Kembali ke perusahaan dengan pikiran kalut, Xin Yu, Lu Xuehan, dan Xu Lin tampak sangat gembira, tapi aku sama sekali tidak bisa bersukacita. Murong Shanshan telah pergi, aku tidak tahu apakah dia akan kembali. Murong Xuan memperingatkanku untuk tidak mencari putrinya lagi, dia tidak mau melihat anaknya menangis sedih lagi.
Aku menelepon Murong Shanshan, teleponnya mati. Menelepon asramanya, Kakao memberitahu bahwa barang-barang Murong Shanshan sudah disapu bersih. Dia pergi bersama ibunya bahkan sebelum aku menelepon, tanpa meninggalkan jejak keberangkatan. Mereka sangat khawatir tapi tak berdaya karena yang menyuruh Shanshan pergi adalah ibunya sendiri.
Aku berdiri di tepi jalan kompleks, menatap ke kejauhan, tapi tidak tahu di mana Murong Shanshan berada sekarang.
Lu Xuehan berkata padaku: "Temukan Shanshan dan bawa dia kembali. Dia sudah terlalu banyak berkorban untukmu..."
Aku tidak memberikan tanggapan. Xin Yu di sampingku tampak berpikir mendalam.
Orang tua sudah pulang ke rumah, menunjukkan kekecewaan mereka. Tapi aku tahu, beberapa waktu kemudian mereka tetap akan memaafkanku karena mereka juga paham Xin Yu bukan wanita jahat.
Xin Yu dan Lu Xuehan sudah kembali ke kamar untuk istirahat. Xu Lin mendekatiku dan berkata datar: "Lin Fan, jujurlah. Siapa yang paling kau cintai sebenarnya?"
Kutatap dia sejenak, lalu menjawab dengan wajah kehilangan arah: "Kakak Lin, kau seharusnya sudah tahu..."
"Apakah Shanshan?"
"Mungkin..."
Xu Lin tersenyum getir dan berkata dengan suara lembut: "Aku memang seharusnya sudah melihatnya sejak lama, Xin Yu, perasaanmu padanya lebih berupa simpati dan penyesalan. Xue Han, mungkin kau melindunginya seperti melindungi adik perempuanmu sendiri. Hanya karakter Shanshan yang flamboyan yang bisa membuatmu benci sekaligus cinta... Tapi, aku tidak menyangkal bahwa kau memang juga mencintai Xin Yu dan Xue Han..."
Aku diam, tapi Xu Lin bertanya: "Apa rencanamu ke depannya?"
"Aku tidak tahu..." Aku menggelengkan kepala, tiba-tiba berkata: "Aku akan mencari Shanshan, di mana pun dia berada, yang penting aku harus menemukannya, lalu memberitahunya bahwa aku... sangat mencintainya..."
Xu Lin menghela nafas: "Jika kau mengatakan ini sebelum dia pergi, dia pasti akan sangat bahagia. Kau... tahu ke mana dia pergi?"
"Tidak tahu... Tapi pasti sudah tidak di Suzhou lagi."
"Lalu, bagaimana kau akan mengatur Xin Yu dan Xue Han? Bagaimana mereka harus bersikap?"
Aku kembali terdiam. Xu Lin tersenyum tipis: "Mungkin sudah saatnya ada kesimpulan!"
……
Malam itu, sama sekali tidak ada mood untuk bermain game. Xin Yu dan Lu Xue Han terus menemaniku, bertiga tanpa sepatah kata pun.
Setelah lama sekali, Lu Xue Han baru berkata: "Lin Fan, jangan terlalu khawatir. Shanshan akan kembali..."
Hiburannya terdengar pucat tak berarti. Aku mengangguk: "Ya, semoga saja."
Xin Yu terlihat jauh lebih kurus setelah mengalami pukulan ini. Dengan perasaan sakit hati aku berkata: "Xin Yu, istirahatlah lebih awal. Jangan terlalu lelah."
“Hm, Lin Fan…” Xin Yu berbalik hendak pergi, tiba-tiba berhenti lalu menoleh padaku: “Lin Fan, kau… malam ini bersama Xue Han ya… Jangan bertele-tele lagi.”
Lu Xuehan terkejut, berkata: “Aku tidak mau, harus cari Shanshan dulu! Aku tak mau berhutang budi padanya!”
