Aku segera siaga, menarik tali kekang kuda dan cepat-cepat menghunus Pedang Bulu Terbang. Ketika menengadah, kagetlah aku.
Di tengah hutan lebat yang dikelilingi pegunungan ini, seharusnya hanya ada pepohonan lebat dan batu-batu besar berusia tua. Tak kusangka ada manusia di sini. Namun, manusia ini ternyata pengawal kurcaci setinggi kurang dari 1 meter!
Di atas kepala Pengawal Kurcaci itu tertulis enam karakter besar "Pengawal Kurcaci Pegunungan Tinggi". Seluruh tubuhnya tertutup zirah tebal, alis dan jenggotnya panjang. Di tangannya menggenggam kapak besar yang tidak proporsional dengan tubuhnya. Kapak itu memancarkan cahaya hijau berkilauan, jelas bukan benda biasa - seolah telah diberkati sihir.
Aku bingung, dalam data-data geografi negara Yueheng tentang Kota Lingtong, tidak disebutkan tentang keberadaan kurcaci ini! Apakah ini bagian dari alur cerita tersembunyi, misi baru, atau NPC yang baru saja muncul?
Pengawal Kurcaci itu tampak tidak sabar, jenggotnya bergerak-gerak: "Apa tujuanmu datang ke Kerajaan Kurcaci Pegunungan Tinggi kami?"
Saat ini dia tidak langsung menetapkan aku sebagai musuh, aku segera berkata: "Begini, aku hanya petualang biasa yang kebetulan lewat sini. Aku tidak punya niat jahat, terhadap Kurcaci pegunungan aku selalu menghormati, tidak pernah merendahkan tinggi badan kalian..."
Pengawal Kurcaci mendengus: "Manusia sialan, sampai kapan kalian mau mengganggu kami? Tahukah kau, di mata kami Kurcaci, kalian bahkan lebih menjijikkan daripada Arwah Gelisah!"
Aku kaget: "Apa maksudnya? Aku tidak pernah melakukan hal yang merugikan Kurcaci pegunungan?"
Pengawal Kurcaci melirikku dengan sikap merendahkan: "Manusia memang terlalu licik! Kata-kata kalian selalu penuh kemewahan dan tak bisa dipercaya. Saudara-saudaraku mengira bisa mendapatkan Koin emas berkilau dari kalian, tapi malah kehilangan kebebasan! Pergilah sekarang juga, bocah! Kapakku takkan mengotori darah kotormu!"
Aku langsung naik pitam: Dasar kau! Ayah golongan darah O! Tubuh sehat tanpa penyakit kelamin, mana mungkin darahku kotor!
Ingin langsung berlari maju memenggal kepalanya yang berbulu dengan sekali tebasan pedang. Tapi teringat, tidak! Aku ke sini mencari jalan ke sisi lain. Berkelahi dengan penduduk asli di sini sungguh tidak rasional. Seperti kata Murong Shanshan, kita harus belajar menjadi matang, mempertimbangkan masalah dengan lebih berhati-hati.
“Aku bukan manusia dari Lingtong City, kurasa kau salah paham, kami manusia Kota Bulan Perak mustahil mengkhianati saudara Kurcaci!” kataku sambil menahan satu tarikan napas.
“Apa? Kau manusia dari Kota Bulan Perak?” Mata Pengawal Kurcaci itu membelalak penuh ketidakpercayaan.
Kukiyaskan anggukan, “Benar, aku petualang dari Kota Bulan Perak. Jika tak percaya, lihatlah lencana petualanganku!”
Dengan sikap waspada, si Kurcaci mendekat sebentar lalu segera menjauh. Nadanya melunak, “Bahkan jika kau petualang Silver Moon City, tetap tak bisa kulewati! Pulanglah. Jangan pernah ceritakan lokasi ini pada siapa pun. Suku-suku Kurcaci telah hidup damai ratusan tahun di sini. Kami tak ingin kedamaian ini dihancurkan.”
“Aku berjanji takkan bocorkan keberadaan kalian!” desakku gusar. “Aku benar-benar perlu menjelajah ke depan. Lagipula, bukankah manusia Silver Moon City selalu menghormati ras lain? Apalagi Kurcaci dan manusia adalah saudara sejenis, mana mungkin saling membunuh?”
