Bangsat! Jangan-jangan hari ini benar-benar jadi akhir hidupku di sini?
Aku segera melompat ke punggung kuda, menepuk kuda sambil berkata: "Xiao Bai, menghindar!"
Segera mengaktifkan mode tak terkalahkan yang bertahan 60 detik!
Naga raksasa di langit sudah menunduk hendak menyemburkan napas naga, tapi melihat lingkaran tak terkalahkan langsung menarik kembali serangannya. Aku mengendalikan Kuda Langit berlari kencang, pemain Prancis mencoba menghadang terowonganku, namun rantai kilat Kuda Langit menumpas area tersebut, pedang laser-ku juga membelah celah besar!
Tapi kerumunan segera menutup lagi. Aku memaksa perintahkan Kuda Langit untuk "show-off", lalu Kuda Langit melakukan gerakan spektakuler, menendang kaki kuda dan melompati kepala kerumunan. Saat mendarat, para pemain Prancis itu ternganga: "Sial! Bagaimana kuda ini bisa lompat setinggi itu, sial!"
Akhirnya aku membawa lingkaran emas tak terkalahkan di punggung Kuda Langit keluar pintu gerbang Kota Kejayaan. Pemain Prancis yang tak paham hanya melihat nama merah besar asing mengendarai kuda indah lewat, tapi tak ada yang tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Saat menerobos pintu gerbang Kota Kejayaan, efek tak terkalahkanku sudah hilang. Melihat NPC Infantri menggemaskan di kedua sisi jalan mengejar-kejar, aku merasa seperti selamat dari malapetaka!
Di atas kepala, beberapa dragon rider yang bertugas mengurungkan niat mengejarku. Aku bersyukur pada setting sistem yang masuk akal ini. Jika dragon rider terus mengejar, kemungkinan jalan hidupku hampir 0.
Di belakang, sekelompok besar ksatria Prancis yang menunggang kuda mengejar, namun kecepatan mereka jelas tidak bisa dibandingkan dengan Kuda Langit, jadi aku terlihat santai sambil minum botol darah untuk regenerasi darah, sesekali menengok dan menebas beberapa yang paling depan.
Sambil berlari, dengan penuh kegegabahan kubuka bungkusan untuk melihat seperti apa kapak dewa hasil ngangk dari LOVETT itu. Mata kapak berkilauan dengan kilatan dingin, gagangnya diukir ornamen klasik yang berpendar——
【Kapak Perang Dewa Api】（Senjata Dewata Menengah）
Serang: 1250-1950
Kekuatan: +390
Stamina: +390
Kecerdasan: +390
Kelincahan: +390
Tambahan: Setiap berhasil mengancam lawan, dapat memulihkan 2% darah diri sendiri
Tambahan: Meningkatkan rasio serangan mematikan pengguna sebesar 35%
Tambahan: Meningkatkan daya serang semua skill pengguna sebesar 40%
Tambahan: Saat mengancam target, memiliki kesempatan untuk mengurangi daya serangnya 25% dan memberikan efek Serangan Mundur
Tambahan: Dewa Api pernah membelah rongga otak musuh dengan kapak ini, namun dirinya juga terkena backlash energi spiritual kapak hingga kehilangan nyawa. Karenanya kapak ini dikutuk jiwa, memiliki 25% kemungkinan jatuh saat pengguna MATI
Skill Tambahan: Tebasan Salib Api
Membutuhkan Level: 110
Membutuhkan Reputasi: 100.000
Membutuhkan Serang: 2000
……
Aku langsung paham, pantas saja bisa ngangk. Rupanya atribut dasarnya spesial. Kemungkinan 25% itu kebetulan kena ke LOVETT, mungkin sekarang dia sudah tidak ingin hidup lagi.
“Hmm, perlengkapan ini terlihat sangat bagus, terutama skill Tambahan Tebasan Salib. Aku pernah diserang skill ini, jadi paham betul kekejamannya. Jika tidak ada kesalahan, daya rusak skill ini berdasarkan daya serang pengguna. Semakin tinggi daya serang pengguna, semakin tinggi kerusakan api dari Tebasan Salib ini, mirip dengan tipe pedang iblis."
Seketika aku menyadari, kesempatan menghasilkan uang telah tiba!
