Kisah sirene Yisi tidak spektakuler, pengalaman keliling daratan juga tak banyak, setidaknya tak layak masuk ke 《Pertempuran Naga di Padang Liar》.
Yang paling inti masalah, dia tak pernah menyentuh elit bangsawan Kerajaan Elang, jadi informasinya sangat terbatas.
Tapi pengalamannya juga tak sepenuhnya tak berguna.
Misalnya dia pernah belajar main piano dari master piano Czerny*Kincir Angin——Czerny adalah master piano terkenal dari Negeri Baja, pernah berkelana ke Kerajaan Elang dan bertemu Yisi, menceritakan bagaimana lagu terkenalnya《Eurielle di Tepi Air》tercipta.
Pada suatu senja musim gugur, Czerny yang sedang berkelana ke berbagai negara untuk mengumpulkan inspirasi, tiba di perbatasan antara Negeri Baja dan Kerajaan Blastfurnace Fort. Ia berhenti di sebuah desa terpencil di pinggiran kota kecil. Setelah menurunkan piano bawaannya dari kereta kuda, dia mulai menyetel alat musik itu untuk berlatih.
Tiba-tiba seekor rusa muncul dari hutan.
Langsung berlari ke arahnya, namun karena ini daerah tepi sungai, rusa itu terjepit. Baru saja ingin mencebur ke sungai untuk mencapai tepi seberang.
Tiba-tiba sebuah tombak baja terbang dari kejauhan, langsung menembak kepala rusa itu dengan akurat. Kemudian Czerny melihat sosok gorgon berambut hijau muda yang bergerak seperti ular keluar dari hutan. Kelopak mata yang tertunduk, postur tubuh yang jenjang, kulit putih salju, dan bibir merah yang menyala.
Seketika itu juga Czerny jatuh cinta.
Namun ketika gorgon itu menyeret bangkai rusa, dia hanya mengangkat kelopak matanya sebentar ke arah Czerny. Pada saat itu seluruh tubuhnya menjadi kaku seperti batu, bahkan bola matanya pun tak bisa bergerak. Hanya bisa menyaksikan punggung sang gorgon menghilang di balik pepohonan, tak tahu berapa lama waktu yang berlalu dalam keadaan setengah sadar.
Ketika sadar kembali, dia sudah diselamatkan oleh pelayan dan penduduk setempat, terbaring di sebuah tempat tidur.
Dari penuturan warga, barulah dia tahu gorgon itu bernama Euryale, dikabarkan sebagai salah satu dari tiga bersaudara gorgon berambut ular yang tinggal di hutan ini.
"Da Jie (Kakak Tertua) bernama Stheno, rambutnya hijau tua, kekuatannya bisa membunuh seekor monster Warcraft perkasa dengan satu pukulan; Euryale adalah adik kedua, rambutnya hijau muda, melompat setinggi Sky Knight terbang; Si bungsu bernama Medusa, rambutnya merah menyala, dia bisa mengendalikan ular-ular."
"Mata ketiga saudari memiliki kekuatan dahsyat. Siapa pun yang saling bertatapan dengan mereka akan berubah menjadi batu. Jika batu itu dihancurkan, orang tersebut akan mati; jika tidak dihancurkan, dalam beberapa hari akan pulih menjadi tubuh daging dan darah."
"Biasanya Gorgon tiga bersaudari dan penduduk lokal tidak saling mengganggu."
"Pernah ada bangsawan yang mencoba memasuki hutan belantara itu untuk menangkap tiga Gorgon cantik ini, tapi entah hilang di hutan atau pulang dengan tangan hampa, bahkan bayangan ketiga saudari pun tak terlihat. Czerny juga ngilerin kecantikan Euryale, dia menetap di tempat ini."
"Menanti-nanti bertemu Euryale lagi, sayangnya berhari-hari tak juga muncul, akhirnya kerinduan itu diubah menjadi notasi musik, terciptalah lagu terkenal 《Euryale di Tepi Pantai》."
"‘Benarkah Gorgon berambut ular itu ada?’ Liszt bertanya dengan setengah percaya."
"Memang vampir dan Lich itu ada, tapi Gorgon yang bisa mengubah orang jadi batu dengan sekali pandang, terasa kurang nyata. Kemampuan ini terlalu kuat. Ditambah mereka sangat cantik, meski rambutnya agak aneh, yakin banyak ksatria pencari hal-hal aneh yang akan berebut mendekat."
Ise menggelengkan kepala: "Aku juga pernah bertanya pada Master Czerny. Katanya, dunia ini jauh lebih luas dari yang terlihat, tak ada yang bisa mengambil semuanya sesuka hati."
"Dengan kata lain, sejak itu tak ada yang melihat dua saudari gorgon berambut ular lagi?"
"Entahlah. Aku tak memperhatikan mereka. Mungkin seperti sirene yang sudah melihat kompleksitas manusia, mereka kembali ke kampung halaman tempat dibesarkan, hidup biasa saja."
Singkatnya.
