Aku terpaku berdiri di sana, menyaksikan gambaran yang mengharukan. Pohon willow yang melambai, rumput liar tumbuh subur di makam, kupu-kupu beterbangan di sekitar wangi bunga. Pedang yang tertancap di tanah masih memancarkan kilau sempurna. Bing Lan membelai ujung pedang itu sambil terisak pelan.
Batu nisan terukir dengan tulisan "Makam Guru Mingyu", di depannya dua ekor kupu-kupu menari-nari mengelilingi pedang, seolah enggan berpisah.
Setelah lama, Bing Lan perlahan berbalik. Tatapan matanya yang menyentuhku tiba-tiba membuatku gemetar - kesedihan itu ternyata mirip dengan ekspresi Xin Yu dulu! Bing Lan kehilangan guru yang mungkin dicintainya, sementara Xin Yu kehilangan lebih banyak, terlalu banyak untuk diungkapkan.
"Kau datang..." ucap Bing Lan datar.
Aku mengangguk, langsung menghampiri nisan itu. "Bing Lan, inikah tempat peristirahatan terakhir Sang Penguasa Naga?"
"Ya, guru menyukai pemandangan di sini. Jadi kubangunkan beliau di tempat ini..."
Kukatakan: "Jangan terperangkap masa lalu, itu hanya akan menyiksamu."
"Aku tahu. Sudah seratus tahun, seharusnya beberapa hal mulai memudar!" Desah Bing Lan penuh kepiluan.
Entah dari mana keberanianku, kuremas lengan Bing Lan. "Ayo, kubawa kau pergi dari sini!"
Bing Lan memandangku terkejut, namun diam saja membiarkan tanganku menariknya menjauhi bukit itu. Setelah melewati hutan kecil, kami tiba di tepi aliran sungai berisi batu kali, beberapa burung berkaki panjang sedang minum di tepian.
"Kau... mau membawaku ke mana?" Bing Lan akhirnya tak tahan bertanya.
Kugelengkan kepala. "Tak tahu. Dulunya kau tinggal di mana?"
Binglan berkata dengan suara lembut: "Aku tidak punya tempat tinggal tetap, sebagian besar waktu, aku berlatih di puncak pegunungan ini. Andai Dragon Realm memberikan tugas, aku akan mengumpulkan semua dragon rider untuk melaksanakannya. Di waktu senggang, aku juga menjelajahi Benua Yueheng, menambah pengamatan. Jika tidak, orang mungkin akan menertawakan Sang Penguasa Naga yang tidak mengenal asap dapur manusia."
Aku memandangnya, tiba-tiba bertanya: "Itu... Binglan, aku ingin bertanya, apakah di benua ini ada eksistensi Tuhan? Misalnya dewa perang, Dewi Alam, Dewi Salju, atau dewa-dewa sejenis?"
Binglan tertekan sejenak, lalu tersenyum manis: "Aku juga belum pernah menelusurinya. Jika benar ada Tuhan di langit, mungkinkah Bumi masih menderita seperti ini? Gangguan arwah-arwah gelisah, raungan manusia untuk bertahan hidup, apakah mereka tidak mendengar? Jika benar ada Tuhan, kurasa itu hanya menyediakan kekuatan kepercayaan bagi manusia. Seperti mantra peninggalan mukjizat Dewi Salju, hanya mantra itulah yang bisa mengaktifkan sihir es tingkat tertinggi!"
Aku mengangguk, tiba-tiba merasakan seluruh tubuh nyaris pingsan. Tanpa kusadari tubuhku terjatuh. Binglan berteriak kaget, dengan sigap menyangga tubuhku. Katanya: "Kau harus lebih banyak istirahat! Transformasi tadi menguras banyak energimu. Ayo, kubawa kau ke tempat tinggalku di sini..."
Binglan selesai bicara, menggendongku melayang ke udara, angin berdesau, sekejap mata aku sudah mencapai kaki puncak gunung ini. Angin gunung berhembus kencang, menerpa hutan hijau yang bergoyang tak menentu. Di bawah hutan, sebuah rumah sederhana berdiri di sana. Di sebelahnya, air terjun mengalir dari langit, mengalir di samping rumah dengan suara yang tidak terlalu keras.
