Lu Xuehan juga sudah log off, Xin Yu sedang memindahkan beberapa masakan dari piring ke meja kaca milik Lu Xuehan.
Aku masuk, hidung mencium aroma sedap, lalu berkata: "Xin Yu baik sekali, sudah berbulan-bulan tidak memasak, keahlianmu tidak berkurang sedikit pun~"
Xin Yu terkekuk-kekuk: "Tidakkah kau pernah dengar? Untuk memikat hati seorang pria, harus kuasai dulu perutnya. Tapi sayang, si kurang ajar yang ingin kakak rekatkan ini ternyata tak punya perut!"
Aku tertegun, buru-buru tersenyum dan memeluk pinggang Xin Yu dari belakang: "Bagaimana bisa? Bukankah aku selalu di sisimu? Masih ingin apa lagi, apakah harus tinggal di tepi ranjangmu baru kau puas?"
Xin Yu melirikku: "Xue Han ada di sini, jaga sikap~"
Lu Xuehan tersenyum tipis: "Lanjutkan saja, anggap aku tak ada."
Xin Yu agak tak enak hati, sementara aku mengulurkan satu tangan untuk merangkul Xue Han ke dalam pelukan. Seketika wajahnya memerah: "Lin Fan~ Hari ini kenapa kau, terasa berbeda~"
"Hmm, beda bagaimana? Cuma menyelesaikan tugas alur cerita saja..."
"Alur cerita apa?"
"Kisah cinta wanita iblis dan manusia, yang kubabat dengan tangan kejam..."
Xin Yu terkekuk: "Ada penyesalan?"
Aku menggelengkan kepala: "Tidak ada yang perlu disesali. Ketidaksempurnaan mungkin juga merupakan sebuah kesempurnaan. Wanita iblis dan manusia bisa menerima dengan lapang dada, masa aku tidak bisa? Tapi, desainer game ini memang agak mesum. Tidak bisakah mereka membuat tugas yang lebih normal untukku? Misalnya membunuh Raja Beruang atau semacamnya. Sebelumnya, mereka punya tanggung jawab yang tidak bisa dihindari atas kematian Hong Ye..."
Xin Yu bertanya: "Masih terus memikirkan Hong Ye?"
"Hanya merasa menyesal saja." Aku menatap sampul majalah Dunia Virtual bergambar Yueheng di meja, berkata: "Aku kira Hong Ye akan terus menemaniku sampai akhir game ini. Tapi tak disangka dia pergi begitu cepat. Hong Ye terlalu baik, baik sampai tidak seperti NPC."
Lu Xuehan di samping meraih tanganku: "Jangan pikirkan lagi. Hong Ye hanyalah orang yang lewat. Sudah berlalu, jangan diratapi lagi. Ayo makan. Habis ini, temani aku dan Xin Yu latihan leveling!"
Aku mengangguk. Semua orang mulai makan. Tak lama kemudian, Xin Yu tiba-tiba bertanya lagi: "Lin Fan, tahukah kau? Setelah perang negara kali ini, Xu Fei sudah membawa ribuan veteran Kekuasaan Sang Playboy meninggalkan Kota Lingtong Prancis. Sekarang katanya pergi ke Kota Naga Bulan milik kita. Pagi ini beberapa guild besar di Kota Naga Bulan sempat konflik dengan orang-orang Kekuasaan Sang Playboy. Entah bagaimana Xu Fei berhasil menanganinya."
Aku mengerutkan kening: "Xu Fei? Kenapa dia kembali lagi?"
"Ini, lebih baik kau tanya Ayue, kami juga tidak terlalu paham. Sepertinya ada konflik antara Xu Fei dengan petinggi pemain Prancis. Dan, ingatkah? Saat kita menyerang Kota yang Hilang, orang Prancis sudah merencanakan serangan mendadak dan menggempur markas guild kita dengan kilat, bahkan Kota Angin Puyuh hampir jatuh. Waktu yang mereka pilih terlalu tepat, dan berhasil menyembunyikan rencana dari pengawasan semua orang. Di Kota Bulan Perak, pasti ada kaki tangan mereka. Menurutku, meski bukan Xu Fei, pasti ada hubungan erat dengannya."