Xin Yu tersenyum pasrah, “Kalau begitu, terserah kalianlah…”
Xin Yu kembali ke kamar. Tak lama kemudian, Lu Xuehan pun pergi.
Aku duduk sendirian di sana. Perpisahan dalam hidup selalu terasa menyedihkan dan pilu.
……
Keesokan harinya, masih tak ada semangat masuk ke game. Aku harus mencari Murong Shanshan. Pagi itu, kubicara pada Xu Lin: “Kakak Lin, belikan mobil untukku! Aku butuh.”
Xu Lin tampak curiga, namun sore harinya dia membawa pulang sebuah mobil baru merek Buick.
Tak tahu di mana Murong Shanshan berada. Hampir semua nomor telepon yang bisa kuhubungi telah kucoba, tak ada informasi. Dia seolah lenyap dari muka bumi, mungkin sengaja menghindariku.
Malamnya, kupergi ke Shanghai - tempat Murong Xuan berada. Tapi saat kutemui perusahaan Murong Xuan, stafnya berkata sang bos telah menyerahkan usaha pada seorang teman, lalu pergi bersama putrinya dengan tiket pesawat yang tak diketahui tujuannya.
Kukendarai mobil ke bandara, mencari tanpa tujuan sepanjang malam. Esoknya, dengan lesu kukemudi kembali ke Suzhou. Siang hari tertidur lemas, malamnya pun kembali terlelap.
Pada hari ketiga, seluruh diri ini sudah tidak punya Mental sama sekali.
Pagi hari, makan.
Satu sesap bubur, dua sesap bubur... terus-menerus diminum...
Li Qing menatapku dengan penuh arti, tiba-tiba mengulurkan tangan menggeleng-geleng di depan wajahku, berkata: "Lin Fan! Dua hari ini kau kesurupan apa gimana, Xin Yu dan Xue Han hampir MATI khawatir karena kau, kau bahkan satu kata pun tidak bicara! Iya, Shanshan memang pergi, apa dia mau melihatmu seperti ini? Lihat dirimu sendiri, jenggot panjang begini tidak dicukur, kalau Shanshan benar-benar melihatmu seperti ini, tidak lari bersama pria tampan yang hidup dari wanita itu baru aneh!"
Aku menengadah memandangnya: "Qing'er, kau ngapain sih? Aku sedang makan..."
"Bangsat! Sepanjang hari seperti orang tak bernyawa, tanpa Shanshan kau tidak bisa hidup? Menurutku sih, kau tolol MATI! Kalau di realita tidak bisa ketemu Shanshan, kenapa tidak coba lihat di game? Kemarin, sepertinya ada yang melihat Shanshan online, tapi cepat-cepat dia menghapus semua teman daftar kontak, kurasa, dia pasti masih terus main game ini, mungkin, aku sangat berharap bisa menemuimu di game?"
"Hah? Benarkah? Qing'er?"
"Tentu saja, buat apa aku bohong?" Li Qing tertawa ringan.
Aku SEKARANG JUGA tersenyum: "Baik, kalau di game bisa ketemu Shanshan, hmm, Qing'er mas kawinmu nanti, aku mau bayar 10 juta!"
"Wah! Mas kawin yang mahal sekali! Cepatlah cari, perlu kubantu cari?"
"Tidak perlu, kau buruan cari suami untuk dinikahi saja dulu."
Xu Lin di samping terkekuk: "Lin Fan tetap lebih tampan saat tersenyum, seharian wajah muram, membuat kami semua tak berani tertawa."
Aku meminta maaf pada semua orang: "Maaf, emosiku beberapa hari ini berdampak pada kalian, ke depannya tidak akan lagi."
Xu Lin menggelengkan kepala: "Bukan begitu, banyak hal terjadi akhir-akhir ini, meski kami ingin tertawa, tak bisa keluar. A Yun pergi begitu saja, kadang benar-benar merasa, manusia hidup tak tahu untuk apa, ternyata MATI begitu dekat dengan kita."
Kukatakan: "Jangan terlalu sentimental, hal sudah berlalu, tak perlu dipikirkan lagi. Kematian Liu Yun, dia sendiri paham, tapi kurasa dia tak menyesal, apalagi punya kakak sepertimu."
Xu Lin tersenyum tipis, tak berbicara lagi.
