Berenang menuju pusat danau, tubuhku perlahan mengambang. Gerakan mengayuh seperti berenang di dunia nyata ternyata berhasil! Namun, muncul bar usaha dengan notifikasi sistem: Anda memasuki status berenang. Segera naik ke darat sebelum usaha habis, atau darah Anda akan dikonsumsi!
Aku langsung lega: Oh begitu, tak perlu khawatir! Jika usaha habis, pakai darah saja. Nyatanya, aku membawa banyak ramuan, sama sekali tak perlu cemas akan situasi ini.
Saat usaha mulai berkurang, efek Siluman-ku otomatis hilang. Dari belakang terdengar teriakan pemain: "Sial! Orang ini juga login, kapan dia sampai sana? Kalian, kejar dia!"
"Kak Er, di dalam ada Monster Laut, kami tak mau mati di sana!"
"Bangsat! Dasar pengecut! Kalian tak berani, aku yang kejar!"
Tak lama, kudengar suara "debam-debam" gerakan renang dari belakang. Lucunya, si Lao Er ini hanya bisa gaya anjing, terlihat seperti anjing laut raksasa yang melompat-lompat di air!
Aku juga malas menghiraukannya, lalu terus mendayung ke depan. Permukaan danau sangat luas, setelah 20 menit, akhirnya sampai di tengah danau. Tapi, justru melihat beberapa bunga kecil sebesar baskom mengambang di permukaan air.
"Hah, apa itu?"
Orang di belakang yang merasa penasaran mencoba mengaduknya dengan pedang.
Tiba-tiba bunga kecil itu membuka mulut raksasa, "Prak~!" langsung menggigit pinggang pemain itu. Bagian bawah bunga kemudian muncul ke permukaan, ternyata itu adalah semacam antena. Lebih ke bawah, terlihat tubuh Monster Laut raksasa. Bunga kecil itu rupanya berfungsi sebagai umpan!
"Aaa!"
Pengejarku langsung diseret Monster Laut ke dasar danau. Gelembung air bermunculan di permukaan. Beberapa bunga di dekatku juga mendekat dengan cepat!
Aku terkejut, ternyata benda ini main DPS!
"Bangsat, enyah kau!" Kukayunkan pedang ke udara. Belum pernah melihat makhluk seperti ini, hati ini gemetar ketakutan.
Bunga kecil itu langsung membuka mulut. Takut dengan ketajaman Pedang Bulu Terbang, ia mundur beberapa langkah, tiba-tiba berlari maju lagi!
Aku tak mau diseret ke dasar laut, dimasukkan ke mulutnya lalu dimakan. Maka kusabetkan Pedang Bulu Terbang dengan sekuat tenaga!
"Krak~!"
Sebuah bunga terpotong rapi. Cairan hijau langsung menyembur dari bekas potongan, membuatku ingin muntah.
Baru saja menebang yang ini, satu bunga di sebelah tiba-tiba menerjang, menggigit lenganku dan menarikku ke dasar air. Aku berbalik cepat, Pedang Bulu Terbang menyambar tajam. Sekali lagi terdengar suara "Krak~", tangkai bunganya putus lagi. Tapi sebelum sempat bernapas, sesuatu menggigit punggungku, lalu seluruh tubuhku tiba-tiba ditarik ke dasar danau!
Seketika, air danau yang dingin memenuhi sekeliling. Membuka mata, kulihat banyak tentakel bermekarkan bunga kecil di sekitarku. Salah satunya menarikku jatuh cepat ke dasar danau.
Tak lama kusadari, semua tentakel ini hanya milik satu majikan - seekor hewan lunak berbentuk setengah lingkaran di dasar danau! Di sana, mulut besar yang menjijikkan sedang menungguku!
Bangsat! Kalau sampai dimakan seperti ini, benar-benar memualkan!
Aku berusaha melawan, memutar tubuh, tapi tak bisa menjangkau tentakel yang mencengkram punggung. Terpaksa kubalikkan Pedang Bulu Terbang, menghunjamkan pedang laser ke bawah!
"Bruk~!"
