeliling sebentar di jalan. Saat kembali ke asrama tepat pukul delapan, waktunya memulai serangan kota!
Setelah login, muncul di dalam kota Ibu Kota Wahyu. Pemain-pemain di sekitar sudah sibuk mempersiapkan pertempuran. Segera temui Xu Lin, Lu Xuehan dan lainnya. Yong Bu Qufu dan Ye Sha juga sudah online sejak lama. Murong Shanshan sedang mengorganisir anggota Pedang & Mawar di luar kota untuk persiapan penyerangan. Setelah perbaikan semalaman, jumlah anggota beberapa guild besar kembali mencapai kondisi puncak.
Dataran Hilang sudah hiruk-pikuk dengan ringkikan kuda perang. Pasukan Silver Moon City membentuk formasi setengah lingkaran yang mengurung Kota Hilang dengan rapat. Celah di Ibu Kota Wahyu dan Ibu Kota Mukjizat juga dipenuhi pemain. Hal ini membuat pemain dari Kota Nino India hanya bisa meratap memandangi kota dari jalur gunung. Kekuatan superior Silver Moon City yang menempati posisi strategis di atas membuat upaya penyerangan hampir mustahil.
Xu Lin berkata padaku: "Sejak jam 12 malam kemarin, pemain dari Kota Nino mulai menyerbu celah gunung yang dijaga oleh dua markas kami. Tapi kondisi geografis di sini terlalu menguntungkan kami. Sampai pukul 7 pagi mereka akhirnya mengurungkan niat. Semalaman tidak tahu berapa banyak pemain yang tewas. Yang jelas para penjaga celah gunumg itu poin perang negara mereka melonjak sampai hampir kolaps bahagia."
Aku tersenyum: "Itu memang pantas mereka dapatkan. Berjaga semalaman di sana, bukan hal yang semua orang mau lakukan."
Saat itu kami sudah tiba di bawah kota. Zhangjian Xiaozhu sedang mengatur kavaleri besi. Senjata rahasia ini sejak terbongkar tak perlu lagi disembunyikan. Selain kavaleri besi, pemain Firdaus yang Hilang lainnya juga sudah berbaris menunggu. Tinggal menunggu perintah komandan untuk memulai serangan kota.
Kemerahan dan Ye Qiu juga mendekat. Kemerahan menatap pasukan panah dan NPC yang berjaga di atas tembok, lalu berkata sambil tersenyum sinis: "Mereka mungkin kira bisa mempertahankan pintu gerbang kota yang tipis ini?"
Aku bertanya: "Apakah kau sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi pintu gerbang?"
Kemerahan tertawa: "Bukan formasi khusus, hanya ide bagus untuk merobohkan pintu gerbang. Lin Fan, hari ini kau tak perlu terlalu rajin. Lebih baik tonton saja bagaimana Langit Berdarah kami merebut benteng ini?"
Aku tentu senang menunggu hasilnya: "Baik, mulai saja!"
Xue Hong segera mengirim perintah mulai pertempuran kepada bawahannya. Tak lama kemudian, barisan kavaleri Langit Berdarah sebanyak 1000 orang muncul di depan formasi Kota Bulan Perak. Di bawah komando kesatria pemimpin, semua pemain melepaskan tombak dan mengenakan perisai tebal, mengangkatnya tinggi-tinggi untuk menangkis serangan anak panah dari atas.
Xin Yu heran bertanya: "Apa maksudnya ini? Apakah hanya mengandalkan perisai mereka bisa mengalahkan lawan?"
Xue Hong tertawa terkekeh: "Nona Xin Yu yang cantik, tunggu dan lihatlah~"
Derap kaki kuda bergemuruh "Braak", pasukan berkuda yang membawa perisai itu berlari sepanjang tembok kota hingga ke pintu gerbang, membentuk barisan pertahanan. Hujan panah dari atas berdenting "Ding ding dong dong" di permukaan perisai tanpa menimbulkan kerusakan berarti. Perisai berkualitas baik memberikan imunitas lebih dari 75% terhadap serangan penetrasi seperti panah, sehingga kerusakan darah yang terjadi bisa dipulihkan dengan botol darah. Dalam situasi seperti ini, hanya pemanah kuat seperti Xin Yu yang bisa menghancurkan pertahanan perisai kavaleri dengan daya serang tinggi. NPC level 85 dan pemain level 80 di atas tembok jelas tidak mampu melakukannya.
"Cret cret~~"
Sekelompok Kavaleri Serigala mengendalikan tunggangan mereka dengan langkah ringkas mendekat. Di bawah perlindungan Kavaleri Perisai Langit Berdarah, mereka dengan cepat mendekati pintu gerbang kota. Pedang kavaleri di tangan mereka memancarkan kilatan dingin. Pada momen ini, niat kemerahan akhirnya terkuak - rupanya dia menggunakan formasi pertahanan kavaleri manusia sebagai tameng untuk menyembunyikan kelemahan pertahanan relatif lemah Kavaleri Serigala dalam menghancurkan pintu gerbang!
Tidak heran, di hari pertama Perang Negara, daya serang Kavaleri Serigala terhadap bangunan pertahanan telah disaksikan semua orang. Mungkin hanya pasukan khusus inilah yang bisa diandalkan untuk menghancurkan pintu gerbang kota dengan darah tebalnya. Seandainya Murong Shanshan menggunakan semburan pedangnya, mungkin butuh belasan serangan untuk menyelesaikannya. Tapi dengan hujan panah dari atas tembok, pasti Shanshan tidak bisa bertahan.