"Xin Yu, maksudmu yang sebenarnya menggerakkan serangan ke Kota Bulan Perak adalah Xu Fei? Tapi setelah gagal menyerang kota, Xu Fei tidak punya nilai lagi bagi Prancis sehingga mereka membuang dia beserta guild Kekuasaan Sang Playboy sekaligus?"
Xin Yu tersenyum tipis: "Cerdas! Ngobrol denganmu memang efisien~"
Aku tersenyum: "Kota Bulan Perak memiliki lebih dari 10 juta pemain. Xu Fei terlalu meremehkan ibukota kerajaan ini. Lagipula, sebagai kota dengan populasi terpadat di Benua Yueheng, Kota Bulan Perak dijadikan benteng terkuat Aliansi Manusia untuk melawan Resimen Arwah Gelisah. Secara alami kota ini juga dilengkapi pasukan terkuat yang akan menjadi tulang punggung dalam perang negara. Entah apa yang dipikirkan orang Prancis."
Xin Yu mengangguk: "Benar. Sayang kali ini hanya melihat Ksatria Griffin. Andai bisa melihat dragon rider legendaris, pasti lebih seru~"
Lu Xuehan tidak tahan tertawa: "Jangan berkhayal! Konon hanya ada sepuluh Dragon Rider di Kota Bulan Perak, semuanya dikirim ke puncak Pegunungan Bulan Perak untuk menjalankan tugas. Mungkin butuh dua bulan sebelum mereka kembali."
"Hah, Xue Han kok tahu Dragon Rider pergi ke gunung?" Aku agak terkejut.
Lu Xuehan menjawab: "Kemarin saat melihat tugas di penginapan petualang bersama Li Qing, ada informasi bahwa puncak Kota Bulan Perak tertutup salju abadi dengan suhu ekstrem. Puncak utamanya sudah berlapis-lapis es. Penyihir istana mendeteksi energi arwah gelisah yang mengerikan di sana. Makanya Aliansi Kota Bulan Perak mengirim Dragon Rider. Kondisi di puncak terlalu ganas, bahkan Ksatria Griffin pun tak bisa mencapainya. Hanya kekuatan Dragon Rider yang bisa bertahan di sana."
Aku berkata penuh kerinduan: "Dragon Rider, nama yang epik sekali! Kalau aku bisa belajar menunggangi naga, takkan kupelihara hewan lain. Saat perang negara nanti, menghujamkan pedang laser dari ketinggian... pasti luar biasa keren!"
Xin Yu menggeleng: "Mimpi lagi? Lin Fan, kau masih terlalu muda. Masih seperti pemuda yang mengejar impian..."
"Pemuda... Aku hampir 24 tahun! Anak SMP sekarang mungkin sudah bisa memanggilku Paman. Masih disebut pemuda?"
Lu Xuehan tersenyum tipis: "Sebenarnya tidak ada yang namanya mimpi atau bukan mimpi, Lin Fan, bukankah sebelumnya kau bilang Dark punya petunjuk belajar berkuda? Kalau ada petunjuk berharga seperti itu, kenapa tidak dicoba? Hanya ada garis tipis antara mimpi dan kenyataan, yang penting mau berusaha atau tidak～"
"Pendapat Xuehan sangat masuk akal!" Aku tak bisa menahan pujian.
Xin Yu tersenyum manis: "Kalau begitu, setelah makan siang nanti, aku dan Xuehan akan mempersiapkan segalanya untuk menemanimu mencoba? Lagipula sekarang naik level sangat sulit, istirahat beberapa hari juga baik, terus latihan leveling bisa membuat orang gila～!"
Aku merasa tidak enak: "Ini tidak baik, kan? Kalian berdua mengorbankan waktu game untuk menemaniku mengerjakan tugas, bahkan jika aku bersyukur sampai mau menikahi kalian, tidak tahu harus memilih siapa..."
Xin Yu kesal tertawa: "Siapa yang mau kau nikahi? Niat baik kami berdua malah kau katakan menjijikkan. Lagi pula dengan menemanimu mengerjakan tugas, kami juga dapat pengalaman, tidak ada kerugian sama sekali～"
"Haha, baiklah! Kita sepakat. Setelah makan siang, kita pergi ke Kota Angin Puyuh bertiga. Tiga pemain Level Empat beraksi, gelar kita pasti akan membuat banyak orang iri!"