Pedang laser melepaskan ledakan di dalam air, menimbulkan suara gemuruh. Cahaya biru transparan menyembur masuk ke mulut monster, membuatnya muntah cairan keruh yang sungguh menjijikkan!
Tidak hanya itu, tentakel-tentakel yang awalnya berada di permukaan air juga ikut membantu menangkap mangsa. Mereka semua mendekat, sementara aku mengayunkan Pedang Bulu Terbang seperti angin puyuh menyapu daun untuk memotong benda-benda menjijikkan ini. Tapi, aku tetap terdesak sampai ke mulut monster. Saat hendak menelanku, aku menghentakkan kaki sekuat tenaga ke kepalanya.
"Puff~!"
Tubuhku terpental ke belakang akibat gaya pantul. Saat itulah aku akhirnya melihat tentakel yang menjeratku. Kutebas tanpa ampun - putus!
Setelah meraih kebebasan, aku tak buru-buru naik ke permukaan. Nilai usahaku masih sekitar dua pertiga. Konsumsi di dasar air memang lebih banyak, tapi belum sampai mematikan!
Aku mengitari makhluk laut berbentuk piringan besar ini. Pedang Bulu Terbang di tanganku memotong semua tentakelnya seperti mencukur rambut. Sekalian kuperiksa atributnya -
【Pengusir Lautan】（BOSS Epik）
Level: 130
Serangan: 1250-2500（multi）
Pertahanan: 2600
Darah: 5 juta
Tambahan: Pengusir menguasai elemen laut dalam jumlah besar. Diusir suku ke danau air tawar. Memberi pengalaman melimpah jika dibunuh
……
Aku terpaku. Rupanya keunggulan BOSS ini adalah nilai pengalaman tinggi! Semua tentakel itu punya daya serang, tapi sudah kupotong semua dengan strategi serang duluan. Sekarang tinggal menyantap "tong pengalaman" yang tak berdaya ini!
“Cek nilai usaha, tinggal kurang dari setengah, harus cepat. Saat ini aku sudah mulai merasa sesak napas.”
Monster Laut mulai memancarkan kilatan cahaya biru langit, sepertinya sedang berjuang sambil mengaum. Suara seperti gelombang infrasonik membuat sangat tidak nyaman.
“Cret～～！”
Tanpa berpikir panjang, kuhujamkan Pedang Bulu Terbang ke tubuh gembung Monster Laut. Seketika cairan keruh muncrat keluar, tapi darah monster langsung turun drastis.
Banyak tentakel mengendap di dasar laut sekeliling. Aku khawatir, jangan-jangan Murong Shanshan yang berenang lewat sini sudah diambil sebagai sarapan monster?
Jika benar, harus kubalaskan dendamnya! Jika tidak, tetap harus eksekusi BOSS ini!
Pedang Bulu Terbang menari-nari di tubuh BOSS, membuatnya penuh lubang. Tapi kemampuannya menyembuhkan sangat cepat, luka-luka itu pulih dalam kecepatan yang terlihat mata. Syukurlah, total darahnya terus berkurang.
5 juta darah, benar-benar ujian kesabaranku. Setelah sekitar satu jam lebih bertarung, akhirnya darah Monster Laut kosong.
Melihat monster hampir tewas, segera kugunakan kartu pengalaman ganda. Nilai terbesarnya adalah bisa menggandakan EXP hasil BOSS dalam beberapa menit. Pernah kukatakan pada Lu Xuehan dan Xin Yu: Keberadaan mirip BUG ini harus dimanfaatkan baik-baik.
Akhirnya, Monster Laut terpotong hingga tidak berbentuk lagi, seperti saringan berlubang. Setelah beberapa pedang laser menembusnya, kondisinya semakin menyedihkan. Akhirnya dengan raungan rendah, Monster Laut itu roboh.
"Blek~" Beberapa perlengkapan dan tumpukan koin emas meledak keluar. Saat itu juga, cahaya kuning keemasan menyinari sekelilingku - ternyata aku naik level, langsung dari level 118 ke 119!
