Duduk di kursi utama aula pertemuan Kastil Xiaohexin, suasana hati Li William sangat baik. Dengan santai ia memperoleh sebuah kastil. Korban jiwa pihaknya hanya puluhan ksatria saja, tapi berhasil menawan dua Sky Knight dan sejumlah besar Knight Bumi. Ditambah dengan ksatria yang direkrut ulang di Kastil Pir Salju sebelumnya, semakin banyak perang justru semakin banyak ksatria yang dimiliki.
Meski menurut rencana, logistik semuanya milik Liszt, tapi jasa perang menjadi hak Li William.
Sementara itu, para ksatria yang menyerah ini bisa dipilih dan direkrut oleh semua bangsawan tuan tanah di Pulau Karang, asalkan mampu menanggung konsumsi ksatria. Tawanan ksatria sama sekali tidak langka. Bahkan sejumlah besar Knight Bumi elite juga ditawan, banyak yang tak mampu membayar tebusan, tersedia untuk dipilih.
Suasana hati Li William sangat baik.
Liszt juga dalam mood yang bagus, berhasil menawan dua Sky Knight sekaligus - seorang Piaget dan seorang Viscount. Tebusan untuk mereka jelas tak bisa ditutupi dengan harta biasa.
"Ayah, dulu Anda pernah menangkap seorang Sky Knight, harga tebusan dirinya seperti apa?" tanyanya dengan wajah berseri-seri kepada Marquis.
Fakta ini hampir semua ksatria di Pulau Karang mengetahuinya, termasuk Liszt. Pertanyaan ini hanya untuk melampiaskan kegembiraannya.
Mata Marquis berbinar: "Dalam pertempuran itu, aku mendapat dua elf kecil sebagai tebusan!"
"Seorang Sky Knight bernilai dua elf kecil, maka Yevich harus membayar dua. Tapi karena Dybala adalah keponakan Marquis Angry Waves yang wilayahnya sangat makmur, dia harus membayar lebih - empat elf kecil." Liszt segera menetapkan standar tebusan.
Yevich yang miskin bayar sedikit, Dybala yang kaya bayar lebih - adil dan setara.
Begitulah pesan yang disampaikannya.
Pertama menemui Yevich. Calon Dragon Knight ini tampak terpuruk, matanya kosong menatap langit-langit.
"Yevich," panggil Liszt dari balik jeruji.
Yevich menoleh lesu. Melihat Liszt, tubuhnya gemetar: "Kau... kau terlihat lebih muda dari sebelumnya."
"Jangan bicara omong kosong. Kau pasti tahu maksudku datang ke sini."
"Berapa tebusan untuk kebebasanku?"
"Aku tak suka tawar-menawar. Standarku adalah prinsip dasar, tidak bisa dinegosiasikan," kata Liszt dingin. "Dua elf kecil berusia di bawah 50 tahun, harus spesialis biji-bijian atau ramuan ajaib yang setara nilainya. Selain itu, kau harus mengganti kerugianku dengan sejumlah pengrajin."
“Dua peri kecil? Harus peri jenis biji-bijian atau ramuan ajaib?” Yevich tersenyum getir, “Viscount Liszt, statusmu juga seorang viscount, menurutmu berapa banyak peri yang bisa dimiliki seorang viscount?”
“Viscount biasa mungkin hanya punya satu peri. Tapi sebagai calon kesatria naga sekaligus Sword Saint, jangan bilang kau bahkan tak rela memberikan dua peri. Ingat, status Sword Saintmu setidaknya bernilai tiga peri, tapi karena kau hanya viscount, aku turunkan standar jadi dua.”
“Haha…” Tawa Yevich semakin pahit, bahkan ingin menitikkan air mata, “Dulu aku calon kesatria naga, tapi berasal dari rakyat jelata. Biaya latihan semua dari sumber daya tuan tanah. Kemudian kerajaan yang menyediakan, aku sendiri tak punya pendapatan sumber daya... Terjebak 10-20 tahun tanpa kemajuan, tetap di level Sword Saint, menurutmu apa lagi yang bisa kupunyai?”
Liszt mengerutkan kening: “Dari ucapanmu, tak bisa menyediakan dua peri sebagai tebusan?”
“Aku memang punya dua peri, tapi keduanya peri kacang air. Rumput laut biasa ini hanya untuk pakan ternak, tak ada hasil tambahan.”
Seorang Sword Saint terhormat sampai seperti ini.
