"Dua hari berlalu dalam sekejap, tim ksatria kembali berangkat menuju Bukit Duri di utara. Keberhasilan membersihkan Bukit Duri selatan membuat semangat pasukan membara, wajah-wajah lugu ksatria pengawal mulai terukir energi jahat."
"Namun, kekuatan utama pasukan pembersih bukanlah para ksatria pengawal, juga bukan Markus atau Liszt."
"Melainkan Doson."
"Makhluk itu menjadi agresif dan penuh energi, hampir tak kenal lelah. Mulai dari tupai kecil hingga monster es katak pohon, semua mengalami penyiksaan darinya."
"Terutama monster es katak pohon bertipe es yang jongkok di dahan, melepaskan mantra 'pisau es' sembari menghujani Doson. Tapi Doson bahkan belajar memanjat pohon secara otodidak. Meski katak es melompat kocar-kacir, akhirnya diterkam dan digigit mati oleh Doson, bahkan tanpa menggunakan Tusukan Batu."
"Kewibawaan Raja Bukit Duri mulai terbentuk."
"'Doson mungkin belum mencapai level Warcraft menengah, tapi sudah sangat dekat, Yang Mulia. Kekuatan tempurnya semakin meningkat. Kurasakan, ia masih terus bertumbuh.'"
"Markus mengucapkan pujian tulus saat melihat Doson menggigit katak es sambil mengibaskan ekor, lalu dengan girang meletakkan hasil jarahan di samping Li Long Ma."
"Memelihara monster yang memiliki kekuatan tempur, setia dan berani, sungguh sangat praktis."
Liszt dengan gembira melemparkan sepotong daging goreng, memberi hadiah pada Doson——Doson sangat pemilih, tidak mau makan makanan mentah, paling suka makanan yang digoreng.
"Awalnya kupikir Buah Darah Keturunan gagal, tidak bisa mengubah darahnya, dia tetap Warcraft. Tapi sekarang, semuanya masih belum bisa disimpulkan. Guru Markus, apakah kamu tidak merasa setelah dua hari di Bukit Duri, tubuh Doson bertambah besar lagi?"
"Benar bertambah besar, sekarang ukuran Doson sudah sebesar macan."
Warcraft dewasa paling-paling seukuran macan tutul, Doson sekarang sudah mencapai ukuran macan, dan masih terus bertumbuh.
Liszt melambaikan tangan, Doson kembali melesat keluar, melanjutkan misi perburuannya.
"Bagaimanapun juga, Doson baru setengah tahun, belum dewasa tapi sudah sekuat ini. Saat dewasa nanti, mungkin tidak ada lawan di bawah tingkat monster menengah." Pertumbuhan Warcraft umumnya cepat, tapi Doson jelas lebih cepat. Di kastil, Liszt tidak pernah mengabaikannya, selalu menyajikan hidangan mewah.
Dibandingkan Warcraft biasa di hutan yang makan makanan mentah, Doson selalu makan makanan matang dengan efisiensi nutrisi lebih tinggi. Kurang dari tiga bulan sudah bisa melepaskan mantra, setengah tahun sudah bisa bertarung dengan Warcraft dewasa. Setelah makan Buah Darah Keturunan, tubuhnya meledak besar, energi sihirnya meroket, langsung menggosok-gosokkan monster di tanah.
Setelah Doson mencapai usia dewasa, Warcraft di Pulau Karang, kecuali buaya pasir ungu, mungkin tidak ada yang bisa menjadi lawan seimbang bagi Doson.
Sembari berbicara, Doson kembali menemui seekor Warcraft, babi hutan taring petir raksasa, diikuti empat anak babi hutan taring petir kecil di belakangnya.
Sangat mungkin masih satu keluarga dengan babi hutan taring petir di Bukit Duri sebelah selatan.
Menghadapi Doson, babi hutan besar itu cukup ganas, namun Doson jauh lebih licik dari yang dibayangkan, langsung berputar-putar lalu menerkam, menggigit anak babi hutan sampai mati.
Tidak berhadap-hadapan langsung dengan babi hutan besar.
Setelah sihir petir babi hutan besar itu menghujani tanpa henti dan energinya habis total, barulah Doson mulai melepaskan tusukan batu, menggoda babi hutan besar itu. Akhirnya menemukan celah, menjatuhkan babi hutan taring petir ke tanah, lalu melengkapinya dengan tusukan batu yang menembus leher sang babi hutan, mengantar seluruh keluarga babi hutan ber-reuni.
Markus memegang busur dan panah, hampir tidak mendapat kesempatan bertindak: "Waktu melepaskan sihir sangat tepat, kebijaksanaan Doson luar biasa. Pelatihan Yang Mulia sangat efektif."
Liszt juga tidak melakukan apa-apa: "Dia memang cerdik. Warcraft mengandalkan insting, dia mengandalkan otak." Terhadap Doson, dia semakin melihat semakin puas.
Dengan kehadiran Doson, misi pembersihan menjadi semudah bermain-main.
