Siang hari, aku membawa panci. Semua orang riang gembira kembali ke perusahaan, lima anggota TOT dengan wajar numpang makan siang. Ye Qiu bahkan bilang, jika Xu Lin dan Li Qing pulang ke negara sore ini, mereka akan makan malam juga di sini, numpang dua kali. Tapi, kehadiran anggota FINE sebenarnya juga bisa membuat Murong Shanshan senang. Jadi, setelah makan siang kusengaja mempertahankan mereka untuk makan malam, akhirnya mereka dengan gagah berani memutuskan untuk tetap tinggal.
Sore hari. Segalanya tetap sama, tapi sekitar jam dua lebih, mobil Murong Xuan berhenti di bawah gedung perusahaan.
Murong Xuan terlihat kurus kering, kerut ekor ikan di sudut matanya jelas terlihat. Seorang ibu, setelah putrinya mengalami penderitaan sedemikian rupa, ancaman eksistensial yang dia alami bisa dibayangkan.
“Ibu, ibu～～”
Murong Shanshan meraba-raba menggenggam lengan Murong Xuan, bertanya pelan: “Ibu. Mataku, bisakah disembuhkan?”
Murong Xuan mengangguk: “Aku sudah selesai menghubungi. Di sana perlu mempersiapkan semua kebutuhan operasi. Tiga hari lagi kita berangkat!”
Dia melirikku: “Lin Fan juga ikut!”
“Hmm.”
Aku menjawab, lalu bertanya lagi: "Tante. Kira-kira berapa tingkat keberhasilan operasinya?"
Murong Xuan tertegun sejenak. Bergumam lirih: "Sekitar 65%, tapi tenang saja, ahli yang mengoperasi adalah paman temanku. Mata Shanshan pasti akan baik-baik saja! Selain itu, beberapa hari ini harus perhatikan perawatannya, jangan sampai mata Shanshan terinfeksi, aku akan mengurus urusan paspor kalian!"
"Tante sudah bekerja keras."
Murong Xuan malah terkekeh, mengulurkan tangan dan menepuk bahuku: "Keluarga sendiri, ngapain bicara begitu. Intinya, Shanshan memilihmu, ke depannya apapun yang terjadi, putriku ini akan tetap jadi milikmu. Jangan coba-coba mengemplang!"
Aku tersenyum, memandang wajah putih salju Murong Shanshan. MM secantik ini, siapa yang bisa menolaknya? Apalagi kalau mata Murong Shanshan bisa sembuh, bahkan seandainya tidak, pasti banyak pria yang rela merawatnya, ini sudah pasti.
"Tante, mau makan malam di sini?" Xin Yu menawarkan.
Murong Xuan tersenyum padanya: "Aku harus secepatnya mengurus persiapan studi ke luar negeri, kalian saja yang makan. Kehadiranku di sini malah membuat semua orang kaku, tolong rawat Shanshan ya!"
Semua orang mengangguk, sementara Murong Xuan pergi mengemudi setelah memberikan beberapa pesan tambahan.
Sore harinya, tidak ada hal lain lagi. Ye Qiu dan FINE mengajak Xin Yu serta Lu Xuehan bermain kartu, aku pun memeluk Murong Shanshan duduk di samping menonton. Murong Shanshan tidak bisa melihat, tapi mendengar keriuhan, mood-nya jelas juga membaik.
Saat sedang asyik bermain, Xin Yu mulai memeriksa kartu. Ia membalik kartu truf di depan Ye Qiu. Seketika terkejut: "Waduh! Ternyata menyembunyikan empat kartu! Xue Han, Ye Qiu ini menganggap kita berdua bodoh... Meski tidak taruhan uang, tapi sudah keterlaluan! Ye Qiu, satu kartu tersembunyi dihitung 100 ribu rupiah. Keluarkan uang, buat beli teh semua!"
Ye Qiu membela diri: "Mana ada? Ini jelas... Kartu milik FINE yang disembunyikan. Lihat, Lima Hati Merah ini, aku ingat punya dia, ambil dua lembar!"
FINE marah: "Ye Qiu kau terlalu licik! Dua Lima Hati Merah itu dari babak sebelumnya, cepat bayar! Suruh SEVEN beli kuaci dan minuman!"
