Buru-buru melepaskan diri dari pelukan Ice Phoenix, tubuhku lunglai terjatuh ke tanah. Dengan tatapan penuh keteguhan, merangkaklah aku ke samping mayat Carifax. Setelah mengobrak-abrik puing, kutemukan kalung pelangi itu di antara reruntuhan, langsung kulempar ke dalam bungkusan tanpa basa-basi!
Ice Phoenix tak bisa menahan tawa kecilnya: "Setelah sekian lama tak bertemu, kau tetap tak berubah～～"
Kukecakkan senyum: "Ini bisa dibilang bentuk perhatian besar yang gigih!"
Tiba-tiba, beberapa jeritan menyayat hati terdengar di angkasa. Dragon Rider Hitam tergantung di atap dengan tubuh tertembus. Naganya meratap pilu di samping tuannya, akhirnya mencengkeram tubuh sang ksatria dan terbang menuju Utara.
Beberapa dragon rider lainnya lebih menyedihkan, meski menghadapi jumlah musuh yang lebih banyak, mereka tetap maju tanpa rasa takut. Pertarungan antar orang kuat setingkat dragon rider benar-benar berada di antara hidup dan MATI. Maka, beberapa dragon rider yang berasal dari Lingtong City kini terbaring diam di jalan utama kota, bahkan tunggangan naga mereka pun roboh di tanah. Lengkingan naga yang pilu seolah menandakan kehidupan mereka akan segera membeku.
Sebelum dragon rider terakhir tewas, matanya masih menatap lurus ke arah Ice Phoenix, bergumam: "Tuan Binglan... Kami setia pada negara dan keluarga, kami tidak mengingkari sumpah ras naga... Yang melanggar perjanjian aliansi elf adalah Anda, Tuan Dragon Speaker..."
Ice Phoenix langsung membeku, berdiri terpaku di tempat dengan matanya yang indah dipenuhi air mata. Aku segera membelai bahunya untuk menghibur, dia pun merebahkan diri dan menangis tersedu-sedu. Di antara isakannya, suaranya terputus-putus: "Aku mengingkari perjanjian ras naga dan elf demi kepentingan pribadi... Seharusnya mereka tidak perlu MATI... Semua karena aku, aku ini wanita jahat yang egois..."
Hatiku dipenuhi penyesalan. Sebenarnya Ice Phoenix melanggar perjanjian demi diriku, tapi aku tak tahu cara menghiburnya.
Di belakang Ice Phoenix, sekelompok dragon rider telah menarik kembali naga yang dipanggil. Mereka mendekat dan berdiri dengan hormat di samping. Pemimpin pasukan bertanya: "Tuan! Apa yang harus kami lakukan selanjutnya?"
Ice Phoenix buru-buru menyeka air mata, menjauh dari bahuku. Setelah berbalik, ekspresinya tetap dingin, berkata datar: "Bawa mayat Naga dan dragon rider yang sudah MATI kembali ke Wilayah Naga. Cari lokasi yang cocok di Necropolis Naga untuk menguburkan... Aku akan menghubungi kalian!"
"Siap, Tuan!"
Beberapa menit kemudian, puluhan dragon rider mengendalikan naga berputar-putar di atas Langit Lingtong City beberapa kali sebelum terbang melesat ke Utara menuju Wilayah Naga di Kota Naga Bulan.
……
Lingtong City gempar tak karuan. Detasemen pemain Silver Moon City menyerbu masuk. Pasukan pemain Firdaus yang Hilang pimpinan Ye Sha telah memasuki pusat kota, bergerak ke arah istana kerajaan Lingtong City. Di belakangnya menyusul formasi pemain Pedang & Mawar. Dengan Pedang sebagai inti, tak ada job change yang mampu melawan mereka dalam pertempuran jalanan. Kilau pedang laser bagai cahaya MATI terus memanen kehidupan sisa pemain Prancis di dalam kota.
"Lin Fan～～"
Suara manis terdengar. Kuputar badan dan melihat Murong Shanshan berdiri dari rerumputan di samping tembok pertahanan dengan bantuan kakao. Pingsannya tadi membuatnya melewatkan adegan pertarungan menegangkan di udara!
Murong Shanshan melepaskan genggaman kakao, berjalan sempoyongan mendekat lalu tiba-tiba terkapar di pelukanku. "Lingtong City berhasil direbut..." katanya dengan penuh gejolak, "Benar-benar berhasil... Aku sangat senang..."
