Tina tampaknya tak mau menyerah. Dia terus mengejar, dua kali tersandung duri hutan hingga kaki putihnya penuh garis darah. Dia merintih lemah, "Kakak, aku tak akan bohongi kau lagi..."
Akhirnya hatiku luluh. Turun dari kuda, kuhampiri Tina dan berjongkok, "Tina, kau sungguh tak akan bohong lagi?"
Tina mengangguk mati-matian sambil mengusap air mata, "Tina tak akan bohongi Kakak lagi. Karena Kakak orang baik..."
Dalam hati kukutuk, "Dasar Tuan tua, ini kan hujatan..."
"Zaman sekarang apa-apa bisa dijadikan peran, hanya peran orang baik yang tidak layak diambil. Waktu itu di bus saat rem mendadak, aku berusaha jadi orang baik dengan menopang seorang MM, hasilnya malah dihujat sebagai BANGSAT, hanya karena salah posisi menopang. Tapi sejak itu aku tak berniat lagi jadi orang baik, setidaknya jangan terlalu bersemangat. Oh ya, MM itu adalah Lu Xuehan."
……
Tina mengangkat wajah memandangku, bertanya: "Kakak, benar-benar mau memaafkan Tina?"
Aku mengangguk, masih perlu diajaknya mencari tikus cahaya, mau tak mau harus memaafkan.
Tina seketika menunjukkan ekspresi penuh sukacita, mengibas-ngibaskan ekor sambil berkata: "Terima kasih kakak～"
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Keintimanmu dengan Kucing Penggoda Tina telah meningkat, memenuhi syarat untuk menandatangani kontrak! Apakah akan menandatangani kontrak?
……
Aku ragu sejenak, memilih opsi "Tidak". Entah mengapa, tapi di hati muncul perasaan penolakan yang tak terucapkan.
Biarlah air lemah mengalir ribuan li, aku hanya akan menciduk satu genggam.
Tampaknya selain Hongye Chuyu, mungkin aku tak akan membawa peliharaan humanoid kedua...
Melihatku tak menerima kontrak, Tina langsung menunjukkan kekecewaan yang berat, "Kakak, kenapa tidak boleh?"
Aku menggeleng, menggendongnya ke punggung kuda, "Tina, ayo, bawa aku mencari tikus cahaya. Tapi, aku tak bisa menandatangani kontrak apapun denganmu."
Tina menggigit bibirnya, tiba-tiba berkata dengan tegas: "Kakak, bagaimanapun juga, Tina akan tetap mengikutimu..."
Aku tersenyum dengan kekecewaan: "Terserah kau! Tina, katakan, di mana sebenarnya lokasi tikus cahaya itu?"
Tina memonyongkan bibir: "Arah tenggara, tak jauh dari sini ada tanah lapang di hutan. Di situ banyak tikus cahaya. Tapi Kakak, buat apa kau mencari makhluk bodoh itu?"
Aku menjawab: "Untuk membuat lilin, penerangan!"
Tina tampak bingung, telinga kucingnya yang runcing bergerak-gerak lucu.
Kukendarai kuda maju, ruang di antara lenganku menjadi milik Tina. Dia memegang lenganku, ekor berbulunya melambai-lambai, pantat montok di bawah ekor itu bergoyang-goyang.
Melihat pemandangan menggoda ini, tak kuasa aku berucap: "Tina, berhentilah bergerak. Bisakah kau diam sebentar? Anak kucing lain tidur dengan tenang, tapi kamu?"
Tina segera merajuk: "Kakak, kudanya lari terlalu kencang, aku tak bisa diam..."
Aku mendengus, menahan diri.
Tak lama kemudian, kami tiba di tanah lapang berhutan. Di sebelahnya mengalir sungai kecil, dipenuhi rumput hijau dan semak belukar. Beberapa ekor tikus raksasa setinggi setengah manusia memancarkan cahaya redup, berkeliaran terang-terangan di antara rumput dan semak.
