Xu Lin dan Li Qing akhirnya kembali, studio Qingcai kembali ke formasi kuat enam orang. Jadi semua senang, terutama Xin Yu dan Lu Xuehan. Xin Yu segera berjanji untuk mengembalikan posisi Manajer Umum perusahaan Yu Fan kepada Xu Lin. Tapi Xu Lin menolak, berkata barang yang sudah diberikan tidak akan ditarik kembali.
Sedangkan sekelompok orang dari TOT juga memperkenalkan situasi terkini klub TOT kepada kami, formasi resmi lebih dari 20 orang. Sebagian besar adalah anggota yang berjuang di Yueheng, memegang posisi penting di markas utama TOT dan berbagai aliansi cabang. Menurut Ye Qiu, mereka adalah saudara sepenghasilan yang setiap hari makan bersama, tidur bersama, bahkan PC bersama, jadi cukup bisa diandalkan tanpa perlu khawatir tentang pengkhianatan atau hal semacam itu.
Karena kepulangan Xu Lin, beberapa kepala departemen perusahaan datang menghadap. Saat makan malam, banyak yang hadir termasuk anggota TOT. Aku duduk di samping Murong Shanshan sambil merawatnya penuh perhatian - "Shanshan, masakan hari ini enak. Dalam radius pindaian lenganku ada ikan lele bawang putih, daging babi tumis sayur asin, lumpia kepiting kristal, belut saus merah, udang saus asam manis, paha babi Xiangxi, sup kepala ikan tahu... Sial, ada satu lagi yang tidak kukenal namanya, kuning keemasan, entah apa itu. Kamu mau yang mana?"
Murong Shanshan menggenggam sumpit sambil mencium aroma harum dari meja. Air liurnya hampir menetes, dia kelaparan setengah mati: "Aku mau lumpia kepiting... Dan lele juga... Wuuwu... Aku mau semua yang enak..."
Meski Murong Shanshan tak bisa melihat, ekspresi manisnya tetap membuat semua orang tertawa terbahak. Aku pun mengulurkan lengan, merampas semua lauk pauk di meja hingga piring kecil di hadapan Murong Shanshan cepat penuh.
Lalu mulai menyuapi Murong Shanshan makan. Di sini, dia hanya mau disuapi olehku. Melihat penampilanku dan dirinya, Ye Qiu mati-matian cemburu, berkata: "Sungguh adegan romantis. 5555555, di kantin kampus sering terlihat orang menyuapi. 5555555, ayahku tak pernah menyuapi MM mana pun..."
FINE "Cih" sambil berkata: "Sudahlah. Kantin kampus kita kemudian kan sudah memasang catatan 'Dilarang Menyuapi'? Lin Fan dan Murong Shanshan ini tak bisa dibandingkan dengan itu. Pasangan kekasih di kampus yang saling menyuapi, aku lihat saja ingin muntah. Tapi Lin Fan menyuapi Murong Shanshan makan, membuatku terharu. 5555555... Biarkan aku menangis sebentar!"
Ye Qiu kaget: "Dasar kau! Jangan usap air liur di lengan bajuku!"
Setelah beberapa saat. Murong Shanshan mengaku kenyang, Xin Yu membawakan mangkok sup. Saat itu aku akhirnya bisa mengosongkan tangan, mulai makan. Belum beberapa suap, Ye Qiu sudah minta minum baijiu. Mereka sudah tiga putaran minum, aku baru bergabung. Lalu dalam dua tiga langkah kujatuhkan mereka semua, bahkan pria gemuk dari divisi marketing tergeletak di bawah meja. Tak kusangka, sekelompok TOT memang hebat, bahkan jagoan lapangan selevel ini bisa dijatuhkan!
Murong Shanshan sambil mengerutkan alis berkata: "Lin Fan~~ Jangan minum terlalu banyak, nanti malam aku tak bisa merawatmu~~ Setelah mataku sembuh, kau bisa minum sepuasnya. Setuju?"
Aku tersentuh. Langsung menjawab: "Baik, dari tadi aku memang tidak berniat minum alkohol. Yang diminum barusan, semua air putih dari Xin Yu!"
"Ye Qiu terjatuh di kursi sambil kejang-kejang, wajah penuh ketidakrelaan."