Aku menepuk bahu kecilnya sambil tersenyum: "Belum, kalau belum dapat token Raja, berarti belum selesai! Nanti kau bawa anggota masuk cari token Raja, menyerahkan token juga bisa dapat reward yang banyak, cukup buat naik ke level 120 ke atas, mungkin bahkan bisa sampai level 125 untuk job change transformasi kelima!"
Murong Shanshan bertanya dengan heran: "Kau yang sudah berkorban banyak, kenapa bukan kau yang ambil token Raja?"
Aku tersenyum getir: "Baru pakai Transformasi Iblis, sekarang bisa berdiri tegak saja sudah syukur, apalagi rebut token? Mungkin saat token baru sampai di tangan, aku sudah hampir tewas!"
Setelah berkata begitu, aku memperlihatkan interface karakternya ke Murong Shanshan. Di bagian status terpampang mengejutkan ikon kelemahan.
Tapi Murong Shanshan melihat lama, lalu menyandarkan kepala sambil tertawa: "Kok kau bisa naik ke level 124 nih? Aku ingat kayaknya level 122 kan~~"
Aku juga kaget, baru sadar: Saat membunuh Kalifax tiba-tiba, karakterku benar-benar naik level, bahkan langsung dua tingkat! Mungkin karena pemain satu-satunya yang bisa menyebabkan kerusakan ke Kalifax cuma aku, meskipun Ice Phoenix yang memberikan kill mematikan, tapi EXP-nya masuk ke aku, untung besar.
Tinggal satu level lagi bisa lima transformasi! Haha, reward setelah lima transformasi sampai sekarang pihak resmi tidak bocorin sedikitpun, kayaknya cuma bisa andalkan aku sendiri untuk ungkap!
Pandangan Murong Shanshan tiba-tiba tertuju ke Ice Phoenix, dia bertanya ragu: "Dia... Ice Phoenix?"
Aku yang tegang langsung berkata, "Hmm, dia bernama Binglan Sang Pembisik Naga, orang kuat dari Wilayah Naga, juga NPC. Saat Shanshan pingsan tadi, dialah yang menyelamatkanku～～"
Murong Shanshan menatap Binglan beberapa saat, beruntung tidak curiga. Dia hanya tersenyum manis, "Dia cantik sekali!"
Kutanya, "Shanshan, bagaimana situasi di markas Pedang & Mawar?"
"Sebagian yang menggunakan skill teleportasi ke kota sedang bertarung terakhir melawan orang Aliansi Pedang Suci. Tapi jumlah kita sedikit, mungkin tak bisa bertahan～～" Murong Shanshan berpikir sejenak lalu santai berkata, "Sudahlah, markasnya tak usah dipertahankan～ Lebih penting merebut Kota Lingtong!"
Aku terkekeh, merenung sebentar lalu usul, "Bagaimana kalau begini! Kau tetap di sini bantu pemain Silver Moon City ambil token Raja. Aku akan kembali ke Silver Moon City rebut kembali markas guild-mu!"
Murong Shanshan terkejut, "Kenapa? Kau tak mau menemani ke istana Kota Lingtong?"
Kutungging ke stat-ku, "Kondisiku cacat, seranganku bahkan kalah dari penyihir biasa. Kau saja yang pergi. Aku kembali ke Silver Moon City, mungkin bisa bantu lewat peliharaan. Jangan lupa, teleportasi segera setelah dapat token Raja. Kita sudah online terlalu lama, perlu makan dan... buang air kecil..."
Murong Shanshan langsung memerah, bersuara kesal, "Hmm, aku tahu! Kembalilah ke Silver Moon City dan tunggu aku dengan tenang!"
“Selesai bicara, si cewek cantik berbalik dan bergabung dengan pasukan pemain Kota Bulan Perak, langsung memasuki ibukota kerajaan Lingtong. Tiba-tiba aku teringat satu hal, lalu berteriak keras: "Shanshan! Aku hanya ingin kau membawa token Raja kembali ke kota untuk diserahkan, sisanya aku tidak ingin melihat siapa pun!"
Murong Shanshan menoleh sambil tersipu malu: "Bagaimana kalau orang lain yang menemukannya lebih dulu?"
Dengan kasar kujawab: "Bunuh dan rebut!"