Kapak ini tidak bisa kugunakan sendiri, juga tidak ingin kuhadiahkan. Lagi pula, senjata langka dengan daya hancur kejam seperti ini terlalu tidak masuk akal jika dijadikan hadiah. Lebih baik setelah Perang Negara, lemparkan ke Auction Kota Bulan Perak untuk dilelang umum, dapatkan untung besar dulu!
Sesaat hatiku dipenuhi kebahagiaan. Tiba-tiba teriakan perang menggema dari belakang - sekelompok Ksatria mengendarai serigala raksasa menyerbu maju. Setiap orang membawa Tombak lempar standar ksatria, tapi tombak mereka memiliki keunikan: bisa kembali otomatis setelah dilempar, memperkuat serangan jarak jauh dari tunggangan job Ksatria.
"Puff puff puff～!"
Beberapa dentuman bersamaan. Beberapa ksatria di depan melemparkan tombak mereka serentak. Tombak hitam berkilat itu berubah menjadi kilat lurus yang terbang menuju. Aku segera membungkuk di atas tunggangan, menghindari dua tombak, tapi yang ketiga tak bisa kuhindar. "Byur～!" Tubuhku terkena langsung, sakit luar biasa di punggung, darah langsung turun drastis seribu lebih!
"Dingin mulai merambat di dalam hatiku, kalau terus ditusuk seperti ini pasti aku takkan bisa bertahan!"
Memikirkan ini, SEKARANG JUGA aku memacu kuda dengan liar. Setelah membuka jarak sedikit, aku segera memutar kuda dan menerjang dari sayap kanan mereka. Beberapa ksatria Prancis yang berada di barisan depan terkejut, buru-buru mengayunkan tombak mereka untuk menyerang.
Aku pun tak menghindar, langsung mengulurkan tangan kanan ke udara menangkap gagang tombak lawan dengan kilatan cepat, mencengkeramnya erat. Dengan tarikan keras, sang ksatria langsung kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke depan. Pedangku mengayun, mengeksekusinya di tempat. Beberapa ksatria lain segera melotot dan menyerbu, beberapa tombak nyaris bersamaan menghampiri!
"Huu~!"
Aku berputar cepat di atas pelana, lengan memutar dengan paksa hingga tiga tombak terkunci. Saat para ksatria itu hendak membalas, aku melompat dari punggung Kuda Langit, menghujamkan pedang di udara yang memenggal kepala ksatria paling depan. Menggunakan gaya pantul dari tiga tombak, aku melesat lebih tinggi. Dua ksatria lainnya menunjukkan wajah ketakutan.
Pedang Bulu Terbang berpendar dingin, Swoosh-swoosh dua tebasan mengakhiri mereka bagai sayuran. Saat aku mendarat, bayangan Kuda Langit tepat muncul di bawah. "Prak~!" Mendarat mantap di pelana, Status tetap dalam kondisi Berkuda!
Cahaya tanduk Kuda Langit bersinar gemilang, rantai kilat menyambar ksatria Prancis yang mengejar dari belakang hingga jungkir balik. Dadaku berdebar penuh semangat, ternyata benar-benar bisa membuat kombinasi serangan keren seperti ini dalam game!
Sekelompok pemain Prancis di belakang menyaksikan proses aku membunuh tiga ksatria tingkat tinggi di udara, mulut mereka langsung menganga. Salah satu tak kuasa berkata: "COOL……"
Sekarang beberapa ksatria yang larinya cepat sudah ditangani. Aku terus memanfaatkan keunggulan kecepatan Kuda Langit untuk menjauh dari kavaleri belakang. Untuk sementara, seorang pendekar pedang mengendarai kuda putih membawa pasukan pemain ksatria tingkat tinggi Kota Kejayaan melesat di jalan raya, debu beterbangan. Pemain Prancis yang sedang latihan leveling di hutan terpana.
Sampai di ujung jembatan rantai besi, debu pekat di belakang menandakan pemain Prancis sudah menyusul.
Aku seketika turun dari kuda, memasukkan Kuda Langit ke ruang peliharaan, lalu berlari cepat ke jembatan gantung. Jembatan rantai berkarat itu langsung bergoyang-goyang, seolah setiap saat bisa jatuh ke jurang 10.000 zhang.
