Aku menoleh dan ternyata melihat Xin Yu hanya memakai gaun tidur hijau kebiruan, berdiri tersenyum di sana. Sinar bulan yang terang memantul di wajah putih saljunya, terlihat sangat suci. Tapi aku tahu itu hanya ilusi - semua yang kenal Xin Yu takkan menganggapnya suci. Hanya aku yang tetap bertahan dalam hati mengingatkan diri sendiri bahwa Xin Yu masih cukup polos...
"Xin Yu, kau juga belum tidur?" Aku melihat jam, baru pukul sembilan. Bukan waktu tidur normal untuk orang dewasa.
Xin Yu tersenyum tipis, "Aku nekat melakukan satu hal. Kuharap kau tidak menentang, apalagi marah~"
Aku tersenyum, melangkah mendekat dan merangkul bahu lembut Xin Yu, berbisik pelan: "Masa sih? Kau kan bukan Li Qing. Untuk rasionalitasmu dalam bertindak, aku masih sangat dipercaya~"
Xin Yu menatapku, mata indahnya memancarkan rasa syukur dan harapan yang tak terucap. Lama sekali, baru dia berkata: "Aku membeli villa senilai 4 juta di sebelah taman sisi barat kota. Tempatnya dikelilingi pegunungan dan sungai, pemandangannya bagus. Ingin kujemput orang tuamu untuk tinggal di sana. Cocok untuk masa pensiun. Pagi hari bisa jalan-jalan di taman~ Lagipula, tak jauh ada plaza, belanja juga mudah. Eh, kemarin lusa, diam-diam kukirim orang menjemput mereka melihat-lihat. Sebenarnya mereka cukup kuminati, tapi sepertinya kurang nyaman dengan caraku ini. Jadi... kukatakan atas namamu."
Aku sedikit terkejut, berkata: "Tak kusangka, sebagai anak laki-laki, aku justru tidak sepeka calon menantu di masa depan..."
Xin Yu terkikik: "Kalau begitu, artinya kau tidak keberatan dengan tindakanku itu?"
"Mengapa harus keberatan? Aku malah sangat senang!" Setelah berpikir sejenak, aku memutuskan menelepon rumah. Kuambil telepon dan tekan nomor rumah. Yang mengangkat adalah Ibu, lalu kukatakan: "Ibu, masih nonton TV?"
Ibu tersenyum: "Iya, papamu sudah mulai mendengkur. Ngomong-ngomong Lin Fan, apakah kamu yang menyuruh Xin Yu mengajak kami melihat villa? Dari mana kau dapat uang sebanyak itu untuk beli villa? Kerja apa yang kau lakukan sekarang? Sekali-kali jangan melakukan hal yang melanggar hukum!"
Aku tak bisa menahan tawa: "Masa sih, Ibu? Ibu tidak percaya dengan integritas anakmu sendiri? Kalau tidak percaya padaku, setidaknya percayalah pada pengaruh pendidikan 9 tahun wajib belajar yang telah membentukku?"
Ibu juga tertawa, tapi segera berubah serius: "Lin Fan, jujur saja. Apakah gadis Xin Yu itu sangat menyukaimu? Apa kau juga menyukainya?"
Aku kaget, tak menyangka ibu langsung to the point. Suaranya juga keras, pasti terdengar oleh Xin Yu yang kini sedang mengedipkan mata besar nan indah menatapku, penuh harapan.
"Itu... Ibu, bisakah kita bicarakan hal seperti ini lain kali?"
“Tidak boleh, aku bisa melihat, Xin Yu pasti sangat menyukaimu, waktu pulang kemarin aku sudah punya firasat, papamu masih tidak percaya, sekarang semakin terbukti! Lin Fan, urusan pribadimu seharusnya tidak aku selidiki, tapi aku sangat suka Xue Han, jujur saja, Murong Shanshan juga gadis yang sangat baik, tapi aku tidak pernah berpikir kau tak pantas untuk mereka, karena anakku adalah yang terbaik! Tapi, sebenarnya kau ingin bersama yang mana, terutama Xin Yu, apakah kau menyukainya? Jika tidak, tolong cepat tolak, agar dia tidak sakit hati.”
Ibu berkata dengan tegas, tanpa omelan seperti dulu.
