Liszt bukanlah orang yang memiliki perencanaan jangka panjang, selalu bertindak berdasarkan impuls sesaat. Namun tak bisa dipungkiri, dedikasinya dalam hal mengendarai naga sangat tinggi. Semua informasi terkait naga telah ia catat secara detail dan dimasukkan ke dalam 《Panduan Penjinakan Naga Liszt》 yang belum diterbitkan.
Saat memberikan buku-buku sihir kepada Chris dan Ake untuk dipelajari, ia juga meminta mereka mencatat bagian-bagian tentang naga, lalu menyerahkannya padanya untuk disusun ke dalam panduan.
Ia sendiri sering mengorganisir pelayan yang bisa membaca untuk menyisir novel-novel ksatria, mencari informasi tentang naga, latihan spiritual, catatan geografis, Warcraft, peri, dll., lalu mencatatnya secara rinci.
Buku-buku catatan informasinya saja bisa memenuhi satu rak penuh——tentu karena menggunakan kertas kulit tebal, sebenarnya konten substansialnya sangat minim.
Bengkel kertas putih terus melakukan penelitian, sudah ada produk jadi. Namun kualitasnya bahkan lebih buruk dari kertas rumput untuk ziarah makam di desa, apalagi untuk menulis lancar. Masih panjang jalan menuju penyempurnaan kertas putih, sementara masih mengandalkan kertas kulit tebal.
Berdasarkan informasi tentang naga yang ia catat dari semua novel ksatria dan buku sihir yang berhasil dibeli, tak pernah disebutkan tentang buah hati naga misterius semacam ini.
Dengan kata lain.
Buah ini dimonopoli oleh keluarga pemelihara naga， benar-benar langka sehingga tak dikenal dunia.
“Lalu, ke mana aku harus mencari tiga Buah Hati Naga Misteri ini? Selain melakukan sensus persawahan di wilayahku, sepertinya tidak ada cara lain untuk mencarinya... Mungkin sebenarnya aku tidak perlu melakukan apapun, tiga Buah Hati Naga Misteri ini akan datang sendiri?”
Bagaimanapun juga.
Saat ini dia sangat bersemangat.
Gemetar karena ide berani yang muncul setelah mendengar tentang Buah Hati Naga Misteri, semua rasa kantuk dan kelelahan lenyap seketika, hanya menyisakan darah yang bergemuruh di seluruh tubuhnya.
“Ternyata! Asalkan gangguan spiritualku cukup kuat, aku bisa mengarahkan misi asap, atau dengan kata lain menggerakkan benang takdir! Setiap hari memikirkan cara menunggangi naga, misi asap langsung mengubah takdirku dan menuntunku menemukan Buah Hati Naga Misteri yang bisa memabukkan naga!”
Setelah beberapa saat bersemangat, dia menekan pikirannya sendiri—harus mempertimbangkan kemungkinan Buah Hati Naga Misteri tidak seefektif yang diduga, jadi lebih baik menunggu sampai buah itu didapat baru bersemangat.
Saat ini.
Memanggil kembali misi asap.
“Misi: Peta reruntuhan kuno buatan tangan tidak akurat, ini mengharuskanmu mencari dengan cermat untuk menemukan peradaban ras tak dikenal yang hilang, mungkin berkeliaran di sudut tertentu perairan ini, nyanyian yang terdengar akan membimbing arahmu, temukan nyanyian di laut. Hadiah: Sirene tua.”
“Hm?”
“Sirene tua?”
Kejutan lagi, makhluk ajaib seperti sirene, dari obsesi Liszt pada Ake kita tahu betapa sempurnanya mereka.
Sayangnya, ini adalah sirene yang sudah tua.
"Istilah 'usia lanjut' selalu mengingatkan pada gambaran ubanan, wajah berkeriput, dan tubuh yang membungkuk. Ini sangat bertentangan dengan persepsi Liszt tentang sirene yang murni, cantik, dan polos seperti yang digambarkan Ake. Namun siklus hidup manusia adalah hal yang alami, dia tak perlu terlalu bersedih karenanya."
"Mencari ras tak dikenal malah menemukan sirene, berarti ras misterius itu kemungkinan besar adalah keturunan sirene?" Dia menahan semangat yang sebelumnya, mulai serius mempertimbangkan misi baru, "Sirene tua seharusnya berusia lebih dari 400 tahun. Pengalaman hidup selama empat abad pasti penuh liku dan penuh wawasan."
Begitu pikirannya sampai di situ, matanya tiba-tiba berbinar.
"Sirene tua ini ibarat hadiah misi asap - sebuah buku panduan hidup tentang lautan yang berjalan!"
Seperti peribahasa "Memiliki orang tua di rumah bagai memiliki harta karun", kebijaksanaan lebih banyak berasal dari akumulasi pengalaman. Dalam 400 tahun kehidupannya, berapa banyak lokasi yang telah dikunjungi sirene tua ini, berapa banyak kapal yang pernah diinteraksinya, berapa banyak kisah yang disaksikannya... Tak diragukan lagi dirinya sendiri adalah ensiklopedia pengetahuan yang tebal.