Setelah mendarat, aku tak bisa menahan kekaguman: "Pemandangan yang benar-benar indah. Jika bisa membangun villa di sini, harganya pasti setidaknya 100.000 per meter persegi..."
Binglan mengedipkan matanya, jelas tidak mengerti apa yang kukatakan. Ia memapahku masuk ke dalam, berkata: "Kuharap kau tidak meremehkan kesederhanaan tempat ini..."
Kulihat sekeliling, memang sangat minimalis. Hanya ada ranjang bambu dan sebuah meja di sampingnya. Mungkin ini juga perabotan buatan tangan Binglan? Tak kusangka, keterampilannya cukup bagus~
Pandanganku tertuju pada Binglan, melihat dari atas ke bawah sampai ia mulai gelisah. Baru kukatakan: "Binglan, baju yang kau pakai ini dibeli di mana?"
Di kamar ini bahkan tidak ada lemari pakaian, membuatku sangat bingung.
Binglan menjawab: "Aku sering mengambil pakaian dan perlengkapan dari istana kerajaan Kota Bulan Perak... Pakai gaji yang diberikan para dragon rider mereka... Di Kota Air Terjun, ada beberapa toko pakaian dengan kargo yang cantik, aku pergi setiap setengah bulan..."
Aku hanya bisa terdiam. Ternyata, sebagai wanita, kebiasaan membeli pakaian tetap melekat pada Binglan.
Melihat waktu, sudah pukul 10 malam. Meski baru makan kelinci panggang, otot di realita sudah kelaparan sampai mau kejang-kejang!
Saat hendak mengucapkan pamit, Bing Lan lebih dulu berkata dengan penuh keselarasan: "Kau istirahat dulu. Aku akan berjaga di luar. Tentang tujuanmu datang ke sini - Jalan Naga Ksatria, janjiku akan kupenuhi setelah tubuhmu pulih~"
Hmm, Jalan Naga Ksatria? Bangsat, itu bukan level B yang super hebat?
Kurasa harus menunggu periode kelemahan berlalu baru bisa klaim hadiah tugas. Kabar baiknya, Xue Han dan Xin Yu yang sama-sama online seharusnya bisa dapat pengalaman dan Reputasi juga.
Bing Lan pergi sambil menutup pintu. Kuambil posisi di ranjang, memandang daun bambu bergoyang di luar jendela. Meski kesepian, selera hidupnya cukup baik. Setelah beberapa menit, kuberi tahu Xin Yu dan Lu Xuehan lalu log off.
Tapi di layar log off, ada pengumuman Sistem: Dalam 10 hari, event "Raja Para Pemenang" akan digelar di seluruh server! Aku kesal karena baru tahu padahal pengumuman ini sudah 4 hari. Setelah baca detail, formatnya PK tim 5 orang. Tiap region melakukan seleksi, hanya tim terpilih yang bisa ikut final dunia. Kuota untuk Tiongkok: 4 tim!
Dan, ketika lomba selesai, pasukan juara juga akan mendapatkan kesempatan untuk menantang Binatang Suci! Mengenai hadiah apa yang akan didapat, pihak resmi tidak memberikan penjelasan, hanya memberikan teka-teki dengan mengatakan bahwa reward-nya sangat melimpah!
Aku diam-diam senang. Menurut aturan kompetisi ini, lima anggota pasukan juara pasti akan mendapatkan reward peningkatan level 5. Ini sangat menggoda bagiku yang sekarang berada di level 110. Setelah level 110, naik level benar-benar sulit, bahkan membunuh dua BOSS level 140 hanya memberi kenaikan 1 level. Jika membunuh monster kecil, butuh waktu sangat lama. Tapi dengan menjadi juara kompetisi ini, langsung naik 5 level - berapa banyak waktu upgrade yang dihemat!
Hmm, hal selanjutnya adalah mencari rekan satu tim! Li Qing dan Guozi jelas tidak memenuhi syarat. Perlengkapan mereka biasa-biasa saja, teknik operasinya bahkan lebih buruk - tidak bisa dibilang rata-rata, benar-benar payah. Saat PK di game, mereka hanya berlarian dengan sepasang 'roti kukus kecil' di depan.