Aku melihat ke Xin Yu, dia juga sedang menatapku, matanya yang indah penuh perasaan, lalu aku berkata serius lewat telepon ke ibu: "Ini, akan kuselesaikan sendiri, selain itu, aku sangat menyukai Xin Yu, sungguh..."
Ibu tertawa kecil, berkata: "Bagus, bagus, Xin Yu sangat bisa merawat orang, memang bagus, Xue Han terlihat terlalu muda, Murong Shanshan sepertinya anak orang kaya, aku takut keluarga mereka akan menghalangi."
"Ibu, jangan terlalu khawatir, pasti ibu terlalu banyak menonton sinetron Hongkong-Taiwan, cepat tidurlah, besok aku ada urusan, kalau sempat akan pulang menjenguk."
"Ya, baiklah."
……
Setelah menutup telepon, sorot mata Xin Yu seperti air, menyapu wajahku bolak-balik, sambil tersenyum tipis berkata: "Lin Fan, ucapanmu tadi benar? Aku sangat senang..."
Setelah berkata, Xin Yu malah menangis, dua garis air mata berkilauan bersinar dalam sinar bulan.
Aku panik, buru-buru menggendong Xin Yu sambil menepuk bahunya berkata: "Nona-nona bodoh, kenapa kau menangis?"
Xin Yu tersenyum sambil mengusap air mata, menatap langsung ke arahku berkata: "Aku terlalu senang, tak kusangka kau berani mengatakan suka padaku di depan Ibu... Kau tahu? Selama ini aku selalu merasa menipu diri sendiri, semua orang mengira kau hanya main-main, bahkan aku sendiri tak berani berpikir kau benar-benar suka bersamaku. Jadi berkali-kali aku bertekad, sebelum kau pergi, setidaknya harus membuatmu jatuh cinta. Rupanya, aku berhasil, hehe~~"
Aku belum pernah melihat Xin Yu sebahagia ini, mungkin inilah yang disebut menangis karena bahagia. Kuulurkan tangan mengusap air matanya sambil tersenyum: "Xin Yu, kulihat kau menangis tiga kali, tapi hanya kali ini aku tak merasa sakit hati."
"Mm." Xin Yu mengangguk, tapi air matanya kembali meleleh.
Kukencangkan lagi pelukanku. Karena Xin Yu hanya memakai gaun tidur tipis, tubuhnya terasa semakin panas membara. Di dadaku jelas terasa kelembutan elastis sepasang dada montok yang menekan, hangat dan empuk. Pinggang rampingnya tanpa sedikitpun lemak, licin dan kenyal saat kuraba. Sepertinya ia baru saja mandi, aroma wangi segar masih melekat di tubuhnya.
"Aku tak bisa menahan hati berdebar-debar, tangan kanan bergerak tak senonoh ke bawah. Perlahan kurasakan tubuh panas di bawah mulai menonjol, tak diragukan lagi itu bokong bulat Xin Yu yang elastis!"
"Hm……"
Xin Yu mendengus pelan, menatapku. Tapi matanya jernih bagai kristal, sungguh mempesona.
"Lin Fan~" Bisiknya lembut. Wajahnya memerah membara, pemandangan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Jangan-jangan dia adalah 'Chun Yin Yu Ti' dalam legenda, wadah terbaik untuk teknik kultivasi ganda?
Pikiranku melayang-layang, tapi Xin Yu menjawab gemetar: "Lin Fan~ Xue Han ada di dalam, jangan..."
Bukannya dulu dia selalu ingin 'memasak nasi mentah jadi matang'? Kenapa sekarang menolak? Apa ini sikap ambigu?
"Xin Yu, ada apa?"
"Aku... tidak bisa..." Bibirnya tergigit gemulai. Matanya yang indah memancarkan kejernihan: "Lin Fan, beri aku waktu... Tubuhku tak suci... Kata orang, waktu bisa menghapus segalanya. Kita tunggu... sampai pernikahan, ya? Aku... ingin memberikan diriku yang paling murni padamu..."
Seperti ditampar, aku terdiam membeku.
Xin Yu masih terbelenggu masa lalu. Meski semua orang melupakan, dia sendiri takkan pernah melupakan.
Aku berkata datar: "Tak ada yang namanya bersih atau tidak. Dibandingkan wanita yang setiap siang berlagak karyawan kantoran, malamnya tidur dengan pengusaha kaya, kau 10 juta kali lebih bersih, Xin Yu. Aku tak berani bilang tak punya obsesi perawan, tapi setidaknya aku bisa mengendalikannya. Aku bisa meyakinkan diriku sendiri."
