Setelah login, pukul 7 malam, Lu Xuehan dan Xin Yu juga sudah berstatus Nama Merah. Mereka sedang merekrut anggota di markas guild. Aku mendekati mereka dan berkata, "Urusan guild malam ini aku serahkan pada kalian. Aku harus pergi ke ibukota kerajaan Korea."
Lu Xuehan bertanya, "Ke Korea? Mau ngapain ke sana?"
"Oh, begini. Sebenarnya aku FANS-nya Dong Bang Shin Ki, mau menjenguk mereka!"
Xin Yu tertawa geli, "Benarkah? Kok tak pernah kudengar kau penggemar artis Korea? Pergi begitu saja? Apa tidak bawa oleh-oleh khas Kota Bulan Perak?"
"Tidak perlu. Aku sudah bawa Pedang Bulu Terbang."
Xin Yu tertegun sejenak lalu terkekeh, "Sudah kuduga!"
Lu Xuehan bingung bertanya, "Xin Yu, Lin Fan ini mau ngapain sih?"
"Menjaga perdamaian dunia..."
……
Meski kehadiranku mungkin membuat dunia makin kacau, aku tetap merasa seperti utusan keadilan. Di mana ada hujatan pada orang Tiongkok, di situ ada bayanganku. Walau memang banyak orang Tiongkok yang hina, seperti perempuan pengagum Korea tadi siang. Mungkin hanya orang berotak rusak seperti itu yang berani menghina Perdana Menteri Zhou di forum.
Tapi biar bagaimanapun, sekalipun banyak warga negara yang bodoh, mereka tetap orang Tiongkok. Kalau mau menghina, biar orang dalam sendiri yang melakukannya. Mana boleh orang Korea itu ikut campur urusan Tiongkok!
Malam ini, entah berhasil atau tidak dalam invasi markas, yang penting sudah berjuang mati-matian! Bagaimanapun juga harus membalas dendam untuk pemain Tiongkok. Di forum, pemain Korea tak henti-hentinya menghina pemain Tiongkok. Pemain Tiongkok juga sudah muak dengan gangguan berulang dari pemain Korea. Namun, kekuatan Kota Naga Bulan masih belum cukup kuat, jadi belum ingin menyerang ibukota kerajaan Korea terlalu dini. Lagipula, pihak bertahan lebih unggul daripada penyerang. Kekuatan Kota Naga Bulan dan ibukota kerajaan Korea seimbang, tak ada yang mau dirugikan.
Dengan memancing kemarahan orang Korea saat ini, membuat mereka menyerang Kota Naga Bulan secara inisiatif, sebenarnya secara tidak langsung membantu Kota Naga Bulan.
Dari perlengkapan yang kupakai, empat di antaranya adalah senjata dewata dan satu item spesial Cincin Sang Penguasa Naga. Lima item ini tidak akan ngank saat mati. Setidaknya, menurut data resmi, senjata dewata tidak akan ngank jika tewas tiga kali dalam satu jam. Tentu saja, jika mati puluhan kali dalam satu jam, tetap akan ngank.
Atribut senjata dewata adalah sumber utama atributku saat ini. Selama senjata dewata tidak hilang, karakternya tetap hebat. Artefak spiritual yang ngank pun tak akan terlalu membuatku kecewa.
Setelah mempertimbangkan semua ini, kuperbaiki perlengkapanku dan mengisi ulang ramuan. Kemudian kutinggalkan markas Firdaus yang Hilang, memanggil kuda surgawi. Hanya butuh setengah jam sampai di gerbang menuju Kota Naga Bulan. Sebenarnya bukan karena malas kabur, tapi status Namaku yang merah membuatku tak berani masuk ibukota kerajaan. Kalau tidak, teleportasi instan ke Kota Naga Bulan pasti lebih menghemat waktu.
Pertama kali datang ke Kota Naga Bulan, tiba-tiba teringat, di sini ada tempat legendaris bernama Wilayah Naga, tempat yang rutin dikunjungi Binglan Sang Pembisik Naga. Binglan pernah bilang kita akan bertemu lagi, tapi dia melarangku mencarinya. Sebenarnya, bahkan jika ingin mencari, aku pun tak tahu harus mulai dari mana.
