Kerang besar itu mendarat di lantai rumah, Nami terbang mendekat, berusaha memanggil Ake agar segera keluar.
Tapi cangkang kerang itu tidak terbuka.
Di atas kerang, muncul keriput bergelombang air di udara, diikuti garis-garis biru-putih yang rapat membentuk siluet Ake. Kali ini bagian bawah pergelangan kaki Ake bukan lagi sabuk air, melainkan kaki sejati.
Sepasang telapak kaki mungil yang sempurna.
Tinggi Ake hanya sekitar 1,55 meter, bertubuh ramping namun dengan lekuk tubuh yang proporsional. Perbedaan utama dengan manusia adalah sirip ikan transparan di telinga yang menjulang miring, serta dua sirip ikan transparan mirip sayap di tulang belikat.
Selain itu, tak ada perbedaan lain.
Garis-garis biru perlahan berubah menjadi kristal biru-putih, lalu kristal itu mulai diwarnai hingga kulit Ake kembali putih mulus seperti mutiara. Beberapa helai sabuk air masih membalut bagian vital, menyembunyikan titik-titik menggoda yang ingin diintip, menyisakan pesona campuran antara kepolosan dan godaan.
"Jigu!" Nami bersorak gembira, sirene kakak perempuannya telah kembali.
Kaki baru Ake dengan lembut menapak di cangkang kerang.
"Ini pertama kalinya dia berdiri dengan membumi, tak kuasa menundukkan kepala memandangi kedua kakinya. Punggung kaki yang putih bersih, jemari yang imut, serta kuku yang berkilauan. Tadinya dia mengira butuh belasan tahun untuk tumbuh kaki, namun kini dengan kekuatan jaringan sihir, proses perombakan ulang kaki terselesaikan secara alami."
Hatinya sangat puas dengan transformasi ini.
Sirene tanpa kaki tidak bisa berjalan di darat.
Dengan memiliki kaki, barulah dia bisa menemani Li Si Te menjelajahi banyak pemandangan indah, hidup di daratan. Inilah kehidupan yang dirindukannya selama dua tahun terakhir, hari ini akhirnya terwujud, jauh lebih menggembirakan daripada kenaikan pangkat menjadi penyihir agung.
Mengulurkan tangan, memberi isyarat pada Nami untuk berdiri di atasnya.
Ake melambaikan tangan perlahan, kerang di kakinya segera mengecil hingga sebesar kotak korek api, mendarap di telapak tangannya yang lain.
Nami penasaran terbang mendekat, mengambil kerang itu sambil tertawa tak henti: "Jigu."
"Nanti baru boleh main."
"Jigu."
Nami patuh melepaskan, Ake pun mengambil kerang itu dengan lembut, menyelipkannya di rambut biru lautnya bagai jepit rambut mini nan anggun.
Sabuk air tetap terhubung pada jepit rambut kerang itu.
"Nami, mari ke laut. Ake sudah tak sabar ingin mencoba kekuatan penyihir agung. Kakak sudah menjadi kesatria naga, Ake tak boleh tertinggal jauh. Pasti bisa membantu kakak mewujudkan target kecil mendirikan kerajaan!"
Tanpa cangkang kerang, Ake tetap berenang dengan gesit.
Terutama saat tubuhnya yang nyaris tak terlihat memancarkan cahaya biru-putih, seolah menyatu dengan air laut dalam sekejap. Setiap kali mengayunkan kedua kakinya, dia langsung muncul di lokasi lain yang berjarak puluhan meter.
Paus pelangi Rose awalnya ingin mengikutinya, tapi dalam hitungan detik sudah tertinggal jauh oleh Ake.
Akhirnya mengeluarkan suara Ji-you, Ji-you sambil kembali ke kastil tepi pantai. Di area pantai telah disediakan kolam khusus untuknya, di mana dia bisa menikmati ikan perak batangan paling lezat——di kanal penghubung laut Kastil Duri, terdapat juga ikan sumur lezat yang dirawat khusus oleh petugas.
Tanpa terasa, dalam beberapa tarikan nafas, Ake telah jauh meninggalkan Pulau Karang dan tiba di perairan dekat karang berbentuk cincin.
Melepas kerang kipas dari rambutnya, melemparkannya ke permukaan laut yang dalam sekejap berubah menjadi kerang raksasa. Kemudian melepaskan Nami yang ada di tangannya, memberi isyarat agar Nami tetap berada di dalam cangkang kerang.
Dengan tenang dia berdiri di atas permukaan laut, di mana pun ada air laut dia bisa berdiri layaknya di daratan rata.
Dengan gerakan tangan lembut, langsung melepaskan sihir elemen air tingkat tinggi - Shuixuan Jubian (Fusi Vorteks Air). Detik berikutnya, ledakan Ddorrr mengguncang permukaan laut di kejauhan disertai ombak raksasa.
