"Tidak hanya bengkel kayu, perlu juga dibangun penebangan kayu pendukung dan gudang kayu di sekitar Taman Duri, rencananya sudah matang di kepalanya."
"Di area Taman Duri yang dipengaruhi Jela, tiga perempat ditanami ramuan ajaib, seperempat untuk 'kayu besi', dan sedikit semak duri cepat tumbuh biasa."
"Semak duri cepat tumbuh biasa merupakan sumber berbagai varietas duri mutasi. Masih ada harapan mereka bisa bermutasi menjadi jenis baru."
"Di wilayah perbukitan Taman Duri bagian luar, selain lahan yang bisa dibuka menjadi persawahan, seluruh area tersisa akan ditanami 'kayu besi'. Hanya disisakan petak kecil untuk menanam duri berduri cepat tumbuh dan racun duri cepat tumbuh, cukup untuk menjaga kelestarian spesiesnya."
Kota Bunga di masa depan sebenarnya bisa diubah namanya menjadi Kota Duri.
"Wuwa!"
"Wuwa!"
Kembali ke kastil, Jela langsung menyambut. Saat Liszt mengeluarkan tiga peri serangga pohon karet dari kotak giok, dia langsung menerjang ke depan, menyambar salah satu sambil terus berseru "Wuwa!".
"Jela, taruh mereka di koper ruang insekta! Jangan sampai rusak!" Liszt segera menghentikan.
Untungnya Jela tahu batas. Dia bermain dengan peri serangga tapi tak pernah berani melukai mereka. Kontrak neraka membuatnya tak bisa melawan larangan Liszt.
Tiga ulat karet terlihat panik.
Setelah dihibur Liszt, mereka mulai tenang dan merangkak di koper yang ditaburi serbuk giok, sesekali menyapa peri lain. Sebagai kembar tiga dengan hati yang selaras, jumlah peri Liszt kini melonjak jadi dua belas.
Semangat awalnya sudah mereda. "Ada tiga ulat karet tapi tak ada tiga Rumput Ulat Pohon Karet... Jadi sebenarnya aku untung atau rugi?"
Secara keseluruhan rugi.
Toh harus memberi tiga porsi serbuk giok, tapi radius pengaruh Rumput Ulat Pohon Karet sama dengan satu peri biasa.
Tidak!
Tiba-tiba, dia terdiam: "Tidak bisa dikatakan tidak ada perbedaan. Setidaknya sekarang kita belum tahu radius pengaruh Rumput Ulat pohon karet, mungkin tiga kali lipat dari Rumput Ulat biasa. Dan sekaligus lahir tiga ekor, apakah saat berevolusi menjadi Elf Kecil, probabilitas sukses juga bertambah tiga kali lipat?"
Memandangi triplet ulat karet yang merayap dengan santai, dia yakin mutasi ini pasti bukan sekadar peningkatan jumlah yang biasa-biasa saja.
Pasti ada keajaiban tersembunyi yang belum terungkap.
Tak bisa menemukan jawaban, dia pun melepaskan pikiran itu.
Melewati lorong, dia pergi mengobrol dengan sirene Acheloodes. Acheloodes masih belum berhasil melepaskan Hujan Panah Air. Dia sedang fokus mengukir formasi sihir dengan sikap sangat serius dan rajin, hampir seharian memeluk buku-buku sihir untuk meneliti.
Kadang Li berpikir, jangan sampai sirene polos dan lugu ini dibimbing menjadi perempuan gila seperti Curtis*Kebenaran.
Bagaimanapun, otak sebagian besar Penyihir baik memang agak bermasalah.
"Acheloodes, istirahat sebentar. Jangan terlalu lelah."
"Tidak lelah sama sekali, Kakak. Acheloodes akan segera berhasil mengukir formasi sihir teknik panah air. Hehe, nanti Acheloodes akan jadi Penyihir Acheloodes... Oh ya Kakak, menurutmu apakah Acheloodes harus ganti nama? Sepertinya semua penyihir harus bermarga Kebenaran." Acheloodes berpikir serius.
Li tak bisa menahan senyum: "Acheloodes*Kebenaran? Kedengarannya sangat berwibawa."
Ake menggelengkan kepala, berkata satu per satu: "Bukan, seharusnya Thanassis*Urapamini*Seleno*Leukothea*Phorkys*Bunisethis... Cassandra*Achelois*Kebenaran."
Mendengar rangkaian nama panjang ini, sudut mulut Liszt tak bisa menahan kedutan——mengapa putri duyung kecil yang lahir dan besar di laut, bahkan belum pernah melihat sesuku, harus memberi diri nama panjang seperti ini.
