Saat aku dan Murong Shanshan tiba di titik kumpul, Lu Xuehan juga datang. Penampilan mereka berdua berdiri bersama memesona. Satu Potong Plum dari guild Firdaus yang Hilang bertanya: "Bos Sayur Hijau Kakao ikut bersama kita?"
Lu Xuehan tersenyum mengangguk.
Sebenarnya, Satu Potong Plum adalah pencuri yang cukup jorok. Ini bukan omong kosong. Semua orang tadi melihatnya melacak seorang pendeta level 57 yang ragu-ragu mau bertindak atau tidak. Andai aku dan Murong Shanshan terlambat satu langkah, pendeta newbie malang itu pasti sudah MATI diracun.
Murong Shanshan merasa perlu cari kesempatan untuk edukasi mental pada Satu Potong Plum. Minimal cari target yang levelnya lebih tinggi. Konsekuensinya, Satu Potong Plum dengan wajah memelas bilang dia sudah dihabisi pendeta itu di lebih dari tiga kali.
Setelah menghitung jumlah orang, Pedang & Mawar datang 40 anggota, divisi keempat Firdaus yang Hilang 40 orang. Tak kurang satu pun. Ditambah Murong Shanshan, Lu Xuehan dan aku, total 83 orang.
Bawahannya berbisik-bisik. Satu Potong Plum bertanya: "Ketua guild? Operasi apa sebenarnya hari ini? Katanya nyawa tinggal 9 helai, apa kita mau lawan BOSS tingkat dewa?"
Aku menggelengkan kepala, menginvite semua orang ke party, mengumumkan: "Hal yang akan kita lakukan malam ini adalah——menyerbu ibukota kerajaan Korea dan membunuh raja mereka!"
Begitu kata-kataku selesai, udara mendadak beku. Hampir semua orang menganga, mereka tak percaya kelompok mereka benar-benar bisa menyerbu ibukota Korea yang memiliki minimal 3 juta pemain. Dari 50 juta penduduk Korea, hampir 1 dari 10 orang memainkan game ini! Bahkan perkiraan konservatif ibukota itu pasti memiliki 3 juta pemain!
Yi Jianmei gemetar bertanya: "Ketua guild, apa ini serius?"
Aku meliriknya penuh hina: "Jangan-jangan kau takut?"
Yi Jianmei memandangiku, lalu melihat Murong Shanshan dan Lu Xuehan di sampingku. Tatapannya perlahan berubah dari ragu menjadi mantap, sambil mengepal tangan berteriak: "Sial! Apa yang ditakutin? Ayo kita serang sekarang, lihat apakah pantat cewek Korea itu bulat atau nggak!"
Yang lain langsung ikut menghina: "Bulat apanya! Cewek Korea cuma operasi plastik wajah, pantatnya nggak dioperasi~"
Yi Jianmei melotot: "Kalian nggak ngerti! Memang pantatnya nggak dioperasi, tapi cowok Korea yang dioperasi! Kalau sering dijepit-jepit pasti jadi bulat. Mau nyoba juga?"
Seketika sorak sorai bergemuruh...
Jorok! Sangat jorok!
Dalam hati kupatokkan cap pada mereka.
Murong Shanshan dan Lu Xuehan antara ingin tertawa dan menangis. Kukatakan: "Baik, mari mulai! Sekarang kita berangkat, bersiaplah untuk tewas!"
Maka sekelompok orang dengan penuh semangat menyerang ibukota kerajaan Korea. Sepanjang perjalanan, mereka bahkan berani berjalan di depan kami, dengan lancangnya memonopoli jalan raya dari Kota Bulan Perak ke Kota Naga Bulan. Hal ini membuat para pemain high-level yang melintas tak bisa menahan geram dan bergumam: "Sial! Sekelompok pemula berpakaian biru berani begitu lancang?"