Level dan perlengkapan Lu Xuehan serta Xin Yu cukup menonjol, mungkin bisa dipertimbangkan meski teknik operasi mereka belum mencapai tingkat ahli. Xu Lin levelnya juga cukup tinggi, tapi untuk benar-benar memenangkan gelar juara kompetisi dunia ini masih kurang. Sebelumnya pernah ada pengalaman mengikuti Tantangan Pemberani, tapi itu hanya terbatas di Kota Angin Puyuh saja dan kami masih kesulitan. Sekarang dengan banyaknya ahli se-dunia yang ikut serta, para pemegang senjata dewata di peringkat perlengkapan bukanlah hiasan. Jika ada satu dua jagoan yang muncul, kami pasti kewalahan.
“Sudahlah, nanti setelah log off kita bahas perlahan-lahan!”
Setelah melepas helm VR, seluruh tubuh terasa seperti nyaris pingsan. Ternyata berbaring terlalu lama juga bisa membuat lelah.
Membuka pintu kamar, Lu Xuehan berdiri anggun di sana sambil tersenyum: “Pakai baju yang rapat, kita makan di luar. Kakak Lin bilang mau mentraktir~”
Aku agak terkejut: “Ini tengah malam, traktiran jenis apa lagi ini? Jangan-jangan ada niat jahat?”
Lu Xuehan terkikik: “Takut apa? Aku dan Xin Yu akan menemanimu! Kau seharian belum makan, harusnya makan enak dong? Meja sudah dipesan, mobil menunggu di bawah. Cepetan!”
Aku mengangguk, lalu kembali ke kamar. Membuka lemari dan memilih setelan jas yang masih rapi, kumur-kumur, mengunyah permen karet xylitol, lalu keluar.
Xin Yu sudah menunggu di luar, berdiri di koridor sambil berbicara dengan Xu Lin di lantai bawah: “Buru-buru apa? Lin Fan sebentar lagi keluar.”
Xu Lin menjawab: “Ya sudah, aku tidak buru-buru. Kalau Lin Fan kelaparan sampai sakit, itu urusan kalian berdua~ Nanti kan kamu yang pakai~”
Xin Yu mendadak bungkam. Dari belakang, aku menepuk bahunya: “Xin Yu, ayo pergi. Xue Han sudah turun duluan!”
“Ya, baik!”
Xin Yu berbalik dan dengan refleks menyandarkan lengannya di lenganku. Aku pun menikmatinya, bahu tertekan oleh kelembutan yang membuatku merasa nyaman luar biasa. Memiliki istri yang montok dan tegap seperti ini, sungguh sebuah kebahagiaan!
Tiba di lantai bawah, mobil bis sudah ada penumpang. Xu Lin yang menyetir, JOLY duduk di kursi penumpang. Kulihat ke dalam, Li Qing dan Guozi dengan kejam merebut dua kursi, hanya menyisakan dua kursi untuk tiga orang yang tersisa.
Xu Lin menengok, meminta maaf: "Sopir bilang istrinya akan melahirkan dalam 2 hari ini, jadi dia pulang dulu. Mobil lain sedang mengantar beberapa staf bawahannya ke Shanghai untuk pelatihan. Kalian bertiga... berdesakan sedikit, tidak apa-apa kan?"
Aku tertegun sejenak, lalu tertawa: "Tidak sabar~!"
Setelah berkata begitu, aku langsung duduk masuk. Xin Yu juga ikut masuk. Lu Xuehan yang sudah ada di dalam berkata: "Hmm, sepertinya agak sempit. Bagaimana kalau Lin Fan turun dan naik taksi sendiri?"
Bahkan Lu Xuehan juga jadi tidak punya hati. Beberapa MM langsung tertawa terkekeh. Aku lalu berkata: "Jangan dong, naik taksi terlalu terbuang percuma. Harus belajar hemat... Wah! Xin Yu, kenapa kau ambil tempat sebanyak ini? Pantatmu sebesar itu?"
