Hasil akhir rapat menyatakan Pulau Karang akan mengerahkan seluruh kekuatan dalam perintah pembukaan lahan kali ini, skalanya bahkan lebih besar dari Pertempuran Pulau Tapal Kuda maupun penghancuran Marquis Banteng.
Karena tahun lalu berhasil merekrut banyak Knight Bumi, kali ini bisa mengirimkan sekitar 1.100 Knight Bumi.
Li William sendiri akan memimpin 60 Knight Bumi dan menjabat sebagai komandan regu Ordo Ksatria Hitam. Tugas utamanya tetap pertarungan pedang, sementara komando regu diserahkan langsung ke Markus. Selama Emily belum dewasa, Markus tetap menjadi Chief Knight-nya.
Tim Blizzard Frost yang terlatih, juga akan segera tampil lengkap——sudah waktunya para bangsawan Kerajaan Elang merasakan kengerian Dagou merusak rumah.
Rapat berakhir.
Para bangsawan kembali ke wilayah masing-masing, mempersiapkan Ordo Ksatria.
Dijadwalkan berangkat pada 20 Juli, waktu yang tersisa sudah tidak banyak. Untungnya persiapan sebelumnya sudah matang, jadi Liszt tidak terlalu sibuk, tetap hidup dengan rutinitas normal. Bepergian dua kali ke gunung berapi Pulau Dodo, menekan Huo Long kecil Rio habis-habisan, meningkatkan kekuatannya lagi.
Kemudian menitipkan Rio ke Ake, mengirim makanan setiap beberapa hari, agar saat kembali dari Perang Perintah Pembukaan Lahan, Huo Long kecil tidak mati kelaparan.
"Kakak tenang saja, Ake akan merawat Rio dengan baik."
"Pike dan kawanannya juga perlu kau rawat."
"Hmm-hmm." Ake teringat sesuatu, "Kakak akan membawa Rose juga? Rose di laut bisa melindungi armada kapal."
"Rose? Tidak perlu, biarkan menemanimu saja."
Liszt tidak berencana membawa paus pelangi Rose. Selain 20 hari lebih untuk perjalanan pulang-pergi, waktunya tidak dihabiskan di laut. Pertarungan terjadi di daratan, Rose tidak bisa banyak membantu.
"Omong-omong Ake, sudah mulai menulis bukukah?"
"Ake sedang mengklasifikasi buku-buku yang akan ditulis, terlalu banyak ide, harus menulis banyak buku sihir. Saat Kakak kembali dari perang, Ake mungkin sudah menyelesaikan sebagian."
"Nanti saat aku kembali, pasti akan kukagumi karya-karya Ake."
……
Sekejap mata.
Hari keberangkatan sudah semakin dekat.
Semua urusan wilayah telah dijelaskan secara detail. Para pejabat di bawah koordinasi Golret bertanggung jawab menjaga kelancaran operasional, meski tak terlalu progresif setidaknya bisa memastikan semuanya berjalan normal. Para ksatria di bawah pengawasan Paris akan menjaga keamanan wilayah sepenuhnya, sementara Ake juga akan berjaga-jaga secara diam-diam.
Kekuatan tempur Paris dalam wujud Pengikut Naga Hitam tidak boleh diremehkan. Ake yang merupakan Penyihir Besar elemen air bahkan lebih kuat saat bertarung di dalam laut.
Jika benar ada bajak laut menyerang Pulau Kuda Hitam, Ake sendiri hampir bisa menghabisi mereka sendirian. Berdiri di tengah lautan, dengan melepaskan mantra tingkat tinggi secara bertubi-tubi tanpa ada Sky Knight yang menghalangi, mustahil menghentikan Ake. Sedangkan mata-mata yang dikirim diam-diam pun takkan luput dari penyelidikan Paris.
Dalam keadaan menghilang, Paris bisa dengan mudah menyelidiki seseorang.
Ditambah lagi dengan Penyihir Besar Chris*Kebenaran dari Menara Penyihir, keamanan wilayah tak perlu lagi dipikirkan oleh Liszt.
Satu-satunya yang membuatnya cemas adalah ulat tulip. Ulat tulip yang termotivasi oleh tekanan ini, meski terus diberi semangat oleh Liszt setiap hari, energinya semakin layu setelah memasuki Fase Kepompong Gemuk. Menjelang keberangkatan, ulat tulip abu-abu yang gemuk itu energinya sudah nyaris tak terlihat.
"Berbahaya, jangan-jangan ini akan gagal?"
Hati Liszt bergetar cemas. Ia sudah tak bisa merasakan emosi ulat tulip itu, keinginan untuk bertahan hidupnya pun hampir lenyap. Bagaimanapun caranya mencoba berkomunikasi, tak ada respons dari ulat tulip.
