Duduk di ruang perpustakaan, melihat pemandangan di luar jendela yang berbeda dengan Kota Bunga, Liszt kembali bergumul sejenak dengan perasaan tidak nyaman karena "membunuh".
Akhirnya ia mengalahkan emosi kacau dengan akal sehat, berkonsentrasi, dan memanggil misi asap.
"Menyelesaikan misi, hadiahnya satu Warcraft keturunan naga darat."
Jelas.
Di antara Knight Bumi yang dibunuh Liszt, ada seorang Knight Bumi elite, jadi misi dinyatakan selesai. Hanya saja ia agak bingung: "Apa itu burung darat? Seperti burung unta keturunan naga?"
Entah seperti burung unta atau tidak.
Satu keturunan naga tetap hadiah bernilai tinggi: "Tidak tahu burung darat ini akan diberikan padaku dengan cara seperti apa."
Ia hanya berencana tinggal di kastil ini satu hari.
"Namun area sekitarnya sudah diperiksa, tidak ada jejak Chocobo. Untungnya Liszt tidak buru-buru. Selama itu hadiah dari misi asap, pasti akan ada momen tepat untuk menarik benang takdir dan bersinggungan dengan Chocobo. Ia mulai memeriksa misi baru, matanya berbinar setelah membaca kontennya."
"Misi: Kemenangan Perdana, yang kalah akan kehilangan segalanya, yang menang akan mendapatkan segalanya. Selesaikan pencarian menyeluruh di kastil ini, semua yang ditemukan akan menjadi hasil jarahan termasuk harta karun gudang bawah tanah. Hadiah: Sebuah Senjata Elf Kecil."
"Senjata Elf Kecil?"
"Ini adalah senjata dengan nama yang terdengar lucu tapi sebenarnya kejam, karena harus membunuh elf kecil dan merendamnya dalam darah untuk dibuat menjadi senjata. Setelah menyerap energi sihir darah elf kecil, Senjata Elf Kecil akan mengalami perubahan kualitatif khusus."
"Menilai nilainya, satu Senjata Elf Kecil mungkin bisa dijual seharga 1 koin naga, setara dengan puluhan ribu koin emas."
"Tapi mengubah peri yang indah menjadi senjata adalah tindakan yang sangat kejam."
"Liszt pasti tidak akan melakukan ini, tapi terhadap Senjata Elf Kecil yang sudah jadi, dia juga tidak akan menyerah: 'Hasil jarahan dari kastil ini bukan semuanya milikku, harus disegel dan diserahkan ke Adipati Agung... Tapi tidak menghalangiku mengambil barang paling berharga. Sepertinya Senjata Elf Kecil ada di gudang bawah tanah.'"
"Dia segera memanggil Kapten Leidon: 'Apakah saat menghitung inventaris kastil, kalian menemukan gudang bawah tanah?'"
"Kapten Leidon menggelengkan kepala: 'Hanya menemukan satu gudang berisi tepung gandum dan dendeng, tidak ada gudang bawah tanah yang ditemukan.'"
"Aku curiga kastil ini punya gudang bawah tanah, segera kirim orang untuk mencari dengan cermat, langsung beri tahu aku jika ketemu." Dengan bawahan yang bisa diperintah, Liszt tak perlu mencari sendiri.
Cepat sekali.
Kapten Leidon datang dengan bersemangat melapor: "Komandan, dugaan Yang Mulia sangat tepat, kami benar-benar menemukan gudang bawah tanah!"
Gudang itu terletak di samping pintu masuk terowongan bawah tanah, menyamar sebagai dinding kayu. Tapi setelah dinding kayu dibongkar, ada pintu batu kokoh dengan kunci rahasia khusus. Para ksatria sedang mencari kuncinya.
"Yang Mulia, kuncinya belum ditemukan."
"Tak usah cari lagi, langsung hancurkan!" Liszt meragukan otak para ksatria ini. Mereka semua Knight Bumi dengan energi tempur, bukan kastil sendiri, seharusnya bisa langsung dibongkar dengan kekerasan.
Dengan petunjuk Liszt, dua Knight Bumi segera mengambil tombak ksatria yang patah, mengisi energi tempur, lalu dengan gila-gilaan menghancurkan pintu batu. Pintu sekuat apapun akan hancur dihajar Knight Bumi. Segera terbuka lorong gelap menuju kedalaman bumi.
Liszt menyuruh orang membawa obor, menyorotkan cahaya ke dalam lorong. Dinding-dinding batu di sekitarnya terlihat sangat kasar.
Tidak terlihat ada mekanisme jebakan. Dengan kualitas pengerjaan kastil yang kasar ini, sepertinya tidak dirancang punya sistem keamanan. Seorang Knight Bumi dikirim sebagai pelopor, Liszt mengikuti di belakangnya.
"Ditemukan bahwa jalur transportasi jauh lebih pendek dari yang dibayangkan. Setelah melewati tikungan, kami langsung tiba di gudang bawah tanah yang luasnya tidak terlalu besar, hanya sebuah gudang kecil."
"Di dinding gudang terdapat beberapa barian lubang yang digunakan untuk menyimpan delapan buah peti kayu."
"Buka satu peti untuk diperiksa," perintah Liszt.