Berjalan hati-hati menyusuri hutan lebat di perbatasan negara. Jaraknya cukup jauh dari ibukota kerajaan dan desa-desa, jadi tidak banyak pemain di sini. Tapi di balik rimbunnya pepohonan masih terlihat pemain-pemain yang berpencar. Bahkan ada yang mengenaliku, langsung menunjuk ke arahku dengan bersemangat: "Lihat! Lihat! Itu orang naik kuda putih, bukannya Lin Fan Sup Sayur Giok Putih bos Kota Bulan Perak?"
"Wah, beneran dia! Lihat nama karakternya, merah banget! Dia sudah level 120, kita masih mati-matian naik ke level 100..."
Salah satu dari mereka lalu berteriak kepadaku: "Hei Lin Fan, mau ke mana?"
Kujawab: "Bunuh orang!"
"Bangsat..."
Membiarkan para pemain yang terdiam terpaku, kupercepat kudaku ke barat. Di sana persis perbatasan antara Kota Naga Bulan dan ibukota Korea. Satu-satunya jalan menuju Korea ada di situ. Entah ada pemain otakmu rusak dari Tiongkok yang mau ke sana untuk pindah kewarganegaraan Korea atau tidak. Untungnya setting game ini cukup bijak, berapapun tingkat kecintaan seseorang pada luar negeri, Bendera Merah Bintang Lima di depan ID-nya akan tetap muncul seketika setelah melewati perbatasan!
Orang Korea tak peduli kau cinta Korea atau tidak, prinsip mereka satu: Satu datang dibunuh satu, dua datang dibunuh sepasang!
“Sepuluh menit kemudian, tiba di perbatasan server dua negara. Formasi teleportasi di sini memancarkan cahaya redup, pola sihir terus berputar, tapi tak terlihat ada yang masuk. Aku melirik sekeliling, sama sekali tidak turun dari kuda, langsung menyuruh Kuda Langit menerobos masuk!”
“Swa~!”
“Pandangan tiba-tiba terang, muncul di tengah hutan. Menurut peta Korea yang kulihat sebelum login, untuk menuju ibukota kerajaan pertama Korea di sini harus melewati benteng kecil. Aku tidak ingin gegabah, jadi memutuskan untuk tidak melalui benteng, langsung memutar daerah rintangan melalui Pegunungan Lianyun di samping, lalu memberikan serangan mendadak kejutan kepada orang Korea langsung dari dalam hutan!”
“Kondisi geografis Pegunungan Lianyun rumit, aku hanya bisa mengikuti arah umum. Selain itu, jenis monster di hutan sangat beragam dengan level berbeda-beda. Aku memanggil Serigala Kecil001 untuk memimpin jalan di depan, sementara aku mengikuti dari belakang. Kuda Langit juga sering membantu membunuh monster dengan kilat. Daya serang dua Binatang Suci tingkat awal ini saling melengkapi, kecepatan gerak pun tidak terlalu berkurang.”
Tapi aku juga tidak terlalu buru-buru, karena sudah janji dengan pemain Korea untuk mulai menggenosida ibukota kerajaan mereka pukul 9. Jadi aku tidak bisa datang terlalu awal, kalau tidak akan membosankan di dalam, dan kemampuan siluman juga mudah terdeteksi. Lagipula, level orang Korea umumnya jauh lebih tinggi daripada orang Vietnam. Di Korea, pemain yang telah empat kali transformasi bukanlah hal yang langka lagi. Pemain dengan level tertinggi mereka sudah mencapai Level 110, sementara Xin Yu yang berada di peringkat ketiga level Kota Bulan Perak baru Level 115. Meskipun Murong Shanshan sedang mengungsi, kecepatan naik levelnya tidak lambat dan sekarang sudah mencapai Level 118.
Hutan ini sangat sunyi, hanya ada satu manusia dan satu binatang yang berjalan dalam kegelapan malam. Selama monster tidak aktif menyerang, kami juga tidak akan mengganggu siapa pun.
Sekitar pukul 8:10, setelah melewati area danau air tawar, akhirnya kami tiba di atas pegunungan tempat rintangan itu berada. Dari puncak gunung, terlihat jelas rintangan sederhana itu dengan puluhan NPC bersenjata lengkap milik Korea yang sedang berpatroli bolak-balik di sekitarnya.