"Mengapa bisa begini?"
“Meskipun misi asap telah menggerakkan benang takdir, mengapa ulat tulip terus layu?” Wajahnya semakin tegas. Ulat tulip di kastil yang sedang dalam Fase Kepompong Gemuk, jelas-jelas terus merana.
Di sawah tulip Kebun Bunga Indah, rumput ulat tulip itu mulai melengkung dan menguning, daun-daunnya pelan-pelan mengering, kuntum bunga di pucuknya layu tak bertenaga. Bahkan setelah Liszt terus mencoba menambahkan pupuk, menaburkan serbuk giok, bahkan menggiling berbagai ramuan ajaib energi chaos untuk mengisi kembali energi sihir rumput ulat.
Tetap saja tidak bisa menghentikan kehancurannya.
Akhirnya, di bawah sorot mata pasrah Liszt, pada malam sebelum keberangkatan. Energi sihir ulat tulip dalam Fase Kepompong Gemuk benar-benar habis terbuang, tubuh gemuknya hanya perlu disentuh lembut, seketika berubah menjadi debu, menghilang di udara. Rumput ulat tulip di sawah tulip juga ikut menghilang diterbangkan angin.
Sejak dia(time travel), ini pertama kalinya peri miliknya mengalami kematian.
Kegagalan evolusi bagai dihapuskan dari eksistensi, hanya tersisa dalam ingatannya, tanpa meninggalkan jejak ulat tulip.
“Tuan.”
Carter berdiri di belakang punggung Liszt, memanggil pelan, berusaha menghibur—hidup matinya peri serangga bagi non-kontrak, tidak memberi pengaruh besar. Mereka tak pernah merasakan keindahan telepati, tentu tak punya ikatan emosional.
Bagi banyak orang, kegagalan evolusi peri adalah fenomena yang sangat normal.
"Evolusi peri serangga menjadi Elf Kecil hanya memiliki probabilitas sepersepuluh, sebagian besar peri serangga tidak bisa melewati tahap evolusi ini. Seperti Jela dan Miki di kastil yang berhasil berevolusi berturut-turut, hanya bisa dijelaskan dengan cahaya kejayaan ksatria bersinar. Bahkan banyak bangsawan kecil sengaja menekan evolusi peri serangga mereka."
"Lebih memilih peri serangga berumur sepuluh tahun sampai mati tua, daripada mati prematur karena proses evolusi."
"Aku baik-baik saja, Tuan Carter, hanya suasana hati yang sedikit terganggu." Li menatap kotak kosong itu, menarik napas dalam-dalam dan berusaha bersemangat, "Ini hanya seekor peri serangga, waktu kecil aku sering melihat peri serangga Kastil Tulip gagal berevolusi... Kejadian seperti ini akan semakin sering di masa depan."
"Benar, manusia punya siklus hidup manusia, peri juga sama."
"Aku akan berangkat besok, kastil ini kupercayakan padamu."
"Tuan boleh tenang."
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Untuk villa tepi pantai itu, tetap ikuti pengaturan sebelumnya, sesekali kirim orang untuk membersihkan, jangan biarkan sembarang orang mendekat."
Kepala Pelayan Carter mengangguk: "Seperti yang Anda kehendaki, Tuan."
Li berbalik sambil tersenyum: "Aku tahu pendapatmu, Tuan Carter. Aku punya banyak rahasia, aku yakin kau akan menjaganya untukku, bukan?"
"Banyak tingkah lakunya yang aneh, sebagai orang kepercayaan, mana mungkin Carter tidak memperhatikan."
Carter yang rambutnya mulai beruban tersenyum nakal: "Dari Adipati Batu Safir di atas sampai seorang budak tani di persawahan, semua punya rahasia. Rahasia Tuan adalah rahasia Carter, tersimpan di gudang bawah tanah kastil, hanya satu kunci yang bisa membukanya, nanti akan menemani Carter terkubur di liang kubur."
"Kamu akan sehat dan berumur panjang."
Li Si-te tersenyum penuh pengertian: "Jangan terlalu banyak mengurus, rawat baik dirimu, kastilku tak bisa lepas darimu, pekerjaan-pekerjaan remeh itu serahkan saja pada para pelayan."
……
Obrolan dengan Kepala Pelayan Carter meredakan kekakuan di hati.
Setelah kembali ke ruang perpustakaan, Li Si-te duduk di kursi merenung sejenak sebelum memanggil misi asap——ini pertama kalinya misi gagal, tak tahu perubahan apa yang akan terjadi pada misi asap.
Dalam konsentrasi penuh.
Kabut ilusif yang terus berubah perlahan membubung, segera berubah bentuk membentuk rangkaian tulisan ular.
"Misi gagal, Peri Tulip telah mati."