Serangan sekilas ini saja sudah puluhan kali lebih dahsyat dibandingkan Fusi Vorteks Air yang pernah dilepaskan sebelumnya.
Yang paling penting, konsumsi energi sihir hampir tidak ada. Ake terus-menerus merasakan keberadaan jaringan sihir, mengisi ulang energi yang terpakai langsung dari jaringan sihir.
Dengan kata lain, cadangan energi sihirnya praktis tak terbatas.
Setelah beberapa kali percobaan, dia merasakan bahwa bahkan sihir elemen air paling dasar-
Teknik Panah Air, di tangannya mampu menunjukkan daya ledak setara sihir tingkat tinggi. Sejak menyentuh jaringan sihir dan merombak ulang tubuhnya secara elemental, dia merasakan perubahan kualitatif energi sihir dalam tubuhnya, sudah berbeda dari sihir biasa.
"Apakah ini kemampuan batas properti seperti energi naga yang Kakak sebutkan?" Ake menggelengkan kepala, merasa tidak terlalu mirip, tetapi detailnya perlu penelitian lebih lanjut.
Jadi kemudian perairan sekitar karang berbentuk cincin menjadi sasaran.
Meski terbatas oleh tubuhnya yang sulit melepaskan sihir atribut selain elemen air, Ake menguasai terlalu banyak sihir air termasuk banyak teknik ciptaannya sendiri, serta Sihir Ikan Nekromansi Jelek yang dicatat Virginia. Secara bergiliran dia bisa mengaktifkannya terus-menerus selama belasan menit tanpa pengulangan.
Setelah membombardir dengan sihir elemen air selama dua jam penuh, Ake tersenyum penuh makna. Dia sudah mengumpulkan informasi cukup untuk menyelesaikan verifikasi energi jaringan sihir pasca perombakan ulang elemental.
Kemudian.
Dia melanjutkan uji coba kemampuan alaminya sebagai sirene. Kemampuan mengontrol air laut tidak menghilang setelah perombakan ulang elemental, malah meningkat drastis.
"Tampak air laut di bawah kaki Ake berputar membentuk pusaran, perlahan naik mengangkat tubuhnya. Seiring ketinggian air yang terus meningkat, seolah-olah naga air bangkit dari laut. Pusaran air ini terus menjulang hingga mencapai ketinggian 100 meter yang menjadi batas maksimal Ake. Dengan gerakan jari telunjuknya, pusaran air itu segera miring ke depan dengan kecepatan luar biasa.
Selanjutnya ia seperti sedang mempertunjukkan atraksi terbang di atas air. Berbagai gaya akrobatik dengan pusaran air membuatnya melayang ke sana kemari.
Tak henti-hentinya ia mengendalikan pusaran air baru. Skala terbesar yang bisa dikontrol adalah sepuluh pusaran air sekaligus. Pusaran-pusaran ini bergulung-gulung di laut, benar-benar mengacaukan permukaan laut bagai diterjang tsunami. Ombak saling susul-menyusul, bergemuruh menyebar ke segala penjuru.
"Kakak bilang penyihir agung bisa melawan naga sendirian. Ake merasa sekarang sudah punya kemampuan setara naga! Meski hanya bisa melepas sihir elemen air, di laut kekuatannya benar-benar dahsyat!" Ake mengepal tinju, tiba-tiba semua pusaran air meledak berhamburan menjadi rintik hujan.
Puas bermain.
Eksperimen kemampuan barunya berhasil.
Ia kemudian mengambil kembali Nami, memasang kembali jepit rambut kerangnya, lalu melesat bagai kilat menembus laut. Hanya dalam beberapa tarikan napas, sudah tiba di kastil tepi pantai.
Jika sebelumnya kecepatan Ake 100 kilometer per jam, kini mungkin mendekati 500-600 kilometer per jam.
"Berangkat dari Pulau Karang ke daratan, hanya memakan waktu dua tiga jam perjalanan, benar-benar bisa berenang bebas di laut tanpa batasan. Kecuali naga air dari jenis naga elemen, mungkin tak ada makhluk di laut yang bisa mengancam eksistensinya, bahkan naga air pun belum tentu bisa melukainya."
Hanya kecepatan ini saja, sudah bukan kemampuan yang bisa dikejar oleh makhluk hidup mana pun.
Kembali ke laboratoriumnya, Ake berusaha mereda kegembiraan dari permainan tadi. Setelah beberapa kali menarik napas dalam, aura ketenangannya kembali pulih.
Mulai membungkuk di atas meja kerja sambil mencorat-coret di atas kertas kulit tebal.
Sepasang telapak kaki mungil putih berkilauan menginjak-injak air, seolah bingung harus diletakkan di mana. Kaki kiri menginjak-injak, kaki kanan menginjak-injak, lalu saling bertumpuk satu sama lain.
"Rasanya enak sekali punya kaki panjang."