Sang Pengawal menatapku, “Begitu? Baik, kau harus menunjukkan kesungguhan dan niat baik pada kami baru bisa lewat!”
“Ding～!”
Sistem mengingatkan: Terima syarat dari Pengawal Kurcaci Esin?
“Setelah aku menekan tombol Konfirmasi, Pengawal Kurcaci mulai bercerita: ‘Suku Kurcaci tinggal di pegunungan tinggi. Kami takut angin, terik matahari, dan hujan, jadi hanya bisa tinggal berkelompok di gua gelap dan lembab yang sama sekali tidak memiliki cahaya suci. Perempuan muda di suku kami sangat takut dengan kegelapan ini, yang sangat mempengaruhi perkembangan mereka. Karena itu, kami berharap kau bisa menemukan sejumlah lilin untuk kami gunakan!’”
“Ding～！”
Sistem mengingatkan: Menerima quest 【Lilin Kurcaci Pegunungan】!
Konten quest: Bantu Kurcaci pegunungan mencari 100 batang lilin. Kabarnya di gunung ada hewan bernama "Tikus Cahaya" yang sering membawa lilin ini kemana-mana. Pergilah ke sana, mungkin kau akan mendapatkan sesuatu!
……
Pengawal Kurcaci pun diam, berdiri tegak seolah tak memberi kesempatan masuk ke daerah pegunungan belakang sebelum aku membawa 100 lilin. Di sebelah kanan ada semak duri lebat yang tidak mau kulewati dengan Kuda Langit karena khawatir terluka. Sebelah kiri adalah tebing tinggi 10.000 zhang, memutar jalan mungkin memakan waktu lama. Jadi, menyelesaikan quest ini sepertinya satu-satunya cara. Lagipula, quest berwarna ungu yang kuterima di level 121 ini menunjukkan tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Jika bisa menjalin hubungan baik dengan suku Kurcaci, mungkin akan ada keuntungan!
Memikirkan ini, aku tak ragu lagi. Segera kukendarai kuda menuju gunung untuk mencari Tikus Cahaya yang disebut dalam quest.
“Setengah jam waktu, mengelilingi setengah gunung, hasilnya melihat serigala abu-abu besar yang menggigit orang sembarangan, melihat tikus hitam yang lari pontang-panting saat melihat manusia, juga melihat Dayang Kucing Jahat berwajah manusia bertubuh kucing!”
“Dayang Kucing ini tidak jauh berbeda dengan gadis manusia, sama-sama memiliki rambut panjang, wajah cantik, payudara yang montok, bokong yang tegap. Hanya saja, di telinganya ada bulu yang runcing, dan di belakangnya ada ekor kucing yang bergoyang-goyang.”
“Dayang Kucing yang terbuka ini memiliki Daya Hancur besar terhadap bocah lelaki yang belum berpengalaman. Bayangkan, LOLI cantik memamerkan pantat sambil terus-menerus memberikan senyum genit padamu, siapa yang tahan?”
“Di pegunungan terpencil ini mungkin sulit ada pemain yang mencapai sini, jadi Dayang Kucing jahat ini belum diekspos ke publik. Alasan saya menyebutnya jahat adalah karena monster ini mengeluarkan suara manja sambil memandangmu dengan mata sangat menggoda, bergoyang-goyang dengan bokong mungilnya yang seksi.”
“Aku duduk di atas kuda, diam seribu bahasa, melihat Dayang Kucing di bawah kuda ini beraksi. Sistem terus memberi notifikasi padaku——”
“Ding～!”
“Notifikasi Pertarungan: Kau terkena Dayang Sihir Dayang Kucing, hati dan tekad berkurang 1%!”
“Notifikasi Pertarungan: Kau terkena Dayang Sihir Dayang Kucing, hati dan tekad berkurang 1%!”
“Notifikasi Pertarungan: Kau terkena Dayang Sihir Dayang Kucing, hati dan tekad berkurang 1%!”
“Notifikasi Pertarungan: Kau terkena Dayang Sihir Dayang Kucing, hati dan tekad berkurang 1%!”
……
Aku tak tahan tertawa: Hahaha, kebetulan yang pas, kedua istri mudaku adalah si cantik LOLI kelas kakap yang bisa memikat nyawa tanpa perlu mengganti, dibandingkan dengan kucing betina ini jadi kelihatan kalah, mana mungkin hatiku mudah tertipu?