"Hmm, kalau saja kepala mereka ditendang keledai, mungkin saja～"
……
Setelah makan, masing-masing kembali ke kamar.
Setelah login, aku membuka fungsi tim jarak jauh dan mengundang Xin Yu serta Lu Xuehan. Di daftar teman, nama Murong Shanshan masih gelap, mungkin sedang mencari makan.
Semua orang sepakat bertemu di jembatan gerbang timur, aku buru-buru memperbaiki perlengkapan dan membeli obat, sambil melihat-lihat di toko perlengkapan titipan apakah ada perlengkapan bagus. Saat mencari kategori zirah prajurit, hasilnya perlengkapan tertinggi yang dijual pemain hanya zirah ungu level 65, bahkan tidak sebanding dengan yang kupakai, akhirnya pulang dengan kecewa.
Tak lama kemudian, Lu Xuehan dan Xin Yu datang. Di atas kepala mereka berdua ada gelar yang mencolok. Gelar Xin Yu sama dengan Murong Shanshan, yaitu "Rumput Kecil Sungai Mekong", sedangkan gelar Lu Xuehan sama denganku, "Bayangan Bulan Bumi" yang terdengar lebih indah.
Kami bertiga pergi ke titik transmisi untuk langsung berpindah ke Kota Angin Puyuh. Saat ini Kota Angin Puyuh sudah direnovasi total, gaya arsitekturnya sangat mirip dengan Kota Bulan Perak, entah apakah mereka mempekerjakan pengrajin dari sana. Karena di sini banyak muncul tugas publik yang bisa diambil semua orang, dan toko-toko juga menjual perlengkapan dengan level bahkan lebih tinggi dari toko di Kota Bulan Perak, jumlah pemain yang datang ke sini cukup banyak. Secara umum, perlengkapan umum yang bisa dibeli di toko perlengkapan harganya lebih murah daripada yang dijual pemain, apalagi sekarang koin emas sudah mulai terdepresiasi. Membeli barang di toko menggunakan koin emas jauh lebih hemat dibandingkan menggunakan RMB.
Di jalan utama pusat Kota Angin Puyuh, kami bertiga menjadi pusat perhatian. Gelar tiga orang kami jelas membuat para pemain yang belum mencapai empat kali transformasi iri. Perlengkapan kami juga jauh melebihi pemain biasa, di mana peralatan terendah di tubuh kami semuanya berwarna ungu, sementara yang tertinggi adalah artefak spiritual. Bahkan, aku memiliki Pedang Bulu Terbang yang legendaris dan dikenal luas. Setelah Perang Negara, pedang ini resmi menjadi simbolku. Adegan pedang dewa ini mengguncang Kota Bulan Perak masih sering diceritakan orang.
Orang-orang yang lewat berhenti dan memperhatikan sambil berbisik-bisik:
Seorang pemain berpakaian barang-barang lapak berantakan berkata: "Bangsat, lihat nggak tuh? Mereka sudah empat kali transformasi! Gelarnya keren banget! Si Wang MM di kelas bilang, kalau aku bisa dapat gelar dalam sebulan, dia mau jadi pacarku!"
Orang di sebelahnya mengejek: "Cih, sebulan? Kau baru level 45 sekarang! Dasar Superman sialan! Cewek bermarga Wang di kelas kita itu jelas-jelas non-mainstream. Jelek tapi banyak tingkah. Nggak lihat lidahnya ditindik? Siapa tahu di bawah pun ada? Berani main-main sama dia? Nggak takut anak buahmu ditusuk bolong-bolong? Lagipula, buat apa susah-susah menggaet cewek non-mainstream? Langsung bilang aja 'Mimi-mu gede banget, aku mau ngewe kamu!' Aku jamin 80% kemungkinan dia langsung siletkan kaki sama kau. Hmph, cewek-cewek begitu bakal ngira kau keren. Padahal, dasar otakmu rusak..."
“Bangsat! Otakmu yang rusak! Kalau otakmu tidak rusak, mana mungkin kau pura-pura mengambil pulpen yang jatuh. Kau jelas-jelas memotret celana dalam perempuan berbaju rok di belakang pakai telepon. Sial! Waktu itu aku dengar suara shutter teleponmu. Berani-beraninya kau menyangkal? Ngomong-ngomong, perempuan itu kelakuan genit, pacar diganti 7 kali dalam satu minggu. Celana dalam warna apa sih yang dia pakai?”