Setelah memverifikasi, atribut mereka cukup hebat——
【Tikus Cahaya Pegunungan】(Monster Biasa)
Level: 135
Serang: 3200-3800
Pertahanan: 3000
Darah: 50.000
Tambahan: Tikus Cahaya Pegunungan memancarkan cahaya aneh dari seluruh tubuhnya, yang membingungkan adalah dari mana asal cahaya ini
Skill: Kombo
……
Saat itu, seekor tikus cahaya gemuk telah melihatku dan seketika menjerit sambil berlari kencang ke arahku!
Aku segera turun dari kuda, memerintahkan Kuda Langit dan Serigala Kecil001 untuk menyerang monster di sekitar secara mandiri. Sambil menghadapi tikus cahaya yang mendekat, Pedang Bulu Terbang kuayunkan. "Puff~!" Sekali tebasan tepat mengenai musuh, darah tikus cahaya langsung turun sekitar sepertiga. Pertahanan 3000 mungkin masih bisa bagi pemain biasa, tapi jauh di bawah seranganku yang 8000.
Dua kali tebasan lagi menyelesaikan tikus cahaya itu. "Blek~!" Sebatang lilin pendek dan beberapa keping emas jatuh ke tanah.
Setelah kuambil, lilin ini ternyata memang item tugas yang dibutuhkan!
Pengalaman dari monster level 135 cukup baik. Meski bar pengalamanku tak terlihat naik, percayalah membunuh seharian bisa menaikkan 2-3 poin.
Tina tak pernah beranjak dariku, menggoyangkan ekornya bertanya: "Kakak, buat apa kau kumpulkan lilin tak berguna ini?"
Aku tertawa terbahak: "Untukmu Tina tak berguna, tapi sangat penting bagi Kurcaci Gunung yang tinggal di gua gelap. Gadis remaja mereka butuh ini untuk tumbuh dewasa!"
Tina memandang merendahkan: "Kakak, maksudmu kurcaci jelek berjenggot lebat itu?"
"Bangsat! Tina, kalau kita ketemu para Kurcaci nanti, jangan bilang begitu. Aku masih butuh mereka, jangan sampai mereka tersinggung, ngerti?"
Tina mengedipkan matanya, mengangguk sambil berkata: "Hm!"
Hasilnya, terus memburu Tikus Cahaya sampai waktu makan malam, baru terkumpul lebih dari 50 tangkai lilin. Sepertinya harus berusaha lebih keras di malam hari untuk menyelesaikannya. Akhirnya aku memutuskan untuk log off.
Tapi, melihat Tina di sampingku, aku jadi bingung.
"Tina, aku harus pergi sebentar."
Kucing betina seksi itu sepertinya mengerti maksudku, lalu berkata: "Kakak, Tina akan menunggu di sini!"
Aku memandangnya dan berkata: "Tina, jangan tunggu aku. Jalani hidupmu sendiri. Aku sebagai pemain, kamu sebagai NPC. Apa salahnya?"
Kucing betina itu menggelengkan kepala dengan serius: "Kakak, selama Kakak tidak muncul, Tina tidak akan pergi..."
Hatiku tiba-tiba sakit mengingat Hong Ye dulu juga bersikap tidak akan meninggalkanmu seperti ini. Tapi akhirnya demi aku, jiwa dan tubuhnya dimusnahkan oleh Pedang Suci Cahaya. Sepertinya...aku sudah terlalu banyak berutang pada Hong Ye.
"Tina, kalau memang tidak mau pergi juga, intinya aku tidak bisa membawamu..." Penyesalan terhadap Hong Ye membuatku semakin tegas.
Tina berkedip dengan mata berbinar: "Kakak tidak perlu membawa Tina, tapi Tina akan terus mengikuti Kakak..."
Aku menggelengkan kepala, dengan perasaan kekecewaan akhirnya log off.
Sial! Kapan aku bisa terlibat dengan siluman kecil seperti ini? Karakter virtual dalam game, sebenarnya selain Hongye Chuyu dan Binglan Sang Pembisik Naga, tidak ada yang benar-benar menyentuhku. Hong Ye sudah musnah, sementara Binglan sulit dilacak, keduanya hampir mustahil untuk bertemu lagi.
Setelah log off, tiga si cantik sudah menungguku di kantin. Ketika aku tiba, waktu makan tepat dimulai.