Lalu, kulemparkan skill True Sight ke arahnya——
【Kucing Penggoda——Tina】（Makhluk Cerdas【Langka】）
Level：135
Serang：1200-1800
Pertahanan：1000
Darah：20000
Jenis serangan：Tipu Daya, bisa mengacaukan pikiran makhluk humanoid dan membuatnya tunduk pada kucing betina
Tambahan：Bisa membangun poin hubungan dan menjadi kawan sekaligus hewan peliharaan kesayangan
……
Setelah melihat atribut kucing betina ini, aku jadi jahat, sialan desainer game ini memang genius, masa bisa membangun poin hubungan, tapi hasilnya bukan peliharaan biasa melainkan "peliharaan kesayangan"?
Tambahan satu karakter "cinta" saja, maknanya langsung berubah!
Semakin kupikirkan, malah bukan kucingnya yang bikin pikiranku kacau, tapi hampir-hampir aku sendiri yang kebingungan...
Akhirnya kuturun dari kuda, pertahanan dan darah kucing ini terlalu rendah, sama sekali tidak bisa menyerang, kubiarkan serigala kecil dan Kuda Langit tetap dalam mode bertahan.
Kulepas Pedang Bulu Terbang, kuhantam kucing itu dengan tinju. Terdengar suara "Wuuwu~" darinya, lalu darahnya langsung turun separuh. Aku kaget, pukulan kedua kukurangi kekuatannya dan mengenai bahunya lagi!
"Wuuwu~ Kau jahat padaku!"
Kucing Perempuan itu ternyata menangis! Dua tali pink di bahunya terkulai, untungnya dada yang tegak berhasil menopang korset pink sehingga tidak jatuh. Di satu sisi aku tak ingin itu jatuh karena akan membuatku lebih mudah terhipnosis, tapi di sisi lain juga berharap jatuh karena setiap pria normal sebenarnya ingin melihat pemandangan 'musim semi' di bawah sana.
Aku menggenggam lengan Wanita Kucing dan mengangkatnya — tubuhnya tak terlalu berat. Dia masih menangis tersedu-sedu sementara korsetnya seolah hendak robek, dua buah dada montok dan lembut itu hampir melompat keluar.
Aku menyeringai dan berkata: "Adik kecil, ikut kakak, nanti dikasih permen!"
Tina si Kucing Perempuan langsung menangis: "Kau menganiaya aku～～Kau menganiaya aku～～"
"Bangsat!" Aku tak tahan memaki. Prosedur ini terlalu mesum! Kalau ketahananku sedikit lebih rendah, pasti sudah membuka baju Tina untuk memastikan apakah 'bahan' di bawahnya asli!
Aku kembali ke kuda dan menaruh Tina di leher kuda: "Tina, katakan, di mana sekitar sini ada hewan bernama Tikus Cahaya?"
Mata Tina berkedip cepat: "Ke barat ada jurang, di sana pernah muncul Tikus Cahaya seperti yang kau sebutkan!"
Aku curiga: "Benar atau tidak?"
"Tentu! Kalau tak percaya jangan pergi!" Tina menyembulkan bibirnya.
Saat ini aku juga tidak tahu harus ke mana mencari si tikus cahaya sialan itu, terpaksa begini saja. Akhirnya kukendarai kuda ke arah barat, sementara Xiao Bai merintis jalan dan membersihkan rintangan di sekitarnya.
Catgirl duduk berhadapan denganku di leher kuda langit, bahkan bisa kulihat celana dalam pink di balik rok pendeknya yang menggemaskan, membuatku hampir kehilangan nyawa...
Kuda langit tampak tidak nyaman karena membawa monster NPC ekstra, sering menggelengkan lehernya. Tina pun mencengkeram erat surai kuda hingga membuatnya meringkik kesakitan. Segera kuhibur: "Xiao Bai, sabar ya! Begitu ketemu koloni tikus cahaya, kita tak perlu catgirl ini lagi!"
Kuda langit menghembuskan napas derik, menunjukkan ekspresi kesal.
Catgirl Tina menatapku dan berkata: "Kakak, kamu tidak terlihat seperti orang baik!"
