Tepi pantai.
Sebuah lampu kristal menerangi tepian pantai di malam hari.
Liszt duduk di atas batu yang keras, merenungkan komunikasi dengan Ake: "Ake, pernahkah kau melihat naga?"
"Naga? Ake sangat ingin melihat naga! Katanya naga adalah hewan tercantik di dunia, tapi Ake belum pernah melihat naga sungguhan." Bahkan sebagai sirene, dia memiliki kerinduan tak terbatas pada naga.
"Naga memang sangat indah."
Liszt akhirnya memutuskan membuka rahasia Huo Long: "Sebenarnya kakak punya seekor naga muda, Huo Long kecil bernama Leo. Tapi naga ini sangat tidak patuh, bahkan sedikit pengkhianat." Melihat mulut Ake menganga kaget, dia tak lupa menambahkan keburukan si naga kecil.
"Ah! Kakak benar-benar punya seekor Huo Long?"
"Ya, ini naga yang kuhidupkan kembali dari tulang belulang Huo Long di Pulau Kuda Hitam. Ini rahasiaku terbesar. Pengaruh seekor naga terlalu besar, jadi tak pernah kuceritakan ke siapapun. Ake, kaulah yang pertama tahu."
Ake terkejut sekaligus senang, mengangguk serius sambil berkata: "Hm-hm, Ake pasti akan menjaga rahasia Huo Long untuk Kakak!"
Liszt mengelus rambut biru safirnya, tersenyum: "Sebenarnya, Akulah rahasia paling berharga Kakak. Siapa sangka Kakak punya adik perempuan sirene?"
"Hehe." Ake menyipitkan mata, nyaman seperti anak kucing.
Liszt tidak berbohong. Di hatinya, Ake jauh lebih penting dari Leo. Yang diakuinya sebagai keluarga hanyalah Ake, bukan Keluarga Tulip. Meski darah keturunannya tak bisa dipisahkan dari Keluarga Tulip, rohnya justru tak selaras dengan mereka, bahkan dengan dunia ini.
Hanya Ake si sirene yang polos bagai kertas putih, yang menjadi personifikasi kehangatan hatinya.
"Aku datang ke Pulau Dodo untuk mencari gunung berapi sebagai lingkungan tumbuh yang cocok untuk Leo. Tapi setelah masuk ke gunung berapi, Leo malah melupakan aku."
"Ah, bagaimana kalau Kakak kehilangan Leo?"
"Tak apa. Sejak dilahirkan kembali, tubuh daging dan darahnya butuh makanan. Tak ada hewan di Pulau Dodo yang bisa dimakan. Ia pasti akan terbang keluar dari gunung berapi sambil minta maaf karena kelaparan."
Membayangkan sikap Huo Long kecil yang meminta maaf pada Liszt, Ake tertawa: "Hehe, menurut Ake, Leo juga lucu ya."
"Tidak, itu naga jahat kecil yang belum terlatih dan sangat manja."
"Mungkin Rio masih terlalu kecil, belum mengerti. Kakak bisa lebih sabar padanya. Percayalah suatu hari Rio akan mengakui Kakak, menjadi teman terpentingmu. Seperti kesatria naga dalam legenda, berdiri di puncak kekuatan dunia ini."
"Aku juga berpikir begitu, jadi perlu lebih keras mengajari Rio." Liszt mengungkapkan rencananya, "Aku harus terus membangun wilayah untuk menanggung hidup naga api ini. Jadi tidak akan sering tinggal di Pulau Dodo. Mungkin datang beberapa hari sekali, berlatih bersama Rio. Saat aku pergi, kau harus lebih perhatian merawatnya."
"Hm!"
"Dan jika aku ikut perintah pembukaan lahan, pergi berbulan-bulan, naga api kecil ini juga perlu kau rawat. Jangan sampai benar-benar mati kelaparan." Rio masih muda, ikut ke medan pertempuran hanya akan menjadi beban, selain itu ada risiko terekspos.
"Ake bisa menangkap ikan untuknya."
"Hm, setelah kutemukan di kawah gunung berapi, akan kubawa ke sini untuk saling mengenal. Tapi karakter Rio agak buruk, kau harus berhati-hati jangan sampai terluka."
"Kakak tenang, Ake akan melindungi diri sendiri." Ake menunjukkan ekspresi penuh harap, matanya berbinar-binar. Bahkan sebagai sirene, tidak memiliki resistensi terhadap naga - di dunia ini, naga adalah personifikasi segala keindahan, meski ada naga jahat.
Naga api kecil Rio termasuk dalam urutan naga jahat.
Manusia bisa tanpa ragu-ragu, silih berganti membantai naga jahat untuk mendapatkan gelar pahlawan pemburu naga, juga bisa menyematkan semua kata indah pada seekor naga mana pun.