Namun ketika dia melihat tiga orang yang berjalan di belakang, persepsinya segera berubah. Di antara ketiganya, Lu Xuehan memiliki perlengkapan terburuk, tapi tetap memiliki satu Senjata Dewata Tingkat Rendah dan beberapa artefak spiritual high-level. Tingkat kelengkapan seperti ini jarang terlihat di Silver Moon City. Bagaimanapun, di seluruh dunia saat ini hanya ada 19 buah Senjata Dewata Tingkat Rendah yang telah lahir, sementara Senjata Dewata Menengah lebih langka lagi—hanya 7 buah. Aku sendiri memiliki tiga di antaranya: Pedang Bulu Terbang, zirah dada, dan pelindung kaki. Murong Shanshan hanya memiliki Pedang Penghubung Roh sebagai Senjata Dewata Menengah, sisanya masih tingkat awal. Tapi ini sudah cukup membuat orang gila. Aku merasa diri sendiri dan Murong Shanshan bagaikan dua orang kaya baru di mana pun kami berada.
Melewati jalan raya Kota Naga Bulan, rombongan akhirnya tiba di wilayah ibukota Korea, Kota Lianyun, pada pukul delapan setengah malam. Saat kami meninggalkan formasi teleportasi dan menyelinap ke hutan di sampingnya, kami melihat sekelompok pemain Korea yang tampak bersenjata lengkap sedang mendaki dari kaki bukit.
Murong Shanshan bertanya: "Haruskah kita membunuh mereka?"
Aku berkata: "Tidak perlu. Mereka cuma puluhan orang, ke Kota Naga Bulan pun tidak akan jadi ancaman besar. Shanshan, kau harus percaya pada warga Kota Naga Bulan~ Kalau kita bertindak sekarang, pasti akan ketahuan. Begitu mereka beri tahu Kota Lianyun untuk mulai bertahan, kita akan sulit menerobos masuk."
Murong Shanshan mengangguk sambil tersenyum: "Hm, perhitunganmu memang selalu matang!"
Kami melanjutkan perjalanan. Kali ini aku yang memimpin. Jujur saja, meski cuma datang dua kali, aku sudah sangat familiar dengan kondisi geografis Pegunungan Lianyun. Satu tangan menggenggam Lu Xuehan, satu tangan digandeng Murong Shanshan. Rombongan 80 orang di belakang memandang dengan iri sampai mati, hampir-hampir mengeluarkan air liur.
Setengah jam kemudian, sampai di hutan dekat gerbang timur Kota Lianyun. Kulihat ke luar, sudah banyak pemain Korea sibuk bolak-balik latihan leveling. Kubisikkan pada Lu Xuehan: "Xue Han, setelah beri kami magic support, pulanglah!"
Lu Xuehan mengangguk patuh. Dengan cekatan dia memberikan Api Spiritual dan Eternal Healing Technique padaku dan Murong Shanshan. Karena baik hati, dia juga memberi Api Spiritual pada beberapa "binatang ternak" di belakang yang langsung senyum-senyum kecut.
Kulihat waktunya sudah pas: "Xue Han, sekarang gunakan skill teleportasi ke kota!"
Lu Xuehan memandangku: "Tapi aku ingin menunggu sampai kalian mulai menerobos, baru pulang. Boleh?"
Kutolak: "Xue Han yang baik, pulang sekarang juga. Jangan buat aku dan Shanshan khawatir."
Murong Shanshan mengangguk lembut. Melihat ini, Lu Xuehan pun tak lagi bersikeras. Dia mengeluarkan Scroll Kembali ke Kota, tersenyum manis ke arah semua orang: "Semuanya, aku pulang dulu. Menanti kabar kemenangan kalian!"
Di bawah tatapan sekelompok orang, formasi teleportasi di kaki Lu Xuehan berkedip, lalu dia pun kembali ke Kota Bulan Perak.
Aku kembali memeriksa waktu: pukul sembilan tiga puluh malam. Waktu emas yang tepat! Saat ini banyak pemain di ibukota kerajaan Korea, pembantaian akan terasa nikmat. Tentu saja, para pemain yang kita bawa ini pasti akan mati dengan cepat!
Murong Shanshan menganalisis cepat: "Bagian barat Kota Lianyun menghadap padang rumput luas yang dipenuhi berbagai jenis monster - lokasi leveling favorit pemain. Sementara area timur tempat kita berada sekarang berada di tepi hutan. Meski monster di hutan juga banyak, medannya sulit. Pemain malas pasti tak akan memilih sini. Jadi, hambatan saat kita menerobos masuk lewat Gerbang Timur ini akan jauh lebih kecil!"
