"Tupo di Kota Bunga statusnya bisa disebut menyedihkan. Sejak ditangkap, tidak hanya dijadikan mesin reproduksi Doson, tapi juga terus dikurung di ruang tertutup sempurna. Sifat binatang buasnya sudah lama terkikis, hanya menyisakan kepatuhan budak."
"Ini adalah perusakan terhadap nyawa, penghapusan sifat alami."
"Jika ada organisasi perlindungan hewan kecil di pulau, Liszt pasti sudah dipakukan di tiang aib, menerima cacian ribuan orang. Sayangnya tidak ada di pulau ini—manusia tidak punya simpati untuk Warcraft. Bukankah Warcraft memang diciptakan untuk disembelih, dimakan dagingnya, dan menghasilkan koin emas?"
"Di penjara anjing, salju menumpuk sangat tebal. Beberapa hari ini tidak ada yang datang membersihkan."
"Meski Tupo sekarang sudah tidak melepaskan mantra, hampir melupakan keberadaan Tusukan Batu, bagi orang biasa, itu tetap ancaman besar."
"Tuan Lord, i-itu benar tidak akan membunuhku?" Lao Difu gemetar mengikuti Liszt masuk ke penjara anjing, "A-Aku... aku lebih baik mengamatinya dari luar saja."
"Jangan gugup Lao Difu! Selama aku di sini, tak perlu takut!" Liszt berkata tenang, "Kali ini kau harus observasi jarak dekat, perkirakan masa melahirkan Tupo... Lihat, aku sudah berdiri di sini. Apa ada tindakan berbahaya dari Tupo?"
Lao Difu ingin melangkah, tapi kakinya tidak mau digerakkan: "Tuan Lord, Yang Mulia... Indukan yang hamil... jika didekati orang asing... bisa mengamuk."
"Tupo tidak akan."
"A-Aku..."
Jatuh!
Liszt yang kehilangan kesabaran langsung menendang pantat Lao Difu dengan sepatu boots: "Suruh maju observasi, ya maju observasi! Atau langsung cari ksatria pengawalku untuk menerima seratus cambukan!"
Seratus cambukan, pria kuat sekalipun bisa dipukuli sampai mati.
Lao Difu terhuyung-huyung terkena tendangan, akhirnya terbebas dari ketakutan akan Tupo, mulai berhati-hati memeriksa kondisi Tupo di sekitar sangkar.
Tupo memutar kepalanya, menatap Lao Difu dengan mulut sedikit terbuka mengeluarkan deruman rendah.
Liszt melemparkan sepotong dendeng ke dalam. Seketika, Tupo yang sedang menderu mulai mengunyah dendeng sambil mengibaskan ekor. Doson di luar sangkar mengulurkan cakar, sangat ingin merebut dendeng itu - dia tak pernah mengenal istilah.
Beberapa saat kemudian.
Lao Difu menyampaikan kesimpulan observasinya: "Tuan Lord, dari perubahan postur tubuh Tupo dan tanda kelembapan di area genital, dia belum siap melahirkan. Diperkirakan masih butuh sekitar setengah bulan masa kehamilan. Tapi saya tidak berani menjamin, mungkin saja terjadi kelahiran prematur."
Anjing biasa umumnya mengandung selama dua bulan. Tupo sebagai makhluk Warcraft memiliki masa kehamilan lebih panjang, tapi tetap termasuk spesies anjing sehingga tidak akan berbeda jauh.
Lao Difu yang berpengalaman puluhan tahun merawat anjing biasa sangat menguasai masa kehamilan dan proses kelahiran, tapi untuk makhluk Warcraft dia hanya bisa membuat dugaan.
Liszt mulai memahami situasi.
Yang paling dikhawatirkannya adalah anak anjing yang dilahirkan Tupo, jika orang pertama yang dilihat saat membuka mata bukan dirinya——kesetiaan Doson sendiri berasal dari fakta bahwa yang dilihatnya pertama kali saat membuka mata adalah Liszt.
Jika Tupo baru melahirkan sepuluh hari kemudian, maka sebelum anak anjing membuka mata, Liszt masih bisa kembali dari Pulau Kepiting Merah.
Jika tidak, dia akan melewatkan momen anak anjing membuka mata. Saat itu, yang dilihat anak anjing kemungkinan adalah Tupo. Meski bisa dijinakkan sejak kecil, loyalitas tak bisa dijamin sepenuhnya——Liszt tidak menyukai kesetiaan yang tak terjamin ini. Pada manusia masih bisa menggunakan kepentingan atau ikatan keluarga untuk mengontrol, tapi untuk Warcraft selain proses pengakuan tuan, sulit untuk membatasi.
Contohnya Markus, seluruh keluarganya berada di Kota Bunga. Liszt sangat mempercayainya karena biaya pengkhianatan Markus sangat tinggi, sampai-sampai hampir tak sanggup ditanggung.