Melihat bilang usahaku sudah habis! Cepat-cepat kukumpulkan semua barang, membuang beberapa botol ramuan. Kututup kartu pengalaman ganda, lalu berenang cepat ke permukaan. Saat muncul ke udara, kuhirup napas dalam-dalam. Sistem mengingatkan: usaha telah habis, mulai mengkonsumsi darah!
Langsung terasa, darahku tiba-tiba turun drastis. Keterkejutan menyergap, "Sial! Turunnya cepat sekali, apa ini artinya nyawa melayang?"
Panik berenang ke seberang, sambil meminum botol darah besar setiap kali darahku turun sekitar 4000 poin. Tapi tetap saja, pemulihan tak sebanding dengan pengurangan.
Menyaksikan darah berkurang sedikit demi sedikit, kuremukkan diri berenang mati-matian. Skill Swordsman's Swiftness kuhidupkan, tapi tak berpengaruh di air. Namun kecepatan berenangku saat ini benar-benar kelas wahid. Seandainya aku ikut Olimpiade 2008, mungkin Michael Phelps takkan dapat satu medali emas pun, apalagi delapan!
Pesisir hijau semakin dekat, ketika aku merangkak dengan susah payah ke tepi seberang dan terjatuh di atas rumput hijau, darah ternyata hanya tersisa kurang dari 1000 poin! Penggunaan waktu tunggu ramuan tampaknya terus dalam keadaan pendinginan, tak pernah terdengar bisa digunakan.
"Prak~!"
Aku menancapkan Pedang Bulu Terbang di tanah sebelah, menarik napas lega. Untungnya, di danau ini sepertinya hanya ada satu BOSS besar semacam itu. Jika ada satu lagi, pasti aku sudah mati di dalam. Bagaimana dengan Murong Shanshan? Seharusnya tidak apa-apa. Dia tidak menghadapi Monster Laut, jika langsung menyeberang, usaha sebenarnya masih cukup.
Membuka bungkusan, menghitung hasil: BOSS Monster Laut tadi menjatuhkan koin emas hingga lebih dari 10.000 keping, serta tiga item perlengkapan - satu tombak panjang gaya Ksatria biru, satu Gelang Penyihir ungu, dan satu Gelang Prajurit berkilauan emas!
Tombak Ksatria langsung kulewati, langsung kuperiksa apakah equipment ungu itu punya keistimewaan -
【Gelang Pengasing】(Kain - equipment ungu)
Pertahanan: 130
Kecerdasan: +125
Kelincahan: +110
Stamina: +120
Tambahan: Meningkatkan 5% nilai pertahanan pengguna
Membutuhkan Level: 110
……
Basically termasuk equipment menengah untuk pemain high-level, perlengkapan wajib untuk petarung biasa. Mungkin bisa dijual ribuan keping, langsung kumasukkan ke bungkusan. Equipment ketiga adalah yang paling kutunggu-tunggu - kilauan emas, pasti senjata dewata -
【Gelang Petir】(Zirah - Senjata Dewata Tingkat Rendah)
Pertahanan: 650
Kekuatan: +225
Stamina: +240
Kelincahan: +220
Kecerdasan: +220
Tambahan: Mengurangi waktu tunggu semua skill pengguna sebesar 25%, meningkatkan daya serang skill elemen petir sebesar 50%
Tambahan: Memantulkan 10% kerusakan, mengurangi 10% kerusakan yang diterima, dan menambah 250 poin nilai pertahanan pengguna
Membutuhkan Level: 110
……
Aku senang dalam hati, akhirnya dapat senjata dewata. Tapi sayangnya, aku sudah memiliki Gelang Takdir yang merupakan senjata dewata tingkat rendah dengan atribut sedikit lebih baik daripada Gelang Petir. Jadi dapat Gelang Petir sekarang terasa seperti tulang ayam. Tapi, kalau ketemu Murong Shanshan, mungkin bisa kuberikan gelang ini untuk permintaan maaf... Ah, sudahlah. Senjata dewata rendah begini mana mungkin dia mau? Mending cari senjata dewata tingkat tinggi!
Kuputar pandangan, di belakang ternyata ada pemandangan berbeda seperti pulau besar.