Si cewek cantik menggigit bibirnya, melanjutkan: "Tapi, jika lewat Gerbang Timur ke Gerbang Utara, kepadatan pemain di Gerbang Utara relatif lebih tinggi. Terakhir kali ke sini, aku hampir gagal menerobos. Jadi saranku: kita memutar dari Gerbang Timur ke Gerbang Selatan, lalu masuk ke istana kerajaan. Sekalian melewati Zona Transaksi untuk membantai NPC pasar mereka. Bagaimana pendapat kalian?"
Aku tentu tak keberatan. Yang lain juga menyatakan akan mengikuti perintah Shanshan si cantik, mengabadi dalam kesetiaan, sumpah setia sampai mati!
Aku merasa mesra sampai MATI, hampir tak tahan ingin segera membabat habis semua bajingan ini. Tapi setelah dipikir, nanti masih butuh tenaga mereka, jadi aku coba bersabar sebentar, nanti juga saudara-saudara Korea ini akan kubuat kapok.
Murong Shanshan melihat ekspresi gigit gigiku, tersenyum manis sambil merangkul lenganku: "Ayo kita pergi!"
Seketika, hawa dingin menyelimuti sekeliling.
Kugoyangkan lengan, merasakan sesuatu yang lembut menekannya. Kubisikkan di telinga Shanshan: "Di game saja sensasi sentuhannya bisa sebaik ini, langka～"
Murong Shanshan langsung memerah, melototi aku: "Apa di realita kau pernah menyentuh?"
Aku tentu tak berani mengaku, malam itu di hotel saat menggendongnya ke ranjang untuk tidur, tak sengaja menyentuhnya. Meski sebentar, sensasi sentuhan yang menggugah itu terus terngiang.
Menjelang serangan, Yi Jianmei bertanya: "Ketua, apakah kita harus menyelinap?"
Aku melotot: "Kita berdua Siluman, yang lain bagaimana?"
Setelah itu kuperintahkan: "Semua orang tunjukkan senjatamu! Kita tak perlu Serangan Mendadak, ikuti aku! Langsung serbu masuk!"
Pedang Bulu Terbang dan Pedang Tongling hampir terhunus. Aku dan Murong Shanshan berjalan paling depan, bahu-membahu menyerbu.
Saat itu, seorang pemain Penyihir Korea dan pemain prajurit Korea sedang duel. Penyihir itu sudah level 102, operasinya sangat mahir.
Bola api megah, kombo es-api yang dihindari dengan indah, Ice Seal yang memukau, oh prajurit menyerang? Blink gemilang!
Saat Penyihir asyik bermain, tiba-tiba dikelilingi 82 pemain Silver Moon City penuh niat membunuh. Diam seribu bahasa, lalu MATI spektakuler. Prajurit yang mengikutipun terpaku. Murong Shanshan maju dengan sekali tebasan pedang menyelesaikan, perintah: "Sekarang, serbu! Aku dan Lin Fan yang tangani NPC di pintu!"
Aku langsung berpisah dengan Murong Shanshan. Dia serang 4 NPC level 120 di kanan, aku ke kiri. Salah satu yang mirip komandan regu langsung menghunus pedang: "Berani-beraninya kalian memasuki benteng ibukota kerajaan tanpa izin!"
Belum selesai bicara, Pedang Bulu Terbangku sudah menyambar miring!
“42580！”
Serangan mematikan! Langsung MATI seketika!
Tubuhku berhenti sejenak, tangan kanan mengacung—formasi magis muncul di udara. Kuayunkan ke depan: "Serigala kecil, serang!"
Saat tanganku mengayun, bayangan merah menyala si serigala kecil menerobos udara seperti tembakan meriam. Yang pertama langsung tercabik cakar tajamnya. Yang kedua panik ingin menyerang, tapi aku sudah sampai. Ayun pedang—selesai dengan memuaskan!
Di sisi lain, Murong Shanshan juga telah melepaskan phoenix. Dengan bantuan Binatang Suci, dia dengan mudah menghabisi keempat NPC tersebut. Dengan demikian, gerbang timur ini telah jatuh. Namun di kejauhan, segerombolan pemain telah berdatangan. Kebisingan memenuhi area, pasukan NPC juga bergegas datang. Beberapa petugas militer berwujud manusia berteriak marah: "Dasar tong sampah! Bagaimana bisa musuh menyerbu benteng kita dengan mudah seperti ini?"
