Memberi isyarat pada paus pelangi Rose untuk berenang ke depan dada patung putri duyung, Liszt menatap perhiasan berbentuk tetesan air sebesar tinju ini.
Bagi dia, perhiasan ini tidak kecil. Sebaliknya, perhiasan sebesar tinju jelas-jelas termasuk sangat besar.
Tapi bagi patung putri duyung, ini seperti hiasan kerlip di dada yang ukurannya tidak proporsional dengan patung. Liszt tidak langsung menyentuh untuk mengambil liontin yang tergantung di dada patung ini, melainkan berkonsentrasi memanggil misi asap.
"Menyelesaikan misi, hadiah: Air Mata Putri Duyung."
Segera muncul misi baru.
"Misi: Patung putri duyung di Kuil Ikan Jelek Suci, siapa pengukirnya sudah tak diketahui lagi. Sejarah telah tenggelam dalam arus waktu, yang terpenting adalah memanfaatkan saat ini. Mungkin dengan memberikan Air Mata Putri Duyung ini pada sirene Ake, akan memberikan efek tak terduga padanya. Hadiah: Penjaga Ikan Jelek Mayat Hidup."
"Air Mata Putri Duyung ya."
"Liszt mengusir misi asap, baru kemudian melepas liontin itu dengan lembut. Tali dari paduan logam yang merangkai air mata putri duyung langsung lapuk, hanya menyisakan perhiasan berbentuk tetesan air sebesar tinju."
"Sekarang terlihat jelas seperti bentuk air mata."
"Awalnya dia berniat menyimpan sendiri untuk diteliti pelan-pelan, bagaimanapun ini adalah harta peninggalan ras kuno, mungkin memiliki efek ledakan yang dahsyat. Tapi karena misi asap sudah memberi petunjuk, jelas air mata putri duyung lebih cocok untuk Ake. Setelah memeriksanya sebentar, dia menyerahkan perhiasan itu ke Ake."
"Ake, aku merasa perhiasan ini memiliki properti air yang kuat. Bentuknya mirip air mata, lebih baik kita sebut Air Mata Putri Duyung. Untukmu, mungkin bisa kau teliti lebih lanjut."
"Untuk Ake?" Ake terkejut, lalu tersenyum bahagia, "Terima kasih Kakak! Ake akan menjaganya baik-baik!"
"Bukan menjaga, tapi menggunakan dan meneliti. Di dalamnya penuh dengan energi sihir properti air."
"Hm."
"Kau teliti dulu. Aku akan menggali bagian bawah patung ini untuk melihat makhluk ras apa yang diukir di sana." Tanpa basa-basi, Liszt langsung mengeluarkan sekop tulang dan mulai menggali lumpur yang menyelimuti Kuil Ikan Jelek Suci.
……
"Sementara Liszt sibuk menggali lumpur..."
Ake sudah memegang Air Mata Putri Duyung dan duduk di atas kerang untuk menelitinya. Suasana hatinya sangat baik, bukan hanya karena Air Mata Putri Duyung ini sangat indah dengan warna biru laut yang sesuai dengan auranya, tapi juga karena perhiasan ini diberikan oleh Liszt——baginya, selama Liszt memberikannya sesuatu, dia akan merasa senang.
"Kakak sangat pandai memberi nama, Air Mata Putri Duyung, hm, benar-benar indah. Liontin ini tergantung di dada patung putri duyung dengan bentuk seperti ini, sungguh mirip air mata putri duyung."
Membimbing energi sihir.
Memicu Air Mata Putri Duyung, bersiap untuk memahami struktur energi sihir perhiasan ini guna meneliti cara menggunakannya. Memiliki energi sihir dan berbentuk liontin, menunjukkan bahwa Air Mata Putri Duyung pastilah perlengkapan magis. Sementara penempatannya di patung yang dibangunkan kuil khusus, jelas ini bukan perlengkapan magis biasa.
Ake tidak memiliki Mata Magis, tapi dia bisa merasakan energi sihir yang mengalir deras di dalam Air Mata Putri Duyung, dengan afinitas yang kuat dengannya.
Menutup mata, membiarkan persepsi membimbing energi sihir, menyelami aliran energi yang membentuk rune sihir.
Dengan cepat dia menyadari komposisi energi sihir Air Mata Putri Duyung memiliki pola teratur, namun dalam keteraturan itu tersembunyi kedalaman yang misterius, terutama rune sihir yang seolah bukan buatan manusia melainkan terbentuk secara alami.
"Tidak ada jejak ukiran buatan, aneh, apakah Air Mata Putri Duyung adalah perlengkapan magis yang tercipta secara alami... atau, benarkah itu air mata putri duyung?" Ake tiba-tiba berpikir liar, merasa tidak mungkin tapi juga bukan mustahil – karena patung putri duyung menempati kursi utama.
Ikan buruk rupa setara Penyihir Besar hanya berada di ujung deretan patung Kuil, diikuti monster enam lengan, wanita enam lengan, semakin tinggi lantai semakin mulia penampilannya dan kekuatannya pun lebih dahsyat.