Aku berdiri sambil menghunus Pedang Bulu Terbang, mengamati sekeliling tapi tak menemukan jejak keberadaan manusia. Dalam hati aku menggerutu: "Sial, Shanshan kabur lagi! Mungkin dia sudah tahu aku membantai kota itu kemarin malam. Karena tahu aku mencarinya, dia pasti sudah kabur duluan!"
Dasar! Aku harus menangkapnya kembali!
Namun, masalah terbesar saat ini adalah, bagaimana caranya aku keluar dari sini? Kembali ke tempat semula sepertinya tidak baik, Kota Kecil Ningjing sudah menjadi tempat di mana semua orang ingin memukulku. Jika aku kembali, itu sama saja dengan menyerahkan diri ke jebakan. Jadi, satu-satunya pilihan adalah menjelajah ke depan. Harapan satu-satunya adalah menemukan jalan keluar, lalu memantau perkembangan terbaru Murong Shanshan di forum untuk menentukan langkah selanjutnya.
Maka, dengan pedang di tangan, aku melangkah maju. Pepohonan di hutan ini sangat rimbun, sulur hijau panjang melilit pohon-pohon besar, berbagai bunga dan tumbuhan unik tersebar di dalam hutan. Aku lupa membawa sekop untuk mengumpulkan, jadi tidak bisa mengumpulkan ramuan. Tapi sekarang bukan waktunya untuk itu, yang paling penting adalah segera menemukan jejak Murong Shanshan!
Mengayunkan pedang memotong beberapa sulur, aku memasuki hutan misterius ini.
"Guk~" Suara sayap mengepak terdengar, seekor burung berkepala dua terbang panik meninggalkan dahan pohon.
Aku sedikit kaget, tapi tidak menghiraukannya. Terus melangkah menyusuri semak belukar. Tak lama kemudian, terdengar suara "desis~" dari depan. Saat kuangkat kepala, kakiku langsung lemas ketakutan!
Ya ampun, di pohon besar itu ternyata melilit ular piton besar!
Sejak kecil aku tidak takut apa pun, kecuali ular!
Sekarang begini, ular piton ini panjangnya minimal 20 meter, tubuhnya sangat besar dengan diameter setidaknya 50 sentimeter! Kepala berbentuk segitiga dengan mata mengerikan yang menyipit, di atas kepala terdapat tanduk panjang, taring beracun berkilau dingin, lidahnya yang menjijikkan menjulur sangat panjang!
Di bawah pohon tempat ular itu bersarang, bertumpuk kerangka korban sebelumnya. Hatiku langsung berdebar kencang - jangan-jangan Murong Shanshan juga ada di sini... Tapi sepertinya tidak mungkin. Murong Shanshan login tidak lama sebelum aku, seandainya bertemu ular pasti ada pertarungan sengit. Sementara di sini tidak ada jejak pertempuran sama sekali. Mengingat karakternya Shanshan, mungkin dengan pedang laser dan semburan pedangnya, area ini sudah tandus tak tersisa tumbuhan.
Aku menenangkan diri dan memandang ular itu. Matanya yang penuh racun juga menatapku tajam. Aku telah memasuki wilayah kekuasaannya, pasti tidak akan dibiarkan kabur. Aku pun segera eratkan Pedang Bulu Terbang, sepertinya harus bertarung habis-habisan!
Ular itu mengamatiku seksama seolah mengukur dagingku. Aku manfaatkan kesempatan ini untuk melihat atributnya——
【Penjelajah Hutan】（BOSS epik）
Level: 125
Serangan: 4200-4800
Pertahanan: 1800
Darah: 1.8 juta
Tipe Serangan: Serangan racun, memiliki kemungkinan tertentu membuat target keracunan parah
Tipe Pertahanan: Pertahanan lemah, bagian tubuh tertentu bisa menerima serangan mematikan 10x lipat
Tambahan: Penjelajah Hutan menjaga hutan ini, melarang orang luar masuk
……
Tiba-tiba, ular piton melancarkan serangan! Kepala segitiganya menerobos angin dengan dahsyat!
"Kreng~!"