Setelah menyelesaikan sekelompok orang, tak ada yang merebut makanan lagi. Setelah memerintahkan koki untuk menghangatkan beberapa masakan enak, aku makan sampai kenyang ditemani Xin Yu dan Xu Lin. Jelas terlihat Xu Lin yang lama tak mencicipi masakan kampung halaman juga memanjakan perutnya, sampai aku heran bagaimana perut datarnya bisa menampung begitu banyak. Aku menunduk dan bertanya, "Kakak Lin makan sebanyak ini, kok perutnya nggak menggelembung?"
Xu Lin mendengus, "Ngapain harus perut membesar? Aku kan nggak hamil!"
Xin Yu berkata, "Kalau dari dulu sudah hamil... hm, sekarang mungkin sudah sebesar ini, ya, seperti bantal!"
Xu Lang seketika melototi dia, "Shanshan dan Xue Han ada di sini, jangan bicara sembarangan! Itu... Li Qing. Bukannya tadi ada sup bebek tua? Kok cuma tinggal tumpukan tulang?"
"Hah? Aku yang habisin..." kata Li Qing sambil mengusap bibirnya yang berminyak.
Aku kaget, "Qing'er, seekor bebek, seekor ayam, satu paha babi... habis kamu sendiri? Apa shio babi kamu?"
Li Qing malu-malu menjawab, "Aku bukan shio babi! Shio kambing!"
"Oh, kalau tidak bilang, kukira shio keledai..."
"Aaa! Lin Fan bajingan! Aku akan... aku akan membuatmu bangkrut!"
Li Qing mengubah kesedihan menjadi nafsu makan, melahap habis kepala ikan pedas di depannya tanpa menyisakan tulang sedikit pun.
Xu Lin menatapku dalam-dalam. Berkata: "Malam tadi. Kau menemani Shanshan tidur ya?"
"Hm."
Xu Lin tersenyum tipis: "Bagus juga, Shanshan butuh seseorang yang selalu merawatnya. Pemuda harus banyak berlatih, di balik cinta romantis, kehidupanlah yang paling nyata. Hidup bersama seumur hidup, saling mendukung sampai tua, itulah kebahagiaan terbesar sepasang kekasih..."
Xin Yu berkomentar: "Kakak Lin tidak minum baijiu. Tapi sudah mabuk duluan..."
Xu Lin berkata: "Arak tidak memabukkan, orang sendirilah yang mabuk..."
Xin Yu mengangguk: "Sama seperti prinsip di game, kalau kau tidak MEMBUNUH orang, orang yang akan MEMBUNUHmu!"
"Apa-apaan ini... Xin Yu, beberapa bulan tidak ketemu, kecerdasanmu turun drastis..."
"Kecerdasan apaan. Kurva lingkar dadaku yang naik vertikal..." Xin Yu dengan sombong mendadakkan dada, akibatnya dua gunung montok itu membuat orang pusing melihatnya.
Postur Xu Lin sebenarnya cukup baik. Tapi menghadapi Xin Yu masih merasa inferior, lalu berkata: "Jangan didadakkan terus, nanti suatu hari kendur..."
"5555555, Kutukan Kakak Lin terlalu kejam!"
"Hehe..."
Saat itu, Murong Shanshan merengek ingin mandi, aku pun menuntunnya sambil berkata ke semua orang: "Aku sekarang di kamar Shanshan. Sebentar Xin Yu, Xue Han dan Kakak Lin datang semuanya. Kita menginap bersama..."
"Apa? Menginap bersama? Maksudnya..." Xu Lin tampak gelagapan.
Xin Yu tersenyum manis: "Maksud Lin Fan adalah, kita menghabiskan malam yang indah ini bersama. Saat waktunya tidur, masing-masing kembali ke kamarnya sendiri. Kakak Lin jangan berpikir macam-macam..."
Xu Lin tak bisa menahan pipinya yang memerah, mendengus: "Si nona-nona, aku sama sekali tidak berpikir macam-macam! Mari kita antar Shanshan kembali ke kamar bersama..."
Lu Xuehan menunduk melihat para prajurit yang roboh di samping meja, bertanya: "Bagaimana dengan Ye Qiu mereka? Apakah diantar pulang, atau..."
Xu Lin berpikir sejenak, berkata: "Cari beberapa satpam, seret orang-orang ini ke hotel seberang untuk diatur kamarnya. Kita tidak boleh dianggap tidak sopan, berikan mereka kamar standar. Suruh satpam berhati-hati. Kalau ada bagian tubuh mereka yang rusak, urusan ini serahkan pada Li Qing, sekaligus sebagai tugas pertamanya setelah pulang ke negeri."
