Apakah Murong Shanshan mengalami sesuatu?
Aku khawatir beberapa detik, saat mendekat ternyata bukan itu masalahnya. Rupanya, di depan kami ada seseorang bernama merah sedang bertahan dari serangan sekelompok pemain Tiongkok sambil membunuh pelatih Ksatria!
Nama pemain itu berbahasa Inggris, bendera negara menunjukkan warna merah dan biru Inggris!
Seorang Ksatria Tiongkok yang baru saja dipukul mundur menggerutu: "Sial! Orang asing ini ternyata kuat juga ya!"
Aku menjulurkan leher dan melihat Murong Shanshan berdiri di samping membawa pedang, tidak bertindak, dengan wajah tidak punya hati menyaksikan orang Inggris ini mengamuk.
Aku segera menyimpan Kuda Langit, mendekat dan bertanya: "Shanshan, kenapa tidak membantu? Apa kau mau melihat Ksatria Inggris ini melakukan invasi markas di ibukota kerajaan kita?"
Murong Shanshan terkikik: "Bukan begitu, pertahanan orang ini sangat tinggi, tapi serangannya biasa saja. Lihat! Dia membunuh sampai sekarang namanya belum merah. Aku menunggu namanya jadi merah supaya bisa nangkep perlengkapannya..."
"Bangsat... Kau benar-benar, terlalu pintar..."
Setelah berkata demikian, aku menghunus Pedang Bulu Terbang hendak bertindak, tapi Murong Shanshan tiba-tiba menahanku: "Lin Fan jangan buru-buru~~ Biarkan aku lihat dulu. Dia tinggal perlu bunuh satu manusia lagi namanya akan merah. Saat itu kita bunuh dia, semua barang di bungkusannya akan nangkep keluar. Lebih mantap kan~~"
Aku berpikir sejenak: "Kalau kau yang bertindak, barang yang nangkep jadi milikku..."
"Wah! Kau lebih kejam daripada aku!" Si cewek cantik itu memandangku terkejut.
Faktanya, setelah beberapa kali aku dan Murong Shanshan menginvasi ibukota kerajaan Korea, muncul tren global 'solo invasi ibukota telanjang'. Pemain yang agak kuat pasti ingin mencoba invasi ibukota kerajaan negara lain. Tentu hasilnya bervariasi - ada yang bisa bunuh puluhan bahkan ratusan manusia di ibukota asing lalu pergi dengan selamat, ada yang baru masuk kota langsung dikeroyok sampai MATI, bahkan ada yang belum sampai gerbang sudah ditebas MATI oleh NPC Pengawal. Yang paling tragis adalah yang MATI dibuat monster di luar kota, itu kematian yang cukup epik.
Orang Inggris di depan mata ini jelas merupakan perwujudan heroisme individual. Tapi pilihannya kurang bijak. Dia bisa mencoba serang solo ibukota kerajaan Korea atau Vietnam. Tapi datang ke Kota Bulan Perak, ibukota terbesar dunia, untuk solo? Itu sama saja mencari MATI. Bahkan jika aku dan Murong Shanshan tidak ada di sini hari ini, ahli lain di Kota Bulan Perak seperti Ye Qiu, Xin Yu, Kemerahan, bahkan Li Qing pasti bisa mengakhiri hidupnya.
Karena kulihat jelas, perlengkapan orang ini sebagian besar berwarna ungu. Hanya dua tiga item yang memancarkan cahaya oranye. Mungkin itu armor pertahanan yang nilai kekuatannya terbatas.
Saat ini, kebanyakan yang datang ke pelatih kelas adalah pemain level rendah. Jumlah yang melakukan empat kali transformasi tidak banyak, belum sampai membludak. Untuk transformasi kelima bahkan belum ada yang mencoba. Jadi di sini basically pemain level 80 yang melakukan three-job-change. Kalau tidak, pemuda Inggris ini mustahil bisa semena-mena seperti ini.
Murong Shanshan dengan licik bersorak di samping: "Ayo serang! Demi kejayaan Kota Bulan Perak～～!"