"Markus tidak membiarkan ksatria pengawal menganggur. Saat menemukan seekor Serigala Angin yang terpisah dari kawanannya, ia menyuruh Liszt memanggil Doson kembali, lalu mengatur ksatria pengawal untuk mengepung Serigala Angin: 'Ini Serigala Angin tua yang energinya sudah menipis. Ia mulai rontok bulunya, mungkin diusir dari kawanannya. Serahkan pada kalian.'"
Akhirnya, dengan mengorbankan tiga orang ksatria pengawal yang terluka, sepuluh ksatria pengawal bekerja sama membunuh Serigala Angin ini.
Mangsa digantung di pohon.
Pasukan terus bergerak lebih dalam.
Saat mereka hampir mencapai tepi pantai, yang berarti Bukit Duri di utara hampir bersih dari pembersihan, hasil perburuan tidak terlalu banyak. Hanya satu babi hutan taring petir besar dan empat anaknya, seekor katak pohon es, dan seekor Serigala Angin - total enam Warcraft. Binatang buas memang diburu banyak, tapi Liszt tidak berminat.
Terbiasa makan daging Warcraft, daging binatang buas hanya dianggap makanan berkualitas rendah.
"Sayang sekali, Hutan Duri akan segera menghilang. Kota Bunga tidak lagi punya lingkungan habitat untuk Warcraft. Jika ingin makan daging Warcraft lagi, harus membeli dari luar."
Hasil pembersihan Bukit Duri, persediaan daging Warcraft cukup untuknya selama setengah tahun.
Setelah habis, dia harus mengeluarkan banyak uang sendiri untuk membeli daging Warcraft.
Markus melihat dengan optimis: "Setelah Bukit Duri dibuka menjadi persawahan, pemasukan kastil akan meningkat drastis. Yang Mulia tentu bisa membeli daging Warcraft dengan koin emas. Saat itu, dua ramuan ajaib Tulip Hitam dan jamur api juga akan memberikan penghasilan besar. Kota Bunga akan semakin makmur."
"Kita tetap perlu membuka lebih banyak sumber penghasilan. Ke depan, kita tidak hanya perlu makan, tapi juga membimbing tim ksatria." Kesuksesan memburu Warcraft menumbuhkan ambisi Li Site: "Aku harap saat perintah pembukaan berikutnya, para ksatriaku bisa meraih kemuliaan sejati untukku. Tuan tanah membutuhkan lebih banyak wilayah!"
Mata Markus berbinar: "Siap melayani Yang Mulia!"
"Guk guk!"
Doson tiba-tiba menggonggong, memutuskan khayalan indah tuan tanah dan ksatria.
Li Site segera menggunakan Mata Magis-nya, memindai sekeliling. Kemudian, dia melihat tanda energi sihir di kejauhan - seekor Warcraft sedang bersembunyi tak jauh dari situ.
"Tak disangka hampir sampai di tepi pantai masih bisa menemukan Warcraft. Ayo, Doson!"
Mendapat perintah, Doson melompat keluar dan langsung menyerbu ke arah Warcraft itu. Tampaknya dia merasakan aura makhluk itu lebih cepat daripada Li Site.
Li Site dan yang lain berjalan santai menyusul.
Terdengar suara gonggongan Doson yang kadang-kadang, diselingi gonggongan anjing lain.
"Rupanya ada Warcraft juga di sini." Markus menyimpulkan dari suara itu bahwa makhluk tersebut adalah Warcraft.
“Sangat normal, Warcraft perlu berkembang biak di Bukit Duri, tidak mungkin hanya ada dua tiga ekor. Faktanya saya rasa, mungkin masih ada target yang lolos——Bukit Duri tak mungkin hanya punya satu ular bayangan, juga tak mungkin hanya punya satu katak pohon es, bahkan mungkin masih ada elang-alap angin di sekitarnya.”
Setelah jeda, Liszt melanjutkan: “Tentu saja belum pasti, delapan belas tahun lalu ketika Kota Bunga belum dibangun, sini semua hutan, pernah dibersihkan Ordo Ksatria Pulau Karang. Ular bayangan, katak pohon es mungkin korban lolosan masa itu... Warcraft kan bisa hidup bertahun-tahun.”
Dibandingkan hewan biasa, umur Warcraft lebih panjang.
Secara teori bisa bertahan sampai sekarang, Warcraft, Serigala Angin, babi hutan taring petir, semua sudah menemukan pasangan berkembang biak; ular bayangan, katak pohon es, kemungkinan besar akan punah, tapi darah keturunan mungkin terus berlanjut, mereka bisa kawin dengan hewan liar.
Antara Warcraft dan hewan sejenisnya, tidak mutlak ada isolasi reproduksi.
Warcraft memperkosa hewan, melahirkan anak hewan hybrid Warcraft, juga sering terjadi——tunggangan Liszt Kuda Naga Api, adalah keturunan Warcraft Huolie Ma dengan kuda biasa.
Perkembangbiakan spesies selalu naik turun.
Kadang berevolusi, kadang merosot, Warcraft tak selamanya jadi Warcraft.
Tiba-tiba.
Liszt merasa ada yang tidak beres. Dia tidak bisa mendengar teriakan Doson, hanya suara jeritan Warcraft lainnya. Tapi jeritan ini terdengar aneh——memang menyedihkan, tapi energinya terus-menerus stabil, tidak seperti teriakan seharusnya saat diburu Doson.