Kesempatan langka. Aku segera memerintahkan Tim Invasi Markas di belakangku untuk menerobos masuk. Sekelompok orang ini hampir mencapai tahap "Bunuh dewa yang menghalangi, bunuh Buddha yang menahan". Pemain dan NPC yang baru berkumpul terburu-buru itu sama sekali tidak ada perlawanannya. Bola api besar-kecil ditambah hujan panah membuat mereka langsung kehilangan kendali.
Sekitar 40 Pengawal NPC sedang berkumpul dengan tegang. Melihat situasi genting, NPC ini pasti lebih mengerikan daripada pemain yang tidak terorganisir. Aku segera menaburkan bubuk fluoresen dan masuk ke mode Siluman. Petugas penjaga itu sedang berpidato: "Tong sampah! Kali ini kita harus membunuh mereka semua di bawah kota! Jika tidak, bagaimana aku bisa menghadap Yang Mulia Kaisar Suci?"
Aku tertawa terbahak. Orang Korea selalu lucu. Negara kecil sebesar kutu itu berani menyebut diri sebagai Kerajaan Suci? Untuk kuota ibukota kerajaan ini, mereka pasti menghabiskan uang tak terkira sebelum server dibuka. Sebenarnya untuk negara kecil seperti Korea, memberikan dua ibukota kerajaan level 2 saja sudah lebih dari cukup. Memberikan ibukota besar seperti ini kepada mereka benar-benar pemborosan.
“Sambil mengamati formasi pasukan pengawal di samping, aku memperhitungkan sudut dengan tepat. Pedang Bulu Terbang tiba-tiba menampakkan wujud, diikuti cahaya pedang laser yang menyinari seluruh plaza gerbang timur Kota Lianyun. Pasangan pengawal itu gugur dalam tugas, hanya tersisa petugas militer yang melotot padaku, jenggotnya berkibar karena amarah. Ia mencabut pedang panjang dan langsung berlari maju!
Aku tak terburu-buru. Mengangkat pedang, aku memanggil Kuda Langit. Dengan suara ringkikan gembira, tanduk di dahinya langsung menancap di perut petugas militer, mengangkat seluruh tubuhnya ke udara sebelum dihempaskan ke tanah. Dengan sisa nyawa tipis, kuhampiri dan tebaskan pedang tanpa ampun untuk menyelesaikannya.
Saat itu pemain-pemain sekitar mulai mengeroyok. Banyak pemain Korea berteriak melalui Pengumuman Sistem dengan bayaran: "Sialan! Kota Bulan Perak mengirim pasukan untuk invasi markas! Cepat datangi gerbang timur Lianyun! Mereka datang dengan puluhan ribu pasukan! Bukan, ratusan ribu! Ini serangan paling dahsyat sepanjang sejarah!"
Ucapan itu hampir membuat anggota tim invasi markas kami MATI kaget. Orang Korea memang luar biasa hebat. Dengan logika begini, klaim mereka bahwa empat penemuan besar berasal dari Korea pun tak perlu ditertawakan lagi.
“Cret～!”
Kilatan petir dari Kuda Langit membersihkan lingkaran manusia di sekeliling. Serigala kecil yang sudah merah darah berputar sambil menarik gerombolan pemain Korea dari gerbang utara, lari pontang-panting mendekat!
Saya menoleh ke belakang, orang Korea berhamburan seperti semut kecil. Pasukan kami mulai mengalami korban, yang pertama tewas adalah Yijianmei. Dia dihabisi oleh MM pasukan panah Korea, sebelum mati menggerutu: "Sial! Ayah malah tewas di tangan wanita Korea..."
Saya berlari kembali, buru-buru berkata pada Murong Shanshan: "Pergi! Gerbang Selatan!"
"Baik!"
Murong Shanshan berbalik mengeluarkan semburan pedang menumpas sekelompok pemain Korea. Orang-orang Korea itu terpaku, memberi kami jalan hidup!
Maka Murong Shanshan memimpin jalan, saya bertugas tameng belakang. Phoenix tetap melayang di udara, terus melepaskan skill Api ke tanah. Pemain Korea yang mencoba mengejar entah datang dengan HP habis, atau tewas dalam lautan Api dengan jeritan kesakitan.