Di sisi sebaliknya, sudah terlihat samar-samar ibukota kerajaan Korea yang menjulang megah. Kota Lianyun ini sama seperti Kota Bulan Perak termasuk ibukota kerajaan level satu, sangat megah. Bagian belakangnya masih merupakan Pegunungan Lianyun, sedangkan depannya adalah sungai yang membentang panjang dengan lokasi geografis yang sangat unik.
Melihat waktu masih awal, aku memberi perintah pada serigala kecil: "Pergi, bunuh semua NPC di bawah sana, lalu kembali laporkan padaku!"
Serigala kecil segera menjalankan perintah, lari turun gunung dengan gembira. Kecepatannya yang luar biasa membuatnya terlihat seperti bola api menggelinding turun, dan dalam hitungan menit telah mencapai pos rintangan.
NPC Penjaga langsung siaga, berteriak: "Semua waspada! Ada binatang buas menyerang mendadak!"
Sebelum selesai bicara, lehernya sudah digigit putus oleh serigala kecil. Beberapa NPC lain panik menghunus pedang, namun yang mereka tebas hanyalah bayangan semu. Cakar tajam berapi serigala itu meninggalkan retakan di zirah penjaga, semburan api panas terus melahap nyawa mereka. Dalam beberapa menit, puluhan penjaga berubah menjadi api unggun yang berkobar-kobar. Usai misi, serigala kecil kembali menyelam ke hutan.
Aku tersenyum tipis. Serangan mendadak si serigala memang efektif. Sekalipun ada yang melihat, hanya akan mengira penjaga pos diserang binatang buas kuat dari hutan purba.
Setelah serigala kecil kembali, kumasukkan ke ruang peliharaan. Kuperintahkan kuda mistis: "Majulah ke Kota Lianyun!"
Kuda mistis mengangkat kaki depannya, melanjutkan perjalanan.
Sekitar setengah jam kemudian, kami tiba di hutan dekat pintu gerbang Kota Lianyun. Bersembunyi di antara pepohonan, kuda mistis terus mengeluarkan hembusan napas derik, seolah menantikan pertempuran sengit yang akan datang!
Tapi, sekarang aku tidak bisa menunggangi kuda langit dan masuk dengan sombong. Karena di depan pintu gerbang Kota Lianyun, kulihat sepasukan besar NPC Penjaga level tinggi, semuanya level 120. Level satu saja dari mereka sudah bisa menyebabkan kerusakan padaku. Jika nekat menerobos, aku tidak yakin bisa masuk ke area utama kota mereka dengan selamat.
Akhirnya, kumasukkan kuda langit ke ruang peliharaan, lalu langsung mengaktifkan Siluman. Dengan percaya diri, aku melangkah keluar dari hutan.
Sudah mulai banyak pemain Korea yang latihan leveling di sekitar sini, baik pria maupun wanita. Sejujurnya wanita Korea tanpa operasi plastik tampak biasa saja. Setelah melihat beberapa wanita jelek ala Korea memeluk kekasih mereka sambil merengek mesra "Oppa", hilang sudah niatku untuk mengalahkan semua pria dan menggoda wanita di dalam kota.
Aku berjalan dengan hati-hati, menghindari kedekatan dengan siapa pun. Jika terlalu dekat, pemain dengan skill persepsi mungkin akan mendeteksi nama merah besarku. Tanpa tunggangan, sama sekali tidak ingin bertarung langsung dengan mereka.
Saat tiba di bawah kota, jantungku hampir melompat ke tenggorokan. Bahkan bulu di tubuh NPC Penjaga itu terlihat jelas. Hanya tidak tahu apakah mereka akan mendeteksiku. Untuk pemain, meskipun yang level 110 berdiri di sampingku, tetap tidak akan melihatku. Kemampuan kamuflase Siluman Terkuat jauh melebihi siluman biasa, keyakinan ini kupunya.
Maka, aku menyelinap di antara para pemain Korea yang sedang kembali ke kota untuk logistik sambil berlari menuju pintu gerbang. Aku mendengar obrolan mereka, salah satu wanita berkata: "Kakak, malam ini datanglah ke asramaku, yang lain sudah pulang. Kita bisa main sampai besok."
