"Chris, aku perlu pulang untuk merenungkan kabar yang kau bawa. Istirahatlah baik-baik. Di luar sudah ada petani yang akan merawatmu. Kalau ada kebutuhan, bicaralah dengan mereka."
Liszt memberikan instruksi singkat lalu buru-buru meninggalkan rumah.
Pertama-tama memanggil pengawal pribadi Paris.
"Tuan Baron, ada urusan apa yang perlu diperintahkan?" Rambut di dahi Paris basah, jelas sebelumnya dia sedang berlatih keras. Belakangan ini dia berencana mempelajari energi tempur, melihat apakah bisa digabungkan dengan kekuatan Pengikut Naga Hitam untuk meningkatkan kemampuannya.
"Aku menyelamatkan seorang Penyihir baik, kamu sudah tahu kan."
"Chris*Truth, aku pernah mengunjunginya. Tubuhnya lemah seperti orang biasa... Jujur saja aku kecewa. Jika aku juga menjadi Penyihir baik, mungkin akan seperti dia."
Tentu saja berbeda, perbedaan postur tubuh dan penampilan sangat mencolok.
Liszt hanya memutar sebuah pikiran di kepalanya lalu menghembuskannya seperti angin. Saat ini dia tidak punya mood untuk memikirkan hal-hal kacau: "Dia membawa kabar yang sulit dibedakan asli atau palsu. Aku butuh waktu untuk memikirkannya. Jadi selama ini, kuharap kamu bisa memantau gerak-geriknya diam-diam."
"Sulit dibedakan? Tuan Baron, perlu aku interogasi? Aku cukup mahir dalam hal penyiksaan ini." Paris mengangkat alisnya.
"Tidak perlu. Dia bersedia tinggal di Kota Bunga untuk bekerja untukku. Mungkin nanti dia akan menjadi Penyihir baik yang kunaungi. Aku agak gugup dengan kabar yang dibawanya, butuh waktu untuk mencerna. Paris, setelah aku selesai berpikir, aku masih perlu bantuanmu untuk menganalisis. Bagaimanapun, kamu adalah orang yang kupercaya."
Dia meletakkan tangannya di bahu Paris, mencubit dengan kuat.
Paris langsung terengah-engah, tetap mempertahankan senyuman cerah: "Tuan Baron, Anda tahu aku tidak bisa menolak."
“Tolong, Paris.” Liszt menarik tangannya, berbalik pergi meninggalkan punggung yang tegap, membuat Paris menatap lama.
……
Kembali ke ruang perpustakaan kastil, Liszt tidak mengizinkan siapa pun mengganggunya, merenung sendirian.
Di hadapannya sekarang terbentang situasi berbahaya yang bisa membesar atau mengecil—semuanya normal jika belum terjadi, tapi begitu terjadi pasti akan menjadi gempa besar di Kadipaten Safir.
Sulit membedakan kebenaran ucapan Chris*Kebenaran.
Meskipun saat berbicara, nada suaranya terdengar tulus dan logikanya cukup konsisten, banyak konten juga selaras dengan informasi yang dikuasai Liszt tanpa celah mencolok. Lagipula tak masuk akal dia sengaja terombang-ambing di laut lalu koma selama seminggu lebih hanya untuk merancang kebohongan pada seorang bangsawan desa.
Jika yang dikatakannya fakta.
Mungkin peristiwa pembunuhan Naga Safir sudah terjadi.
“Keluarga Kambing Sihir sudah punah lebih dari seratus tahun, mengapa repot-repot muncul lagi? Marquis Cohen sebelumnya dan Curtis*Kebenaran membantu Annuut menjadi Lord Wilayah Naga; sekarang perkumpulan kambing ini membujuk Marquis Banteng menjadi Lich untuk membunuh Naga Safir.”
Permusuhan apa yang dimiliki orang-orang ini dengan Naga Safir?
Untuk sementara Liszt percaya ucapan Chris benar, maka ada dua kemungkinan—Marquis Banteng sukses membunuh naga, atau gagal.
“Gagal membantai naga akan menjadi akhir yang baik. Keluarga Marquis Banteng pasti akan dibasmi hingga ke akar-akarnya, Pulau Tapal Kuda juga akan lenyap ditelan kemarahan Adipati Safir. Tapi setidaknya negara tetap stabil, dampak ke Pulau Karang tidak akan terlalu besar. Bahkan dengan berkurangnya posisi Marquis, Ayah mungkin punya kesempatan untuk naik jabatan.”
Satu lobak satu lubang. Pulau-pulau besar di Kadipaten Safir hanya bisa menampung tujuh Marquis.
Jika ingin menambah satu Marquis lagi, harus menggunakan pulau-pulau kecil untuk memenuhi luas wilayah kekuasaan. Cara ini merepotkan dan sulit dikelola, jadi strategi mengganti burung dalam sangkar adalah cara tercepat.
