Surat Granet*Kebenaran diantarkan ke kastil oleh kafilah dagang bunga.
Dia menunda kedatangannya karena kekurangan bahan untuk membuat perlengkapan magis mutiara hitam, persiapan ini membutuhkan waktu sekitar pertengahan Oktober sebelum berangkat ke Kota Bunga.
"Membuang waktuku! Seharusnya aku mengunjungi penyihir lain!" Liszt kesal membaca surat itu. Ia merasa penyihir ini tidak menghargainya - persiapan bahan saja butuh lebih dari seminggu, efisiensi kerja sangat rendah dan terkesan asal-asalan.
Namun jumlah penyihir yang bisa ia hubungi memang terbatas.
Makhluk-makhluk jenis ini biasanya hidup menyendiri dan semi-pertapaan, jarang berinteraksi dengan orang biasa. Jika Liszt bukan anggota Keluarga Tulip, mungkin Gorret pun tak mau menemuinya - para bangsawan juga biasanya tidak mengizinkan penyihir menetap di kota mereka karena sering membuat ledakan iseng yang menakutkan.
Surat itu dibuangnya.
Liszt tak lagi memikirkan jadwal kedatangan Gorret.
Saat ini Kota Bunga sedang menjalankan sensus sumber daya dan operasi penebangan kayu bersamaan. Meskipun Gorret telah bekerja keras sebagai penasihat, tetap banyak urusan yang harus ditangani langsung oleh Liszt.
Ia sendiri juga memiliki masalah pribadi.
Berdiri di depan jendela kastil, melihat Jilid Fu yang kakinya dirantai dengan rantai besi, alisnya berkerut.
"Ji-ji!"
"Ji-ji!"
Jilid Fu terus membuat kebisingan, terus menggoyangkan sayapnya yang sudah sepenuhnya tumbuh.
Pupil mata berwarna safir berubah menjadi vortex, Liszt mengeluarkan Mata Magis. Dalam pandangannya, Jilid Fu berubah menjadi burung gemuk yang terbentuk dari energi sihir hijau.
"Jilid Fu sudah mencapai tahap harus melepaskan energi sihir. Beberapa hari lagi, mungkin tanpa bimbinganku, dia akan melepaskan mantra sendiri... Makan terlalu enak juga beban. Haruskah aku mengurangi jatah makannya? Burung ini sekali makan setara dengan tiga porsi pelayan."
Jilid Fu tidak terlalu besar, meringkuk seperti bola, ukurannya sebesar anjing.
Tapi bagaimanapun ini adalah Warcraft, nafsu makannya jauh melebihi unggas biasa: "Kalau terus diberi makan seperti ini, tidak akan ekonomis."
Tanpa pawang elang, Jilid Fu selamanya akan menjadi Warcraft liar yang sulit dijinakkan. Fungsi terbesarnya hanya untuk disembelih dimakan daging atau dijual materi latihan untuk koin emas.
Menggelengkan kepala, Liszt akhirnya memutuskan untuk sementara tidak membunuhnya. Setelah dirawat sekian lama, mereka sudah saling mengenal. Bagaimanapun dia menggodanya, Jilid Fu tidak akan menggigit, hanya menghindar. Burung ini tidak suka disentuh.
"Masih ada persahabatan di antara kita."
……
Kehidupan di Kota Bunga terus berjalan sibuk namun teratur.
Sensus sumber daya yang dimoderatori Gorret cepat terselesaikan. Data terkumpul dikirim ke kastil, memicu diskusi hangat selama makan malam.
"Sesuai instruksi Yang Mulia, para budak tani di kota kecil akan dikonversi sebagian menjadi pekerja khusus. Budak tani penggarap sawah akan menerima pinjaman bebas bunga dari kastil, pinjaman tidak melalui tangan budak, melainkan langsung diserahkan dalam bentuk alat pertanian ke tangan mereka, serta diberi panduan metode pertanian berbasis sains."
Gorret membacakan pidato panjangnya dengan penuh ekspresi, sensus sumber daya adalah proyek pencitraan yang dipimpinnya, wajar jika dijalani dengan semangat berkobar.
"Hasil sensus sumber daya Kota Bunga saat ini adalah sebagai berikut, Desa Kacang..."
Desa Kacang——Ladang kacang seluas 100 hektar, dengan 1 peri serangga kacang; Ladang Corn Grass 20 hektar; Lahan kosong yang belum digarap sekitar 500 hektar, sebagian besar rumput liar; Area permukiman 20 hektar.
Desa Jamur——Rumah jamur seluas 80 hektar; Rumah campuran jamur & Jamur Api 30 hektar; Lahan kosong sekitar 800 hektar, didominasi semak-semak; Area permukiman 30 hektar.
Desa Barley——Ladang jelai 50 hektar; Ladang oat 50 hektar; Ladang rye 150 hektar; Ladang Corn Grass 30 hektar; Ladang jagung 50 hektar dengan 1 peri serangga jagung; Lahan kosong sekitar 500 hektar, sebagian besar rumput liar; Pantai tepi laut 1800 hektar dengan beberapa pohon kelapa harum; Area permukiman 50 hektar.