Begitu MM cantik bicara, para pemain yang sedang job change langsung berkerumun. Pedang besar, kapak, dan Tongkat sihir menghujani. Bahkan pendeta pun menggeram: "Dasar! Tongkatku akan menusuk matamu sampai mengucur darah!"
"Akibatnya, pemuda Inggris itu tak tahan dihina. Pedang besar di tangannya berputar dengan cepat, aura sang Raja dari pemain high-level langsung memancar. Seketika ia menyapu bersih sekelompok pemain level rendah. Di antara mereka, seorang pendeta cantik yang jadi sasaran utama langsung merintih dan dihabisi, mengeluarkan botol ramuan kecil ukuran sedang."
"Pemuda Inggris itu tiba-tiba tampil angkuh, dengan lancar melontarkan sepatah dua kata dalam bahasa Inggris."
"Aku tak mengerti, lalu bertanya: 'Shanshan, teriakan seperti babi disembelih bocah ini maksudnya apa?'"
"Murong Shanshan tersenyum: 'Katanya Tiongkok sudah kehabisan orang, cuma kirim beberapa tomat busuk dan ubi jelek berani menantangnya?'"
"'Wah bangsat, dasar bocah sok jago!'"
"Aku langsung menghunus pedang hendak mempertaruhkan nyawa. Tak disangka Murong Shanshan tiba-tiba berkata: 'Eh, Lin Fan lihat! Bukankah itu Xue Han di sebelah sana?'"
"'Hah? Xue Han juga datang?'"
"Aku menoleh ke belakang, tapi di jalanan tak terlihat setengah sosok pun. Saat menoleh kembali, Murong Shanshan sudah berdiri di tengah kerumunan dengan Pedang Penghubung Roh yang berpendar di tangan. Di tanah tergeletak beberapa perlengkapan dan ramuan berceceran, sementara pemuda Inggris itu raib tak berbekas."
"Dengan ujung kakipun aku tahu apa yang terjadi. Aku menggigit gigi: 'Shanshan kejam sekali! Tak mau kasih aku kesenangannya...'"
"Murong Shanshan memunguti perlengkapan di tanah dan melemparkannya padaku, tersenyum manis: 'Sudahlah, ini barang rampasan perangmu!'"
Aku membawanya masuk ke pusat pelatihan job change, menunduk melihat beberapa equipment ungu yang cenderung ke jenis pertahanan. Sepertinya tidak bisa dijual dengan harga tinggi.
Kubilang: "Ini... bahkan tidak sampai seribu yuan..."
"Jangan dikit-dikit mengeluh! Uang dari jual equipment ini mungkin cukup buat makan KFC sebulan!"
"Shanshan, suka sekali dengan makanan sampah itu?"
Murong Shanshan menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Tidak suka! Cuma praktis, tidak perlu menunggu lama~ Oh ya Lin Fan, dua hari lagi aku harus merapikan barang dan kembali ke kampus. Kakao dan A Li bilang sangat merindukanku..."
Kukecutkan mata: "Tapi kalau kamu ke kampus, aku juga akan merindukanmu?"
"Kau kan punya mobil, sering-seringlah mengunjungiku!"
Murong Shanshan berpikir sejenak: "Sebelum login tadi aku telepon Ibu. Katanya kita tidak perlu ke Shanghai, dia yang akan datang ke sini!"
Aku kaget: "Benarkah? Kalau tante datang, apa Xin Yu dan Xue Han harus menghindar? Dulu dia pernah bilang, setiap melihatku, dia hanya ingin aku bersama kamu saja..."
Murong Shanshan menutup mata indahnya, lalu membuka kembali: "Tidak perlu. Ini kan wilayahku, kenapa Xin Yu dan Xue Han harus menghindar? Hehe, kalau mau, justru aku ingin perkenalkan Xue Han dan Xin Yu padanya. Biar dia tahu mereka juga luar biasa, putri tunggal harta kesayangannya kalah dari mereka pun tidak menuduh sembarangan..."
Cepat kusela: "Jangan ngawur! Kapan kamu pernah kalah?"