Di depan terdengar tawa indah seperti lonceng perak Murong Shanshan. Nona-nona itu tampak linglung melihat nilai kejahatan yang melonjak drastis.
Saya tinggalkan serigala kecil sebagai tameng, lalu naik Kuda Langit menyusul pasukan. Sambil mengayunkan pedang mengeluarkan semburan untuk membunuh seketika pemain Korea yang mengejar. Setelah diperkuat pelindung kaki senjata dewata menengah, serangan saya melebihi era sebelumnya. Membunuh pemain belum empat kali transformasi ini sangat mudah, bahkan menghadapi ksatria bertahan tinggi bisa diselesaikan dengan dua tebasan.
Di dalam pasukan, dari 83 anggota, lebih dari 20 telah tewas. Sisanya kurang dari 60 orang. Lu Xuehan kebetulan masih berada di dalam pasukan. Melihat nama-nama anggota kami menghilang satu per satu seperti lalat dipukul, dia segera berkata khawatir: "Lin Fan~~ Kau harus hati-hati ya~"
Suara manis Lu Xuehan tanpa disangka menyentuh perasaan semua orang. Mereka langsung seperti disuntik stimulan, mengikuti Murong Shanshan menyerbu ke Zona Transaksi Gerbang Selatan!
Aku mengikuti di belakang. Namun yang mengejutkan, Gerbang Selatan sudah dipadati banyak pemain Korea. Mereka sudah mempersiapkan blokade di jalan masuk saat kami tiba!
Murong Shanshan panik dan mundur selangkah tanpa sengaja menabrakku. Kupegang bahunya sambil berkata: "Gunakan pedang laser! Fokuskan Phoenix sebagai penyerang utama. Keberhasilan menerobos kali ini tergantung pada Phoenix. Sial! Tak kusangka perlawanan orang Korea kali ini begitu sengit."
Murong Shanshan tersenyum nekat: "Ini wajar. Ini kan ibukota kerajaan mereka. Kau pikir kita sedang jalan-jalan di mal? Mustahil dapat hasil tanpa mengorbankan sesuatu!"
Usai bicara, Murong Shanshan langsung mengaktifkan skill menyerbu. Bayangan indahnya tiba-tiba muncul di depan formasi Pedang pemain Korea. Dengan ayunan pedangnya, semburan pedang level 10 menghujam tanpa ampun! Formasi lawan langsung terkoyak celah besar! Puluhan pemain berubah menjadi cahaya putih kembali ke kota, perlengkapan dan ramuan bertebaran di tanah!
"Tapi kelompok invasi markas kami sama sekali tidak tertarik mengumpulkan perlengkapan. Semua orang mengikuti Murong Shanshan berlari maju, Phoenix di udara juga berusaha memberikan output serangan maksimal. Namun, ia menjadi target serangan pemain Korea. Bola api, es, dan batu beterbangan menghujam. Meski pertahanan Phoenix kuat, darahnya terus turun drastis. Apalagi pemain Korea tidak seperti pemain Vietnam, di antara mereka cukup banyak elit pemain."
"Mengikuti langkah Murong Shanshan, saat dia menggunakan pedang laser untuk kedua kalinya, akhirnya berhasil membuka celah kecil di garis pertahanan solid pemain Korea. Aku segera maju, menusukkan pedang laser untuk memperlebar celah. Tapi pemain Korea yang terlatih segera menyatukan formasi kembali. Murong Shanshan menggigit gigi marah, mengeluarkan semburan pedang lagi untuk membuka celah."
"Kedua pihak saling tarik-ulur seperti gergaji, tapi kelompok invasi markas kami mulai kewalahan. Mereka hampir habis dibantai."
"Aku segera berteriak: 'Shanshan, Jurus Perang Naga!'"
"Murong Shanshan langsung paham. Pedangnya diayunkan, aliran udara keemasan mengelilinginya. Pemain Korea yang mencoba mendekat langsung berjalan limbung diterpa gestur awal skill ini. Saat Naga Emas muncul mendadak di langit, wajah pemain Korea dipenuhi keputusasaan!"
"Braak～!"
Tubuh besar Naga menghabisi sekelompok pemain, meluncur lurus ke depan sambil membawa serta beberapa prajurit NPC bantuan yang berusaha menghalangi.