Li Qing memonyongkan bibir kesal: "Kenapa tugas seperti ini selalu jatuh ke aku?"
"Sedikit omong kosong, cepat pergi! Kalau urusan ini gagal, jangan harap jadi bos Aliansi Kelima lagi. Langsung turun tingkat jadi Ultraman!"
"Aaaa... Aku tidak mau jadi Ultaman!"
Li Qing mengeluh sambil mencari satpam. Aku merangkul Murong Shanshan berdiri, kembali ke kamar. Xin Yu dan Xu Lin mengikuti dari belakang.
Sampai di kamar Murong Shanshan, Xu Lin tak bisa menahan diri mengerutkan alisnya: "Kenapa kamar Shanshan berantakan begini... Shanshan kan tidak bisa melihat. Xin Yu, seharusnya kau bantu membereskan lantai?"
Xin Yu tertawa: "Beberapa hari terakhir Lin Fan yang menemani Shanshan. Itu... Aku takut kalau datang sendiri. Kadang-kadang bisa tidak nyaman!"
Xu Lin terdiam, lalu berjalan mendekat dan mulai merapikan lemari pakaian Murong Shanshan. Murong Shanshan sepertinya tahu apa yang dilakukan Xu Lin, lalu tersenyum tipis: "Terima kasih, Kakak Lin!"
Xu Lin terkejut, terbata-bata: "Aku... seharusnya..."
Xin Yu tersenyum. Tidak banyak bicara, ikut membantu membereskan.
Aku membimbing Murong Shanshan duduk di sofa, menyalakan TV yang sedang memutar sinetron murahan.
Saat aku hendak mendiskusikan ukuran dada aktris utama itu dengan Murong Shanshan, tiba-tiba teleponku berdering. Kubuka - ternyata nomor Nian Shao Qing Kuang! Sudah larut begini, kenapa dia menelepon? Jangan-jangan ada situasi di game?!
Segera kuterima, suara Nian Shao Qing Kuang langsung terdengar: "Bos Lin Fan! Masalah besar! Tim pengintai kami menemukan Resimen Arwah Gelisah sudah bersiap bergerak, pasukan perintisnya bahkan sudah memasuki Ngarai Bulan Perak. Kurasa... dalam waktu setengah jam mereka akan melancarkan serangan ke Kota Bulan Perak! Invasi mereka dua hari lebih cepat dari perkiraan!"
Aku terperanjat: "Informasinya akurat? Ini benar-benar darurat, cepat kumpulkan pemain Silver Moon City yang online untuk persiapan pertahanan!"
Nian Shao Qing Kuang menjawab: "Perintah sudah kusebarkan, tapi pengaruhku terbatas. Aku juga tidak yakin bisa memimpin mereka memenangi pertempuran melawan invasi arwah ini. Karena itu, segera login! Anehnya, nomor Shanshan dan Ye Qiu sama-sama tidak bisa dihubungi hari ini!"
Ponsel Murong Shanshan kehabisan baterai. Ye Qiu mabuk berat, sudah pasti kedua orang ini tidak bisa mengangkat telepon.
Aku segera berkata: "Kamu tahan dulu situasi di Kota Bulan Perak. AKU SEGERA LOGIN!"
"Oke, cepatlah datang!"
Setelah mematikan telepon, Murong Shanshan menatapku: "Ada masalah lagi di game?"
Aku mengangguk: "Iya. Serangan Arwah Gelisah datang lebih cepat! Lebih awal dari perkiraan kita, jadi sekarang aku harus login untuk membantu. Kalau tidak, jika Kota Bulan Perak RUNTUH jadi wilayah arwah... Nanti kalau Shanshan login, tidak ada tempat beli obat!"
Murong Shanshan tersenyum manis: "Kalau gitu buruan pergi! Oh ya, Kakak Lin juga harus login untuk stabilkan situasi. Aku khawatir Lin Fan kewalahan sendirian... Eh, Xin Yu. Temani aku ngobrol, ya?"
Xin Yu mengangguk sambil tertawa: "Tentu saja!"
Aku segera kembali ke kamarku. Setelah login, sekitaran kacau balau. Banyak pemain Silver Moon City berhamburan masuk ke kota, wajah mereka penuh kepanikan.