Murong Shanshan mengambilkan mangkok nasi untukku sambil tersenyum manis: "Ada hasil apa dari kunjungan ke ibukota Prancis hari ini?"
Aku melirik sekeliling, hanya ada aku dan tiga gadis. Guozi tidak datang makan hari ini, katanya sedang datang bulan dan tidak nafsu makan. Aku sempat khawatir apakah hubungannya dengan Tak Pernah Menyerah akan menghasilkan kristal cinta, tapi kekhawatiranku ternyata berlebihan.
Tanpa kehadiran orang luar, aku menjelaskan: "Sore tadi menyelidiki pegunungan gelap di belakang Lingtong City. Ternyata di sana tinggal ras kurcaci gunung. Dari pengamatanku, tempat tinggal mereka berjarak cukup jauh dari sumber air. Dengan kecepatan jalan kurcaci, mustahil mereka mengambil air sejauh itu. Jadi kemungkinan besar mereka mengambil air dari sisi lain pegunungan. Jika benar begitu, pasti ada jalan menuju sisi tersebut."
Murong Shanshan mengangkat alisnya, terkekuk: "Lalu, apa rencanamu memanfaatkan jalur itu?"
Aku berpikir sejenak: "Kalian tahu, untuk benar-benar memutus jalur penyelamatan antara Kota Kejayaan dan Lingtong City, kita harus melakukan dua hal..."
Lu Xuehan mengedipkan matanya penuh rasa ingin tahu: "Lin Fan, dua hal apa itu?"
Aku tersenyum: "Sederhana. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyusup ke Lingtong City untuk membunuh administrator formasi teleportasi kota itu, atau menyusup ke Kota Kejayaan untuk membunuh administrator mereka. Tapi begitu perang negara dimulai, menyusup ke Lingtong City akan sulit. Satu-satunya celah adalah formasi teleportasi Kota Kejayaan."
Lu Xuehan terkejut: "Lin Fan, kau mau menghancurkan formasi teleportasi Kota Kejayaan?"
"Ya. Tanpa ini, kemenangan mutlak sulit diraih..." Aku menatapnya sambil tersenyum: "Xue Han jangan khawatir. Aku yang sudah mondar-mandir ini, mana mungkin takut dengan ibukota Prancis? Nanti kulihat, akan kubuat mereka babak belur tujuh kali masuk tujuh kali keluar!"
Xin Yu terkekik genit: "Kau anggap ini seperti bercinta? Tujuh kali masuk tujuh kali keluar? Pemain Prancis beda dengan Korea, level mereka minimal 5 tingkat lebih tinggi. Mengobrak-abrik ibukota level tinggi seperti Kota Kejayaan memang tidak mudah..."
Aku mengangguk: "Benar, tidak mudah. Tapi kalau bukan aku yang melakukannya, siapa lagi?"
Murong Shanshan berkata serius: "Siapa lagi di Silver Moon City yang lebih cocok darimu? Pergilah! Serangan frontal ke kota kami yang tangani... Tapi apa kau yakin membunuh NPC formasi teleportasi sekali saja akan mencegahnya muncul kembali selama perang negara?"
“Hmm, aku sudah melihat data perang negara secara detail. Semua NPC yang tewas selama perang negara harus menunggu hingga perang selesai untuk muncul kembali. Ini untuk mencegah keterlibatan NPC yang tak terkendali dalam perang.”
Murong Shanshan mengedipkan matanya, bertanya: "Lalu, apakah hal ini membutuhkan bantuan kita?"
Aku menggelengkan kepala: "Tidak perlu. Kau dan Xue Han serta Xin Yu, fokuslah mempersiapkan Pedang & Mawar dan Firdaus yang Hilang untuk perang negara. Hanya tersisa 2 hari lagi sebelum berangkat, waktu kita sangat terbatas, paham?"
Tiga cewek cantik itu serentak mengangguk. Aku tersenyum: "Istri-istriku patuh banget..."
Murong Shanshan melotot padaku, Lu Xuehan terlihat diam, sementara Xin Yu tampak berpikir mendalam.