Kulihat ke samping, Xin Yu termenung. Kuulurkan tangan memeluk bahu Xin Yu: "Xin Yu, nanti login pinjamkan keping emas ya? Aku hampir bangkrut..."
Xin Yu terkejut, gelisah menunjukkan senyum tipis: "Ya, baiklah."
Di hati, aku sedih. Xin Yu masih khawatir soal foto, bagaimana membuatnya bahagia seperti dulu?
Setelah berpikir, kumemberanikan diri, menarik Xin Yu ke pelukan lalu mencium wajah putih bersihnya!
Gerakan ini membuat semua orang terperanjat. Xin Yu panik, heran dan gembira memandangku: "Lin Fan, kau ngapain? Semua orang lihat!"
Lu Xuehan pura-pura tak melihat, melanjutkan makan.
Aku pun berkata: "Hah? Kamu tidak suka seperti ini? Kalau begitu lain kali kita lakukan di tempat sepi saja……"
"Hmph～"
Xin Yu mendengus malu, namun jelas terlihat upayaku sedikit berhasil. Senyum asli pun mengembang di wajahnya.
Merasa tak boleh pilih kasih, kupandang Lu Xuehan yang wajahnya memerah lalu kupeluk dan kucium juga. Xu Lin tertawa gembira, sementara Li Qing berseru: "Aku juga mau, aku juga mau～～～"
"Kamu siapa?" tanyaku.
“……”
Li Qing tampak kesal. Kujepit pipi imutnya lalu berkata: "Qing'er yang manis, pasti akan ada orang yang tepat untukmu. Aku yakin!"
"Yakin apaan! Aku nggak mau nikah!" seru Li Qing dengan nada sok jago.
Semua pun tertawa. Pembekuan selama dua hari di pimpinan Perusahaan Yufan akhirnya mencair.
……
Setelah makan, aku login ke game. Di plaza gerbang timur, Xin Yu dan Lu Xuehan sudah berada di sana.
Kuperiksa daftar teman. Benar saja, nama Murong Shanshan sudah benar-benar hilang. Saat kucari namanya, sistem memberi notifikasi: "Pemain sedang offline atau menolak pencarian!"
Aku tertegun. Murong Shanshan kali ini benar-benar tegas. Sama sekali tidak meninggalkan petunjuk.
Kupinjam 20.000 keping emas dari Xin Yu. Ia bertanya: "Lin Fan, bukannya kamu punya banyak koin emas? Buat apa butuh sebanyak ini sekarang?"
Kujawab: "Ini untuk mencari Shanshan."
Xin Yu heran: "Cari Shanshan? Buat apa pakai koin emas? Mau tempel poster orang hilang di mana-mana?"
"Mirip begitu. Tunggu saja, sebentar lagi akan terlihat!"
Beberapa menit kemudian, sebuah pengumuman sistem dikirim keluar——
"Shanshan, kau di mana? Kembalilah, baik tidak......"
……
Hanya dengan satu kalimat ini, 5000 keping emas habis. Xin Yu mengedipkan matanya: "Wah, cara seperti ini benar-benar boros uang ya! Kau berencana terus meneriakkan seperti ini? Cara menghabiskan uang seperti ini tidak efektif, sehari puluhan ribu keping emas... Entah sehari bisa dapat berapa..."
Aku tersenyum: "Asalkan bisa menemukan Shanshan, uang ini tidak berarti. Bahkan jika harus menghabiskan semuanya, aku rela."
Lu Xuehan berkata: "Tapi pengumuman sistem sekarang hanya bisa pakai koin emas. Jika kau kirim sekali per jam, sehari online juga bisa habis puluhan ribu, dan merepotkan. Lebih baik kita pasang hadiah penangkapan di penginapan petualang!"
"Oh? Xue Han pintar sekali! Xin Yu, pinjamkan 100.000 keping emas lagi!"
Xin Yu menghela nafas: "Kau anggap aku celengan ya? Mana mungkin aku punya sebanyak itu, hampir semua yang kumiliki sudah kuberikan! Oh iya, hadiah lomba Raja Para Pemenang kita belum diambil. Katanya hadiah runner-up bagus, koin emasnya juga banyak. Bagaimana kalau setelah ambil hadiah, aku dan Xue Han kumpulkan koin emas untukmu?"