Pada dasarnya, para pejabat dan ksatria ini di Pulau Karang milik Keluarga Tulip sangat sulit untuk berkhianat.
Contoh lain Palis, dia memiliki adik Maggie sebagai faktor pembatas. Selama keluarga Nyonya Harriet bisa membangun ikatan keluarga yang kuat dengan Maggie, Palis juga sulit berkhianat. Tentu masih ada risiko pengkhianatannya, membangun kepercayaan sejati masih butuh waktu.
Sebagai naga hitam yang dijinakkan, dia memiliki nilai penelitian yang sangat tinggi, worth it bagi Liszt untuk mengambil risiko menyimpannya di sisi——nantinya bisa diteliti perlahan.
"Memerintahkan para pelayan membersihkan penjara anjing dengan cermat, baru kemudian Liszt membawa Doson pergi meninggalkan Tupo yang enggan berpisah."
……
Hanya bisa menginap satu malam di Kota Bunga Indah.
Kapal Bunga Indah masih berlabuh di Pulau Kuda Hitam, sehingga Liszt tidak bisa mengambil Mutiara Penenang Laut miliknya - seharusnya diaGrani*Truth membuatkan Mutiara Penenang Laut baru. Berlayar tanpa Mutiara Penenang Laut terasa tidak aman.
Tiba di Kastil Tulip, dia bertemu dengan wakil kepala pelayan Kastil Ubi Jalar, Ranieri.
Ranieri memiliki rambut keriting rapi dan logat "besi" yang sedang populer di kalangan atas: "Tuan Muda Liszt, Ranieri memberi salam pada Anda."
"Tuan Ranieri, bagaimana kondisi kesehatan Kakek saya?"
"Tuan sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan, tapi luka parah di masa mudanya meninggalkan penyakit kronis. Bahkan energi tempur tingkat tinggi pun tidak bisa memperbaikinya." Ranieri berkata berat. Sebagai ksatria langit veteran, Merlin*Ubi Jalar sering terluka selama ekspedisi militernya dulu.
Meski energi tempur bisa menyembuhkan luka fisik, kerusakan organ dalam yang parah sulit disembuhkan dengan energi tempur. Energi tempur lebih cocok untuk luka kulit ringan.
"Saya percaya kekuatan mahakuasa Kakek bisa mengalahkan semua penyakit dan pulih sepenuhnya."
"Terima kasih atas doanya, kami semua berpikir demikian."
Setelah menyapa Ranieri, Li Site segera menemui Li Weis dan Li Weila untuk menanyakan persiapan hadiah mereka. Sebagai penerus Kastil Tulip, Li Weis tentu memiliki tumpukan hadiah mewah bernilai tinggi, termasuk hadiah dari Pangeran untuk mertuanya.
Hadiah Li Weila jauh lebih sederhana namun penuh makna. Sebagai bangsawan perempuan, jumlah kecil hadiahnya tetap dianggap pantas.
"Boleh kulihat hadiahmu? Sabun bunga dan saus tiram bunga? Ada juga telur gulung, roti, dan mi panjang umur?" Li Weila memeriksa paket hadiah, "Mi panjang umur itu apa?"
"Itu mi yang sangat-sangat panjang. Oh, lupa kamu belum tahu mi. Mi adalah makanan baru ciptaan Nyonya Abi. Adonan panjang yang direbus dengan bumbu dan dua telur, jadi hidangan lezat. Mi panjang ini melambangkan umur panjang."
"Kreatif sekali! Iri aku dengan koki sehebat Nyonya Abi-mu. Kokiku cuma bisa bikin roti, bahkan telur goreng pun tak becus. Tapi bukankah hadiahmu terlalu murah? Kakek pernah memberimu senjata permata, hadiahmu ini apa bernilai satu koin emas?"
"Mungkin... sekitar dua koin emas." Diingatkan demikian, Li Site mulai merasa malu. Hadiah ini bisa disebut produk lokal istimewa, atau dianggap barang kampungan murahan.
Setelah berpikir, dia menambahkan: "Aku akan tambahkan satu butir mutiara hitam."
Mutiara hitam sebesar tinju dapat dibuat menjadi perlengkapan magis untuk perlindungan diri, bernilai ratusan koin emas. Dengan perhitungan ini, hadiahnya telah memiliki nilai sekaligus ketulusan hati, tidak lagi terlihat kampungan.
"Barang-barang berhargamu benar-benar banyak," kata Li Weila dengan nada iri, "Kakek mungkin akan memberimu peralatan permata lagi sebagai balasan atas ketulusanmu. Sedangkan hadiah untukku selalu baju model terbaru ala sosialita bangsawan... Padahal aku sebenarnya bisa membuat baju sendiri!"