Melihat reaksi ketiganya yang tidak bersahabat, aku buru-buru menambahkan: "Baru saja di ibukota Prancis aku menemukan sesuatu yang menarik. Tahukah kalian? Aku bertemu monster langka bernama Kucing Penggoda yang berbadan manusia berekor kucing! Penampilannya persis seperti gadis kecil biasa, bahkan bisa bicara. Aku bisa menyelesaikan tugas itu berkat dia!"
Kali ini, sikap tiga cewek cantik itu luar biasa kompak——
"Apa kau tertarik pada kucing betina itu!!"
Aku kaget: "Tidak! Bagaimana mungkin aku menyukai monster NPC? Jangan bercanda!"
Murong Shanshan mengangkat alisnya dengan sinis: "Benarkah? Tapi aku ingat, sejak Hongye Chuyu menghilang, kau selalu menolak merekrut prajurit. Benar kan?"
Aku berkata: "Melatih prajurit merepotkan, tidak sebagus peliharaan. Aku cari cara praktis saja..."
Murong Shanshan tersenyum kecut sambil berkata kesal: "Apa yang kau takuti? Ngomong-ngomong, Kakak Hong Ye di Beijing bilang akan mengunjungi kita di Suzhou beberapa hari lagi, kau harus siap mental..."
"Hah? Kau mengizinkannya datang?"
"Tentu saja, dia sudah menunjukkan kesungguhan begitu besar, mana mungkin aku melarangnya?" Murong Shanshan membuat ekspresi seperti korban ketidakadilan.
Aku melirik Xin Yu yang juga sedang menatapku, sementara Lu Xuehan pura-pura melihat ke luar jendela. Setelah pertimbangan matang, kukatakan: "Jika dia datang, kalian saja yang menjamunya. Aku akan TOT menemani Ye Qiu dan kawan-kawan selama beberapa hari..."
Seketika itu juga Murong Shanshan menunjukkan senyum manisnya, Xin Yu menghela napas lega, sementara Lu Xuehan akhirnya berhenti memandangi kegelapan di luar.
Kuberdesah dalam hati: Sial! Menjadi pria itu sulit, menjadi pria yang disukai N MM sekaligus jelas lebih rumit. Setiap ucapan harus diukur tujuh kali, salah sedikit saja bisa MATI dengan mempermalukan. Apalagi lawan bicaranya adalah MM lancang macam Murong Shanshan dan Xin Yu.
Kutanya Lu Xuehan: "Apa Kakak Lin login siang tadi?"
"Iya, login bareng Li Qing. Tadi log off setengah jam yang lalu, sudah menemani kita grinding level sepanjang siang..."
"Dia bilang kapan pulang?"
"Tidak. Cuma bilang Li Qing semakin tidak menurut, sering keluyuran dengan orang asing. Tapi untungnya cuma minum baijiu, malam hari masih pulang tidur."
Kumerenguk: "Qing'er tidak tahan kesepian lagi. Bangsat! Aku jadi khawatir dengan nona itu di dekat Kakak Lin!"
Xin Yu tertawa: "Apa yang perlu dikhawatirkan? Tidakkah kau sadar, meski Kakak Lin hanya setahun lebih tua dari kita, pengalaman hidupnya jauh melampaui kita berapa kali lipat! Jika harus khawatir, lebih baik kau urusi urusanmu sendiri. Kakak Lin sama sekali tidak memerlukan kekhawatiranmu. Dia sendirian di luar sana pun takkan dipermainkan orang, aku sangat yakin akan hal ini."
Lu Xuehan menambahkan: "Benar. Saat bersama denganku, Kakak Lin hanya mengkhawatirkan apakah kita baik-baik saja di Suzhou. Urusannya sendiri katanya tak perlu kita pusingkan..."
Aku diam. Murong Shanshan melirikku: "Cari kesempatan untuk berbincang baik-baik dengan Kakak Lin secara online, mungkin dia akan mengubah pikiran dan mau kembali..."
Aku mengangguk: "Ya, hanya ini jalan keluarnya. Ngomong-ngomong, setelah makan nanti, kalian ada agenda apa?"
Murong Shanshan menjawab: "Login, latihan leveling, pengelompokan tim guild untuk persiapan perang negara. Ada lagi yang bisa dilakukan?"