Kupalingkan wajah ke depan sengaja mengabaikannya. Jangan-jangan aku terkena skill Dayang Sihir-nya, bisa-bisa melakukan hal tak terduga.
Sepuluh menit kemudian, terdengar gemericik air sungai dari kejauhan. Rupanya catgirl tidak berbohong. Dengan semangat kuperintahkan: "Xiao Bai, Xiao Lang, maju dengan kecepatan maksimal!"
Sebenarnya kuda langit sudah berlari kencang. Catgirl terombang-ambing hampir kehilangan keseimbangan. Karena HP-nya sudah habis dan regenerasi darahnya lambat, ia hanya bisa pasrah mencengkeram surai panjang kuda langit sambil memandangku dengan tatapan memelas. Tatapannya membuatku merasa seperti penjahat kejam...
Tapi seketika, serigala kecil di depan tiba-tiba mengeluarkan suara "Wuuwu~", tiba-tiba tumbuhan tinggi di kedua sisi menjatuhkan diri! Tumbuhan ini tumbuh di tepi air, bagian atasnya berupa bola besar. Salah satu darinya sudah menerkam ke bawah, membuka bola yang berisi duri-duri tajam mengerikan!
Ini, sepertinya bunga pemakan manusia!
Aku terkejut, langsung berteriak: "Serigala kecil! Cepat kembali!"
Tapi sudah terlambat, satu bunga pemakan manusia tepat mengenai serigala kecil, menyelubungi seluruh tubuhnya ke dalam bola. Disusul suara "gudur~ gudur~" yang membuat merinding, persis seperti suara menelan dan mencerna!
Bangsat! Apa serigala kecil langsung dimakan begitu saja!?
Aku segera memacu Kuda Langit mendekat, kuda mitos itu melesat secepat kilat. Di atas kepala, beberapa bunga pemakan manusia menyerang serempak. Dengan tenang kuhunus pedang dan tebas!
"Prak~!"
Sebuah bola terbelah menjadi dua, menyemburkan cairan hijau pekat. Untungnya perisai pertahanan Kuda Langit berhasil menahan cairan itu. Di dalam bola yang terbelah, terlihat duri-duri tajam yang masih terus berkedut-kedut menyeramkan.
Perutku langsung mual. Kuda Langit langsung melancarkan serangan, sebuah kilat membelah dua bunga pemakan manusia yang menyambung menjadi tiang api.
Untungnya, bunga pemakan manusia ini darah-nya tidak banyak, setidaknya aku bisa langsung membunuh seketika. Setelah berhasil membunuh tiga bunga pemakan manusia berturut-turut, akhirnya tiba di dekat yang menelan Serigala Kecil001. Saat hendak mengayunkan pedang, tiba-tiba terdengar suara "Krak~ Krak~" sengit dari dalam bola tanaman itu.
"Bruk~!"
Bola itu tiba-tiba meledak. Serigala Kecil001 yang seluruh tubuhnya terbakar api mendarat dengan penuh niat membunuh di tanah, lalu langsung menggigit-gigit batang bunga itu dengan ganas. Malangnya, bunga pemakan manusia itu bahkan masih dicambuk mayat setelah tewas.
Aku pun menghela nafas lega. Bagaimanapun juga, Serigala Kecil adalah Binatang Suci. Jika sampai dimakan oleh tumbuhan biasa, itu akan sangat memalukan.
Sepanjang perjalanan, setelah menaklukkan berbagai binatang buas dan tumbuhan karnivora seperti bunga pemakan manusia, ekspresi Gadis Kucing Tina terlihat aneh, matanya melirik ke sana kemari.
Saat tiba di pinggir sungai gunung, yang terlihat hanya hamparan bunga kuning dan rumput hijau. Mana ada tikus cahaya?
Aku segera curiga. Saat menunduk melihat gadis kucing itu, tiba-tiba dia melompat turun dari kuda dan berlari masuk ke hutan!
Bangsat, nakal sekali!
Aku segera menggiring Kuda Langit untuk mengejarnya. Mana mungkin kecepatan gadis kucing menyaingi Kuda Langit?
Dengan mudah kuraih, Gadis Kucing Tina kembali duduk patuh di leher Kuda Langit. Dengan wajah memelas dia menatapku, tiba-tiba menangis keras: "Kakak jahat~~! Kakak jahat~~!"