Xin Yu tersenyum tipis, berkata penuh syukur: "Aku tahu, Lin Fan kau baron yang baik. Kau berbeda dengan mereka... Aku benci Langit, tak mempertemukan kita sejak di kampus..."
Aku tak tahan tertawa: "Ketemu pun takkan mungkin. Saat itu aku tinggal bersama Xiao Yu, mataku sama sekali tak melihat orang lain. Meski perempuan lain secantik apa pun, aku paling cuma melirik beberapa kali saja. Hah, samar-samar kuingat, dulu saat lomba di gedung olahraga Universitas XX, sepertinya ada perempuan sangat cantik. Sekarang kurenungkan, itu pasti Shanshan! Ya, pasti dia! Saat itu baru masuk kuliah, masih pakai seragam sekolah tahun pertama!"
Xin Yu tersenyum tipis: "Dalam tak kasatmata, kita terikat bersama. Segalanya ini, entahkah memang takdir Langit?"
Kulemparkan pandang ke langit, bintang-bintang bertebaran bagai permata biru raksasa terbalik di angkasa.
Xin Yu menghela napas lagi: "Jika benar takdir Langit, semoga Beliau tak membuat kita melewati penderitaan itu lagi!"
Kukenakan bahunya erat, suara berat: "Selama kita bersama, biar Langit menghakimi sekehendaknya."
"Hehe..."
……
Hingga lewat jam 1 pagi, aku dan Xin Yu berpelukan seperti orang bodoh, lama memandangi bintang-bintang. Konsekuensinya tak satu meteor pun muncul. Akhirnya dengan kecewa kami kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat.
“Keesokan harinya, semua orang setelah sarapan kembali semangat penuh bertarung. Hari ini akan dilakukan diskualifikasi ganda di 24 tim hingga terpilih 8 besar.”
“Setelah login, berlari ke NPC 'Sang Pemenang adalah Raja' yang dikonfigurasi sistem. Saat ini pemain sudah sangat sedikit, semua orang bisa menonton siaran langsung lomba di lokasi mana pun. Hanya peserta seperti kami yang perlu datang ke sini untuk masuk arena pertandingan.”
“Memilih berdialog dengan NPC, lalu mengklik opsi untuk masuk ke arena.”
“Swa~!” Suara pedang terdengar, masuk ke arena. Kali ini mengalami perubahan besar, ternyata muncul pemandangan yang terwujud nyata. Aku berdiri tegak di tribun, di bawah terlihat belasan arena pertandingan yang terpisah. Banyak pemain peserta sudah memasuki arena dengan wajah penuh sukacita. Memang, peserta yang masuk 24 besar setidaknya mendapatkan bonus 10.000 RMB per orang, ini benar-benar layak dirayakan.”
“Lin Fan~ Lin Fan~ Kemarilah ke sini!”
“Seorang cewek cantik di kejauhan melihatku, langsung melambaikan tangan. Kulihat sekilas, ternyata itu Murong Shanshan. Aku pun berjalan mendekatinya.”
Murong Shanshan berdiri di lapangan kosong di samping tribun. Di sebelahnya, berturut-turut berdiri Nian Shao Qing Kuang, Ri Bu Luo, dan Tou Tianzhe Xu Xing. Ada seorang pendeta lain yang tidak kukenal, bernama Piao Yi Zhi Ai. Untungnya, bocah ini berdiri jauh-jauh dengan sikap hormat, tidak berniat jahat pada Murong Shanshan. Kalau tidak, pasti akan kuhabisi dia seketika. Justru Xu Xing ini yang memandang penuh nafsu ke arah Murong Shanshan, matanya jelalatan mengamati dada dan pantat si cewek cantik. Segera kuhampiri untuk melakukan serangan mendadak mencekiknya.
Saat itu Murong Shanshan tersenyum bertanya: "Xin Yu dan Xue Han belum login ya?"