Setelah mengungkap Rio kepada Ake.
Liszt tiba-tiba merasa lebih rileks. Terlalu banyak rahasia yang disimpannya tanpa tempat untuk melampiaskan. Rahasia seperti Naga Asap atau naga tak berbentuk masih bisa dipertahankan tanpa beban. Namun Huo Long kecil Rio tak bisa terus disimpan, perlu ada yang membantu berbagi tanggung jawab.
Awalnya dia cenderung memberitahu Pangeran tentang rahasia Huo Long kecil ini, agar sang pangeran bisa membantunya menanggung hidup naga.
Tapi dengan penemuan Hutan Rumput Laut Raksasa, wilayahnya menanggung sendiri Huo Long kecil bukan tidak mungkin dipertahankan. Jadi padamlah niat meminta bantuan keluarga untuk menanggung hidup naga, meminimalisir risiko terbongkarnya rahasia.
Sekarang, mengungkap ke Ake adalah pilihan yang paling tepat.
Dia bisa merawat Huo Long kecil saat Liszt sibuk – jangan berharap Huo Long kecil yang baru lahir beberapa bulan bisa merawat diri sendiri. Liszt tidak tahu bagaimana naga muda lain dilahirkan dan tumbuh, mungkin mereka terlahir kuat untuk menghadapi ancaman.
Cukup dengan menyusup ke hutan luas, perkembangan bisa berjalan stabil.
Tapi Rio berbeda, dia adalah naga api yang terlahir di pulau di tengah laut!
"Itu" tidak bisa menghilang seperti naga tak berbentuk, tidak bisa berburu tanpa membuka diri, apalagi berenang di laut untuk menangkap ikan. Kelaparan akan membuatnya terekspos di hadapan manusia kapan saja, lalu ditangkap ksatria kuat dan berakhir dipaksa mengendarai naga atau diubah menjadi Lord Wilayah Naga.
Bertemu Liszt adalah keberuntungan "Itu"——membantunya bangkit, berhemat untuk memberinya makan, tidak memaksa untuk dikendarai, bahkan bersusah payah mencari gunung berapi.
Demikianlah.
Setelah berdiskusi sepanjang malam tentang topik naga, mereka pun tertidur masing-masing.
……
Esok harinya sebelum fajar, Liszt sudah bangun. Dari dimensi permata, dia mengeluarkan perlengkapan mandi dan membersihkan diri dengan cermat, lalu menyantap sarapan mewah.
Langsung bergegas mendaki gunung.
Jalan sudah familiar, cukup terbang langsung. Sekejap mata sudah sampai di kawah gunung berapi. Kolam masih bergemuruh, magma terus bergolak, aroma belerang tetap menusuk hidung.
"Leo!"
"Leo!"
"Leo!"
Hanya gema kawah yang menjawab. Mata Magis diaktifkan pun tak menemukan jejak Leo. Meski sudah mempersiapkan mental, ketiadaan respon setelah semalaman tetap membuat suasana hatinya runtuh seketika. Butuh waktu lama untuk mengendalikan diri sebelum akhirnya turun gunung mengeksplorasi hutan pohon tengkorak manusia.
Pulau tidak terlalu besar. Hutan pohon tengkorak manusia tersebar melingkar di tepi pantai, mudah dipindai dengan Mata Magis.
Jadi ketika sore tiba, seluruh Pulau Dodo telah dijelajahinya, dan dia menemukan peri serangga hadiah misi asap——peri serangga pohon tengkorak manusia.
Di sebuah pohon tengkorak manusia yang jelas lebih besar, tengkorak serangga ini sedang asyik berjemur di bawah matahari.
Tiba-tiba serbuk giok lezat berhamburan dari langit, dimakannya terus-menerus hingga tanpa sadar menggigit sebuah jari, sekejap terikat kontrak menjadi peri serangga ke-39 milik Liszt.
“Misi terselesaikan, hadiah satu peri serangga pohon tengkorak manusia.”
Hutan pohon tengkorak manusia tidak memiliki potensi pengembangan di Pulau Dodo. Pulau ini tidak direncanakan untuk dikembangkan oleh Liszt, "Itu" hanya merupakan lapangan latihan pribadinya bersama Rio.
Jadi Rumput Ulat ini harus dibawa kembali ke Pulau Kuda Hitam untuk ditanam.
Dia segera memfokuskan perhatian pada misi asap baru.
"Misi: Pengetahuan astronomi yang kamu bawa memberikan pencerahan besar bagi Ake, membuatnya mulai menyempurnakan persepsi tentang energi sihir secara bertahap. Mungkin lebih banyak pengetahuan bisa memberikan referensi yang lebih baik untuk memahami esensi aliran energi sihir. Hadiah: Sihir baru Ake."
