Ye Qiu kembali mendekat, berkata dengan misterius: "Dengar, akhir-akhir ini di Rumah Sakit Ren'ai pusat kota ada dokter pria muda yang sangat hebat, ahli pengobatan Tiongkok. Dia ditemani tiga dokter wanita segar. Orang itu wajahnya benar-benar membakar nafsu! Paman tua di bawah gedung kita periksa sekali, pulang langsung tak tahan. Malamnya nekat selingkuh dari neneknya, nyaris kehilangan nyawa di ranjang semalaman!"
Aku terkejut: "Sial, Shanshan juga dengar ini. Ngomong apa kau? Aku tidak akan main pelacuran, aku orang baik!"
"Jangan pura-pura. Aku tahu..." Ekspresi misterius Ye Qiu kembali: "Fokusku bukan pada dokter wanita itu. Ini tentang dokter pria bernama Lin Feng. Tetangga Lao Wang yang punggungnya bungkuk karena main mahjong, setelah dibekam beberapa kali langsung sembuh. Pinggangnya lurus, penglihatannya membaik, bahkan bisa melihat kartu lawan. Semalaman menang belasan potong. Tiga pemain lain marah menuduhnya main kecurangan, sampai dipukuli habis-habisan..."
Aku tanpa ekspresi: "Bos, tolong langsung ke intinya. Aku mohon..."
Ye Qiu tertawa terbahak: "Kenapa tidak ke rumah sakit itu? Siapa tahu pengobatan Tiongkok bisa menyembuhkan mata Shanshan?"
Aku menggelengkan kepala, berkata tegas: "Tidak, aku tidak boleh main-main dengan mata Shanshan. Pengobatan Tiongkok yang diwariskan hingga kini sudah banyak yang hilang. Lagipula, operasi mata Shanshan adalah proyek yang sangat rumit. Sedikit kesalahan pun konsekuensinya takkan bisa kutanggung. Pengobatan Tiongkok lebih fokus pada perawatan melalui patologi. Meski sejak zaman kuno ada beberapa teknik operasi yang tercatat, bahkan pisau bedahnya mirip pisau jagal babi. Tidak, tidak boleh! Shanshan tidak boleh mengambil risiko ke departemen pengobatan Tiongkok. Sekalipun dokter Lin Feng yang kau sebutkan itu adalah reinkarnasi Hua Tuo dan mendapatkan kitab Qing Nang, tetap tidak boleh!"
Ye Qiu tersenyum: "Baiklah, baiklah. Ini keputusanmu. Lagipula Shanshan adalah milikmu. Aku hanya memberi saran saja..."
FINE berkata: "Kita harus percaya pada intisari pengobatan tradisional!"
Murong Shanshan justru tertawa: "Aku hanya percaya pada Lin Fan dan Ibu..."
Aku berkata: "Meski tradisi itu berharga, tapi masyarakat manusia selalu berkembang. Banyak hal mustahil diselesaikan hanya dengan tradisi. Tidak mungkin kita terus mengandalkan tradisi untuk hidup, bukan?"
Ye Qiu mengangguk: "Ada benarnya juga pendapatmu. Tapi... beberapa dokter wanita cantik di Rumah Sakit Ren'ai itu benar-benar kelas kakap. Katanya pemilik rumah sakit itu lebih cantik lagi, tapi jarang terlihat seperti naga suci. Namanya Su Shan, lho. Lihat, namanya juga ada karakter 'Shan'. Katanya tingkat kecantikannya tidak kalah dari Murong Shanshan. Menurutmu, jangan-jangan Su Shan ini saudari kembar Shanshan kita?"
Aku mendengarkan dengan kesal, Murong Shanshan di pelukanku justru tertawa: "Oh? Aku punya adik perempuan seperti itu? Jika benar ada, itu bagus, tapi aku tidak pernah mendengar Ibu menyebutkannya!?"
Ye Qiu langsung bersemangat begitu Murong Shanshan menyambut pembicaraan: "Benar! Aku punya teman sekelas universitas yang bekerja di sana, pernah melihat bos wanita rumah sakit itu. Anak muda itu akhirnya terbuai sampai lupa makan-minum, setelah setengah bulan, pinggangnya menyusut satu lingkaran, dari pemuda sehat 125 kg langsung jadi 45 kg..."