Desa Gandum——Ladang gandum 500 hektar dengan 1 peri serangga gandum; 1 peternakan babi berisi 12 ekor babi gemuk; Lahan pertanian tak terurus 300 hektar, didominasi rumput liar; Area permukiman 50 hektar.
Desa Tomat——Lahan tomat seluas 80 hektar, terdapat 1 peri serangga tomat; Lahan sayuran 20 hektar; Lahan kosong yang belum dibuka 40 hektar, sebagian besar ditumbuhi rumput liar; Area permukiman seluas 60 hektar.
Permukiman Tiram——Pantai seluas 4600 hektar, terdapat beberapa pohon kelapa harum dan 1 peri serangga pohon kelapa; Arena latihan monyet pencuri buah, memelihara 7 ekor monyet pencuri buah dengan 3 induk sedang hamil; Area permukiman seluas 30 hektar.
Peternakan Sapi Perah——Padang rumput semanggi 150 hektar, memelihara 11 ekor sapi perah (3 induk hamil); Hutan duri 180 hektar dengan 1 peri serangga duri; Lahan kosong 300 hektar yang sebagian besar semak belukar; Pantai 1700 hektar dengan beberapa pohon kelapa; Area permukiman seluas 15 hektar.
Kebun Bunga Indah——Lahan tulip 200 hektar (Tulip Sundance 15 hektar, Tulip William I 10 hektar, Tulip Hitam 20 hektar, sisanya lahan tak terurus); Lahan kosong 500 hektar berupa semak dan rumput liar; Area permukiman seluas 20 hektar.
Di Kota——Distrik Bisnis 40 hektar; Area bengkel 80 hektar; Permukiman budak tani 150 hektar; Permukiman rakyat merdeka 120 hektar; Permukiman bangsawan 80 hektar; Kantor pemerintah 10 hektar. Sebagian besar masih dalam tahap perencanaan, bangunan yang ada saat ini sangat kecil.
Kastil——Padang rumput semanggi seluas 120 hektar, dengan satu peri serangga semanggi, memelihara 22 ekor kuda termasuk 7 kuda betina yang sedang hamil; Sawah Longkui 5 hektar dengan satu peri serangga Longkui; Area kastil menempati 20 hektar; Tanah kosong yang belum digarap seluas 400 hektar, sebagian besar berupa semak dan rumput liar.
Seluruh kota diperkirakan memiliki lahan pertanian sekitar 5.165 hektar, pantai berpasir sekitar 8.100 hektar, area bangunan sekitar 775 hektar termasuk sungai kecil, kolam, dan jalan. Total wilayah kota sekitar 15.000 hektar——Mengenai standar "hektar" ini sebenarnya berapa, Li juga tidak bisa menjelaskan dengan pasti karena kurangnya referensi perbandingan.
Seandainya dia melakukan transmigrasi fisik dengan tubuh aslinya, menggunakan dirinya sendiri sebagai referensi, akan sangat mudah memahami sistem pengukuran di sini.
Sayangnya dia melakukan transmigrasi jiwa. Tidak jelas apakah dirinya yang sekarang dibandingkan dengan sebelumnya adalah raksasa atau kerdil——Hal itu sudah tidak penting lagi karena telah terbiasa dengan satuan ukuran di sini.
"Kota Bunga kira-kira seluas 15.000 hektar, Bukit Duri sekitar 13.000 hektar. Jika dijumlah total wilayah kekuasaanku mencapai 28.000 hektar... Hmm, harus ditambah lagi sekitar 5.000 hektar area pantai yang muncul saat air surut, jadi totalnya 33.000 hektar."
Sebuah kota kecil seluas 33.000 hektar termasuk kategori cukup besar di Pulau Karang.
Menyempatkan waktu, dia juga membuat denah lokasi detail Kota Bunga. Meski tidak presisi, kerangka dasarnya dianggap benar.
Dilengkapi gunung dan sungai, dengan jalur jalan yang jelas.
"Perhatiannya mengembara di peta, kemudian segera tertuju ke utara Bukit Duri: 'Dari sini ke luar, semua adalah semak-semak rendah. Lebih ke luar lagi, hamparan tanah kosong tak tergarap. Haruskah aku lingkarkan area ini juga?'"
Setelah berpikir, akhirnya dibatalkan.
Merebut Bukit Duri saja sudah cukup serakah, lebih baik mengumpulkan kekayaan diam-diam. Jika ingin mencaplok lebih banyak tanah, bisa jadi bumerang dan membuat marah Piaget dan Li Weis.
"Saat ini tanah kosong di Kota Bunga belum selesai digarap. Lebih baik berkembang secara rendah hati dan bertahap. Dengan adanya misi asap, tak perlu mengambil risiko. Kembali ke filosofi lama: menumpuk persediaan, memperkuat pertahanan, dan menunda klaim kekuasaan. Di usiaku yang 16 tahun ini, ku tetapkan target kecil - di usia 20 tahun nanti, ku harus memiliki pulau milikku sendiri!"
Informasi tentang Pulau Kuda Hitam muncul di otaknya.
Tempat pengembangbiakan kawanan kuda Li Long Ma ini masih menyimpan misteri, namun pesona yang dipancarkannya telah membuat Liszt terpukau.
