Total tujuh belas buku, enam belas diantaranya adalah novel porno sejenis 《Semalam Bersama San Havana di Ruang Piano》, semua sampulnya disobek tetap tidak ada teknik rahasia energi tempur.
"Tak kusangka Marquis Banteng ternyata orang seperti ini."
Liszt memasang wajah masam, menitipkan semua harapan pada buku terakhir. Buku ini tanpa judul, sampulnya kuning dengan gambar piringan bundar.
Piringan digambar garis hitam, terbagi menjadi tiga lingkaran: luar, tengah, dan dalam.
Lingkaran dalam terbagi oleh karakter '', di setiap ujung garisnya terdapat simbol yang saling terhubung membentuk lingkaran. Berdasarkan pengalamannya, Liszt menduga delapan simbol ini mewakili delapan properti sihir: angin, api, air, tanah, petir, cahaya, es, dan kegelapan.
Ini adalah buku tentang energi sihir, mungkin termasuk kategori buku sihir.
Lingkaran tengah tersusun sederhana dari simbol-simbol berbentuk baji yang berulang dan tidak berulang, membentuk lingkaran. Karena tidak menyerupai sistem tulisan apapun yang dikenal, Liszt tidak bisa memahami maknanya.
Lingkaran luar memiliki desain yang menarik namun kompleks.
Terdiri dari sosok naga yang berubah bentuk secara berantai membentuk lingkaran besar.
Seluruh piringan ditulis tangan dengan tinta, namun sangat detail dan presisi - khususnya lingkaran yang sempurna. Jelas pembuat piringan/buku ini adalah seorang Penyihir baik. Hanya penyihir yang memiliki kesabaran dan energi untuk meneliti simbol-simbol aneh semacam ini.
Membalik halaman.
Halaman judul berisi artikel yang ternyata bukan menggunakan tulisan ular, melainkan bahasa angin.
Tulisan ular berupa garis-garis seperti ular kecil yang saling menjalin, sementara bahasa angin menggunakan garis melingkar tertutup. Berkat pembelajaran bahasa angin yang intensif di Kota Bunga, Liszt kini sudah bisa membaca dasar.
Judul artikel di halaman judul tertulis: Yang Mulia Pangeran Alonso*Xiankelai.
"Alonso*Xiankelai?" Alis Liszt berkerut. Ia tak pernah mendengar nama ini, apalagi marga bangsawan Xiankelai.
"Tetapi panggilan 'Yang Mulia' ini adalah hak eksklusif keturunan keluarga kerajaan dan duke."
"Bukan marga keluarga kerajaan Kerajaan Elang, mungkin pangeran dari negara bawahan Kerajaan Elang?"
Tidak memusingkan marga ini, dia melanjutkan membaca.
"Saat aku menengadahkan kepala memandang bintang, yang terpampang di hatiku adalah ucapan agung Penyihir Agung Kebenaran*Kawasi——Jangan menunduk melihat semut, tengadahlah memandang naga, bahkan anak kecil bisa menaklukkan semut, namun menaklukkan naga berarti kau telah melampaui batas kemanusiaan."
"Penyihir tidak bisa menyatu dengan naga untuk mendapatkan kekuatan ajaib mereka, tapi menaklukkan naga tetap menjadi harapan kami. Di era Kekaisaran Bulan yang lampau, para penyihir agung kuno membantai delapan naga elemen, menggunakan darah mereka untuk melukis formasi sihir 'Cakaran Naga', mencoba menyingkap kebenaran dunia."
"Eksperimen yang menggemparkan itu terus bergema di hati setiap penyihir. Setiap kali mengingat tindakan tak masuk akal nan agung ini, aku semakin yakin bahwa wajar saja manusia menguasai dunia."
"Memang sekarang ksatria telah mengambil alih kekuasaan penyihir untuk memerintah dunia, dan Yang Mulia adalah ksatria jenius. Tapi selain ksatria naga, pengetahuan manusia tentang naga paling banyak tetap ada pada kami para penyihir. Aku pernah bekerja di menara penyihir agung Raphael*Penyihir Agung Kebenaran, menyaksikan lautan buku-buku tentang naga."
“Saya membaca banyak buku tentang naga, juga pernah meneliti secara dekat naga tanah jahat di Gunung Hengduan. Makhluk luar biasa ini pantas disebut perwujudan paling murni energi sihir. Selain peri, tak ada makhluk lain yang bisa menyaingi keagungan mereka.”
“Jadi.”
“Izinkan saya menjelaskan perkembangan penelitian Yin Yue Ji tentang naga, semoga bermanfaat bagi perjalanan Anda menjadi kesatria naga —— Saiswen*Kebenaran.”
Hanya itu seluruh isi halaman pembuka.
Tepatnya, ini adalah surat yang ditulis dalam format buku.
Di halaman-halaman berikutnya, penyihir bernama Saiswen*Kebenaran ini mencatat berbagai penelitian Yin Yue Ji yang semuanya berfokus pada naga. Jelas terlihat penyihir ini memiliki kemampuan pengelolaan teks yang baik, membagi semua catatan menjadi empat bab besar.
Bab pertama membahas habitat naga, mencatat rumor tentang kelahiran naga, serta kisah kesatria naga yang menunggangi naga dan pemburu naga yang membantainya. Isinya cukup campur aduk, banyak rumor tak terbukti. Selain naga ternak kerajaan, cara kesatria naga menemukan naga liar masih menjadi misteri.
Bab kedua mengkaji pola makan naga. Berdasarkan jenis-jenis naga, dicatat makanan favorit masing-masing, bagaimana makanan berubah menjadi tambang melalui proses ekskresi, pengaruh berbagai makanan terhadap hasil tambang kotoran naga, serta kebiasaan dan frekuensi buang air naga.
Bab ketiga membahas produksi naga: bagaimana aura naga, napas naga, sisik naga, pupuk naga, dan liur naga diubah menjadi logam, permata, dll.
"Data catatan dari tiga bab di atas tidak banyak, lebih banyak berupa dugaan dan kutipan dari catatan penelitian penyihir berbagai negara dan generasi."