Murong Shanshan mengedipkan matanya: "Kau tidak setuju untuk pergi sekolah bersamaku, saat itu aku sudah kalah, bukankah begitu?"
Ekspresiku muram, tapi Murong Shanshan tersenyum lagi: "Tapi tak apa, masih belum benar-benar gagal~~ setidaknya kau masih mau mencariku ke seluruh Suzhou, ini membuktikan aku masih cukup penting bagimu, bukan?"
Aku seketika membantah: "Apa maksudmu 'cukup penting'... Shanshan, kau... lebih penting dari siapa pun..."
Murong Shanshan terkejut sejenak, lalu tersenyum manis: "Sudah-sudah, aku mengerti! Pokoknya, saat Ibu datang nanti, kita semua makan bersama ya. Aku juga ingin memperkenalkan mereka. Aku tidak mau Xin Yu dan Xue Han merasa malu hanya karena Ibu. Kita harus belajar beradaptasi dengan segalanya, bukan?"
Aku mengangguk: "Lalu bagaimana setelahnya, setelah kamu lulus?"
Murong Shanshan mengangkat jari putih bersihnya menyangga dagunya, berpikir sejenak: "Keinginanku tidak berubah, aku ingin membangun perusahaan software bersamamu, setuju? Kita berusaha bersama, bisa menghasilkan uang sendiri, lalu hidup bahagia dengan bermain game dan jalan-jalan?"
Aku terkekeh: "Betapa harmonisnya gambaran indah itu!"
Murong Shanshan kesal: "Memangnya tidak indah? Mandiri itu juga menyenangkan. Ah, sudahlah. Uang kita sekarang sepertinya sudah terlalu banyak. Kalau begitu mari buka perusahaan software yang lebih besar, menyatukan industri software seluruh Suzhou, lalu berkembang ke Shanghai, menganeksasi perusahaan Ibu!"
Aku kaget: "Bangsat! Harimau beracun saja tak memakan anaknya, kau malah mencaplok perusahaan tante, apa dia tidak marah dan mengamuk pada kita berdua?"
Murong Shanshan tersenyum manis: "Hehe, aku hanya bercanda. Dibandingkan ibu yang sudah berpengalaman di dunia persilatan, kita masih jauh ketinggalan. Kalau bertarung di bidang bisnis bersamanya, mungkin harus merugi puluhan juta dulu baru bisa menang sedikit~~ Tapi semua ini memang harus kita pelajari kedepannya."
Aku mengangguk setuju, mengulurkan tangan memegang bahu Murong Shanshan: "Shanshan, tahukah kau? Setiap pria di hadapanmu pasti merasa inferior. Aku pun merasa sangat tertekan bersamamu..."
"Lalu, apa kau juga merasa inferior?" Murong Shanshan menyeringai menatapku.
Kujawab: "Sedikit sih..."
Si cantik tersenyum tipis, tiba-tiba bersandar di pelukanku: "Shanshan selamanya milikmu seorang. Tak perlu merasa rendah diri. Lin Fan yang kucintai adalah pemuda pemberani yang tak kenal takut meski tahu tak mungkin menang. Masih ingat? Saat misi pertama kita, pasukan diserang mendadak, semua rekan tewas. Hanya kita berdua. Kau melindungiku, menghadang pisau Sang Pendekar Pedang untukku, bahkan mengorbankan Pedang Cahaya Tersembunyi. Semua ini tak bisa diberikan orang lain, hanya kau..."
Aku terkekeh: "Hanya karena ini?"
Murong Shanshan memerah: "Tentu tidak. Alasan sebenarnya adalah..."
"Apa?"
"Tiba-tiba malas ngomong... Tapi kalau kau mau menari cha-cha di plaza depan, mungkin aku mau cerita..." Tiba-tiba dia berlagak bangsat.
Aku langsung dibunuh seketika, merengek-rengek: "Shanshan, kau masih mau eksis di Silver Moon City? Kasih jalan hidup dong......"
Murong Shanshan menunjukkan senyum licik, tiba-tiba berkata: "Gimana kalau begini, beberapa hari lagi aku balik ke kampus, dengar kakao ada lomba Karaoke, aku mau daftar ikut lomba, kau datang kasih bunga, setuju?"
