"Sky Knight?" Li Weis membuka mulut lebar-lebar, ekspresinya penuh ketidakpercayaan, "Ayah, maksudmu Liszt naik pangkat jadi Sky Knight?"
Lolia menggenggam lengannya, juga ternganga sambil berteriak kaget.
Sebagai nyonya rumah masa depan Kastil Tulip, dia selalu menganggap Li Weis sebagai yang paling berbakat di Keluarga Tulip, dan Li Weis akan menjadi yang pertama mencapai pangkat Sky Knight. Namun yang mengejutkan, Liszt yang pernah terlibat hubungan rumit dengan adik perempuannya tiba-tiba menunjukkan kemajuan pesat.
Nyonya Marui membelalakkan matanya tanpa bersuara, namun sorot matanya penuh ketidakpercayaan.
Putranya Li Dun bahkan tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Meski Nyonya Marui mengajarinya untuk menghormati kakak kedua ini, ia tetap meremehkan Liszt yang baru saja diangkat sebagai Viscount. Karena bakatnya yang dihargai Pangeran, ia selalu menganggap dirinya sebagai jenius.
Tak diragukan lagi, dalam pandangannya Li Weis hanyalah orang biasa, sementara Liszt adalah sampah di masa lalu.
Namun saat ini, ia mendengar kabar mengejutkan: anak kedua Keluarga Tulip yang dianggap sampah itu telah menjadi Sky Knight yang terhormat.
Ini adalah pencapaian yang tak terjangkau bagi banyak ksatria.
Bahkan para jenius pun sulit mengejar gelar Sky Knight tanpa dukungan sumber daya yang memadai.
"Mengapa bisa seperti ini?"
"Mengapa bisa seperti ini?"
"Mengapa bisa seperti ini?"
Kepala Li Dun terasa limbung, pertanyaan itu terus bergema di pikirannya.
Hanya merasa seluruh tenaga terkuras, hampir tidak bisa berdiri tegak. Jantung berdebar, dada sesak, sangat tidak nyaman. Namun tak ada yang peduli perasaannya saat ini. Bahkan ibunya, Nyonya Marui, dengan gugup menatap Liszt, ingin mendengar langsung dari mulutnya pengakuan sebagai "Sky Knight".
Nyonya Penelope menggenggam tangan Liszt tak mau melepas: "Anakku, apakah ayahmu berkata jujur?"
Li Weila langsung berlari mendekat, meraih tangan Liszt yang lain: "Adikku tercinta, benarkah kau sudah menjadi Sky Knight? Ksatria perkasa yang bisa terbang di angkasa?"
Menghadapi perhatian dan antisipasi yang membara dari hadirin.
Liszt ingin mengusap keringat imajiner di dahinya. Dirinya kewalahan menghadapi antusiasme keluarga - lebih memilih tatapan penuh hormat yang tenang daripada sapaan basa-basi yang berlebihan.
Namun tetap mempertahankan sikap aristokratnya yang sempurna, dengan senyum standar kebangsawanan: "Benar, Nenek. Aku telah naik pangkat menjadi Sky Knight selama pelayaran terakhir. Kini aku Sky Knight tingkat dasar yang bisa melayang tinggi dan mengaktifkan energi tempur lanjut."
Jawabannya.
Membuat batu besar di dada mereka yang menanti akhirnya jatuh ke tanah. Bagi yang iri, rasanya seperti dihantam palu godam. Bagaimanapun, suasana langsung meledak dalam sorak gembira. Seluruh keluarga tanpa kecuali membanjirinya dengan ucapan selamat. Nyonya Penelope bahkan memeluk erat sambil menepuk-nepuk bahunya.
Posturnya yang tinggi harus membungkuk agar sang Nyonya bisa memeluknya dengan nyaman.
Beberapa saat kemudian, Nyonya Penelope baru melepaskan genggamannya, sorot mata samar berkilat air mata: "Cahaya kejayaan ksatria bersinar, keluarga Tulip kita akhirnya memiliki Ksatria Langit baru, kejayaan keluarga tak akan merosot, malah semakin makmur!"
"Benar, Ibu, keluarga Tulip akan semakin kuat dan besar." Piaget menopang Nyonya Penelope, berseru ke sekeliling, "Upacara penyambutan kemenangan telah usai, para ksatria bubar dan pulang ke wilayah masing-masing untuk berkumpul dengan keluarga. Yang lain, segera kembali ke Kastil Tulip!"
Liszt meluruskan pinggangnya, bersiap menunggangi Loki.
Langsung ditarik oleh Li Weis: "Liszt, aku bahkan bingung bagaimana memanggilmu. Ksatria Langit, kau mencapai tingkat yang selama ini kudambakan! Hari ini, kau harus berdiskusi denganku sampai tengah malam, ada banyak hal tentang latihan yang perlu kau beri masukan."
Jelas.
Hari ini tak bisa pulang ke Kota Bunga, ia menjawab: "Kakak, jika Lolia tidak keberatan, aku senang berbagi pengalaman latihan denganmu."