Dari sini bisa disimpulkan, putri duyung jelas-jelas memiliki kekuatan yang luar biasa.
Produk metabolisme makhluk kuat, secara alami akan membawa berbagai kekuatan tak masuk akal, contohnya naga, setiap kotoran tubuhnya adalah harta berharga.
Tiba-tiba.
Dia dengan tajam menangkap rune sihir di dalam Air Mata Putri Duyung sedang berkonsentrasi dengan pola aneh, di mana terdapat node yang jelas terlihat.
Istilah "node" diajukan oleh Liszt, menunjukkan titik pertemuan energi sihir.
Awalnya untuk menjelaskan konsep jaringan sihir, kemudian Ake merasa node bisa diaplikasikan ke formasi sihir – formasi sihir terdiri dari banyak rune sihir membentuk node, lalu membentuk formasi utuh. Menemukan node yang tepat akan mudah merobek formasi sihir.
Juga bisa mengandalkan koreksi node terus-menerus untuk merakit ulang formasi sihir. Alasan dia bisa menciptakan banyak sihir orisinal adalah dengan menerapkan konsep node.
"Jadi, untuk apa node ini?"
Sambil berpikir, dia telah menggunakan energi sihir untuk membimbing dan mengaktifkan node tersebut.
Di detik berikutnya, Air Mata Putri Duyung memancarkan cahaya gemilang. Dalam kilauannya, terkumpul benang-benang berubah yang menyerupai jaring laba-laba, menyebar ke segala penjuru. Mereka menembus patung, menembus paus pelangi Rose, menembus Liszt yang sedang menggali lumpur, bahkan menembus Kuil Ikan Jelek dan lautan luas tak bertepi.
Akhirnya menghilang di air laut yang tak terlihat ujungnya di kejauhan.
Ake yang memegang Air Mata Putri Duyung, kelopak matanya yang terpejam bergetar. Dalam waktu kurang dari setengah nafas, dia jatuh pingsan di atas kerang.
Bersamaan dengan pingsannya, cahaya Air Mata Putri Duyung langsung padam. Benda itu terjatuh dari tangannya ke kerang, lalu permukaan berbentuk tetesan air itu mulai menampakkan retakan-retakan.
Di sisi lain, Liszt yang sedang menggali lumpur kaget bukan main melihat benang biru berubah tiba-tiba menembus tubuhnya, mengira ada yang menyerang.
Dia buru-buru berbalik menghindar, kebetulan melihat Ake pingsan dan cahaya Air Mata Putri Duyung yang padam.
Krek!
Di depan matanya, Air Mata Putri Duyung tiba-tiba retak berantakan, berubah menjadi debu yang tersebar dan menghilang terbawa arus.
Dia tak sempat memikirkan mengapa Air Mata Putri Duyung bisa lenyap.
Dengan cepat dia berlari, mengangkat Ake yang tak sadarkan diri, berteriak: "Ake, Ake!" Nilai Ake jauh melebihi siapapun.
Ake tak merespon, tapi dadanya masih terlihat naik turun.
"Liszt menahan diri untuk tetap tenang, segera mengaktifkan Mata Magis. Dia mendeteksi energi magis dalam tubuh Ake sangat tidak stabil, sedang dalam kondisi bergemuruh. Sebagian energi tiba-tiba menghilang, sebagian lain muncul mendadak, seolah terus bertukar dengan energi magis di luar tubuh."
"Tapi energi magis di luar sama sekali tidak mungkin melimpah seperti ini, terus-menerus melakukan pertukaran tanpa henti."
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Ake tiba-tiba pingsan? Tunggu, ini pasti karena air mata putri duyung! Air mata putri duyung merangsang Ake dan membuatnya koma, fenomena aneh tadi adalah ulasan air mata putri duyung... Petunjuk misi asap menyuruhku menyerahkan air mata putri duyung kepada Ake."
Wajahnya menjadi muram, ia merasa menyesal. Seharusnya dia mengeliminasi bahaya terlebih dahulu sebelum memberikannya ke Ake: "Kuharap ini tidak benar-benar melukai Ake!"
"Kalau bukan karena penggunaan misi asap dalam waktu lama yang membuatnya paham bahwa misi asap lebih banyak berasal dari proyeksi kehendak diri sendiri, mungkin dia akan menduga ada tangan-tangan hitam di balik misi asap yang sedang bersiap menghancurkan dirinya - pertama menyingkirkan asisten pentingnya Ake, baru kemudian menyerangnya."
"Persis seperti ritual 'gu' dimana racun magis yang sudah matang siap dipanen."
"Semoga Ake tidak mengalami insiden, kalau tidak..." Separuh kalimat terakhir tidak diucapkannya, karena benar-benar tidak tahu bagaimana mengancam tangan-tangan hitam di balik misi asap.
"Tapi sebelum sempat memikirkan cara menghadapi kemungkinan adanya tangan-tangan hitam di balik misi asap."
Ake perlahan membuka mata, sorot matanya masih terlihat bingung, namun dia mengucapkan kalimat: "Kakak, Ake telah menyentuh... jaringan sihir..."
Kemudian, dia jatuh pingsan lagi.
