Li Si Te berencana menempatkan semua Rumput Ulat Terbuang di Kota Jamur. Awalnya daerah ini direncanakan untuk membangun rumah kaca jamur seluas lebih dari sepuluh ribu hektar, sekarang cocok digunakan untuk merencanakan Rumput Ulat Terbuang baru.
Sayangnya jumlah budak tani untuk setiap jenis Rumput Ulat Terbuang hanya sepuluh orang. Mengajari budak tani lain teknik penanaman dalam waktu singkat bukanlah hal mudah.
Lagipula kondisi hidrologi dan iklim setiap pulau berbeda, sehingga teknik penanaman juga perlu penyesuaian kecil.
Sekitar dalam setahun, lima jenis Rumput Ulat Terbuang ini belum bisa memberikan dampak signifikan. Tapi Li Si Te bisa menunggu, dia masih muda, baru delapan belas tahun.
Beberapa waktu berikutnya, dia terus mengawasi lima puluh budak tani baru dalam membangun rumah kaca Rumput Ulat Terbuang - namun setelah mengamati lingkungan Kota Jamur, dua puluh budak tani menggelengkan kepala. Hanya budak tani yang bisa menanam Jamur Sutera Emas, Hericium Erinaceus, dan Jamur Pujian yang merasa lingkungan Kota Jamur cocok.
Budak tani yang menanam Blue Pine Mushroom berkata: "Tuan Lord, Blue Pine Mushroom membutuhkan hutan yang gelap dan membusuk untuk ditanam. Kota Jamur kekurangan pohon, sulit menumbuhkan Blue Pine Mushroom."
Budak tani penanam Black Truffle juga menyatakan: "Tuan Lord, Black Truffle membutuhkan banyak kayu mati, sebaiknya dari pohon pinus yang sudah kering, dan tidak boleh terlalu dekat dengan laut, kalau tidak kualitasnya akan buruk."
"Kalau begitu lakukan observasi di Pulau Kuda Hitam, pilih lokasi yang cocok untuk penanaman. Jika ada yang kurang, langsung minta ke Konselor Gorret."
Liszt selalu memiliki perspektif visioner - memberikan arahan umum, lalu menyerahkan semua urusan pelaksanaan kepada bawahan.
Cara dia mengurus wilayah kekuasaan hanyalah dengan mengadakan rapat, mengulang-ulang keputusan klise: "Kalian harus memberi perhatian tinggi", "Gorret, kuasakan padamu", "Laksanakan secepatnya", "Ini industri penting wilayah, jangan diabaikan", "Kerja bagus akan diberi hadiah".
Intinya, semua itu hanyalah pidato basa-basi.
Untungnya, meski suka mengganti keputusan dengan retorika, dia tak pernah ikut campur pekerjaan teknis. Contohnya penanaman Rumput Ulat Terbuang diserahkan ke Gorret, dia hanya menanyakan progres tanpa memaksa cara penanaman.
Tapi belakangan ini,
berbagai masalah wilayah mulai membalut tubuhnya.
Pejabat pemerintahan Kota Bunga Yesaya terus mengeluh: "Yang Mulia, budak tani di Kota Bunga sudah sangat kurang, tidak bisa lagi ditarik ke Pulau Kuda Hitam."
“Minum secangkir teh untuk menenangkan api.” Liszt memberi isyarat pada pelayan untuk membuatkannya secangkir teh hijau, “Budak tani akan ada, aku sudah menyuruh Li Weis mencari, 3000 budak tani baru akan segera tiba. Selain itu saat perintah pembukaan lahan tahun ini dimulai lagi, aku akan terus mengumpulkan 20.000 budak tani untuk dikirim kembali.”
Yesaya berkata sambil menawar: “Kalau begitu Yang Mulia harus membagikan 3000 budak tani ini ke Kota Bunga, pembagian budak tani di akhir tahun untuk Kota Bunga bisa dikurangi.”
“Percayalah, budak tani tidak akan kurang untukmu. Yang perlu kau lakukan sekarang adalah menenangkan kepercayaan rakyat di wilayah, membuat budak tani loyal pada wilayah, mencegah kerusuhan saat budak tani baru tiba.”
“Ya Yang Mulia, Yesaya akan mengendalikan ketat opini publik dan situasi rakyat, meningkatkan propaganda agar budak tani cepat loyal, sama sekali tidak akan mempengaruhi integrasi budak tani baru!”
Baru saja berhasil menenangkan Yesaya.
Pejabat pemerintahan Pelabuhan Kota kecil Blair datang merengek: “Kekurangan tenaga Yang Mulia, pembangunan Balai Kota sudah mandek seminggu, tidak ada buruh! Konselor Gorret lagi menarik kembali sekelompok budak tani untuk menanam Rumput Ulat Terbuang, kalau begini terus tidak akan ada yang mempertahankan operasional kota kecil!”
“Tenanglah Blair, mari, minum secangkir teh untuk menenangkan api.” Liszt kembali menyuruh pelayan membuatkan Blair secangkir teh hijau.
Menjamu tamu dengan teh hijau telah menjadi ciri khasnya, secara bertahap mempopulerkan tren minum teh hijau. Setelah beberapa saat, dengan alasan yang sama seperti sebelumnya, Blair pun diusir pergi.
Liszt akhirnya mendapat ketenangan sejenak.