Masih banyak kisah serupa tentang dua saudari gorgon berambut ular milik Ise.
Seperti Minotaur yang berjalan di Kerajaan Blastfurnace Fort dan Dataran Berbatu, mengusir penyusup dengan tanduk sapi dan raungan marah; atau Ogres raksasa pemakan daging mentah di hutan belantara barat Kadipaten Mawar yang membawa gada besar.
Ada yang melihat Harpy bersayap terbang seperti elang di pegunungan Kerajaan Elang; putri seorang adipati yang kabur dari resepsi pernikahan dengan bantuan unicorn di hutan.
Di suatu kastil tak bernama saat bulan purnama, sering terdengar lolongan serigala. Konon pemilik kastil adalah manusia serigala yang bisa berubah jadi serigala perak.
Ise juga pernah melihat ksatria yang tampak menunggang udara kosong. Setelah diselidiki, rupanya dia menaungi tunggangan Night Steed yang hanya terlihat oleh orang yang pernah mati.
……
“Orang tua yang sudah lanjut usia suka bercerita.”
“Sirene tua Ake juga demikian. Awalnya Liszt yang bertanya dan dia menjawab, menjelang tengah malam pada dasarnya dialah yang terus-menerus bercerita.”
“Beberapa kisah menarik, beberapa membosankan. Ake mendengarkan dengan sungguh-sungguh.”
“Liszt sudah mulai kehilangan fokus.”
“Kabut perlahan terpampang di depan mata: 'Misi terselesaikan, hadiah: Sirene Ake.'”
“Kabut segera berubah membentuk tulisan ular baru: 'Misi: Sirene bisa membimbing arahmu, tapi dia sudah tak punya tenaga untuk berenang di laut. Bahaya yang tersembunyi di lautan harus kau hadapi sendiri. Kalahkan sisa-sisa ikan jelek undead, gali Kuil Ikan Jelek. Hadiah: Perhiasan misterius.'”
“'Hmm, hadiah perhiasan misterius?' Liszt berpikir dalam hati, 'Jangan-jangan mutiara dari kerang jenis tertentu lagi?'”
“Di dunia ini, permata, kristal, dan giok adalah istilah khusus yang merujuk pada tiga jenis batu khusus.”
“Permata dan kristal berasal dari kelahiran naga, giok terbentuk dari konsentrasi energi sihir bumi.”
“Sedangkan perhiasan khusus merujuk pada aksesori - permata dan kristal bisa dibuat jadi aksesori, giok utuh bisa dibuat aksesori, mutiara, terumbu karang, amber juga bisa dibuat aksesori. Emas, perak, Mithril, Orichalcum pun bisa dijadikan perhiasan. Inilah yang pantas disebut sebagai perhiasan.”
"Sebelumnya dia sudah memiliki Kerang Raksasa Hitam penghasil mutiara hitam, Siput Laut Merah Muda penghasil mutiara merah muda, dan Kerang Bibir Emas penghasil mutiara emas. Tidak tahu kerang apa yang akan diberikan kali ini, dan menghasilkan mutiara apa."
"Semoga bukan kerang mutiara biasa yang menghasilkan mutiara putih. Danau Naga Biru Sang Adipati Agung memelihara banyak kerang mutiara, nilainya tidak terlalu besar."
Dengan pemikiran seperti itu.
Dia segera tertidur di atas sekoci sambil mendengar celotehan Yisi. Ketika terbangun lagi, fajar hari berikutnya sudah tiba.
Menggosok-gosok mata.
Di kejauhan dekat karang, Yisi sedang memberi makan paus pelangi Rose dengan buah-buahan. Ikan paus pelangi ini sangat ramah pada semua orang, kadang Liszt khawatir apakah dia akan diculik orang. Di sisi karang lainnya, Ake sedang duduk di atas cangkang kerang sambil membaca buku.
Melihat Liszt bangun, Ake segera berenang mendekat: "Kakak sudah bangun."
"Apakah kalian tidak tidur?" Dia samar-samar ingat saat tertidur, Yisi masih bercerita dan Ake masih mendengarkan dengan serius. Tapi setelah bangun tidur, dua sirene itu masih penuh semangat.
"Ake sudah tidur kok. Waktu tidur sirene memang singkat, Kak."
Liszt tentu tahu hal ini. Hanya saja dia masih agak linglung baru bangun. Kemudian dia membersihkan diri di tepi karang, dan menyantap hidangan lezat.
"Pergi berpamitan dengan Iris: 'Iris, kisahmu sangat menarik. Setelah Ake dan aku menggali Kuil Ikan Jelek, harapanku kita bisa mengobrol dengan bebas lagi.'"
"Ngobrol sampai tertidur, itu bukan obrolan yang menyenangkan."
"Ha ha."
Liszt dengan canggung melambaikan tangan, menyadari Iris sebenarnya tidak menolak. Ia segera membawa Ake menuju arah yang ditunjukkan, pertama-tama menggali Kuil Ikan Jelek untuk menyelesaikan misi dan mendapatkan hadiah.