"Aduh... ini kan urusan jaman mahasiswa, harus kulakukan juga ya..."
"Kau mau atau tidak sih?"
Melihat si cantik mulai kesal, aku pun berkata: "Baiklah, itu... aku belum pernah ngasih bunga ke siapa-siapa di depan umum, nanti kalau grogi berbuat salah, jangan marah ya..."
Murong Shanshan terkekuk: "Dengan nyalimu segitu, bisa ngapain sih? Santai aja, nanti aku beri tahu, kau datang ke aula kampus kasih bunga, hmm, bunga apa ya? Mawar lah, simbol cinta sejati. Berapa tangkai terserah, pokoknya jangan sampai aku kehilangan muka di depan teman-teman sekelas se-fakultas..."
Aku langsung menepuk dada bersumpah: "Tenang! Aku jamin kau jadi peserta paling gemilang!"
Murong Shanshan mengangkat alisnya, tertawa: "Pasti dong, meski kau tidak datang, aku tetap yang paling gemilang~~"
Rasa percaya dirinya bukan tanpa alasan. Dengan popularitas Murong Shanshan, aku yakin selama nyanyiannya tidak terlalu parah, gelar juara pasti diraih!
Akhirnya kukatakan: "Shanshan, mending sekarang nyanyi dengar-dengaran buatku, aku belum pernah dengar suaramu seperti apa."
"Gak mau!"
Murong Shanshan langsung menolak, berkata: "Lebih baik kita terima dulu quest Transformasi Kelima! Jangan buang waktu di sini, kalau ada yang naik 10 level sekaligus ke 125 dan mengambil quest Transformasi Kelima, kita bakal rugi besar!"
Sambil berbicara, kami sudah sampai di depan Pelatih Ksatria. Dia masih asyik ngobrol dengan Pelatih Pencuri. Melihat ada pelanggan, dia langsung berseru: "Oh, prajurit pemberani! Setelah ditempa hujan dan angin, kekuatanmu terlihat semakin hebat. Mau menerima latihan untuk promosi berikutnya?"
Aku langsung menekan [Konfirmasi]. Bel sistem langsung berbunyi——
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Anda telah menerima Quest Transformasi Kelima Ksatria [Bunuh Panglima Arwah]!
Konten quest: Kekuatanmu sudah cukup. Untuk membuktikan keberanianmu, selundup ke wilayah sengketa timur Kota Bulan Perak dan temukan markas Resimen Arwah Gelap. Banyak resimen arwah bermarkas di sana dengan panglima masing-masing. Bunuh salah satu panglima dan bawa kepalanya kembali.
……
"Bangsat! Mencabut kepala komandan di tengah 10.000 pasukan?" protesku kesal.
Murong Shanshan juga terkejut menatapku: "Sekira berapa personel satu resimen arwah?"
Kujawab: "Pernah ketemu di Menara Necromancer. Resimen arwah lengkap punya Ghoul dan Makhluk Kebencian di darat, Gargoyle di udara. Kalau sial mungkin ketemu 1-2 Naga Embun Beku. Total personelnya Ghoul saja bisa 10-20 ribu, Gargoyle mungkin sekitar ribuan."
“Ah? Banyak sekali, bukankah itu berarti hanya untuk membunuh saja perlu waktu setengah hari?”
Aku mengangguk: “Ya, basically seperti itu. Bagaimana? Kalau mau membunuh malam ini harus lembur. Kalau tidak, kita log off dan istirahat yang cukup, besok pagi dengan usaha penuh baru periksa bagaimana keadaan Resimen Arwah Gelisah di sana.”
Murong Shanshan tanpa ragu berkata: “Baiklah, malam ini tidak bertarung. Kita tidak perlu bertarung mati-matian. Untuk sementara mustahil ada manusia yang levelnya bisa melebihi kita. Aku lihat peringkat, hm, peringkat ketiga baru level 121, seorang Penyihir Jerman. Tenang saja, orang pertama yang mencapai promosi transformasi kelima pasti salah satu dari kita berdua!”