Keesokan harinya, setelah mengantar Nyonya Penelope dan rombongan pergi.
Dia segera mulai merencanakan ekspedisi pencarian reruntuhan peradaban.
Ini membutuhkan bantuan Ake.
"Ake, kamu bisa merasakan keberadaan sirene dalam radius tertentu, benar?"
"Benar Kakak, meski Ake belum pernah melihat sirene sejenis, tapi Ake pernah beberapa kali merasakan energi mereka, tahu mereka ada di dekat sini."
"Jarak sensornya seberapa jauh?"
"Tidak terlalu jelas, tapi mungkin sekitar belasan kilometer."
"Hm, Ake kamu persiapkan dengan cermat, aku akan mengeksplorasi peta reruntuhan. Mungkin kita akan bertemu sirene lain, ini membutuhkanmu untuk memastikan eksistensi mereka dan menghubungi mereka."
Di bawah desakan Liszt, Ake tidak banyak bersiap, cepat-cepat merapikan barang pribadi dan meminta Nami merawat para gigolo kecil di Pulau Bakau Merah.
Liszt juga menyempatkan menulis surat yang diserahkan kepada kepala pelayan Carter. Jika dia belum kembali saat Pangeran dan lainnya tiba, surat itu harus diberikan ke Pangeran.
Isi surat singkat: Mendelegasikan Pangeran untuk menggunakan sumber daya dari pertukaran bijih besi membeli budak tani dan bahan pangan - jika Adipati Agung mengirim utusan menanyai kesediaannya untuk langsung menjadi pengikut, tolong Pangeran wajib menolak. Untuk saat ini dia belum mempertimbangkan langsung mengabdi ke Adipati Agung.
Liszt juga memerintahkan pejabat wilayah melakukan sensus pertanian. Jika ditemukan varietas buah baru, wajib dijaga baik-baik dan dilarang keras merusaknya.
Semua akan diatur kembali saat dia pulang.
Demikian.
Pagi hari, setelah mengganti sumber daya di dimensi permata, Liszt dan Ake menunggangi paus pelangi Rose berangkat ke laut.
Ake memahami peta navigasi, sehingga bisa berlayar bebas di lautan.
Dari Pulau Karang ke perairan Muara Deru, naik kapal butuh sekitar sepuluh hari. Tapi dengan menunggang paus pelangi berkecepatan 80 km/jam, termasuk waktu istirahat hanya perlu dua setengah hari. Siang berlayar, malam mengeluarkan sekoci menggunakan Mutiara Pengatur Air, Angin, dan Suhu untuk beristirahat tenang.
Sekejap mata mereka telah masuk ke kedalaman lautan luas tak bertepi.
"Sesekali Liszt akan berdiri di punggungnya saat Rose beristirahat, melompat ke udara, lalu mengeluarkan teropong untuk mengamati sekeliling."
Saat jarak ke tepi Muara Deru tinggal sekitar sembilan ratus kilometer, dia melihat sebuah pulau kecil muncul di laut, segera menuntun Ake dan Rose untuk berenang ke arah pulau itu. Terus-menerus terendam di laut tidak nyaman, dia berharap bisa merasakan kembali ke tanah darat di pulau itu.
Pulau itu sangat kecil, lebih kecil dari pulau-pulau dependensi Pulau Kuda Hitam seperti Pulau Bakau Merah, Pulau Batu Karang, Pulau Pasir, dan Pulau Burung Camar, hanya seluas kurang dari seratus hektar.
Termasuk jenis pulau karang terpencil, dikelilingi tebing batu, hanya ada hutan kecil di puncaknya.
Setelah mendekat, Liszt langsung melompat ke udara dan mendarat di hutan kecil di puncak pulau.
Semua pohon yang terlihat adalah jenis yang sama, tumbuh rendah dengan daun berbentuk unik yang mirip tanaman pakis. Seperti pohon tinggi dari zaman dinosaurus, sebagian besar pakis di Bumi telah menyusut menjadi tanaman kecil, hanya tersisa beberapa pohon berkayu seperti suplir.
"Apa ada peri yang muncul di sini?" Setiap kali menemukan lingkungan hijau, dia secara refleks mengaktifkan Mata Magis untuk mencari peri.
Awalnya hanya pemeriksaan rutin.
Tapi tiba-tiba tiga titik pantulan energi sihir yang berkilauan muncul dalam pandangannya.
Dia tergerak hatinya, langsung melesat menuju tiga titik umpan balik. Tak sampai satu menit, dia sudah tiba di lokasi——di tengah hutan pakis terdapat lingkaran tanah kosong. Di pusatnya ada semak kecil yang sudah mati, tanpa daun. Di dahan yang tersisa tergantung tiga buah berkilauan pelangi.
"Buah Hati Naga Misteri!"
Liszt tersadar seketika, inilah hadiah misi asap: Buah Hati Naga Misteri!