Murong Shanshan tersenyum manis padaku, sosok cantiknya menghilang di kerumunan ibukota kerajaan.
……
"Apa yang ingin kau lakukan sekarang?" Ice Phoenix bertanya perlahan setelah menyaksikan semua yang terjadi antara aku dan Murong Shanshan.
Kujawab: "Kembali ke Kota Bulan Perak, lalu pergi MEMBUNUH..."
Sorot mata indah Ice Phoenix menyapu wajahku. Dia tampak ragu-ragu, lama sekali baru berkata: "Bolehkah aku... ikut bersamamu? Aku tidak ingin terlalu cepat kembali ke Wilayah Naga. Kali ini, ras naga mungkin akan menyalahkanku..."
Kutunggangi: "Tentu saja boleh! Jika kau ikut, aku akan jauh lebih aman ~~"
Ice Phoenix mengangguk sambil tersenyum gembira.
Tapi tiba-tiga kukatakan: "Tapi, aku akan menggunakan gulungan sihir transmisi untuk kembali ke Kota Bulan Perak. Bisakah kau mengikutiku secepat itu, Ice Phoenix?"
Ice Phoenix tersenyum tipis sambil menggeleng: "Kecepatanku tentu tidak secepat itu. Tapi, jika seperti ini..."
Sambil mengatakan itu, dia meletakkan kedua tangan kecil putih bersih di bahuku: "Sudah, gunakan gulungan sihir kembali ke kota! Energi spiritualku sudah melekat padamu, aku juga akan ikut tertransmisi oleh kekuatan formasi magis!"
Setengah percaya, kuremukkan gulungan sihir kembali ke kota.
Cahaya berkilauan di depan mata, kekuatan formasi magis melepaskan diri dari gulungan sihir, membawaku kembali ke tanah kelahiran dalam game. Bersamaan itu, kurasakan kelembutan mengelilingi tubuhku, seolah ada sesuatu yang memelukku. Saat muncul di Ngarai Bulan Perak yang asri, kudapati Ice Phoenix sedang bersandar di belakangku.
Setelah cahaya menyilaukan, Ice Phoenix segera menjauh dari punggungku dan bertanya dengan berpura-pura tenang: "Sudah sampai? Ke tempat mana kita akan MEMBUNUH sekarang?"
Kupanggil Kuda Langit dan berkata: "Tempatnya dekat dari sini. Mau naik kuda bersamaku?"
Ice Phoenix ternyata memerah sedikit. Ia menggelengkan kepala: "Tidak perlu, kau saja yang memimpin di depan. Aku akan terbang mengikuti..."
Mendengar itu, hatiku dipenuhi pandangan iri. Hanya saat menggunakan Transformasi Iblis aku bisa terbang. Selain itu, harus berlarian di tanah seperti pemain biasa.
Maka, sambil menunggangi Kuda Langit, kupanggil Serigala Kecil001. Kami bergegas menuju markas guild Pedang & Mawar. Sambil mengingat situasi di markas guild, kususun Pengumuman Sistem seharga 5000 koin perak dan mengirimkannya——
“Saudara-saudara Kota Bulan Perak yang masih bertempur, perhatikan! Di bawah pimpinan Murong Shanshan, pasukan kita telah menembus kota dalam Lingtong City. Mengambil Token Raja hanyalah masalah waktu! Sekarang markas guild Murong Shanshan sedang diserang diam-diam oleh sampah seperti Li Guanghui. Semua pemain di wilayah Silver Moon City yang melihat pesanku ini, segera ke markas Pedang & Mawar untuk bersama-samaku mengusir Aliansi Pedang Suci!”
Tak lama setelah pesan terkirim, Lu Xuehan, Xin Yu dan Xu Lin sekaligus membalas, menanyakan kenapa aku kembali dan apakah karakterku mati.
Tanpa waktu menjelaskan, kusuruh mereka mengerahkan pasukan kavaleri untuk membantu Murong Shanshan mempertahankan markas guild. Ini prioritas utama sekarang!
Saat kudobrak markas Pedang & Mawar dengan Kuda Langit, para pemain yang masih bertarung di dalam kota terpana. Kuacungkan Pedang Bulu Terbang sambil menyembunyikan kelemahanku: "Pencuri licik Aliansi Pedang Suci! Aku sudah kembali, bersiaplah mati!"