Aku segera menarik kembali tanganku yang tergantung di udara, akhirnya dengan ringan menaruhnya di bahu Murong Shanshan. Dengan sikap intim kulontarkan: "SEKARANG JUGA harus login. Shanshan, sudah lihat pembagian grup? Tim kita ternyata sama-sama di Area B. Kali ini, mustahil bertemu di final~"
Orang-orang di sekitar langsung terkejut. Melihat ekspresi Murong Shanshan yang hanya menunjukkan sedikit kekikukan tanpa perlawanan, mereka mulai berspekulasi sejauh apa hubunganku dengannya.
Dengan nada menyesal kukatakan: "Sistem eliminasi ganda ini sebenarnya masih memungkinkan dua tim dari grup kita lolos. Tapi..." Murong Shanshan terkekuk ringan, "Sayangnya guild kalian, Tim Ye Sha juga ada di sini. Untuk bisa naik ke atas, mungkin kita harus mengorbankan mereka~"
"Aku tersenyum mengangguk, pasukan Ye Sha memang harus berhenti di sini. Baik pasukan kami maupun pasukan Murong Shanshan, bukanlah kekuatan yang bisa mereka lawan."
Saat itu, beberapa anggota TOT juga login. Ye Qiu berjalan mendekat sambil tertawa sinis, "Haha, kemarin lihat rekaman pasukan Hong dibantai, puas banget! Hong dua kali berturut-turut jadi yang pertama dibunuh seketika. Mungkin sekarang, pendeta MM di pasukannya sedang diomelin!"
"Sudah hampir pukul 9, ngapain masih ngomel-ngomel?" Nian Shao Qing Kuang melihat jamnya berkata.
Ye Qiu menjawab, "Pukul 9, baru bangun tidur. Waktu itu memang perlu..."
Nian Shao Qing Kuang dan kawan-kawan Ye Qiu saling pandang mengerti, bersama-sama tertawa "Kekeke~".
Murong Shanshan agak memerah. Aku tiba-tiba merasa kami berdua di tengah kerumunan ini bagai dua kuntum bunga kecil putih yang belum terkontaminasi.
Tak lama kemudian, Xin Yu dan yang lain juga login. Akhirnya, manajemen tiga guild Pedang & Mawar, Firdaus yang Hilang, dan TOT berkumpul lagi.
Masih ada hampir seperempat jam sebelum lomba. Kami mulai mengobrol santai. Ye Qiu diam-diam bertanya apakah sudah ada kemajuan nyata dengan Xin Yu dan Lu Xuehan. Kubilang, persiapkan hadiah besar untuk ucapan selamat nanti. Lalu kutanya, apakah manajer layanan pelanggan yang digodanya dulu sudah berhasil. Ye Qiu yang jarang malu jadi terbata-bata tak bisa menjawab.
Tiba-tiba, suara jernih terdengar di samping kami——
"Semuanya, aku Song Yuan Ming Qing dari Dinasti Tang & Song!"
Kami menoleh dan ternyata melihat seorang pencuri berdiri di sana, perlengkapannya berkilauan, terutama belati di tangannya. Senjata itu agak melengkung, namun cahaya biru yang mengelilinginya jelas menunjukkan bahwa senjata ini bukanlah barang biasa. Terkadang kilatan cahaya tiba-tiba memanjang hampir 20 sentimeter dari belati itu, menimbulkan rasa dingin yang menggetarkan. Daya serang belati ini benar-benar luar biasa sampai sulit dibayangkan!
Aku mengulurkan tangan: "Halo, aku Sup Sayur Giok Putih!"
"Sudah lama mendengar nama Anda!"
"Sama, sama. Sudah lama mendengar nama Anda!"
……
Setelah pertukaran basa-basi, Ye Qiu melihat belati Song Yuan Ming Qing dan berkata: "Teman sekelas Song Yuan Ming Qing, apakah belati ini legenda Iblis Strike?"
Song Yuan Ming Qing tersenyum: "Panggil saja aku Song Yuan. Benar, ini memang Iblis Strike. Tentang atributnya tidak akan kubicarakan. Intinya, saat lomba nanti, kalian semua harus waspada. Daya serang barang ini sangat dahsyat!"
Murong Shanshan tersenyum manis padaku: "Lin Fan~ Untung kita tidak satu kelompok dengan orang ini, jadi tidak perlu khawatir dengan senjatanya?"
Ye Qiu langsung cemberut: "Sial! Pengelompokan tim macam apa ini? Aku malah satu kelompok dengan orang mesum ini!"