Pria itu menjawab: "Tidak bisa! Malam ini guild mengorganisir serangan BOSS, aku tidak boleh absen. Bagaimana kalau kamu yang datang ke asramaku? Saat aku main game, kamu bisa..."
Wanita itu tertawa: "Kakak jahat sekali..."
……
Aku yang mendengar sampai muka memerah, tapi mereka berbicara santai seperti merencanakan menu makan malam. Orang Korea memang luar biasa garang. Dalam hal kelakuan jorok, sepertinya hanya orang Jepang yang bisa menyaingi mereka di dunia ini.
Ketika tangan pria itu berputar searah jarum jam untuk keenam kalinya di pantat wanita tersebut, akhirnya aku berhasil memasuki kota.
Aku berjalan hati-hati menempel di tembok. Konstruksi ibukota kerajaan Korea agak berbeda dengan Kota Bulan Perak, tapi pemain sama-sama berjualan di plaza bawah pintu gerbang dengan ramai. Server Korea milik cabang perusahaan ini memang garang, sampai mengembangkan sistem kostum kuno seperti pakaian Dinasti Tang dengan topi tinggi, tapi efek perlengkapan tetap terlihat. Kostum ini dijual di NPC seharga 10 keping emas per jam, tapi banyak yang membelinya. Dengan pakaian warna-warni, mereka berteriak seperti orang bodoh di seluruh kota: "Hidup Republik Korea! Semenanjung Korea milik kami! Semenanjung Shandong milik kami! Asia milik kami! Bumi milik kami! Mars pun milik kami!"
Aku berpikir, sekarang sudah masuk dan waktu hampir habis. Dari mana sebaiknya mulai bertindak?
Tiba-tiba terlihat lima pemain berjalan dengan angkuh, masing-masing terlihat sangat hebat.
Jantungku berdebar: Bangsat! Tidak mungkin kebetulan seperti ini. Aku bilang ke Lu Xuehan mau mengunjungi TVXQ di sini, mereka juga berlima. Jangan-jangan benar-benar ketemu? Seharusnya tidak, orang-orang seperti itu main di dunia seni tinggi, mana perlu cari kesenangan di game?
Sudah, pokoknya target mereka saja!
Aku mulai memanggil Kuda Surgawi dan Serigala Kecil di blind spot bangunan. Begitu Kuda Surgawi muncul, langsung kunaiki. Kuberi perintah serang ke Serigala Kecil: targetnya grup lima orang tadi!
Kuda Surgawi meringkik keluar dari sudut tembok. Aku mengayunkan semburan pedang dengan cepat. Jangkauannya tidak luas, tapi tepat menghabisi tiga dari mereka!
Dua lainnya baru sadar saat sudah terlambat. Serigala Kecil bergerak gesit, membunuh seketika dengan kilat. Hanya tersisa dua gumpalan abu yang membakar sisa energi.
Kuda Surgawi dan Serigala Kecil sebagai Binatang Suci terlalu mencolok. Baru muncul langsung menyebabkan kegemparan, apalagi di plaza besar ibukota kerajaan musuh?
Seketika, seluruh plaza meledak, muncul tiga nama merah besar dari udara, membuat para pemain yang berteriak "Republik Korea" tidak tahan. Mereka yang sedang berjualan langsung membereskan lapak dan bergabung dalam pertempuran, sementara pemain yang sedang jalan-jalan juga menghunus senjata, segera ikut mempertahankan keagungan ibukota kerajaan!
Aku tertawa terbahak, mengayunkan Pedang Bulu Terbang ke kiri-kanan. Dua semburan pedang melesat, seketika beberapa pemain di kedua sisi terhapus, menciptakan wilayah kosong kecil. Kuda mistis juga mengangkat kaki depannya melepaskan kilat. Dibandingkan semburan bulan separuhku, daya hancur kilat kuda ini jauh lebih dahsyat. Kilat itu menjalar liar di kerumunan pemain Korea, cahaya putih kematian bermunculan bertubi-tubi.