Lu Xuehan mengedipkan matanya: "Di gudang perusahaan kan ada persediaan kuaci dan minuman? Kenapa harus beli lagi?"
Xin Yu tersenyum kecut: "Beda rasanya. Kuaci yang dibeli dengan uang Ye Qiu pasti lebih enak!"
Semua orang bersorak, Ye Qiu dengan enggan mengeluarkan empat lembar uang merah. SEVEN berlari riang membeli barang. Murong Shanshan sambil tertawa bilang ingin es krim, SEVEN mengangguk lalu pergi dengan gembira.
Aku tersenyum, menggenggam tangan kecil Murong Shanshan. Tiba-tiba muncul pencerahan: inilah kehidupan sesungguhnya. Punya istri, punya Teman, punya uang... Saat aku sedang gembira, tiba-tiba sepasang tangan putih bersih menempel di bahuku. Kurasakan seseorang menempelkan lehernya di leherku, hembusan napas hangatnya membuat geli. Ketika menoleh, seketika aku berseru gembira: "Qing'er!"
Yang memelukku dari belakang, siapa lagi kalau bukan Li Qing?
Li Qing langsung menangis histeris. Sambil terisak ia berkata: "Wuuwu～～Akhirnya aku kembali. Lin Fan, malam ini akhirnya aku bisa makan masakan Tiongkok!"
Xin Yu dan Lu Xuehan juga dilanda gejolak emosi. Saat itu, sosok cantik muncul di pintu.
Benar-benar Xu Lin!
Setelah berbulan-bulan tak bertemu, Xu Lin terlihat semakin memancarkan kematangan. Masih mengenakan seragam ketat, rambut panjangnya mengalir di telinga hingga ke dada montok. Rok pendek seragam erat membungkus bokong, membentuk lekuk tubuh sempurna.
"Kakak Lin! Hehe, Kakak Lin akhirnya pulang!" Lu Xuehan melemparkan kartu remi di tangannya, hampir menangis karena haru.
Xu Lin tersenyum tipis, bergegas mendekatiku. Ketika melihat sorot mata kosong Murong Shanshan, matanya langsung memerah: "Shanshan, maafkan aku. Membuatmu menderita seperti ini..."
Murong Shanshan menggenggam tangan Xu Lin sambil berkata: "Tidak, kebutaan seperti sakit. Orang sakit akan mendapat perhatian terbanyak. Mungkin ini periode paling bahagia bagiku!"
Xu Lin mengangguk lembut: "Shanshan memang selalu bijaksana..."
Murong Shanshan tersenyum manis dengan lesung pipit, sementara Li Qing berdiri di samping dengan senyuman. Aku menatapnya: "Qing'er. Bagaimana tinggal di Australia? Ada pemuda asing yang kau sukai?"
Li Qing terkikik: "Ada, tapi aku tak suka tusuk gigi mereka. Jadi pulang cari tusuk gigi MADE IN CHINA..."
"Aku H..."
Semua orang kaget. Memang Li Qing selalu membawa kejutan saat kembali.
Li Qing menatapku, lalu Lu Xuehan, Xin Yu, dan Murong Shanshan. "Bagaimana kondisi kalian sekarang?"
Aku bingung: "Kondisi apa? Seperti biasa saja?"
"Maksudku, hubunganmu dengan mereka. Sudah resmi? Atau hanya dengan salah satu?"
Aku tersipu. Ye Qiu dan FINE juga melirikku dengan pandangan menggoda.
Xin Yu tak tahan: "Hubungan Lin Fan bukan urusanmu! Li Qing, lebih baik kau merapikan kamar!"
Mata Li Qing berkilat: "Aku paham. Masih ragu-ragu ya?"
Setelah selesai berbicara, Li Qing menepuk bahuku sambil tersenyum: "Sebenarnya, prinsip kombinasi segala sesuatu di alam semesta memang bukan satu lawan satu. Lihat saja anjing laut, bukankah satu jantan punya N betina? Hanya manusia yang memaksakan monogami, bukankah itu mengubah hukum alam semesta secara paksa?"
“Bangsat? Qing'er kamu studi ke luar negeri? Kok mulai bahas filosofi dan alam?”