Murong Shanshan tidak tahan tertawa, aku juga terkekeh. Ye Qiu sengaja bicara omong kosong untuk menghibur Murong Shanshan, sebenarnya lumayan. Xin Yu dan Lu Xuehan duduk mendengarkan, Guozi membantu menyeduh teh untuk lima anggota TOT yang datang. Namun SAI melirik dada Guozi dan berkata: "Kakak Guozi, aku tidak mau teh melati, ingin minum susu teh rasa melati..."
Guozi mengangkat alisnya: "Tidak suka minum? Mau tidak kakak ambilkan air keran dari kamar mandi?"
"Aku X... Tidak usah, terima kasih kakak..."
SAI dengan licik langsung dikalahkan Guozi dalam sekejap. SEVEN menggeser kursinya ke depan: "Lin Fan, kenapa tidak mengajak Shanshan jalan-jalan? Terus-terusan di rumah bisa stres. Kudengar di Jalan Batu hari ini ada grup musik yang mengadakan acara komersial, lagu cadas dan tarian panas~~ Kalian mau pergi, kami tim lima orang TOT bisa jadi pengawal!"
"Oh?"
Aku berpikir sejenak, lalu bertanya: "Shanshan, maukah pergi keluar menghirup udara segar? Ada pertunjukan apa ya..."
Murong Shanshan terkekuk: "Kalau kau mau pergi, aku akan menemanimu saja～～"
"Kalau begitu, mari kita pergi bersama!"
"Baik!"
Melihat jam, belum genap pukul 10, masih lama sampai makan siang. Aku berkata pada Lu Xuehan dan Xin Yu: "Xuehan dan Xin Yu ikut juga, tolong jaga Shanshan di perjalanan."
"Ya." Keduanya mengangguk. Sekarang di tempat kami, Murong Shanshan adalah instruksi tertinggi. Ke mana pun dia pergi, kami harus mengikuti tanpa bantahan.
Kami turun tangga. Lima orang TOT berdesakan di mobil. Aku mengeluarkan mobil, memapah Murong Shanshan ke kursi penumpang, memasangkan sabuk pengaman, baru kemudian masuk sendiri. Xin Yu mengambil setumpuk uang sebagai uang saku.
Mobil keluar dari pintu gerbang perusahaan. Xin Yu tertawa di kursi belakang: "Sekitar nanti sore, Kakak Lin mungkin sudah kembali. Kami sudah mengirim sopir ke Bandara Shanghai."
Murong Shanshan bertanya: "Kenapa kita tidak menjemputnya langsung?"
Xin Yu menjawab: "Tidak perlu, dia bisa menemukan jalan pulang sendiri!"
Aku tersenyum. Murong Shanshan memegang pegangan tangan, tangan kecil putih bersihnya melakukan eksplorasi di dashboard mencari tombol musik. Aku kaget: "Kakak! Ini Buick, bukan BMW-mu! Tombol musik tidak di situ!"
"Oh? Di mana ya? Seingatku, terakhir kali di sini..."
Tapi tiba-tiba terdengar "tuut-tuut", Murong Shanshan salah menekan hingga klakson mobil berbunyi. SEVEN yang sedang menyetir di depan langsung menelepon bertanya: "Kenapa, kalian mau lewat depan?"
"Jangan, kalian saja yang memimpin!"
Kutegur Murong Shanshan: "Shanshan, bisakah kau berhenti usil? Sial, kalau begini terus, nyawa kita semua bisa melayang!"
Murong Shanshan cekikikan: "Nanti aku juga mau beli Buick model begini, khusus buat latihan menyetir buta!"
“……”
Saat semua orang berada dalam keadaan antara ingin tertawa dan menangis, akhirnya tiba di Jalan Batu. Mobil diparkir di suatu tempat - sudah bisa dipastikan nanti kembali akan kena tilang.
Beberapa anggota TOT berbalik menyambut. Kubantu Murong Shanshan keluar mobil lalu memeluknya berjalan. Masih terlihat kaku saat melangkah, tangannya kecil itu secara refleks meraba-raba ke depan. Melihat gerakannya, hatiku kembali perih.
Di kejauhan, beberapa MM di atas podium sedang menggoyangkan masa muda dengan rok mini berkibar-kibar. Kilasan di bawah rok yang menggoda langsung membuat mata Ye Qiu dkk berbinar. Akibatnya mereka berlari seperti anjing-anjing liar lepas kendali ke bawah panggung, mengeluarkan telepon lalu tengkurap di tepi panggung memotret tak karuan.