Kerumunan pemain Prancis di belakang mengejar, turun dari kuda. Bahkan beberapa ksatria mengeluarkan busur untuk menyerang, tapi anak panahnya melenceng jauh tertiup angin gunung. Seorang pemain langsung memaki: "Bego lu jangan nembak-tembak lagi! Lu kan bukan pasukan panah, tanpa skill akurasi buat apa main-main busur!"
“Salah satu ksatria berjenggot berkata dengan tenang: "Panggil yang Kelincahan-nya tinggi! Habisi dia di atas jembatan!"”
“Jelas orang ini adalah bos guild dari Kota Kejayaan. Mendengar perintahnya, beberapa ksatria ber-Kelincahan tinggi langsung melompat dari kerumunan, menghunus pedang mereka, lalu menapaki papan kayu sambil berpegangan pada rantai besi!”
“Melihat situasi ini aku mulai panik. Setiap langkah maju, kuyunkan pedang memotong papan di bawah kaki menjadi dua. Akibatnya, bagian jembatan yang telah kulalui hanya menyisakan empat rantai besi telanjang!”
“Tindakan memotong jembatan setelah menyeberangi sungai ini memang tidak etis. Beberapa ksatria terdepan langsung naik pitam, menghunus pedang dan berlari sambil mengumpat: "Orang Tiongkok sialan ini benar-benar licik!"”
“Aku terkejut. Kemampuan menyeimbangkan orang Prancis ini ternyata luar biasa. Mereka tetap bisa berdiri stabil di atas rantai besi yang licin.”
“Saat mencapai pusat jembatan rantai, serangan dari pemain Prancis di tepian sudah tidak bisa menjangkau. Pemain ber-Kelincahan rendah enggan naik ke jembatan, takut jatuh dan hancur lebur. Jika perlengkapan mereka meledak, tidak ada kesempatan untuk mengambilnya kembali!”
“Kuhunus Pedang Bulu Terbang, kuteriakkan ke arah para ksatria: "Ayo, kutunggu!"”
“"Sial! Jangan lancang!"”
“Ksatria terdepan langsung mengayunkan pedangnya. Kutangkis dengan pedang sambil berpegangan erat pada rantai besi. "Dang~!" Pedang ksatria itu bergetar hebat. Dengan reflek kusentakkan kaki ke dadanya.”
“Wah～～”
Suaranya sudah mulai serak-parau, tubuhnya melayang jatuh ke bawah. Di permukaan air jurang, tercipercik percikan kecil yang nyaris tak berarti. Sudah pasti tidak mungkin selamat.
Seorang ksatria lainnya dengan urat-urat hijau menonjol, mengayunkan pedang panjang sambil berteriak "Hiyahiyahiya～" maju menyerang. Suaranya menggelegar bagai halilintar, sungguh mengerikan!
Aku melirik ke bawah dan buru-buru berkata, "Hei, hati-hati di bawah kakimu..."
Sayangnya sudah terlambat. Kakinya menginjak kosong, seluruh tubuhnya tiba-tiba terjatuh bebas!
"Aaa! Tolooong!"
Ksatria itu menjerit keras. Pedang di tangannya tepat mengiris seutas rantai besi. Tampaknya pedang itu memang sangat tajam. Rantai besi terpotong mudah seperti potongan tahu. Ksatria itu pun menjerit-jerit sambil jatuh.
Seluruh jembatan rantai bergoyang-goyang karena salah satu rantainya putus. Papan kayu pecah satu per satu. Aku hanya bisa memeluk erat seutas rantai besi. Nasib para ksatria Prancis di belakang jauh lebih tragis. Kebanyakan sama sekali tak berpegangan, akhirnya berjatuhan satu per satu ke jurang. Sisanya yang masih bertahan mencengkeram rantai seperti memegang jerami penyelamat, wajah mereka pucat ketakutan.
Tiba-tiba, sesuatu yang tak terduga terjadi—
Ketua ksatria itu tiba-tiba memberi perintah: "Potong talinya! Biarkan dia mati di atas tebing ini!"
Seketika, beberapa orang di rantai hampir menangis: "Bos! Kami masih di sini!"
Sang bos merenung beberapa detik lalu berkata tenang: "Nyawa kalian berhasil menukar nyawa peringkat pertama level, itu sepadan..."
