Setelah mendapatkan hadiah ulat duri, Liszt melihat misi baru.
Hampir segera setelah membacanya, dia terkejut karena hadiah misi tersebut benar-benar di luar dugaan.
"Misi: Pembangunan wilayah sedang berlangsung pesat, namun kekurangan transportasi. Memindahkan materi menghabiskan jiwa dan sumber daya. Sebagai tuan tanah dengan wawasan luas dan pengetahuan kaya, mengapa tidak mencari solusi dengan menciptakan gerobak baru untuk menghemat biaya transportasi. Hadiah: Kapal Langit yang Jatuh."
Konten misi biasa saja. Alat transportasi penghemat sumber daya menurutnya sama sekali tidak menantang.
Mobil atau kereta api sulit dibuat, tapi sepeda atau becak masih mungkin. Namun dia punya skema kompromi yang lebih praktis - gerobak dorong satu roda.
Ini adalah alat transportasi yang sejak lama ingin dia ciptakan.
Selama ini, banyak penemuan Liszt yang tidak direalisasikan. Dia selalu merasa jika terlalu banyak mengembangkan teknologi modern, bisa jadi akan ditiru orang lain dan merugikannya. Sebagai bangsawan kecil, dia tak bisa melindungi aset dan hasil karyanya.
"Namun kini dia telah menjadi Sky Knight, dengan dukungan dari Piaget."
Di Kadipaten Safir, posisinya termasuk aliansi yang cukup kuat untuk melindungi pencapaiannya. Karena itu, dia berencana mengembangkan penemuan secara bertahap: gerobak dorong, bajak melengkung, kertas putih, parfum... Bahkan ingin memperkenalkan industri hiburan - permainan kartu, mahjong, sepak bola, drama, dan sebagainya.
Selama menghasilkan uang, semua bisa dilakukan.
Tentu saja, penemuan-penemuan ini harus dikembangkan perlahan. Wilayahnya masih dalam tahap pembangunan awal, belum memiliki kapasitas untuk mengembangkan industri baru.
Menggelengkan kepala.
Perhatiannya lebih tertarik pada hadiah dari misi asap.
"Kapal langit yang jatuh, apa maksudnya? Apakah ada kapal terbang di langit yang tiba-tiba jatuh ke wilayahku? Atau kapal yang sudah lama jatuh dan kutemukan di suatu tempat?" Dia menangkap inti hadiah, "Lalu, apa itu kapal langit?"
Memori di otaknya segera terpampang.
Itu adalah puisi pembuka dari jilid pertama "Buku Harian Philip*Keturunan Matahari".
Penulis Philip, di halaman pertama buku hariannya, menuliskan teks yang ambigu antara prosa dan puisi.
……
Di punggung kakeknya, ada tato seperti itu.
Katanya, ayahnya juga memiliki tato yang sama di punggung.
Kutanya, mengapa ayahku dan aku tidak punya?
Jawabnya, leluhur telah membuang kita. Pola matahari tak lagi sanggup kita tanggung.
Aku tak mengerti maksudnya.
“Kakek berkata, kami dibuang dari kampung halaman ke tanah berdosa, baru bisa pulang setelah lima ratus tahun.”
“Lima ratus tahun kemudian akan ada kapal besar yang berlayar di langit, disinari matahari, menjemput kami pulang.”
“Lima ratus tahun telah berlalu, kapal langit tak kunjung datang.”
……
“Makna puisi ini mudah dipahami. Leluhur Philip berasal dari daratan di luar Laut Iblis, ras yang menyebut diri Putra Matahari. Ras ini mungkin menguasai pemanfaatan energi sihir tingkat tinggi. Terlihat dari kemampuan mereka membuat perlengkapan magis rumit seperti botol pesan.”
“Mereka dibuang ke Pulau Dodo, dengan perjanjian setelah lima ratus tahun dosa terhapus, akan ada kapal langit yang menjemput.”
“Tapi kenyataannya tidak.”
“Jadi, kapal langit adalah alat transportasi buatan Putra Matahari? Untuk berlayar mereka menggunakan kapal terbang ini?”
“Dan aku akan mendapatkan kapal langit yang jatuh?”
“Atau mungkin kapal penjemput Keturunan Matahari sedang terbang ke sini, lalu akan terjun bebas tak sengaja?”
“Berbagai kemungkinan langsung terbayang, tapi karena terlalu sedikit petunjuk, tak bisa dipastikan.”
“Hanya bisa menyelesaikan misi secepatnya dan membuat persiapan pertahanan——hantu tahu asal-usul kapal langit ini, apakah benar ada ras Putra Matahari, dan apakah akan mengancam wilayah kita.”