Membuat Liszt tercengang: “Apa kau bercanda denganku?”
“Faktanya memang begitu. Jika, aku rela menukar dua peri kacang air ini dengan kebebasanku. Untuk pengrajin, semua pengrajin di Kota Bingli bisa kau ambil... Sebenarnya aku juga tak bisa lagi mengikuti Marquis Nudao, reputasiku sudah hancur total.”
“Yevich telah mengabdi pada empat tuan tanah sebelumnya, bertengkar dengan tiga tuan tanah pertama. Saat mengabdi pada yang keempat malah menjadi tawanan, mungkin tak ada tuan tanah lagi yang mau menerimanya.”
“Liszt merasa giginya sakit. Awalnya mengira menangkap Yevich akan mendapat keuntungan besar, tak disangka malah dapat orang miskin.”
“Dua elf kecil yang hanya bisa menghasilkan rumput liar, meski bernilai tapi tak bisa disamakan dengan elf biji-bijian atau ramuan ajaib. Menggunakan mereka sebagai tebusan sungguh tidak rela – kerugiannya terlalu besar. Tapi selain ini, Yevich memang tak punya elf lain – fakta ini mudah diverifikasi dengan investigasi singkat.”
“Berpikir sejenak.”
“Dia bertanya: ‘Selain dua elf kecil, berapa banyak larva peri yang kau miliki? Jenis apa saja?’”
“‘Aku punya 14 larva peri. Satu bisa menanam ramuan ajaib, satu lagi biji-bijian... Tapi jika semua dijadikan tebusan, aku tak punya pendapatan sumber daya lagi. Lebih baik aku menyerah dan mengabdi padamu...’ Tiba-tiba matanya berbinar.”
“Dia menangkap secercah inspirasi, menatap Liszt di luar sel dengan pandangan kosong.”
“Dengan napas tergesa berkata: ‘Viscount Liszt, tidak, Yang Mulia Liszt! Kekuatanmu membuat gentar! Aku tak mampu tebus diri. Mungkin aku bisa mengabdi padamu. Tak bisa hidup di Kerajaan Elang, lebih baik ikutmu ke Batu Safir!’”
“‘Hm?’”
“Liszt terkejut dengan ide gila Yevich, sejenak tak tahu harus merespons——Seorang Sword Saint yang terhormat, rela bersumpah setia karena tak mampu membayar tebusan, ini jelas-jelas berita yang membuat bola mata copot.”
“Terlalu menonjol!”
“Ditambah lagi ia tak percaya dengan karakter Yevich, setelah merenung ia menolak dengan tegas: "Aku tak butuh kesetiaanmu, langsung saja bayar tebusan."”
“Aku tak mampu membayar tebusan, rela menjadi pengikut Yang Mulia!”
“Aku bisa memberi diskon, cukup serahkan semua peri-mu.”
“Menyerahkan semua peri, seluruh jerih payah hidupku akan sia-sia. Mohon Yang Mulia mengizinkan kesetiaanku!” Yevich langsung berlutut satu kaki dalam sangkar, nada bicaranya semakin fanatik.
“Dia telah menyaksikan kekuatan Liszt dan melihat kemudaannya, tuan tanah seperti ini punya masa depan cerah. Reputasinya di Kerajaan Elang sudah hancur, lebih baik mulai dari awal dengan mengabdi pada Liszt di Kadipaten Safir——Memimpin wilayah bukan keahliannya, tapi pekerjaan merampok seperti perintah pembukaan lahan sangat cocok.”
“Bayar tebusan!”
“Rela mengabdi pada Yang Mulia!”
Keduanya berada di jalan buntu. Liszt sangat enggan menerima sampah berkarakter buruk seperti Yevich, tapi Yevich sudah ngeyel ingin mengabdi padanya.
Diterus-terusin beberapa kali.
Wajah Liszt berubah muram, menggigit gigi berkata: “Dua Elf Kecil sebagai tebusan, peri serangga tak kumau. Yevich, ini sudah prinsip dasarku!”
Yevich juga menggigit gigi: "Yang Mulia, Yevich bersedia menyerahkan semua peri, hanya untuk bisa mengikuti di belakang Yang Mulia! Yang Mulia adalah orang terkuat yang pernah saya lihat di bawah kesatria naga, dan Yang Mulia masih begitu muda. Yevich bersedia menjadi pasukan pelopor Yang Mulia, merenggut kemuliaan!"