Knight Bumi segera menarik peti kayu tersebut. Dengan tombak ksatria, mereka menghantam kunci pengamannya dan membuka tutup peti. Seketika ribuan koin perak memantulkan cahaya silau dari obor – ternyata ini adalah peti berisi koin perak dengan jumlah setidaknya ribuan koin."
"Setara dengan puluhan koin emas."
"Koin perak worth it disimpan dalam peti?" Liszt mengernyitkan alis, "Biasanya peti di ruang rahasia pasti berisi emas."
Tapi Knight Bumi justru bersemangat: "Komandan Regu, bisakah kami membagikan koin-koin perak ini?"
"Silakan saja, asalkan kalian bisa membawanya pergi."
"Terima kasih Komandan Regu! Kedermawananmu sungguh mengagumkan." Knight Bumi itu hampir tak sabar meraih segenggam koin perak dan memasukkan ke dalam bajunya.
Tapi dia menahan diri, lalu menarik peti kedua dan membukanya.
"Masih berisi koin perak."
Empat peti berturut-turut semuanya berisi perak. Entah apa masalah tuan kastil ini – kalau diganti emas mungkin belum memenuhi setengah peti, tapi malah pakai perak sampai empat peti. Seandainya emas, setiap ksatria cukup bawa beberapa koin saja.
Tapi ini perak. Mereka harus mengisi kocek mereka sampai penuh untuk membawanya.
Di dinding masih tersisa empat koper.
Bukan lagi berisi koin perak, bukan koin emas, apalagi uang receh, melainkan baju zirah.
"Yang Mulia Komandan, baju zirah ini sangat ringan, pasti bukan baju zirah baja biasa!" Knight Bumi menyerahkan baju zirah itu kepada Liszt.
Liszt meraba-raba bajunya. Baju zirah itu memang tipis dan ringan, tapi kekerasannya sama sekali tidak kalah dengan baju zirah baja berkualitas tinggi yang ia kenakan.
Matanya berkilat: "Ini baju zirah mithril!"
"Selamat Yang Mulia Komandan!" Knight Bumi langsung mulai memuji-muji. Sudah pasti, mereka dapat bagian koin emas dan perak, sedangkan Liszt pantas mendapatkan jarahan terbaik - baju zirah mithril ini cukup layak.
Dari empat koper, tiga di antaranya berisi baju zirah mithril.
Liszt sangat puas. Satu set baju zirah mithril ini nilainya setara dengan tujuh delapan set baju zirah baja. Ia menerimanya tanpa ragu.
Koper terakhir.
Hanya berisi sebuah busur. Lengan busur hijau zamrud dengan tali busur putih perak, desainnya jelas mengikuti bentuk busur tarik lurus berkuda yang sedang tren di Kadipaten Safir - agak mirip dengan Busur Panjang Inggris.
Panjangnya sekitar 1,1 meter, lengkungan lengan busurnya tidak terlalu besar, juga tidak memiliki ujung melengkung seperti busur recurve.
Sejujurnya, busur tarik lurus model begini tidak terlalu disukai Liszt. Ia tahu perkembangan busur pada akhirnya akan condong ke busur recurve atau busur compound. Tapi busur tarik lurus lebih mudah dibuat, tegangan internalnya stabil, perawatan dan penjinakkannya juga praktis.
Meraih busur panjang, menarik tali busur yang sangat kaku.
Tanpa energi tempur, Liszt hampir tidak bisa menariknya. Dia segera mengalirkan energi tempur dalam tubuhnya, menarik busur hingga terbuka lalu melepas.
"Bzzz!"
Getaran udara saat tali busur dan lengan busur kembali ke posisi semula menunjukkan kekuatan yang luar biasa.
"Busur yang sangat kuat!" Setelah mencoba, dia merasa harus membuang busur kayu keras lamanya. Busur hijau zamrud inilah yang layak untuk teknik memanah supernya.
Selain itu, dia sudah menduga busur ini adalah Senjata Elf Kecil dari hadiah misi asap.
Memegang busur, dia berkata: "Busur ini dan tiga set baju zirah mithril menjadi milikku. Koin perak boleh kalian bagi."
"Ya, Yang Mulia!"
……
Kembali ke ruang perpustakaan, dia baru mengamati busur hijau zamrud itu. Di lengan busur terukir tulisan ular kecil yang terlihat jelas di bawah cahaya jendela.
Tulisan ular itu tertulis "Elf Kecil*Shadow Bow Cepat" - model penamaan standar Senjata Elf Kecil. "Elf Kecil" menunjukkan pembuatan dengan darah peri kecil, "Shadow Bow Cepat" adalah nama aslinya.
Mengambil sebatang anak panah.
Mengalirkan energi tempur, menarik Shadow Bow Cepat. Liszt tidak menggunakan
, hanya mengandalkan kekuatan panah murni sebelum melepas tali.
Swoosh!
Suara tembus udara bergema.
Panah melesat seperti sinar, menancap ke batang pohon dekat kastil hingga seluruh anak panah menghilang di dalam kayu.
Dengan senyum di sudut bibir, Liszt puas dengan daya ledak busur ini: "Pantas disebut Busur Bayangan Cepat, kecepatan tarikan busurnya sungguh gesit, laju anak panahnya bagai bayangan kabur. Ini mungkin perubahan sifat khusus yang diperoleh dari darah dan energi sihir Elf Kecil... Senjata Elf Kecil ini lebih berharga dari pedang darah merahku!"