Para MM di atas panggung langsung memerah. Entah karena gerakan tari atau karena kelakuan jorok para 'binatang ternak' di bawah panggung.
Aku menopang Murong Shanshan ke tepi panggung. Xin Yu dan Lu Xuehan memegang tangan satunya. Murong Shanshan bertanya dengan mata terpejam: "Lin Fan, musiknya indah sekali. Tarian apa yang sedang dipentaskan di atas panggung?"
"Ini tarian klasik penuh nuansa etnis. Tidakkah kau mendengar alunan suara guzheng yang berirama?"
Murong Shanshan seketika tersenyum kecut: "Guzheng? Itu pasti cuma gaya-gayaan. Kau yakin mereka tidak sedang menari tarian perut?"
Aku menggelengkan kepala kuat-kuat: "Demi harga diriku, ini sama sekali bukan tarian erotis!"
Saat musik berhenti, beberapa MM mengangkat ujung gaun mereka dan lari ke belakang panggung. Seorang botak muncul membawa mikropon: "Selamat datang! Hari ini adalah hari promosi merek XXXX. Setelah menyaksikan tarian cantik dan menghirup asap rokok, mari kita mainkan game! Pertanyaan akan kuajukan, dan yang jawab paling cepat mendapat hadiah wajan stainless steel!"
"Wah, bagi-bagi wajan! Sponsor ini sangat dermawan!" TOT orang di depan berteriak ingin melihat dunia berantakan.
Murong Shanshan menggenggam lenganku bersemangat: "Lin Fan~~ Lin Fan~~ Ada wajan gratis! Kau harus cepat menjawab pertanyaannya nanti~~"
Aku buru-buru berkata: "Shanshan, buat apa kita perlu wajan? Rumah kita sudah punya. Mau jadi kambing hitam apa lagi?"
Murong Shanshan menatapku sambil berkata: "Kau memang tidak butuh, tapi Xin Yu perlu! Aku paling suka makan bubur telur buatan Xin Yu, kalau dimasak pakai panci stainless steel pasti lebih enak!"
Xin Yu juga tertawa: "Kalau Shanshan suka, Lin Fan kau harus setuju. Nanti aku bisa masak untuk Shanshan tiap hari!"
Pembawa acara di panggung mulai mengadakan kuis berhadiah. Teriaknya: "Baik, sekarang soal pertama: Pangsit itu laki-laki atau perempuan?"
Penonton ribut. Seseorang bertanya: "Masa pangsit ada gender? Yang penting digigit setengah juga. Jangan-jangan... Bangsat, apa pangsit itu laki-laki?"
Pembawa acara kaget: "Kau bisa tebak?! Benar! Pangsit laki-laki karena ada kulit pembungkusnya! Jadi panci ini sekarang jadi milikmu, selamat teman!"
Orang itu menerima panci dengan wajah berseri-seri.
Pembawa acara melanjutkan: "Masih ada dua soal dan dua panci hadiah. Jangan buru-buru!"
Murong Shanshan sudah tak sabar, mengguncang lenganku: "Lin Fan Lin Fan ~~ Soal ini harus kita rebut! Kalau tidak, kesempatan habis!"
"Baik, baik! Pasti kurebut!" Jawabku buru-buru.
Pembawa acara berkata: "Soal kedua: 500 wanita telentang di permukaan danau. Tebak nama objek wisata! Ada yang tahu?"
Sebelum sempat kujawab, Murong Shanshan sudah mengacungkan tangan kecil putih bersihnya: "Aku tahu!"
Pembawa acara langsung menghampiri sambil tersenyum: "Nona cantik ini tahu? Yakin benar tahu?"
“Murong Shanshan langsung menggenggam tanganku dan mengangkatnya, berkata: ‘Aku tidak tahu, tapi dia pasti tahu!’”
“Bangsat, terlalu percaya diri padaku! Aku menangis tersedu-sedu.”
Pembawa acara memandangku curiga: “Kau tahu jawaban teka-tekinya?”
Dengan tenang aku bertanya: “Apakah 500 wanita itu memakai baju?”
“Tidak!”
“Baik, jawabannya adalah: Danau Seribu Pulau!”