"Hm, ide bagus～!"
Maka ketiganya pergi ke NPC Raja Para Pemenang, mengklaim hadiah. Bel sistem segera berbunyi——
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Selamat! Anda mendapatkan hadiah runner-up kompetisi! Mendapat 240 miliar EXP, level naik 3 tingkat, 500.000 keping emas, reputasi +400.000, dana realita: 2 juta dolar AS, dan item: 【Zirah Atlantis】!
【Zirah Atlantis】（Zirah——Senjata Dewata Menengah）
Pertahanan：860
Kekuatan：+320
Stamina：+350
Kelincahan：+300
Kecerdasan：+285
Tambahan：Menyerap 10% kerusakan musuh dan mengubahnya menjadi darah sendiri
Atribut Set：Pertahanan seluruh tubuh berlipat ganda，kerusakan yang diterima berkurang 80%，memantulkan 80% kerusakan，daya serang meningkat 200%，dan memiliki skill：【Tarian Kekacauan】
Membutuhkan Level：110
……
Melihat zirah senjata dewata menengah ini aku langsung terpaku，benar-benar senjata dewata menengah！Tingkatan yang sama dengan Pedang Bulu Terbang，atributnya juga sangat tinggi，terutama atribut set-nya，hampir seperti eksistensi tak terkalahkan！Pengurangan kerusakan 80，pantulan kerusakan 80%，atribut garang seperti ini sungguh tak tertahankan.
Selain itu，sebagai runner-up，pengalaman yang diberikan juga sangat melimpah，langsung membuatku naik ke Level 115，ditambah reward pengalaman tiga level，sekarang sudah Level 118. Saat ini Lu Xuehan Level 116，Xin Yu Level 115，sementara di ranking level，aku dengan Level 118 menempati posisi pertama，dan yang mengejutkan peringkat kedua adalah Murong Shanshan Level 117！Reward juara langsung membawanya ke posisi kedua！
Aku berkata dengan bersemangat："Lihat ranking level！Shanshan sudah mengambil reward，pasti dia online. Ngomong-ngomong，kalian dapat perlengkapan apa tidak？"
Xin Yu mengangguk："Dapat pelindung kaki artefak spiritual，tapi aku punya Set Penghancur，untuk sementara tidak perlu dipakai. Xue Han，kamu bagaimana？"
Lu Xuehan menjawab："Aku lebih baik，dapat jubah sihir senjata dewata rendah，atributnya cukup bagus. Lin Fan，kamu dapat perlengkapan tidak？"
Aku berkata："Hmm，kebetulan butuh zirah dada，sekarang sudah terpenuhi，lagipula ini senjata dewata menengah！"
“Xin Yu dan Lu Xuehan tersenyum kecut, sekaligus bertransaksi denganku. Masing-masing memberikan 500 ribu koin emas. Ini adalah total hadiah yang mereka terima. Hadiah untuk juara kedua juga mencapai 2 juta dolar AS. Terlihat perusahaan Yueheng memang kaya dan bermodal kuat, sama sekali tidak mempedulikan jumlah uang segitu. Dengan begini, para pemain jadi semakin mati-matian meningkatkan diri mereka, mengeluarkan lebih banyak uang dalam game.”
“Aku memeriksa rekening bankku yang baru saja bertambah lebih dari 10 juta RMB. Penukaran dilakukan berdasarkan kurs saat ini.”
“Sekarang, dengan 1.5 juta koin emas di genggaman, aku bisa dibilang orang super kaya. Langsung kugunakan untuk memasang hadiah di Serikat Petualang. Tak lama kemudian, semua pemain mendapat pesan: 'Pemain Sup Sayur Giok Putih mengajukan misi epik: Temukan pemain Murong Shanshan! Bawa pemain tersebut ke NPC pemberi misi untuk mendapatkan hadiah 1.000.000 koin emas!'”
“Di zaman sekarang, koin emas sama dengan RMB. Pasti semua orang mata merah!”
“Setelah memasang misi itu, kulihat Xin Yu dan Lu Xuehan menggelengkan kepala sambil tersenyum kecut. Rupanya mereka mengira kepalaku ditendang keledai.”