Taring beracun dan Pedang Bulu Terbang bertabrakan sengit, memercikkan api! Aku buru-buru mundur ke semak, tapi ular itu mengejar. Gesekan sisiknya di pepohonan menimbulkan suara mengerikan!
"Bruk~!"
Bayangan hitam raksasa tiba-tiba muncul. Tubuhku terhantam keras hingga kehilangan keseimbangan, membentur pohon besar. Pipi terasa terbakar. Saat membuka mata, ekor ular raksasa itulah yang menghantamku!
Sial! Mereka menggunakan operasi ganda untuk menyerang, mustahil diantisipasi!
Desis~ Kepala ular datang! Aku menghindar tergesa-gesa. Tempat duduk tadi sudah menjadi reruntuhan, rumput menguning oleh racun!
Aku menarik napas tajam. Efek racun ini terlalu kuat, bahkan melebihi Bola Racun yang kubawa!
Ular raksasa itu menatapku tajam. Ekornya menyapu dua Pohon Raksasa di belakang!
Kali ini aku bisa menghindar tepat waktu. Tapi dari gerakan ekornya, kulihat kepala ular juga ikut tegang. Tampaknya kelenturan tubuhnya terbatas!
"Sambil melihat sekeliling pohon-pohon raksasa yang kokoh, ide segera muncul di kepalaku! Dengan cepatkuayunkan pedang ke kepala ular raksasa, sebelum sempat melawan, aku langsung mengaktifkan skill Swordsman's Swiftness dan menyelinap ke dalam hutan. Ular itu mengamuk dan mengejarku dengan tubuh besar yang melesat deras!"
"Aku tidak lari lurus, melainkan berkelok-kelok di antara pepohonan seperti tarian kupu-kupu, berputar-putar membentuk lingkaran bak tumpukan bunga plum! Akhirnya, setelah memutar kepala ular itu di antara pepohonan, kutemukan ekornya!"
"Tanpa basa-basi, kukeluarkan Tombak dari bungkusan yang baru saja kudapat dari menjatuhkan BOSS tadi!"
"Prak Ssshh~!"
"Darah mengucur deras saat kutusukkan Tombak itu langsung ke ekor ular, menembusnya sampai menancap ke kedalaman tanah. Tak puas, kuhantam gagang Pedang Bulu Terbang ke pangkal Tombak itu dua kali!"
"Ssshh~!"
"Ular itu menjerit kesakitan, merayap panik ke depan. Tapi ekornya tertancap, sampai mana kepala bisa kabur? Ular kan tidak bisa mundur!"
"Aku segera menyelinap ke hutan samping. Saat keluar, Pedang Bulu Terbang berkilauan. Sinar laser menyambar tubuh ular, merobek pertahanannya nyaris hancur. Langsung kuhampiri titik vital tujuh inci di tubuhnya, kuhunus pedangku tebas sekali putus!"
“Krak～！”
Tebasan langsung membuat darah muncrat deras. Tebasan pertama langsung menciptakan luka mengerikan yang sampai menembus tulang! Memang tepat mengenai titik lemah tujuh inci di ular!
Setelah beberapa kali tebasan beruntun, akhirnya kepala ular terpisah dari badannya! Kepala ular menggeliat kesakitan di tanah, sementara badan ular terus terdistorsi. Baru setelah lama sekali gerakan itu berhenti.
Akhirnya, badan ular perlahan menghilang, meninggalkan mutiara berkilauan di tempatnya semula!
Aku heran, BOSS sekuat ini kok tidak mengeluarkan perlengkapan, hanya mengeluarkan mutiara. Jangan-jangan ada misteri tersembunyi?
Lalu kuambil mutiara itu. Terasa dingin menyengat di telapak tangan. Setelah kuperiksa——
【Mutiara Air】：Harta berharga yang tercecer di Benua. Kumpulkan empat mutiara untuk membuka Pintu Iblis.
……
Aku agak terkejut. Apa ada mutiara lain? Seperti apa gerangan Pintu Iblis itu?
Setelah berpikir, karena sudah di sini lebih baik tenang saja. Lagipula Murong Shanshan sudah pasti tidak ada di tempat ini. Aku harus terus mencari.