Sekitar seratus anggota guild di sudut yang masih bertahan langsung bersorak, senyum harapan merekah: "Bangsat! Lin Fan kembali! Markas kita selamat!"
Dari kerumunan muncul seorang, berlari kecil ke depan aku, tampak hampir menangis karena kesal. Ternyata itu Nan Gong yang sangat mirip dengan Murong Shanshan. Dia berkata panik: "Kakak ipar, akhirnya kau kembali! Lima menit lebih lambat, markas guild ini mungkin sudah direbut orang!"
Aku tersenyum: "Nan Gong, selama masih ada satu pemain Pedang & Mawar di markas, mereka takkan bisa merebutnya. Berhati-hatilah, tetap di sini bersamaku, jangan pergi kemana-mana, mengerti?"
Nan Gong mengangguk patuh dan berdiri di sampingku. Aku lalu memberi perintah pada serigala kecil: "Pergi! Bunuh habis semua anggota Aliansi Pedang Suci!"
Serigala kecil sudah tak sabar. Setelah mengaum keras, ia menerjang ke kerumunan seperti bola api. Dua cakar tajamnya yang menyala-nyala nyaris setiap kali merenggut nyawa pemain Aliansi Pedang Suci. Dibanding elit pemain Prancis, kumpulan Badut dari Aliansi Pedang Suci ini jauh lebih lemah, tentu tak kauhiraukan.
Tiba-tiba, dari timur markas guild datang sekelompok pasukan berkuda. Pemimpinnya berteriak: "Situasi apa ini? Kenapa kalian semua diam seperti patung? Sebentar lagi markas guild akan direbut! Kalian pada tidur? Mau tunjangan penyerbuan kota atau tidak?!"
Kulihat sekilas, ternyata itu Li Guanghui. Anjing peninggalan Xu Fei ini sekarang sudah belajar bersikap semena-mena.
Seorang pencuri ragu-ragu menunjuk ke arahku, berbisik: "Bos... Dia... dia kembali..."
“Ah!” Li Guanghui melotot ke arahku, meludah dan berkata: “Sial! Kenapa dia datang sekarang?! Bukannya sedang menyerang kota?”
“Lingtong City hampir direbut!”
“Sial!” Li Guanghui menatapku tajam, mengayunkan pedang di tangannya: “Lupakan! Semua serbu sekarang! Satu Lin Fan mana bisa menggagalkan rencanaku!? Setiap orang berkesempatan, yang berhasil membunuh Lin Fan langsung dapat 1 juta keping emas tunai dariku, cair seketika!”
Aku sebenarnya gugup, kondisi lemahku sama sekali tidak bisa bertarung. Bahkan mungkin tak bisa mengalahkan Li Guanghui sendiri. Jika benar bertempur, Nan Gong tak bisa banyak membantu. Kami berdua pasti jadi korban racun. Aku masih bisa bertahan, tapi Nan Gong pasti menganggap kakak iparnya tidak kompeten - itu yang tak ingin kulihat.
Xu Lin dan Xin Yu beserta pasukan butuh sekitar setengah jam lagi untuk tiba. Saat ini anggota Pedang & Mawar di markas terkepung orang Aliansi Pedang Suci di sudut, setiap saat bisa dihabisi seluruhnya!
Li Guanghui terjepit, terpaksa nekat. Dengan berjalan paling depan dia menyerbu, diikuti gerombolan pemain jahat Aliansi Pedang Suci. Lebih dari separuh pemain bajingan Kota Bulan Perak berkumpul di sini, daya hancurnya luar biasa!
Saat kerumunan besar ini marah-marah menyerbu, wajah Nan Gong pucat ketakutan——
“Huu~!”
Sosok putih muncul di antara aku dan Li Guanghui, rambutnya berkibar-kibar, jubah putihnya lebih putih dari salju!
Formasi magis terbentuk diam-diam di langit, ketika Bing Lan melantunkan nyanyian lembut, seekor naga perak yang megah muncul tiba-tiba!
……
Wajah Li Guanghui dipenuhi keputusasaan: "Ini... Ini sialan apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ada dragon rider... NPC cantik ini ngapain sih..."
Bing Lan menoleh sambil tersenyum: "Mau aku bagaimana? Bunuh semua mereka?"
Aku berkata: "Jika ini tidak membuatmu malu..."
Bing Lan tersenyum manis dengan lesung pipitnya: "Kalau begitu, baiklah!"