“Segera berikan perintah, suruh orang mengirim surat ke Markus di Pulau Kuda Hitam agar tidak mengendurkan latihan tim ksatria. Sampaikan juga ke Paris untuk secepatnya membentuk Ordo Ksatria Patroli yang mulai berpatroli di Pulau Kuda Hitam. Pastikan keamanan wilayah dan pantau terus segala aktivitas di wilayah kekuasaan.”
Ia sendiri pergi ke bengkel kayu, menyelesaikan misi terlebih dahulu——penemuan gerobak dorong lebih cepat berarti pembangunan wilayah bisa diselesaikan lebih cepat.
Bengkel kayu masih sibuk.
Tukang mebel, magang mebel, dan tukang ukir hiasan sibuk memotong kayu, menghaluskan sudut, dan mengukir pola. Melihat kedatangan Tuan Lord, mereka meletakkan pekerjaan dan memberikan penghormatan kepada Li. Pengurus bengkel kayu, seperti kaki anjing dengan senyuman serupa, menjilat kedatangan Li.
“Tuan Lord, kualitas produk bengkel kami terus meningkat. Tukang kayu dari budak tani baru yang Anda bawa telah memberikan banyak pengetahuan pembuatan peralatan daratan. Sekarang kami sedang mencerna peralatan baru ini, berusaha menciptakan produk inovatif untuk meningkatkan penciptaan penghasilan.”
Istilah “penciptaan penghasilan” berasal dari Li.
Pernah ia katakan kepada para pengurus: “Penciptaan pendapatan adalah tugas utama setiap bengkel.”
Memberi isyarat agar tukang kayu melanjutkan kerja, Li menyuruh pengurus memanggil beberapa master tukang kayu terbaik. Kemudian mulai menggambar desainnya: “Tuan-tuan tukang kayu, kalian semua bisa membuat kereta kuda?”
“Ya, Tuan Lord.”
“Bagus, hari ini saya membawa skema kompromi baru untuk pembuatan peralatan kendaraan. Ini adalah sketsa kasar. Perhatikan baik-baik, ini disebut gerobak dorong. Hanya menggunakan satu roda untuk didorong, mirip dengan gerobak dua roda tapi lebih praktis, cocok untuk medan terjal.”
Para shifu tukang kayu berkerumun melihat sketsa sambil terkagum: “Desain gerobak dorong yang sangat indah! Benarkah satu roda bisa berdiri stabil?”
“Ada dua stik penyangga, seharusnya tidak akan terbalik.”
“Iya, tampak stabil seperti gerobak biasa tapi lebih ringkas. Bahkan pematang sawah bisa dilintasi dengan satu roda ini.”
“Benar-benar desain yang luar biasa!”
Setelah para tukang kayu selesai berkomentar, Liszt melanjutkan: “Bentuk gerobak dorong bisa divariasikan. Lihat sketsa ini - gerobak punya bak yang bisa diisi biji-bijian, batu karang, pasir, bahkan jika dilengkapi segel kedap, bisa mengangkut air. Sketsa berikutnya menunjukkan papan kayu di kedua sisi untuk menumpuk karung sesuai kebutuhan.”
Dia membawa banyak gambar teknik.
Setelah menjelaskan satu gambar, dia berganti ke yang lain: “Lihat, gerobak dorong ini pada dasarnya hanya beberapa tongkat kayu plus roda. Bisa sesederhana ini... Tentu saja, tidak harus satu roda. Gerobak dua roda juga memungkinkan, seperti model bak ini yang bisa dibalik dengan menggenggam pegangan.”
Berbagai varian gerobak dorong dan kereta tangan.
Semua tercantum dalam gambar teknik Liszt.
Para master tukang mebel, memandangi setiap sketsa dengan rakus—mereka tahu, setiap peralatan kayu adalah warisan keahlian yang worth it. Semakin banyak teknologi yang dikuasai, semakin besar pendapatan yang bisa didapat.
"Misi kalian berikutnya adalah secepatnya menaklukkan pembuatan gerobak dorong dan kereta tangan, memproduksinya segera untuk digunakan di wilayah kekuasaan."
"Yang Mulia Tuan Lord tidak perlu khawatir, kami pasti akan menyelesaikan gerobak dorong dan kereta tangan secepatnya." Pengurus berjanji dengan yakin. Dia sendiri juga seorang tukang kayu, tahu bahwa membuat kendaraan ini tidaklah sulit.
"Ingat kerahasiaan! Aku tidak ingin mendengar kabar bocor tentang gerobak dorong atau kereta tangan."
Kerahasiaan permanen mustahil. Li Zhi hanya berharap bisa merahasiakan sebentar. Saat bengkel kayu meningkatkan produksi, mereka bisa memanfaatkan kesempatan untuk menjual ke luar dan meraup untung.
Tidak mengurus rumah tangga, tidak tahu harga kayu bakar dan beras.
Bisa dapat tambahan satu koin emas pun sudah sangat bagus.