Li Qing tertawa ringan, tiba-tiba berbisik di telingaku: "Lin Fan, aku punya ide untukmu, bisa pilih satu di antara Xue Han dan Shanshan. Xin Yu dan Kakak Lin juga sama, lihat kau mau dengar tidak!"
Meski dia berbisik padaku, tapi suaranya sangat keras, memekakkan telinga, orang lain juga bisa mendengar.
Li Qing tersenyum bertanya: "Bagaimana? Gerakanku ini cukup jitu, kau mau dengar tidak?"
Orang-orang di sekitar langsung menatapku, aku cepat-cepat berkata: "Tidak dengar! Ide si nona Qing pasti ide buruk! Sial. Tidak dengar!"
Ye Qiu malah bersorak: "Tidak boleh tidak boleh. Harus dengar, menurutku perkataan Li Qing sangat berbobot!"
Lu Xuehan juga tersenyum berkata: "Hmm? Li Qing sebenarnya ingin bilang apa sih?"
Li Qing langsung menjadi sombong begitu melihat banyak orang membantu. Bertanya padaku: "Kau ingin dengar?"
Aku mengangguk dengan kekecewaan, berkata: "Kalau begitu, kau ingin bicara. Bagaimana memilih satu dari dua perempuan?"
“Hehe, akhirnya mau dengar!” Li Qing tersenyum, berkata: “Ada dua cewek yang suka sama kamu, tapi kamu bingung milih yang mana, nah aku punya solusi. Pertama, coba ajak mereka kencan, siapa yang mau ditemani, pilih yang itu. Kalau keduanya mau, berarti cium masing-masing, mana yang mau ya pilih. Kalau keduanya mau juga. Ya ajak mereka naik ranjang, hmm. Siapa yang mau ya pilih itu!”
Semua orang terkejut, Xin Yu bertanya sambil tertawa: “Kalau keduanya mau nemenin dia di ranjang, gimana dong?”
Li Qing mengangkat alisnya: “Gampang. Double Fly aja! Siapa yang nggak mau ya mundur, kalau dua ceweknya sama-sama mau. Ya berarti nggak ada lagi masalah pilih-pilih...”
Aku terkejut: “Qing'er. Kamu jadi makin pinter ya di luar? Ide ini terlalu gila!”
Setelah bicara, aku melirik Lu Xuehan. Lalu menggenggam tangan kecil Murong Shanshan, tersenyum: “Xuehan, Shanshan, gimana kalau malam ini kita coba ide ini?”
Wajah kecil Lu Xuehan memerah, Murong Shanshan juga merah padam. Dengan malu mendengus: “Lin Fan. Kamu benar-benar BANGSAT!”
Xin Yu di samping tertawa: “Ide ini, kayaknya memang bagus, kalau nggak ada cara lain, ini bisa jadi jalan keluar. Hmm, Xuehan sama Shanshan, kalian berdua... Kapan-kapan coba deh diam-diam!”
Lu Xuehan pipinya merah membara. Berbisik pelan: “Xin Yu ngomong apa sih, aku nggak mau!”
Li Qing berkata: "Kalau Shanshan dan Xue Han sama-sama malu. Mungkin lebih baik mengganti dengan kombinasi Kakak Lin dan Xin Yu, atau Kakak Lin dan Xue Han?"
Xin Yu tertawa: "Aku dan Kakak Lin? Lupakan saja. Aku takut dia tidak bisa mengalahkanku, semalaman tidur di bawah ranjang. Kalau Xue Han dan Kakak Lin, mereka berdua tidak perlu diuji. Pasti tidak ada masalah..."
Pipi Lu Xuehan semakin memerah. Bahkan Xu Lin juga terlihat bersemu merah dengan ekspresi malu, tak tahan mendengus: "Nona Xin Yu jangan bicara sembarangan!"
Li Qing mengusulkan: "Bagaimana kalau malam ini mencoba Shanshan dan Kakak Lin berdua?"
Aku canggung berkata: "Qing'er jangan ngawur!"
Saat itu, Murong Shanshan justru menggenggam tanganku. Tersenyum lembut: "Bagaimana kalau malam ini kita coba main game ini? Lagian sedang bosan!"
"Hah? Benar-benar mau melakukannya?!" Aku terkejut.