“Haha, dasar kau suka ya sama dia? Ngapain peduli celana dalamnya? Traktir aku nasi kotak, nanti kuberi tahu sebenarnya dia tidak pakai celana dalam!”
“Bangsat! Kau berani liat dia tanpa celana dalam? Makan ini!”
“#￥#@%￥……”
“Sial! Ada dua SB dari kelas empat berantem di sana. Cepetan kita lihat keributannya!”
……
Jalanan Kota Angin Puyuh ramai sekali.
Kami semua santai menghadapi keributan yang kami picu ini. Pemuda-pemuda penuh tenaga, biarkan mereka lebih heboh.
Di kejauhan, istana kerajaan baru Kota Angin Puyuh berdiri megah. Deretan Pengawal berwibawa berjaga, bahkan dua penyihir tinggi ikut dalam pertahanan. Di dinding istana yang tinggi, cahaya biru samar berkilauan—pasti ada belenggu sihir yang dipasang. Pertahanan sempurna ini mungkin terkait perang negara dua hari lalu. Menurut pemain saat itu, pemain Prancis memilih Kota Angin Puyuh sebagai titik serang pertama, tapi akhirnya diurungkan setelah mendapat perlawanan sengit dari pemain lokal dan Resimen Kavaleri Emas.
“Penjagaan di sini ketat sekali. Jangan-jangan kita tidak boleh masuk?” Lu Xuehan berkata dengan cemas.
Aku tersenyum dan berkata: "Tenang saja, setidaknya saat ini aku masih memiliki pangkat kehormatan sebagai Pejabat Eksekutif, seharusnya mereka masih akan memberi aku sedikit muka…"
Xin Yu tertawa: "Kalau mereka tidak mau memberi muka, apa rencana kita? Langsung menyerbu masuk?"
Aku terkekeh: "Tunggu sampai mereka berusaha menghentikan kita dulu!"
Seolah ingin memberi aku jalan mundur, saat kami mendekati tangga aula depan, seorang perwira penjaga mendatangi kami. Ia memberi hormat dengan penuh khidmat: "Tuan, Anda datang!"
Xin Yu dan Lu Xuehan terlihat terkejut. Ingatan para penjaga ini cukup baik. Sepertinya sudah lama aku tidak datang, tapi mereka masih mengingat sosokku sebagai "Nomor Satu".
Perwira itu tersenyum sopan: "Tuan, Yang Mulia baru-baru ini masih sering menyebut nama Anda. Tak disangka Anda datang hari ini. Apakah Anda ingin menemui Yang Mulia? Saya akan segera memberitahukan!"
"Terima kasih atas bantuannya."
Perwira itu berbalik masuk ke istana. Sekitar lima menit kemudian, ia kembali tergesa-gesa: "Tuan, Yang Mulia sedang menunggu di aula besar!" Matanya melirik ke arah Xin Yu dan Lu Xuehan: "Dua orang ini…?"
"Oh, mereka adalah istri muda dan istri utamaku. Kali ini ikut bersama untuk berdiskusi tentang hal penting dengan Yang Mulia Dark!"
Begitu aku mengatakannya, Lu Xuehan langsung memerah wajahnya. Xin Yu memandangku dengan wajah berseri, ekspresi bahagia beriak di wajahnya.
Petugas militer NPC itu segera menunjukkan ekspresi menggoda: "Tuan, selera Anda tidak buruk~ Kecantikan seperti ini bahkan di istana Kota Angin Puyuh pun tak bisa ditemukan yang ketiga, hehe, Tuan benar-benar mendapat berkah tujuh turunan!"
"Aku segera menepuk bahunya, berkata: \"Saudara tak perlu iri begitu, nanti kalau ada kesempatan aku juga akan memperkenalkanmu dengan yang secantik ini, pasti kau kuminati!\""
Dia buru-buru menggelengkan tangan: \"Jangan deh, harimau betina di rumah sudah bikin pusing, kalau cari lagi, mungkin nyawaku tak akan bertahan di sini menjaga pintu untuk Yang Mulia! Lihat-lihat saja nona cantik begini udah cukup!\""
Xin Yu dan Lu Xuehan menutup mulut terkekuk, NPC ini lucu juga, jujur sekali.