Serigala kecil sudah menyelinap ke kerumunan. Saat para pemain masih terkejut, cakar tajamnya bekerja tanpa ampun, memanen nyawa pemain Korea dengan ritme cepat dan teratur.
Kekacauan melanda. Kukendalikan kuda mistis berputar-putar, terus mengayunkan Pedang Bulu Terbang membabat pemain Korea yang sudah panik. Sesekali ada satu-dua yang melawan, nasibnya justru lebih mengenaskan.
Dari kerumunan terdengar jeritan kaget: "Bangsat! Orang Tiongkok bernama Kung Fu Boy itu ngomong mau invasi markas, kok malah ahli peringkat satu mereka yang datang! Cepat, beri tahu pasukan pengawal untuk mengepungnya!"
Aku terkekeh. Mana mungkin kubiarkan kalian dapat kesempatan itu?
Memegang tali kekang, saya mencari posisi terbaik lalu menusukkan pedang sambil mengaktifkan skill Pedang Laser. Sinar itu bagaikan cahaya neraka melesat menerobos barisan tubuh pemain Korea, dalam sekejap menewaskan setidaknya 100 pemain!
Pemain Korea mulai melancarkan serangan balik. Gelombang demi gelombang Anak Panah Gejolak dari pasukan panah menghujam. Namun pertahanan saya saat ini terlalu tinggi. Setelah efek atribut mengurangi dampaknya, serangan fisik jenis itu langsung kehilangan efek. Panah Es para Penyihir pun tak lebih baik. Karena level dan resistensi sihir yang saya miliki, skill yang seharusnya memperlambat 40% kecepatan gerak hanya mengurangi 15% saja. Padahal kecepatan kuda terbang saya sudah 350% - jelas efeknya hampir tak terasa.
Akhirnya seorang pemain menghabiskan 5,000 koin perak untuk membeli pengumuman sistem: "Pemain Tiongkok peringkat pertama level telah masuk Gerbang Barat Kota Lianyun! Orang ini sangat kuat, semua harap segera teleportasi ke kota dan BUNUH dia!"
Beberapa menit kemudian, pemain Korea di depan semakin banyak. Banyak yang berlari dari spot leveling luar, lebih banyak lagi yang langsung memilih titik teleportasi ini.
Saya pun tak bisa bertahan. Saya menarik tali kekang dan berbelok, langsung melesat ke jalan utama kota di Utara. Kerumunan pemain yang berdesak-desakan tertinggal jauh. Saya memberi isyarat pada Serigala Kecil yang secepat kilat mengejar.
Menengok ke belakang, kulihat belasan pemain Ksatria Korea juga memanggil tunggangan dan mengejar. Aku pun berhenti sebentar. Saat mereka masuk dalam jarak serang, seketika aku berbalik dan mengayunkan semburan pedang!
“Cret～!”
Dada seorang ksatria langsung terbelah oleh semburan pedang. Dia mendengus kesakitan dan jatuh dari tunggangannya, terseret jauh sebelum akhirnya tewas.
Ksatria lainnya saling pandang kebingungan. Sebagian besar sudah takut untuk melanjutkan pengejaran. Sisanya kuhajar tanpa ampun dengan cara yang sama, menjatuhkan mereka satu per satu dari tunggangan!
Sambil terus berlari, kubuka peta. Posisi saat ini di Zona Transaksi. Kebanyakan NPC publik hanyalah toko dan penyedia bahan. Aku mengalihkan perhatian para pemain, lalu memerintahkan Serigala Kecil untuk menyerang NPC non-tempur level 120. Serigala itu bekerja cepat, hanya dalam 10 detik berhasil membunuh dua NPC di apotek.
Toko-toko bertebaran seperti bintang di langit, tapi tak masalah. Kuda surgawi ini larinya cepat. Berapa pun pemain yang datang bisa kutanggalkan. Lagipula, pemain Korea sebanyak apa pun tak mungkin memenuhi ibukota kerajaan yang luas ini. Selain itu, sekarang sudah lewat jam 9. Para mahasiswa seharusnya sudah kehabisan listrik di asrama. Sial! Siapa tahu apakah asrama Korea malam ini mati lampu? Semoga Langit memberkati mereka dengan ratusan kilat untuk menghancurkan semua transformator sekolah di Korea!