Xin Yu tak bersalah berkata: "Aku juga tidak mau, tapi kenapa mobil bis murah ini bisa sesempit ini..."
Xu Lin di depan berkata: "Bisnis lagi lesu, terpaksa mengalahlah. Kau kira aku tidak ingin menyetir Mercedes?"
Sial, dapat uang sebanyak itu masih mengeluh miskin. Benar-benar gaya khas Xu Lin!
Maka kukatakan pada Lu Xuehan: "Ayo, Xue Han duduk di pangkuanku..."
Li Qing dan Guozi SEKARANG JUGA mengejek: "Wah, sudah sampai tahap ini hubungan kalian. Jujurlah, apakah sudah sampai tahap terakhir? Hmph, lihat penampilan Xue Han ini, jangan-jangan sudah berubah dari gadis menjadi ibu rumah tangga?"
“Bangsat, sialan kau ini baru jadi janda...” Aku tak tahan menoleh dan melototi mereka, tapi Li Qing dan Guozi tetap terlihat genit, melotot pun percuma.
Lu Xuehan awalnya enggan, tapi mobil memang sesak. Satu kakiku hampir tak ada tempat berpijak, ditambah tumpukan majalah promosi perusahaan di dalam mobil—entah siapa bodoh yang lupa menyingkirkannya.
Akhirnya Lu Xuehan terpaksa berdiri. Ku rangkul dan gendong dia di pangkuanku. Dia sempat gelisah, tapi akhirnya duduk manis di pahaku, terbaring di dalam mobil. Xin Yu berteriak histeris: “Ayo, biar aku juga gendong...”
Pipi Lu Xuehan semakin memerah. Kurasakan tubuhnya gemetar halus.
Xu Lin menghidupkan mobil. Dentuman mesin terdengar saat kami meluncur keluar gerbang.
Jalanan sepi, kondisi teraman. Kutanya: “Mau makan di mana sampai larut begini?”
Xu Lin menjawab: “Acara kumpul-kumpul biasa. Anggota keluarga kita sudah lama tak berkumpul~”
“Bangsat, bukannya tiap makan di kantin selalu bersama?”
“Hehe, itu beda~”
Xin Yu menepuk bahuku: “Pokoknya Kakak Lin yang traktir. Buat apa banyak tanya? Pesan saja menu termahal~”
Xu Lin mengeluh: “Perempuan yang lebih condong ke luar, mana lagi Xin Yu manis dan penurut yang dulu!”
Hampir saja aku muntah: “Xin Yu sudah jadi milikku. Bersabarlah kau!”
Xu Lin tersenyum tipis, tiba-tiba bertanya: "Ngomong-ngomong, aku dengar dari Xue Han, kalian sedang mengerjakan misi belajar skill menunggang kuda beberapa hari ini. Katanya bahkan ada dragon rider dan Ksatria Kematian. Tugas, sudah selesai?"
Aku mengangguk: "Sudah, tapi hadiah tugas baru bisa diambil besok. Nanti kita bicarakan saat login. Tapi, selama misi ini dapat banyak equipment tinggi. Hari ini, dua BOSS ngangk dua Senjata Dewata Tingkat Rendah, semuanya untukku..."
"Apa? Dua senjata dewata?!" Xu Lin terkejut luar biasa, sampai hampir kehilangan kendali kemudi mobil.
"Iya, dua Senjata Dewata Tingkat Rendah. Satu helm VR dan satu gelang. Atributnya bagus-bagus. Di kompetisi 'Sang Pemenang adalah Raja' nanti, pasti sangat berguna!"
Tiba-tiba Lu Xuehan di pangkuanku berteriak "Hah~", lalu berkata: "Rupanya kau juga sudah tahu soal lomba itu! Kukira kau cuma fokus ke misi saja!"
"Sebenarnya sempat terlewat, tapi pas log off kebetulan melihat. Ini adalah kesempatan baik! Juara pasukan bisa naik 5 level. Katanya ada reward misterius juga. Sangat menggiurkan! Untuk naik 5 level sekarang, kalau latihan normal mungkin butuh dua bulan!"