“Baru beberapa menit kemudian, seorang pemain bernama 'Tangtang' mengirim permintaan pertemanan. Segera kuterima. Dia langsung menelepon: 'Kakak, tadi ada seorang kakak perempuan menghubungiku dan menyuruhku menyampaikan pesan!'”
“'Pesan apa?'”
“'Uang, jangan dihamburkan begitu saja, Bodoh!'”
“……”
“Kutanyakan: 'Adik kecil, siapa nama kakak perempuan itu?'”
“'Dia tidak mau bilang. Cuma menyuruhku menyampaikan ini. Sudah, hanya itu. Selamat tinggal, Kakak!'”
……
“Masih ingin bertanya lebih lanjut, aku baru sadar pemain perempuan ini sudah menghapusku dari daftar teman.”
“Aku yakin, itu pasti pesan dari Murong Shanshan. Hanya dia yang akan memanggilku ‘Bodoh’ dengan penuh kasih sayang.”
“Petunjuk ini putus lagi, aku mulai menghubungi beberapa pemimpin utama guild Pedang & Mawar, pertama-tama Nian Shao Qing Kuang.”
“Bos, kau akhirnya login! Shanshan pergi dari Pedang & Mawar 2 hari lalu, tak bilang apa-apa. Dia bahkan menghapus kami semua dari daftar teman. Ada masalah apa sebenarnya?” Nian Shao Qing Kuang menyerbu dengan rentetan pertanyaan.
Aku tertegun: “Dia sudah meninggalkan Pedang & Mawar? Siapa yang sekarang memimpin guild itu, bocah?”
“Cewek kecil bernama 'Nangong Canhua'! Katanya dia sepupu Shanshan. Entah benar atau tidak, tapi kalau Shanshan berani menyerahkan guild penghasil uang sebanyak itu padanya, pasti benar! Bos, apa yang terjadi antara kalian? Kenapa Shanshan tiba-tiba pergi? Apa kalian bertengkar?”
Aku tersenyum getir: “Andai saja itu cuma pertengkaran. Sekarang di realita pun Shanshan sudah pergi dariku. Aku bahkan tak tahu harus mencarinya ke mana. Saudara, jika kau berniat, tolong carikan dia. Jika ketemu, langsung hubungi aku. Terima kasih.”
“Oke, pasti kulakukan!”
Tak ada petunjuk dari Nian Shao Qing Kuang. Lalu aku menghubungi Xu Xing, tapi dia langsung menghujam: “Apa yang kau lakukan pada Shanshan? Kenapa dia tiba-tiba mengurus administrasi cuti studi dan pergi?”
Aku tak bisa menjawab, hanya berkata: “Maaf.”
"Lalu aku mematikan komunikator. Sial, aku sendiri bingung, kenapa harus mengucapkan maaf tadi."
"Tampaknya Pedang & Mawar juga tidak ada perkembangan. Aku memeriksa pemain Nan Gong Can Hua yang kebetulan online, langsung ku-tambah. Hanya beberapa detik, dia menyetujui permintaan pertemanan."
"Aku minta panggilan. Di seberang seperti sudah siap, suara perempuan muda: 'Kakak ipar?'"
"'Hah? Kakak ipar?' Aku tertegun, berpikir sejenak lalu menjawab: 'Iya, aku cari kakakmu.'"
"'Hehe, kalau begitu, datanglah ke ruang manajemen markas Pedang & Mawar! Aku tunggu di sini!'"
"Aku kembali terkejut, tapi bagaimanapun harus pergi. Memberi tahu Lu Xuehan dan Xin Yu, lalu berangkat."
"Setelah transmisi ke markas Pedang & Mawar, tempat ini masih ramai dengan lalu lalang orang."
"Menemukan ruang manajemen. Izin akses sudah dibuka, aku masuk dengan mudah."
"Mengangkat kepala, aku langsung membeku."
"Di depan berdiri gadis cantik mungil! Yang mengejutkan, dia ternyata Murong Shanshan!"
"Pikiranku kosong sesaat. Tapi segera sadar: meski mirip sekali dengan Murong Shanshan, ada banyak perbedaan. Contohnya mata dan aura. Keceriaan khas Murong Shanshan tak tertandingi. MM ini cantik tapi tanpa kilau itu, posturnya juga lebih kecil."
"Apalagi namanya 'Nan Gong Can Hua', dan dia hanya Ksatria level 57!"