Sebagian besar Pangeran pasti menyambut baik kehancuran Marquis Banteng dengan mentalitas senang melihat orang lain celaka.
“Tapi Andy*Safir yang tumbuh besar di istana, pasti pernah kontak dengan Naga Safir. Sebagai teman dekat Adipati yang tidak waspada padanya... Dengan persiapan selama ini, termasuk Marquis Banteng generasi sebelumnya, setidaknya sudah 30 tahun persiapan. Apa mungkin mudah gagal?”
Lebih dari 30 tahun lalu, Pertemuan Kambing berhasil terhubung dengan Marquis Banteng generasi sebelumnya.
Fakta bahwa Marquis Banteng melindungi sisa-sisa Keluarga Kambing Sihir yang terlibat kudeta istana, menunjukkan pasti ada transaksi gelap – teknologi transformasi Lich.
Jadi bisa disimpulkan, sejak lebih dari 30 tahun lalu, keluarga Banteng sudah mengincar Naga Safir.
Sorot mata Li terlihat goyah tidak menentu.
"Dia tidak sepenuhnya memahami keajaiban apa yang dimiliki naga, tetapi dari energi sihir yang tersisa dari Naga Api, misi asap yang terkontaminasi Naga Asap, dan permata dimensi Naga Tak Berbentuk, dia bisa sedikit mengintip keajaiban naga. Naga Safir jelas bukan makhluk yang bisa dibunuh dengan mudah oleh manusia biasa, apalagi dengan perlindungan berlapis dari Keluarga Safir."
"Tetapi."
"Seorang Marquis ditambah organisasi Penyihir baik, persiapan dua generasi selama lebih dari tiga puluh tahun - ini bukan hal yang bisa diremehkan."
"Jika Marquis Banteng berhasil membantai naga Safir... maka Kadipaten Safir mungkin akan kehilangan alasan untuk eksis."
"Negara dibangun karena naga, dan juga akan hancur karena naga."
"Tanpa naga yang menekan takdir negara, para Sword Saints dari Keluarga Safir tidak akan mampu melindungi kekayaan yang mereka rampas dan timbun selama lebih dari seratus tahun."
"Jika Marquis Banteng benar-benar berhasil membantai naga, bagaimana Pulau Karang harus menghadapi situasi ini? Bagaimana aku harus menghadapinya?"
"Terlalu banyak kemungkinan jawaban untuk pertanyaan ini."
"Ada kesempatan tapi juga bahaya. Liszt tidak bisa membuat prediksi akurat, membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Dia lebih suka perkembangan bertahap, tidak suka interupsi tak terduga. Saat ini Kota Bunga dan Pulau Kuda Hitam sedang berkembang pesat - dengan cukup waktu, mengendarai naga hanyalah masalah waktu."
"Aku benci perasaan tidak bisa mengendalikan masa depan ini..." Terbiasa dengan kepastian yang diberikan misi asap terhadap takdir, Liszt sekarang merasa panik.
"Dia ingin curhat pada seseorang."
"Markus? Markus hanyalah seorang Knight Bumi elite yang mendambakan status bangsawan, visi yang luas tidak dimilikinya; Gorret? Gorret hanyalah ksatria bangsawan yang terpuruk, kabar ini mungkin akan membuatnya mati ketakutan; Yesaya, Zambrotta, Charles, Rick dan lainnya, tidak cocok untuk mendiskusikan berita semacam ini."
"Paris? Memang dia pernah menghadapi naga sungguhan, tapi pada dasarnya hanyalah wanita dengan tingkat kecerdasan biasa; Ake? Sirene yang murni bagai kertas putih, hal seperti politik, mungkin dia bahkan tidak tahu apa itu."
"Kepala pelayan Carter?"
"Tak dapat disangkal, orang paling dipercayanya di Kota Bunga adalah kepala pelayan Carter."
"Dia suka bersembunyi di ruang perpustakaan bersama Carter setelah seharian sibuk, meneguk Anggur Bulan Sabit (New Moon Wine), berdiskusi tentang urusan kastil, kota kecil, hingga Pulau Kuda Hitam. Namun urusan wilayah kecil bisa dibicarakan dengan Carter, sedangkan urusan negara terlalu jauh bagi Carter."
"Setelah merenung, tak ada orang yang bisa diajak curhat atau berdiskusi."
"“Sepertinya hari ini... langit sudah gelap, lebih baik pikirkan matang-matang cara memberitahu Lord tentang hal ini. Besok pagi aku akan ke Kastil Tulip. Peristiwa pembantaian naga menyangkut takdir keluarga, harus dibahas dengan cermat bersama Lord.”"
"Jika peristiwa pembantaian naga benar terjadi, sudah seminggu berlalu. Tak perlu terburu-buru malam ini."