Xu Lin bertanya: "Ngomong-ngomong, tadi pas aku log off, lihat Xin Yu sudah naik ke peringkat dua ranking level. Bagaimana bisa? Kecepatan naik level kalian terlalu mesum!"
Xin Yu menjawab penuh kesombongan: "Tentu saja! Dengan skill superku, aku membunuh seketika monster tak terhitung. Tak cuma aku naik tiga tingkat, Lin Fan juga hampir naik dua tingkat!"
Xu Lin tak bisa menahan diri merenung, mengatakan dirinya telah melewatkan kesempatan baik. Setelah beberapa saat, dia bertanya lagi: "Ngomong-ngomong Lin Fan, kompetisi Sang Pemenang adalah Raja yang paling banyak diperhatikan pemain sekarang. Apa rencanamu? Mau cari tim di luar atau tetap pakai unit studio kita?"
Aku agak ragu, lalu menjawab: "Belum terpikir jelas untuk sementara. Kalau cari tim di luar... mungkin peluang menang lebih tinggi, tapi rasanya seperti terpisah dari kelompok. Tapi kalau cari tim di dalam guild kita..."
Xu Lin terkekik-kekik: "Benar! Kami akan jadi beban! Guild kita memang punya beberapa ahli, tapi ahli lux kelas atas bisa dihitung jari. Bahkan susah menyusun pasukan kuat lima orang. Kamu satu, Xue Han dan Xin Yu mungkin masih bisa, aku sendiri levelnya agak rendah sekarang. Kalau kalian tidak keberatan, sisanya yang satu lagi bikin pusing..."
Li Qing di belakang menyela: "Aku juga jago! Pertahanan 2400, darah 7000. Pasti bisa membantu. Jangan-jangan kalian mau meninggalkanku..."
Xu Lin tersenyum kecut: "Bukan meninggalkan, tapi ngapain menyumbangkan poin ke lawan? Nona Qing, lebih baik ikut tim dengan Guozi saja~ Pertahananmu itu tidak akan tahan dibunuh pencuri level tinggi. Beberapa tusukan langsung MATI..."
Li Qing mendada dengan bangga seolah berkata "Kau tak bisa membunuhku": "Baiklah! Terpaksa temani pasangan anjing Guozi dan Tak Pernah Menyerah ini..."
Guozi marah besar: "Siapa yang kau sebut pasangan anjing... Kami cuma..."
"Cuma apa?" Aku jadi tertarik.
Li Qing berseri-seri, menambahi: "Biasa saja, cuma di hutan game, mencoba cium-cium, main tembak-tembakan gitu, beneran biasa～～"
Semua orang langsung tertawa. Guozi malu sampai MATI, memonyongkan bibir: "Kan gagal terus, lucu apa sih..."
Aku merenung, Tak Pernah Menyerah yang tadinya anak penurut, sekarang ikut-ikutan berbuat nekat sama Guozi. Dosa betul!
Akhirnya Xu Lin berkata: "Soal pembentukan tim, nanti kamu bicarakan sama Shanshan! Tapi dasar kau, dari pengamatanku, kamu sudah lama tidak menjenguknya. Tidak takut dia dibawa kabur playboy kampus?"
"Dibawa kabur... Kayaknya tidak mungkin. Shanshan mana segitu idiotnya. Susah lah nakutin dia..."
Mulut bilang begitu, hati rasanya tegang sampai MATI.
Xu Lin melirik ke belakang, melihat Lu Xuehan sedang duduk di pangkuanku, Xin Yu juga memeluk lenganku. Dia menghela napas: "Ini baru namanya menikmati kenikmatan duniawi. Nona-nona bodoh ini, entah apa yang ada di kepala mereka～"
Aku tersenyum, tiba-tiba ganti topik: "Sudah keliling lama, mau bawa kami ke mana? Sial! Sudah dekat kawasan industri nih!"
"Sebentar lagi~ Jangan buru-buru dong~"
Mobil berhenti di sebuah plaza, aku sudah lama kehilangan arah, sama sekali tidak tahu ini tempat seperti apa.