Aku berkata: “Baiklah. Tapi sekarang baru jam 6 lebih, mau ngapain ya?”
Murong Shanshan tersenyum: “Bagaimana kalau begini: Kau menyetirku kembali ke kampus. Kita kunjungi Kakao dan yang lain, sekalian periksa apakah roda mobil BMWku dicuri orang, setuju?”
Aku mengangguk: “Hm, setuju!”
……
Lalu melihat Lu Xuehan dan Xin Yu masih online, mengirimkan pesan memberi tahu mereka bahwa aku dan Murong Shanshan akan ke kampus. Xin Yu menyuruhku hati-hati, sedangkan Lu Xuehan memintaku pulang cepat.
Saat aku log off, Murong Shanshan juga sudah lebih dulu log off.
Aku mengambil kunci, membuka pintu. Murong Shanshan juga sedang turun dari lantai atas. Kami berdua pergi ke garasi bawah untuk mengeluarkan mobil. Seperti biasa aku yang menyetir, kurang percaya dengan kemampuan Murong Shanshan, apalagi malam hari saat banyak pejalan kaki.
"Mobil mulai melaju, aku tidak menyalakan AC. Murong Shanshan menurunkan kaca jendela mobil. Angin malam menerpa rambut indahnya, aroma wanginya menyelinap di hidungku."
Dua puluh menit kemudian, kami tiba di depan kampus. Satpam menanyakan asal-usul pemilik mobil. Murong Shanshan hanya tersenyum tipis, membuat satpam itu linglung dan membiarkan kami masuk. Aku tak tahu tempat parkir, akhirnya langsung menyetir ke bawah asrama Murong Shanshan dan berhenti di sebelah papan pasar loak.
Dari kejauhan, tante-tante administrator asrama menyorotiku dengan tatapan tajam, langsung menatapku bak seorang anak orang kaya yang manja yang hendak membujuk gadis muda.
Murong Shanshan berkata: "Kau tunggu di sini sebentar. Aku akan naik memanggil Kakao dan A Li, ajak mereka jalan-jalan ke pusat kota untuk makan sesuatu, setuju?"
Aku mengangguk: "Bagus juga. Kebetulan kita makan agak awal, jalan-jalan sebentar di kota pasti akan cepat lapar."
"Ya!"
Murong Shanshan selesai bicara langsung naik ke gedung, aku membuka pintu mobil dan pergi ke panel pasar loak di samping untuk mencari informasi yang berguna. Hasilnya menemukan ada yang mau beli komputer bekas, ada yang mencari pacar, mengklaim tubuhnya kuat pinggang berotot, bahkan ada MM yang membuka rekrutmen pacar, bilang posturnya ramping wajah cantik sempurna. Yang paling ekstrim adalah informasi pencarian one night stand dengan konten: MM seni akademi cewek cantik, kungfu hebat, tubuh sehat, wajah ayu, postur top, sekarang mencari partner one night stand, hanya malam satu api, syarat mereka cuma harus pria, durasi lebih dari 10 menit lebih baik. Yang berminat hubungi 139XXXXXXXX!
Informasi begini pasti bikin bocah lelaki yang belum pengalaman langsung gila, pasti buru-buru nelpon.
Entah kenapa informasi ini belum ada yang sobek, tapi aku yakin 100%, nomor telepon itu sembilan dari sepuluh adalah milik Dekan seni akademi! Akal bulus begini udah diskualifikasi sejak N tahun lalu, jangan harap bisa nipu senior game sepertiku!
Saat aku sedang sombong, Murong Shanshan sudah turun bawa kakao dan A Li. Kakao masih terlihat polos, A Li masih genit, rambut bergelombang indah, dua Blek di dada bikin baron-baron pinggir jalan melirik. Tentu saja, pandangan mereka cepat beralih ke Murong Shanshan. Lagipula, cewek cantik kelas kakap ini lebih menarik, apalagi "kebanggaan" di dada Murong Shanshan juga menggoda, tidak kalah dari siapapun.