Sebelum sempat sadar dari keterkejutan nama tersebut.
Ake tiba-tiba tertawa cekikikan: "Hehe, lebih baik dengar kakak, panggil Achelois*Kebenaran saja." Rupanya tadi hanya leluconnya.
Dengan kasar meremas-remas rambutnya.
Dalam hati Liszt berdesah, putri duyung kecil yang dulu gemetar ketakutan itu kini sudah pandai bercanda——waktu memang pisau pembunuh babi, dia harus lebih melindunginya agar kemurnian Ake tak ternoda dampak sosial.
……
Pembangunan bengkel kayu berlangsung cepat.
Kota kecil ini punya lima tukang mebel ahli, membawa sekelompok magang. Di bawah bimbingan mereka, seratus budak tani bekerja keras beberapa hari hingga berhasil membangun bengkel kayu di dekat Taman Duri.
Bengkel tanah primitif itu sama sekali tak mengandung teknologi.
Tempat penebangan kayu juga dibuat asal-asalan: dirikan beberapa gubuk, lalu di dalamnya menggergaji semak duri besi cepat tumbuh menjadi potongan-potongan, lalu memotongnya menjadi papan bahan.
Gudang kayu bahkan lebih sederhana: cukup tentukan sebidang tanah, dirikan beberapa pilar, anyam atap dari ranting berduri dan jerami gandum, lalu kaitkan pada pilar - jadilah sebuah gudang kayu. Kayu besi berduri yang belum sempat dipotong sementara dipindahkan dan ditumpuk di gudang.
Setelah bengkel kayu selesai, Liszt juga telah menyelesaikan gambar desain beberapa perabotan kayu.
"Ini gambar desain laci. Perhatikan baik-baik. Saat membuat lemari dan meja, pastikan menambahkan laci dengan desain yang memerlukan imajinasi kalian... Ini rak dekorasi, sangat berbeda dengan rak buku. Rak buku untuk menyimpan buku, sedangkan rak dekorasi untuk barang berharga dengan kompartemen berbagai ukuran."
Seperti kursi goyang, laci dan rak dekorasi adalah dua jenis furnitur baru pilihan Liszt yang akan dipasarkan ke kalangan bangsawan.
Sebenarnya ranjang goyang bayi juga bisa dipertimbangkan, namun bayi dari keluarga miskin tidak mampu membeli ranjang besi, sementara bayi bangsawan sudah dilayani pelayan sehingga penemuan ini tidak bermakna.
Setelah semua tukang kayu menerima gambar desain.
Liszt memperkenalkan penemuan praktis terbarunya: "Ini disebut rak pakaian, sesuai namanya digunakan untuk menjemur pakaian..."
Sebagai bangsawan, tidak perlu mencuci apalagi menjemur pakaian - semua sudah diselesaikan pelayan.
Tapi saat dia mengagumi pelayan wanita dengan tubuh terbaik di kastil, Lili kecil yang sedang menjemur pakaian, dia menemukan pakaian langsung digantung di tali jemuran. Saat mengambil pakaian, terutama gaun jenis Frac*Habillé, masih menggunakan rak kayu horizontal berbahan dasar kayu yang mudah meninggalkan bekas lipatan di bagian pinggang.
Artinya, tidak ada rak pakaian.
Rak pakaian modern umumnya terbuat dari kawat besi. Kadipaten Safir kekurangan besi, mustahil menggunakan rak besi. Rak kayu yang dihaluskan dengan bagian penyangga membulat, tidak akan merusak bentuk bahu pakaian, sangat cocok untuk menjemur gaun sekaligus mudah mendapat bahan bakunya.
Rak pakaian, kursi goyang, laci, rak pajangan antik.
Bengkel kayu akan mulai memproduksinya bertahap.
Meski semua ini merupakan perabotan baru yang pasti memicu revolusi perabotan rumah, Liszt tidak berharap bisa mendapat banyak keuntungan karena tukang kayu bangsawan dari daerah lain hanya perlu melihat sebentar untuk meniru.
Untuk menguasai pasar, harus mengandalkan kualitas 'kayu besi' berduri.
Kualitas kayu besi ditambah harga yang relatif rendah, produk mebel seperti ini pasti menjadi favorit bangsawan menengah ke bawah. Saat itu tiba, bengkel kayu tidak hanya bisa memproduksi perabotan rumah, tapi juga menyuplai tangkai tombak dan anak panah berkualitas kayu besi untuk Kastil Tulip. Zaman kayu besi Kota Bunga akan segera tiba.
Nama Jela juga akan menggema di seluruh Pulau Karang.