Aku marah dan berkata, "Kau masih berani menyebutku bajingan? Bukankah kau yang menipuku ke sini, ingin memanfaatkan bunga pemakan manusia untuk membunuhku? Sekarang malah orang jahat yang lebih dulu melapor! Baik! Akan kuperlihatkan padamu apa arti bajingan sejati!"
Setelah mengatakan itu, aku merobek seutas rotan lunak dari cabang pohon di samping, mengikat kedua tangan Tina, lalu menggantungnya di batang pohon yang bergoyang-goyang. Dia masih menangis, "Kakak bajingan! Bajingan besar!"
Hatiku melemah, tapi kupikir, gadis kucing hanyalah monster langka. Tak perlu ragu-ragu, lagipula gadis kucing itu sangat licik, jangan-jangan aku tertipu!
Akhirnya, kukeraskan hati dan menyetir Kuda Langit meninggalkan ngarai ini, lalu berbalik ke timur untuk mencari tikus cahaya. Lebih baik urusan ini kuselesaikan sendiri.
Tak lama setelah meninggalkan ngarai, tiba-tiba kulihat di pohon besar di samping tergulung ular berbisa sepanjang dua meter yang menjulurkan lidahnya, mengeluarkan desis~ yang membuat merinding. Seketika hatiku cemas, apakah Tina di hutan sana menghadapi bahaya? Lagipula dia sama sekali tak bisa melawan di sana!
Memikirkan ini, kusegerakan kuda kembali dengan kecepatan penuh. Sebelum mencapai ngarai sudah kudengar tangis sedih Tina yang bercampur ketakutan...
Beberapa detik kemudian, pemandangan yang mengerikan muncul di depan mataku. Tina masih tergantung di sana, namun seekor ular berbisa sedang merayap di sepanjang batang pohon, mata hijau zamrudnya menatap tajam ke arah Tina yang menjadi mangsa segar.
Tina menangis sambil berteriak tak berdaya: "Kakak, Tina tidak akan berbohong lagi padamu..."
Dengan cepat aku mencabut Pedang Bulu Terbang, menggeram rendah dan melemparkannya. Pedang itu berubah menjadi kilatan putih susu yang menyambar tubuh ular berbisa. "Krak~" terdengar suara retakan, ular itu terbelah menjadi dua bagian sebelum jatuh ke semak dengan debam.
Pedang Bulu Terbang "Ding~" menancap di batang pohon. Kukendarai kuda mendekat dan mencabutnya. Setelah kugoyangkan perlahan, rotan pun putus. Tubuh mungil Tina jatuh ke punggung kuda. Tangannya masih terikat di belakang, namun dia sudah menangis tersedu-sedu, bersandar di dadaku sambil berkata: "Kakak... Tina tidak akan berbohong lagi..."
Kulepaskan ikatan rotan yang mengikatnya, lalu berkata serius: "Tina, kali ini kesalahanku. Pergilah! Jangan lagi menipu orang. Jika bertemu aku masih bisa dimaafkan, tapi kalau sampai bertemu bajingan seperti Ye Qiu, hidupmu akan hancur..."
Amin! Mungkin Ye Qiu sekarang tidak sedang bersin-bersin...
Kutaruh Tina di tanah, lalu berkata padanya: "Pergilah Tina!"
Tapi, Tina menatapku dan enggan pergi. Setelah sekitar setengah menit, dia berkata, "Kakak, aku akan membawamu mencari tikus cahaya. Anggap ini sebagai tebusan atas kebohonganku tadi, ya?"
Tanpa menoleh, kukatakan, "Tidak perlu! Aku takut tertipu lagi. Tina, kau tidak mengerti rasa malu yang mendalam saat manusia ditipu komputer..."
Tina terus berlari mengikuti Kuda Langit, melihatku menjauh sambil menangis, "Kakak, Tina pasti tidak akan membohongimu lagi..."
Hatiku bergetar hebat. Mengapa aku terus menolak membawa si cantik yang menggemaskan ini?
Hanya karena dia memanggilku Kakak, mengingatkanku pada gadis yang selalu diam-diam mengikutiku dari belakang. Namanya Hongye Chuyu.