Orang lain berkata: "Bos, pernahkah kau berpikir, orang ini sudah menghancurkan formasi teleportasi ibukota kerajaan kita. Jika kita memotong tali, satu-satunya jembatan antara Kota Kejayaan dan Lingtong City benar-benar akan putus!"
Kepala suku tersenyum dingin: "Jangan naif. Kau kira dia akan membiarkan jembatan ini setelah melewatinya? Sial! Orang Tiongkok ini terlalu pintar, sejak awal kita terus berada dalam jebakannya. Hmph, TOT_LIN, tak kusangka legenda tentang orang ini ternyata benar..."
"Bos... Lalu bagaimana?"
"Putuskan jembatan! Tenang, meski LIN hebat, Lingtong City takkan mudah jatuh, hahaha!"
Beberapa pemain Prancis serentak mengayunkan senjata mereka ke pilar penopang rantai besi di kedua tepi. Byur-byur! Aku tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Seluruh jembatan rantai kehilangan penarikan di satu ujung, bergelantungan di tebing seperti mi putus di kedai mi tarik Lanzhou!
Angin mendesau di telinga, bercampur teriakan histeris pemain Prancis itu. Kuperas hina: "Sial! Penakut. Aku tak takut."
Kupererat pelukan pada satu tali, mengerahkan seluruh kekuatan untuk mempertahankan posisi. Untuk amannya, kulekukkan rantai besi di gagang Pedang Bulu Terbang beberapa kali. Dengan ini, sekeras apapun benturannya, nyawaku tidak akan melayang.
Tebing batu raksasa yang keras terus membesar di depan mata, Aku menggigit gigi dan menutup mata.
“Braak～！”
Jembatan rantai besi bertabrakan keras dengan dinding tebing, ribuan batu kecil beterbangan. Seluruh tubuhku terasa seperti hancur akibat benturan keras, untungnya aku masih bergantung di rantai besi. Sementara pemain Prancis di bawah sudah kehilangan kehendak bertahan, satu per satu berubah menjadi titik-titik kecil di air.
Batu-batu kecil terus berjatuhan dari atas kepala, membuatku menderita. Sial! Memang pantas mendapat karma karena berani MEMBUNUH di wilayahku!
Di seberang, sekelompok pemain Prancis marah besar. Suara hina berteriak: "Sial... Masih belum mati? Bos, kita harus bagaimana?"
Suara bos gemetar: "Apa maksudmu? Kumpulkan pasukan dari Kota Kejayaan, lewat ibukota kerajaan Inggris untuk mengitari ke Lingtong City!"
"Bos... Jarak itu butuh setidaknya 36 jam perjalanan..."
"Sedikit omong kosong! Meski 36 hari pun harus ditempuh!"
“……”
……
Satu tangan mencengkeram erat rantai besi, tangan lain mencabut Pedang Bulu Terbang. Menancapkan tajam pedang ke dinding tebing dengan keras, percikan api beterbangan. Dengan susah payah aku memanjat menggunakan tumpuan pedang, tak berani memberi beban berlebih pada rantai besi yang mungkin putus kapan saja.
Sekelompok besar pemain lawan masih membelalak lebar memandangiku, hampir ingin seketika menghancurkanku hingga ke tulang-belulang. Namun mereka juga tak berdaya, jurang besar yang menghalangi di tengah ini membuat siapa pun kecuali yang memiliki peliharaan naga terbang tidak akan punya kesempatan menyerangku. Di pihak lawan, sepertinya tidak ada pemain dragon rider yang ada.
"Drip～!"
Sistem mengingatkan: Pemain Murong Shanshan meminta komunikasi denganmu, terima?
Aku menerima secara default, suara Murong Shanshan terdengar: "Lin Fan, bagaimana situasinya sekarang? Sudah kabur?"
Kujawab: "Setengahnya sudah kabur......"
"Hm? Kabur setengah, maksudmu apa itu?"
Aku tersenyum: "Shanshan, tempatmu aman? Jika aman, mau kuberi akses berbagi sudut pandang?"
"Ya, silakan!"
Aku segera membagikan sudut pandangku padanya. Di depan adalah dinding batu abu-abu, di bawah tubuhku terdalam tebing yang dikelilingi awan putih.