Lu Xuehan dan Xin Yu sepakat. Tampaknya aku juga harus segera login menyelesaikan tugas lilin itu. Entah apakah daerah Kurcaci Gunung benar-benar memiliki jalan menuju Kota Kejayaan di belakangnya. Jika ada bagus, jika tidak mungkin aku akan menghabiskan 2 hari sia-sia di sana.
Sudahlah, bagaimanapun eksplorasi harus dilanjutkan!
Setelah makan, kembali ke kamar untuk login.
Cahaya mata muncul kembali di tanah lapang hutan itu, tidak jauh dari samping. Benar saja, Kucing Perempuan Tina masih di sana. Dia berjongkok di tanah, memandangi sekumpulan bunga berbentuk bintang dengan santai, ekornya bergoyang-goyang mengikuti pantatnya yang menggoda.
"Kakak, kamu benar-benar datang!"
Tina yang melihatku login langsung berlari mendekat dengan wajah bersemangat.
Sebenarnya, telinga berbulu dan ekor di tubuh lolita kecil ini memang sangat menggemaskan, persis seperti telinga runcing elf cantik Murong Shanshan. Setiap kali istirahat usai latihan leveling bersama Murong Shanshan, aku selalu iseng menggoda telinga elf runcingnya, membuatnya menggigit gigi menyesali kenapa dulu tidak memilih prajurit wanita manusia.
Aku kesal, memanggil Kuda Langit dan Serigala Kecil untuk terus membasmi monster, lalu berkata pada Tina: "Baiklah Tina, kita berjanji. Jika aku menyelesaikan tugas tikus cahaya ini, kamu main sendiri di hutan ya? Jangan ikut aku, terlalu berbahaya!"
Tina menggelengkan kepala keras kepala: "Tidak! Tina mau ikut kakak! Tina tidak takut bahaya..."
"Bangsat! Kenapa susah dibilangin?!"
Aku mulai emosi. Tina langsung matanya berkaca-kaca: "Kakak... Benarkah kakak sangat membenci Tina?"
"Ya! Aku sangat benci!" jawabku dengan tegas.
Tina menangis, kucing kecil yang cantik mengeluarkan air mata jernih, dia terjatuh ke tanah, menangis dalam diam.
Hatiku tersayat halus, tapi kutahan dan tidak bicara, berbalik untuk mengambil lilin yang di-ngank serigala kecil. Ketika kupandang kembali beberapa menit kemudian, tempat itu sudah kosong, Tina telah pergi, mungkin benar-benar kecewa sampai ke tulang terhadapku.
Perasaan kehilangan tak jelas menggelegak dari dalam hati, kugelengkan kepala, tersenyum getir: "Lupakan! Cuma NPC, ngapain diributkan..."
Lalu, fokus membunuh monster untuk mengumpulkan item tugas.
Akhirnya, pukul setengah sepuluh malam, akhirnya kukumpulkan 100 tangkai lilin yang dibutuhkan tugas, langsung dengan semangat menaiki kuda mencari Pengawal Kurcaci gunung untuk menyerahkan item tugas.
Sepanjang jalan mataku jelalatan, tak ada tanda-tanda catgirl. Di bawah dinding batu tinggi itu, Pengawal Kurcaci berjenggot masih tegak berdiri. Jenggotnya sudah dihiasi embun malam, alis panjangnya juga terkulai di mata karena basah embun, membuatnya terus mengusap alis dengan tangan sambil bergumam kesal: "Sialan embun gunung ini, kapan kami Kurcaci bisa kembali ke padang es milik kami?"
Saat kupacu kudaku mendekat, dia langsung menyadari kehadiranku, bertanya: "Pendatang asing, sudahkah kau kumpulkan 100 lilin yang kami butuhkan?"
Kutunggukkan kepala, mengeluarkan 100 tangkai lilin dari bungkusan dan menyerahkannya.
Dia seketika berseru kegirangan: “Kau benar-benar merebut lilin berharga ini dari tangan tikus cahaya licik itu! Ya ampun, aku harus mewakili seluruh perempuan muda suku kami memberikan berkat tulus padamu!”