“Tidak menyangka tahun lalu baru mengangkut hampir 20.000 budak tani, di tengah jalan juga terus membeli 5.000 budak tani secara bertahap, tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan perkembangan wilayah.” Dirinya sendiri hampir panik, kerja sama perdagangan budak tani dengan Li Weis tidak pernah berhenti, tetap kekurangan tenaga.
Masa perintah pembukaan lahan, harga budak tani murah, dia selalu membeli dalam jumlah besar.
Masa damai, budak tani tidak hanya mahal tapi juga kebanyakan tua-lemah-sakit-cacat, tetap dibeli dalam jumlah kecil.
Wilayah orang lain tidak punya begitu banyak aset, secara alami juga tidak butuh banyak budak tani, bisa berkembang bertahap. Wilayah Li Weis, aset hampir muncul berturut-turut, setiap aset butuh banyak budak tani untuk dikelola. Jadi budak tani selalu langka, tidak pernah makmur.
“Harap secepatnya mengembangkan tanaman ajaib, mengurangi ketergantungan pada budak tani... Terlibat lama dalam perdagangan budak tani, rasanya tidak enak.” Diam-diam dia menghela napas pelan.
Setiap kapal budak tani, di baliknya ada arwah yang tidak tenang.
Dia bisa cepat beradaptasi dengan sistem bangsawan, terkikis oleh gaya hidup mewah bangsawan, tapi kebaikan dalam hati nurani masih tersisa. Sangat ingin membujuk diri sendiri—dirinya transmigran, manusia di sini bukan saudara, hanya suku asing dunia paralel, tapi menghadapi setiap sosok yang hidup segar, mana mungkin acuh tak acuh.
Meneguk habis teh hijau dalam cangkir sekali minum.
"Saya tidak mungkin menghentikan pengembangan wilayah. Satu-satunya yang bisa dilakukan mungkin memastikan keamanan perdagangan budak tani dan kebahagiaan hidup mereka di wilayah ini... Mulai besok, turunkan pajak sekaligus tingkatkan gaji dasar wilayah. Standar minimum dinaikkan dari dua koin tembaga per hari menjadi tiga koin tembaga per hari."
Ini sudah kedua kalinya dia menaikkan standar gaji. Saat Festival Tahun Baru, barulah standar gaji ditingkatkan dari satu koin tembaga menjadi dua koin tembaga.
"Dengan aset bisnis sebanyak ini, berdagang saja sudah cukup membiayai wilayah. Tak perlu menindas rakyat."
……
Masalah kekurangan tenaga kerja sulit dipecahkan, kabar buruk pun bertubi-tubi datang.
Kali ini masalah muncul dari penelitian sihir alami Ake - melalui penelitian sistematis Ake terhadap Taiyangwen, kini sudah bisa membaca banyak teks Taiyangwen - Dalam 《Kewajiban Druid -
Penanaman Kacang Ajaib》, terdapat catatan detail tentang kacang ajaib yang berhasil diterjemahkannya.
Kurang lebih maksudnya: Sebutir kacang ajaib membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk tumbuh menjadi pohon besar. Produksi dekade pertama sangat rendah, baru pada dekade kedua mulai meningkat. Puncaknya sekitar empat puluh tahun kemudian, bisa mencapai 50.000 jin per pohon per tahun.
"Satu pohon saja bisa hasilkan 50.000 jin per tahun, memang luar biasa."
Li Site menggelengkan kepala: "Tapi kenapa butuh sepuluh tahun baru berbuah? Dua puluh tahun baru produksinya meningkat? Baru empat puluh tahun kemudian bisa capai 50.000 jin per tahun?"
Empat puluh tahun lagi, Li Site sudah berusia 58 tahun. Menurut perkiraannya sendiri, mungkin sudah menyatukan daratan.
Saat itu, buat apa lagi butuh kacang ajaib?
Kemudian Ake melanjutkan memecahkan kode 《Kewajiban Druid Tingkat Lanjut -
"Penanaman Pohon Transformasi", buku ini juga mencatat siklus pertumbuhan pohon transformasi. Ternyata satu pohon membutuhkan waktu seratus tahun dari mulai tumbuh hingga terbentuk sempurna, mencapai tingkat yang bisa digunakan untuk membangun lunas kapal langit! Bahkan pohon transformasi sebesar pergelangan tangan, memerlukan dua puluh tahun untuk tumbuh dewasa.
"Dua puluh tahun, sebesar pergelangan tangan, baru bisa membuat satu kereta kuda... Apakah aku membutuhkan pohon transformasi seperti ini?" Liszt benar-benar terpukul oleh kabar ini.
Seketika kehilangan semua minat terhadap tanaman magis.
Namun dia masih menghabiskan sepuluh menit untuk memulihkan mentalnya, lalu menyerahkan urusan sihir alam dan tanaman magis kepada Ake. Menunggu hasil penelitian Ake baru diserahkan ke Chris untuk diimplementasikan — matang dalam sepuluh tahun, dewasa dalam seratus tahun, barang bagus seperti ini lebih baik diwariskan ke keturunan.
Liszt yang patah hati, beberapa hari kemudian, akhirnya menerima kabar baik.
Chris dan Grani, dua penyihir baik, bekerja sama berhasil menganalisis mutiara emas dari kerang bibir emas. Menggunakan mutiara emas tersebut, mereka menciptakan perlengkapan magis pendingin — kerang bibir emas adalah warcraft laut properti air, mutiaranya juga properti air namun bisa menghasilkan efek es.
Setiap mutiara emas adalah AC magis yang hanya menghasilkan hawa dingin, bukan panas.