"Tuan, kedua nona, silakan lewat sini, aku yang antar!"
Petugas militer NPC berkata lalu berjalan di depan, kami dengan cepat mengikuti jejaknya. Di istana kerajaan penuh rintangan, punya 'kartu akses hidup' begini, kalau tidak dimanfaatkan sayang terbuang.
Jarak antara aula depan dan aula utama cukup jauh, sepanjang jalan kami melihat banyak pengawal berzirah mengkilap. Bahkan Dark mendirikan lapangan latihan di istana, sebarisan kavaleri sedang berlatih serangan SEKARANG JUGA.
Tempat ini tidak seperti istana Kota yang Hilang, tidak banyak pelayan dalam maupun dayang, yang ada hanya prajurit-prajurit berdisiplin baja.
Aku bertanya: \"Dark akhir-akhir ini baik-baik saja? Di harem, ada selir yang diuntungkan?\"
Petugas militer NPC menggelengkan kepala dengan senyum getir："Semula lebih dari 400 selir di istana kerajaan semuanya diberhentikan, Yang Mulia memberikan mereka ongkos pulang untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Yang tidak punya rumah diajari keterampilan seperti menenun kain rami, bekerja setiap hari di bagian belakang istana mengolah pakaian dalam prajurit. Tidak ada satupun yang dimanjakan, bahkan Yang Mulia selama ini selalu beristirahat di sayap istana, tempat tinggal para pemimpin utama Pasukan Ksatria Emas. Setiap hari hanya berdiskusi dengan Yang Mulia tentang cara merebut wilayah kekuasaan yang diduduki arwah-arwah gelisah."
Aku menggeleng sambil tersenyum："Dark telah menjerumuskan dirinya ke dalam lingkaran penderitaan itu, mana ada Kaisar seperti dia!"
Petugas militer NPC tertawa："Bagi Kerajaan Angin Puyuh, ini adalah berkah bagi rakyat. Tapi bagi pribadi Yang Mulia Dark, dia justru hidup lama dalam penderitaan yang diciptakannya sendiri. Tidak usah bahas ini lagi, SEKARANG JUGA kita sampai, kalian masuk sendiri, Yang Mulia sedang menunggu!"
Aku mengangguk, membawa Xin Yu dan Lu Xuehan menaiki tangga aula besar. Dua pengawal memberi hormat padaku. Dari kejauhan, Dark membelakangi kami, berdiri menyendiri di tengah aula.
Aku mendekat dan berkata："Yang Mulia Dark, aku datang!"
Dark berbalik, tapi kulihat di tangannya memegang tongkat pendek dengan permata tidak terlalu besar di ujungnya, terlihat sangat familiar.
Setelah berpikir beberapa detik, aku tersentak sadar. Bukankah ini Tongkat yang dulu di pemakaman Raven, saat aku menyelamatkan Putri Misha, menjadi media Possession jiwa-nya? Misha sudah lenyap secara fisik dan spiritual. Dark hanya bisa menemukan sisa-sisa memori Misha dari Tongkat ini, menjaganya dengan hati-hati seperti Proteksi agar secercah kenangan ini tidak terkikis oleh waktu.
Aku berkata: "Dark, kau masih belum bisa melupakan?"
Dark tersenyum getir: "Bagaimana mungkin bisa melupakan..."
Setelah menatapku sebentar, Dark menyimpan Tongkat-nya dan berkata serius: "Temanku yang terkasih, kedatanganmu membuatku sangat bahagia. Sebagai penjelajah yang menjelajahi Benua, pasti ada hal penting yang membuatmu kembali ke sini?"
Aku mengangguk dan langsung ke inti: "Benar Dark. Dulu aku pernah dengar dari Kapten Koma bahwa latar belakangmu sebenarnya adalah kelas Pedang, tapi kemudian menguasai skill menunggang kuda tingkat tinggi. Aku ingin tahu detailnya, karena sangat membutuhkan skill ini untuk mengalahkan musuh kuat!"
Dark ragu sejenak: "Waktu berlalu, syarat untuk mempelajari skill ini sekarang mungkin di luar bayangan kita. Apakah kau punya keyakinan untuk menerima Tantangan sulit ini?"
Kesempatan baik seperti ini tentu tidak akan kusia-siakan. Aku mengangguk berkali-kali.
