"Yang Mulia, mengapa perlu terburu-buru menyelesaikan empat bengkel ini?"
"Aku ingin melihat hasilnya secepatnya."
Di tanah lapang area bengkel, Liszt memimpin Doson sambil memantau pembangunan bengkel.
Gorret selaku penanggung jawab konstruksi tampak bingung. Pagi ini Liszt mengeluarkan perintah baru: menyelesaikan empat bengkel dalam lima hari. Untuk itu dia harus mengerahkan lebih banyak budak tani.
Seluruh lokasi konstruksi bergerak bagai sarang lebah.
Meski musim gugur telah tiba dan udara tak lagi sepanas musim panas, keringat tetap mengucur deras saat bekerja.
"Sampaikan pada pekerja: upah digandakan jika selesai dalam lima hari, tiga kali lipat jika empat hari." Liszt tak peduli dengan sedikit uang logam, yang penting misi selesai lebih cepat.
"Ya Tuhan, para budak pasti akan histeris." Gorret terkejut lalu mengangkat tangan, "Tapi mustahil membangun bengkel dalam empat hari! Bengkel bukan pondok, butuh tenaga ahli."
Liszt berkata santai: "Buat saja seadanya, yang penting bisa berproduksi. Aku tak berharap bengkel ini memberi banyak keuntungan. Cukup jika bisa memasok kastil."
Jangan terlalu mengandalkan kemampuan budak tani.
Tapi jangan pula meremehkan obsesi mereka pada uang.
“Kalau sudah gila, bisa kerja siang malam tanpa henti, akhirnya berhasil membuat empat bengkel meski dengan kualitas yang mungkin tidak terjamin. Tapi Liszt sekarang tidak mengejar kualitas, hanya kecepatan.”
“Bahkan kalau bengkelnya cacat pun tidak masalah, yang penting misi bisa terselesaikan.”
“Dibandingkan evolusi ulat duri, semua ini adalah urusan sekunder.”
Gorret tidak memahami pendapat Liszt, tapi dia hanya penasihat. Seluruh kekuasaan di wilayah ini diberikan oleh Liszt, jadi dia harus menerima: “Aku akan memacu para budak tani ini. Empat hari tidak berani jamin, tapi dalam lima hari, pasti ada empat bengkel yang muncul di area bengkel.”
“Kalau misi ini selesai, Penasihat Gorret, aku akan memberimu beberapa botol gin tua yang dibeli langsung dari gudang bawah tanah Kastil Tulip.”
“Ya Tuhan, gin gudang bawah tanah! Bikin ngiler banget! Sudah bertahun-tahun aku tidak minum gin gudang Kastil Tulip! Haha, beberapa hari ini aku akan kerja tanpa tidur mengawasi pembangunan bengkel, Yang Mulia tidak usah khawatir!”
Menertibkan sikap para pejabat dan pekerja.
Barulah Liszt menggandeng Doson, berjalan pulang.
Di tengah jalan, dia malah langsung naik ke punggung Doson, menjadikannya tunggangan——Doson belakangan ini terus tumbuh membesar, beratnya sudah lebih dari satu ton. Macan di hadapannya hanya seperti kucing besar. Kekuatan eksplosif dalam tubuhnya bisa mencabik-cabik harimau.
Bahkan tanpa sihir pun, “itu” bisa berdiri di puncak rantai makanan Pulau Karang.
Awalnya.
Liszt menungganginya, "" agak enggan, namun setelah dipukuli akhirnya menurut menjadi tunggangan. Membawa satu orang tak menghambat geraknya.
Sesampainya di Jalan Doson.
Liszt memberi komando: "Doson, Tusukan Batu Multi!"
Doson membuka mulut lebar, menderu kencang. Di bagian jalan yang belum dibangun, tujuh tusukan batu raksasa menyembul bruk-bruk.
"Good-boy（anak baik）!"
Mengelus kepala besar Doson, Liszt puas lalu perintah lagi: "Lanjut, Doson, Tusukan Batu Multi!"
Bruk! Bruk!
Enam tusukan batu lagi menembus tanah.
"Bagus, si kecil! Ayo, Tusukan Batu!"
Bruk!
Sebuah tusukan batu tunggal muncul. Doson mulai memahami perbedaan antara tusukan tunggal dan multi.
Sepotong dendeng sebagai hadiah.