Naga perak di udara tiba-tiba menyerang, hembusan napas naga es dalam sekejap menyelimuti langit, gerimis salju bagikan kiamat membekukan sekelompok pemain Aliansi Pedang Suci menjadi es balok. Li Guanghui di barisan depan selamat, tapi nasibnya tetap suram.
Saat naga perak melengking dan mulai mengamuk ke barisan belakang, Bing Lan justru berdiri tegak dengan pedang di tangan. Angin sepoi-sepoi menerbangkan rambutnya yang indah.
Li Guanghui terpana, lupa akan posisinya, bergumam: "Ini nyata? Peri cantik nan sempurna..."
Aku menyeringai dingin: "Hati bejanamu yang berdebu masih bisa melihat keindahan? Lucu sekali ~~~"
Li Guanghui membela diri: "Kelinci licik mati, anjing piaraan direbus! Segalanya di luar kendaliku, aku tak perlu merasa bersalah pada siapapun!"
Nan Gong tak tahan berkata: "Apa-apaan ini? Aku sama sekali tak mengerti..."
Saat itu, Bing Lan yang melayang di udara menatap Li Guanghui dan berkata dengan datar: "Bagaimana kau ingin MATI?"
"Aku... Aku tidak ingin MATI..." Teriak Li Guanghui dengan licik.
Bing Lan tersenyum kecut sambil berkata: "Baiklah~~ Aku akan memberimu cara MATI yang spesial, aku yakin kau pasti menyukainya~~"
Aku terkejut bertanya: "Bing Lan, cara MATI seperti apa yang bisa membuatnya sangat senang?"
"Itu... Hidup kembali di tempat, MATI tanpa batas..."
Saat Bing Lan mengucapkan kalimat itu, wajah Li Guanghui langsung berubah ungu. Nan Gong bersorak gembira sambil bertepuk tangan: "Bagus! Bajingan sepertinya memang pantas MATI tanpa batas! Bunuh sampai Tingkat Nol, biar dia mulai dari awal lagi!"
Aku buru-buru berkata: "Janganlah, itu terlalu tidak manusiawi~~ Bunuh saja sampai Level 30, biarkan dia tetap di ibukota kerajaan. Jika langsung dibunuh ke Tingkat Nol sampai kembali ke desa pemula, itu terlalu menyedihkan..."
Nan Gong tertawa terkekuk, sementara keringat dingin mengucur di dahi Li Guanghui yang tak pernah menyangka akan mengalami hal seperti ini.
Bing Lan mengulurkan telapak tangan putih bersihnya ke arah Li Guanghui. Begitu dia melantunkan mantra, tubuh Li Guanghui segera dikelilingi formasi magis hijau kebiruan yang berlapis-lapis dan terus berputar.
Li Guanghui tiba-tiba kehilangan kendali diri, menghunus pedang dan mengayunkan gila-gilaan ke tepi formasi magis. Namun layar cahaya hijau kebiruan itu seperti kaca antipeluru yang memantulkan pedang besarnya. Saat Li Guanghui mencoba mengeluarkan Scroll Kembali ke Kota untuk teleportasi, gulungan itu tiba-tiba terbakar dan menghilang. Seketika, Li Guanghui berdiri lesu di tempat.
Aku tertawa di samping: "Sejak kau mengajukan serangan ke markas Pedang & Mawar, seharusnya kau sudah mengira konsekuensi ini! Ini hukuman yang pantas untukmu! Hmph, seorang yang licik sampai mengabaikan kepentingan bangsa, karakter hinanya pantas MATI 10 juta kali!"
Li Guanghui memandangku dengan penuh kebencian, berteriak: "Pergi kau! Hak apa yang kau punya untuk mengatur hidup MATI orang? Kau pikir kau bisa menguasai segalanya?"
Aku tersenyum: "Setidaknya, di game ini aku Penguasa. Ice Phoenix, saatnya bertindak~~"
Ice Phoenix tersenyum tipis, lalu tangan kecilnya yang lain menggenggam erat Pedang Pembunuh Naga. Kilat berkilauan di mata pedang.
"Puff~!"
Pedang Pembunuh Naga menembus formasi magis, ditusukkan dari atas ke bawah! Seketika, 10.000 aliran arus listrik tertarik dan menyambar Li Guanghui secara bersamaan!
Itu adalah, Lima Petir Menghantam Puncak!