Seketika, Murong Shanshan terkejut dan berkata khawatir: "Lin Fan～～Apa yang kau lakukan? Kenapa ada di tempat itu? Apa perlu aku datang menyelamatkanmu sekarang?"
"Tak usah, di sini masih cukup aman. Cukup panjat naik. Shanshan, bagaimana situasi di Lingtong City? Ceritakan padaku～～"
"Hm～"
Murong Shanshan membagikan sudut pandangnya. Setelah kuterima, segera kulihat detasemen pasukan berkuda memenuhi dataran gelap yang luas, seragam lencana Kota Bulan Perak. Kelompok demi kelompok pemain mengalir dari jalan resmi ke dataran. Kali ini benar-benar kekuatan elite Kota Bulan Perak yang dikerahkan total untuk pertempuran.
Di bawah Kota Lingtong, barisan kavaleri garang dari Kota Bulan Perak berpatroli bolak-balik. Derap ringan kaki kuda seolah mengisyaratkan badai perang megah yang akan datang.
Hampir seluruh pemain Prancis di Lingtong City telah mundur ke dalam kota. Menghadapi serangan dahsyat Kota Bulan Perak, mereka sama sekali kehilangan keberanian untuk bertempur habis-habisan di luar tembok. Atau mungkin mereka masih berencana menggunakan formasi kavaleri untuk menerobos barisan pertahanan, namun kali ini tak akan semudah itu. Guild-guild seperti Pedang & Mawar, Firdaus yang Hilang, TOT, dan Langit Berdarah telah datang dengan persiapan matang. Setiap aliansi cabang telah menyusun formasi tempur guild masing-masing dengan jelas. Bisa dikatakan, kavaleri Prancis akan kesulitan menembus jalur blokade guild manapun.
Gambaran perlahan bergeser. Murong Shanshan menjelaskan: "Lihat, seperti yang kau saksikan, sekitar pukul 5 sore pasukan Kota Bulan Perak sudah datang dalam jumlah besar. Kita pernah bertempur beberapa kali di sini, menghabisi sebagian kecil kavaleri Prancis. Tapi kekuatan sejati mereka sudah mengungsi ke dalam kota. Saat kita mencoba menyerbu, para pemain yang dipersiapkan di atas tembok langsung melancarkan serangan. Penyihir Level Empat dengan jarak serang bertambah 50% memberi tekanan sangat besar. Jadi, aku berkoordinasi dengan beberapa pemimpin aliansi lain. Setelahmu kembali, kita akan melancarkan serangan tepat pukul 7. Untuk sementara, kita kepung Lingtong City untuk tekanan psikologis. Kurasa dalam dua jam lagi, mental mereka akan runtuh~~"
Aku Hehe tertawa, sebenarnya membiarkan Murong Shanshan mengkomandoi seluruh situasi pertempuran juga membuat tenang. Cewek cantik ini cerdas seperti salju meleleh, pengendaliannya terhadap situasi luar biasa akurat. Poin ini bahkan membuatku mulai merasa tidak mampu.
Setelah berbicara beberapa patah kata dengan Murong Shanshan, aku mematikan alat komunikasi. Kemudian terus melanjutkan pendakian setapak demi setapak. Tanpa pijakan di bawah kaki, hanya mengandalkan kekuatan kedua lengan. Untungnya ini aku, jika diganti pencuri atau Penyihir dengan atribut kekuatan rendah, mungkin sudah terjatuh karena kehabisan tenaga di tengah pendakian.
Tapi bahkan untukku, saat akhirnya berhasil memanjat ke tanah datar, seluruh tubuh lemas terjatuh ke tanah. Menghirup udara segar dalam-dalam, kedua lengan terasa seperti lumpuh disertai nyeri yang tak tertahankan.
Sekitar lima menit kemudian, melihat waktu sudah hampir pukul 6 malam, segera memanggil Kuda Langit. Setelah menaikinya, memberi perintah: "Xiao Bai, kembali menyusuri rute yang sama!"
Kuda Langit meraung, mendongakkan kaki depannya lalu menapaki jalur gunung. Melewati gerbang, dari kejauhan terlihat keramaian di bawah kota Lingtong City. Pemain yang mengalir seperti air bah memadati setiap sudut.