Lolia tersenyum mendekat: "Aku tak keberatan, Liszt. Aku harap kalian berdua bisa mengobrol dengan leluasa."
Li Weila juga menyela: "Aku juga ingin ikut."
Liszt tersenyum: "Tak masalah." Satu orang atau dua orang sama saja, ia tak keberatan berbagi pengalaman sukses dengan keluarga - meski menurutnya kesuksesannya tidak layak ditiru, paling-paling hanya memberi tips latihan yang ia rangkum sendiri.
Dia sangat mahir mencatat, menggunakan metode sains untuk menyimpulkan dan merangkum pola masalah yang timbul selama latihan.
Pikiran melintas sekejap: "Mungkin aku bisa menulis 《Buku Catatan Bumi Liszt》sebagai pusaka keluarga, untuk memberikan referensi ilmiah bagi latihan keturunan di masa depan."
Saat itu, di bawah dorongan Nyonya Marui, Li Dun yang wajahnya agak pucat mendekat ke sini, tersenyum dipaksa: "Kakak Li, aku juga ingin bergabung dengan kalian. Meski aku belum menjadi Knight Bumi, tapi sangat berharap mendapat bimbinganmu."
"Tidak masalah." Pangeran Piaget berada tidak jauh, Li sama sekali tidak enak untuk menolak, sekalipun dia sangat tidak menyukai si Li Dun ini.
Setidaknya harus memperhatikan perasaan pangeran, mempertahankan hubungan persaudaraan yang tampak.
Demikianlah.
Dikelilingi kerumunan, mereka kembali ke Kastil Tulip.
Dengan alasan perlu memerintahkan beberapa urusan kepada pengikut, barulah bebas dari jeratan Li Weis, Li Weila, dan Li Dun, Markus dipanggil: "Guru Markus, perencanaan pembangunan wilayah, terutama perencanaan kota baru di Pulau Kuda Hitam yang telah kubicarakan di kapal, apakah semua kau ingat?"
Kini Markus semakin berhati-hati di hadapan Liszt.
Saat sama-sama Knight Bumi, dia belum merasakan. Baru setelah Liszt menjadi Sky Knight, dia merasakan tekanan setinggi langit dan tenaga tak terbatas: "Ya, Yang Mulia!"
“Saya mungkin tidak bisa segera kembali ke Kota Bunga dalam beberapa hari ini. Sampaikan gagasan saya kepada Pejabat Pemerintahan Blair, suruh dia mengirim utusan terlebih dahulu untuk mengobservasi lokasi yang cocok untuk membangun kota baru. Selain itu, suruh Kapten Harpagon dari Kafilah Bunga Indah datang segera, saya perlu menanyakan beberapa hal padanya.”
Kafilah Bunga Indah pimpinan Harpagon tidak hanya bergerak di bidang perdagangan, tapi juga terlibat dalam pertukaran informasi.
Pada dasarnya setara dengan "Kantor Perwakilan Kota Bunga di Kota Karang", untuk mendapatkan informasi apa pun yang diperlukan, menemui dia adalah cara tercepat. Beberapa saat kemudian, Harpagon tiba di Kastil Tulip dan melaporkan perkembangan terbaru Kota Bunga serta Pulau Kuda Hitam kepada Liszt.
Pertama-tama adalah masalah yang paling diperhatikan Liszt - apakah Elf Kecil Jagung sudah lahir.
Harpagon menjawab: "Tuan Lord, saya tidak mengetahui kondisi ulat corn grass, semua informasi ini merupakan rahasia kastil yang tidak berani saya selidiki. Tapi tidak ada kabar tentang kelahiran elf baru di kastil akhir-akhir ini, mungkin Yang Mulia perlu bertanya kepada Tuan Carter atau Konselor Gorret."
Memang begitulah adanya.
Peri adalah harta kekayaan penting penguasa, mustahil sembarangan mengungkapkan informasi tentang mereka.
Karena itu Liszt hanya bisa menunggu Konselor Gorret yang telah diberitahu, agar secepatnya datang ke Kastil Tulip membawa kabar tentang Elf Kecil Jagung.
Setelah mendengarkan sebagian besar laporan pembangunan Kota Bunga dan Pulau Kuda Hitam, ia menyuruh Harpagon pergi.
Kembali menjadi pusat perhatian hadirin di Kastil Tulip.
Dapat dirasakan dengan jelas, setiap kali datang ke Kastil Tulip, perlakuan terhadap dirinya selalu mengalami perubahan. Saat pertama kali(time travel), dia hanyalah sosok kecil yang transparan; kemudian memiliki Warcraft menengah dan peri kecil duri, mulai diperhatikan; lalu berhasil diangkat menjadi bangsawan di Pulau Kuda Hitam, menjadi figur penting di kastil.
Sekarang.
Perlakuan yang diterimanya hampir menyamai perlakuan untuk Pangeran - keluarga berusaha menunjukkan kedekatan, sementara para pelayan menunjukkan rasa hormat tanpa batas.
Memegang secangkir susu segar, dia merebahkan tubuh di sandaran kursi sambil berpikir dengan senang: "Inilah status yang didapat dari kekuatan."