Song Yuan tak tahan tertawa: "Kalian bercanda. Kalian semua sudah terkenal sejak lama. Jangan membuatku malu. Justru aku yang merasa beruntung. Jika harus satu kelompok dengan Lin Fan dan Murong Shanshan, mungkin aku sama sekali tidak punya harapan lolos!"
Setelah selesai bicara, dia melirik Murong Shanshan dengan kekaguman yang tak terbendung di matanya. Namun segera, ekspresinya kembali normal dengan pandangan yang tetap jernih. Aku diam-diam terkejut, bocah ini memancarkan aura kebajikan yang kuat, benar-benar pantas menyandang nama klasik Tiongkok Tang Song Yuan Ming Qing!
Ye Qiu lalu merangkul bahu Tang Song dengan akrab: "Teman sekelas Tang Song! Nanti saat pertandingan, setelah kita konfrontasi, pastikan perhatikan skor baik-baik, saling membantu, usahakan mengeliminasi dua tim lain~"
Tang Song langsung kehilangan kata-kata, ternyata bos TOT sekarang juga main jurus kotor...
Pertandingan segera dimulai dengan sistem diskualifikasi ganda. Beberapa tim dibagi dalam grup, setiap grup terdiri dari empat tim dimana hanya dua yang bisa promosi ke 8 besar.
Kali ini tidak perlu hitungan detik. Pertandingan pertama kami langsung berhadapan dengan kombinasi pencuri yang dipimpin Ye Sha dari guild kami. Beberapa anggota ini sudah akrab denganku, dulu kita sering bekerja sama saat menyusup membunuh Xu Fei dari Kekuasaan Sang Playboy.
Suara gong bergema, kesepuluh peserta sudah berada di arena. Fei'er sang MC yang lama tak terlihat muncul menggoyangkan pantat ke atas panggung, memperkenalkan anggota kedua tim sebelum menyatakan pertandingan dimulai.
Di arena kecil itu, Ye Sha melototi kami tiba-tiba berkata: "Bos-bos, mau kami bertarung habis-habisan atau langsung mengundurkan diri dari lomba ini?"
Xu Lin tersenyum manis: "Mengundurkan diri? Hehe..."
Dia melakukan gerakan tipuan, meski berkata demikian tapi tidak menunjukkan maksud sebenarnya.
Maka aku membersihkan tenggorokan dan berkata: "Tentu saja kita harus bertarung habis-habisan. Di grup ini masih ada Murong Shanshan. Tim kita mungkin masih punya kekuatan untuk melawannya, tapi kalian akan kesulitan. Mungkin, mengalahkan kami akan memberi manfaat besar bagi kalian."
Ye Sha mengangguk serius dan berkata: "Baik, kami akan memberikan segalanya!"
Tapi faktanya, mana mungkin semudah itu?!
Setelah pertandingan dimulai, Xin Yu tidak terburu-buru menembakkan Anak Panah Penerang ke langit, Xu Lin menggelar api di depan. Para pencuri langsung terpaku, taktik penekanan seperti ini membuat mereka tak punya cara menghadapinya. Bagaimanapun, darah pencuri takkan tahan dengan api hantu Xu Lin.
Akhirnya, Ye Sha mengaktifkan Lari Cepat, membawa sekelompok saudara maju menyerbu!
"Prak~!"
Seorang pencuri terjebak di api oleh Anak Panah Gejolak Xin Yu, lalu segera tersingkir. Aku memanggil peliharaanku, serigala kecil level 95 001 yang cukup garang, langsung membuat Ye Sha dan kawan-kawan kaget saat muncul.
Tapi Ye Sha tidak mundur, langsung menerjang sambil menggenggam belati!
"Terjatuh~!"
Kukibaskan Pedang Bulu Terbang, efek skill pedang laser menyambar udara. Tiga pencuri roboh bersamaan. Ye Sha yang tersisa terakhir hanya tersenyum kecut, ditembak panah Xin Yu hingga tersingkir.
Pertandingan yang tanpa kejutan pun berakhir. Di babak kedua juga tak ada yang istimewa, di ruang pertandingan sempit itu, para pencuri sama sekali tak bisa menembus sihir area para MM, apalagi lawannya adalah Lu Xuehan dan Xu Lin. Skill grup mereka terlalu dashyat, Ye Sha tak mampu menahan. Saat menerobos lautan Api, nyawanya tinggal seujung kuku.