Liszt meremas leher gemuk Doson, melanjutkan latihan: "Doson, lebih besar! Tusukan Batu!"
Bruk!
Sebuah pilar batu menyembul.
"Lebih besar! Tusukan Batu!"
Bruk!
Pilar batu lain muncul.
"Tidak memenuhi standar, Doson. Tidak ada dendeng hadiah. Harus lebih besar baru dapat!" Liszt mengibas-ngibaskan dendeng di depan hidung Doson, membuatnya paham kinerjanya kurang baik.
Begitulah cara mereka berlatih setahap demi setahap.
Saat Tusukan Batu menjadi semakin besar, Liszt baru memasukkan dendeng ke mulutnya, mengulangi perintah, "Lebih besar, Tusukan Batu", menandakan tusukan batu yang lebih besar barulah ada hadiah dendeng. Tingkat kecerdasan Doson tidak rendah, namun karena hambatan bahasa, hanya bisa menggunakan refleks bersyarat untuk membuatnya memahami berbagai perintah.
Pelatihan seperti ini berulang dan membosankan.
Tapi ketika Doson memahami perintah baru, Liszt akan merasakan kepuasan pencapaian. Tujuan akhirnya adalah melatih Doson melepaskan lebih banyak jenis sihir.
"Doson adalah Warcraft menengah, tidak diragukan lagi. Tapi jaraknya dengan Buaya Pasir Ungu masih sedikit. Sebagai Warcraft menengah hasil evolusi hari kemudian, bakatnya pasti lebih rendah dari Warcraft menengah bawaan. Cara menutupi kekurangan ini tergantung bagaimana aku sebagai tuannya melatihnya, menggunakan teknik untuk menggantikan bakat."
Melatih Warcraft menengah kuat dengan tangannya sendiri, dia menikmati prosesnya.
Namun, tim perbaikan jalan yang mengikuti di belakang tidak begitu bahagia. Seiring melonjaknya energi sihir Doson, produksi Tusukan Batu yang masif membuat beban kerja tim perbaikan jalan meningkat drastis.
Palu terus-menerus menghantam, memecahkan Tusukan Batu lalu menghamparkannya di Jalan Doson - ini pekerjaan dengan tingkat kesulitan tinggi karena Liszt meminta setiap pecahan batu tidak boleh melebihi ukuran tutup botol alkohol. Budak tani yang bertanggung jawab memecah batu harus terus menghantam, bahkan sampai mengubah batu menjadi debu.
Hanya dengan cara ini, jalan yang diperbaiki akan menjadi rata.
Melihat para budak tani di tim perbaikan jalan, keringat bercampur debu menetes, Liszt merasa sedikit terharu——dibandingkan mereka, dirinya terlalu santai.
Reinkarnasi lintas dunia adalah keahlian khusus, jelas tekniknya cukup baik.
"Suruh Nyonya Abi menyiapkan sup kacang hijau, antar ke budak-budak tim perbaikan jalan, satu mangkuk per orang." Melihat kepala pelayan Carter mendekat, Liszt memerintahkan.
"Belas kasihan Tuan akan membuat mereka grogi."
"Selama bekerja keras untukku, aku tak pernah pelit hadiah. Di Kota Bunga, kuharap setiap jiwa bisa menafkahi diri dengan pekerjaan, kenyang dan hangat, tetap sehat meski musim dingin tiba." Liszt berpidato muluk, wawasannya melampaui zaman.
Memeras budak tani adalah eksploitasi yang .
Hanya dengan memicu semangat produksi budak, kita bisa mengeksploitasi pekerja maksimal dan dapatkan nilai lebih. Dia pria yang pernah baca *Das Kapital* Karl Marx sampai tuntas.
Soal hati nurani kapitalis——bukankah sudah dikasih sup kacang hijau, mau apalagi!
Banyak orang membangun satu jalan, gaji tak ditunda, cuma kerja dua belas jam per hari, sudah sangat bermurah hati. Di bawah tuan tanah lain, mungkin budak harus belajar Xu Sanduo: bikin jalan pakai batu sendiri tanpa biaya.
Menunggang Doson.
Liszt terus berlatih, menghabiskan semua energi sihir Doson untuk membuat sejumlah besar Tusukan Batu sebagai materi pembangunan jalan. Baru setelah itu dia meninggalkan lokasi konstruksi dan langsung menuju tempat Tupo dikurung - sebagai hadiah untuk Doson.
