Setelah makan siang.
Li Si mulai menginspeksi wilayah.
Yang pertama dikunjungi adalah perkebunan duri. Setelah beberapa kali observasi, mudah ditemukan satu batang duri yang telah mengandung peri serangga, yaitu racun duri cepat tumbuh—apa pun varietas ulat durinya, semuanya bisa digunakan untuk menanam ramuan ajaib.
Memerintahkan Pasukan Penjaga Serangga untuk menjaga ulat duri yang sedang dalam proses kelahiran.
Li tiba-tiba malas melanjutkan inspeksi. Kabar dirinya menjadi kesatria naga telah menyebar seperti hujan ke setiap sudut pulau.
Di setiap lokasi, selalu ada banyak budak tani yang tidak fokus bekerja, diam-diam meliriknya.
Para pejabat bagai memiliki hidung anjing, gila-gilaan mencari alasan untuk mendekati Li, bahkan hanya sekadar melihat sekilas tuan tanah kesatria naga yang agung dari kejauhan.
Dalam waktu singkat situasi ini sulit mereda. Ksatria naga terlalu mengesankan—setiap orang sejak kecil dibesarkan dengan kisah-kisah ksatria naga. Bahkan budak tani paling rendah pun pernah bermimpi menjadi ksatria naga. Di semua novel ksatria, 99% tokoh utamanya pasti menunggang naga.
Jika tidak bisa menunggang naga, minimal harus membunuh satu naga jahat.
"Bosan."
Li mengendarai burung darat Loki menuju Kastil Duri, beberapa saat kemudian tiba di kastil.
Merasa tidak ada urusan mendesak, akhirnya melatih Blizzard Frost sebentar.
Di masa damai, Blizzard Frost pada dasarnya adalah tambang batu yang bisa bergerak. Setiap hari, ksatria pengawal menggiring mereka ke alun-alun batu khusus, membiarkan Blizzard Frost melepaskan sihir secara sembarangan di sana untuk menghabiskan energi yang hampir meluap-luap.
"Woof! Woof!"
Doson telah dewasa, tak lagi melompat penuh semangat seperti masa kecilnya, mulai memiliki wibawa Warcraft menengah. Namun ekor yang tak bisa diam tetap mengkhianati ketenangannya. Delapan anak kecil berbaris rapi di belakang Doson, menjaga disiplin ketat seperti di medan perang.
Tim Blizzard Frost ini, di bawah latihan Li Si, terlihat seperti kawanan serigala.
"Doson, Tusukan Batu!"
Li Si melambaikan tangan sembarangan, Doson segera membuka mulutnya. Di lokasi yang ditunjuk, tiba-tiba muncul tusukan batu raksasa. Kerjasama mereka masih mulus, tapi dia menghela nafas ringan: "Sayang medan tempurku bukan lagi serbuan ksatria atau pengepungan kota, kalian tak bisa terus bersinar bersamaku."
Memikirkan hal itu.
Dia memerintahkan ksatria pengawal di belakangnya: "Panggil Emily ke sini."
"Baik, Yang Mulia!"
Gadis 12 tahun itu segera datang, berbaju zirah kulit yang hampir aus. Energi tempur dalam tubuhnya sangat melimpah, kulit kecoklatan hasil berjemur. Meski bentuk tubuhnya belum berkembang, postur tingginya menunjukkan kewibawaan anggun, wajah lembut bernuansa eksotis yang memikat.
"Yang Mulia!"
"Bagaimana perkembangan latihanmu akhir-akhir ini?"
"Peningkatan energi tempur melambat, dibandingkan kecepatan latihan di medan pertempuran, efisiensi latihan sehari-hari benar-benar terlalu rendah." Ekspresi Emily penuh tekanan.
Tuan Lord yang dikagumi dan dikejar-kejar telah menjadi kesatria naga, sementara dirinya masih hanya elite Knight Bumi. Perasaannya semakin jauh tertinggal dan tekanan juga semakin besar——sepenuhnya lupa bahwa dirinya hanyalah gadis dua belas tahun yang baru berlatih selama satu setengah tahun. Prestasinya sekarang sudah cukup untuk mengungguli seluruh Safir, bahkan Kerajaan Daratan.
"Jangan selalu terobsesi meningkatkan kekuatan secara terburu-buru. Keseimbangan antara kerja dan istirahat adalah jalan latihan terbaik."
"Emily tahu, hanya saja..."
"Cukup, cukup." Li Si langsung mengangkat tangan menghentikan ucapan Emily yang akan menyusul——pasti lagi-lagi tentang kekhawatiran pengaruh siklus fisiologis.
Seorang gadis kecil yang terus-menerus menyebut-nyebut siklus fisiologis memang terasa agak aneh.
Tapi melihat ekspresi keras kepala sang gadis, dia tetap sangat mengaguminya. Jika dirinya bisa sekeras gadis ini dalam berusaha, mungkin sudah bisa menciptakan satu set "Knight Api Naga - Manual Energi Naga".
Tiba-tiba.
Pikirannya melayang ke Naga Zamrud Muda.
Dirinya hanya punya satu pantat, tak bisa menunggangi dua naga sekaligus. Sementara Emily di hadapannya, loyalitas tak diragukan, bakatnya bahkan mendapat berkah kekuatan takdir dari kabut. Mungkin bisa dimanfaatkan——jika kerajaan punya program calon kesatria naga, tiba-tiba dia juga ingin membuat rencana serupa.
Tentu saja.
“Emily adalah perempuan, dunia ini belum pernah mendengar ada kesatria naga perempuan yang lahir, worth it atau tidak untuk dibimbing, harus mempertimbangkan risikonya.”
“Dan wanita harus menikah suatu saat nanti…”
Pikiran-pikiran acak segera diredam oleh Li Si. Ia merenung sejenak, lalu mengeluarkan tempurung kura-kura ungu sebesar telapak tangan dari cincin dimensi: “Ambilah tempurung ini. Itu* saya sita dari kesatria naga Karlo*Violet. Memakannya akan membantu energi tempur properti petirmu tumbuh.”
Menerima tempurung kura-kura.
Meski terus berpura-pura dingin dan berakting matang, merasakan energi sihir properti petir yang sedahsyat ini, Emily tetap gemetar karena semangat: “Yang Mulia, Emily, Emily…” Tiba-tiba merasa air mata memanas, tersedu-sedu tak bisa bicara – ini adalah barang pribadi kesatria naga!
Li Si berkata tenang: “Jika merasa berharga, gunakanlah dengan baik. Cepat tumbuh dewasa, untuk kukendalikan dalam serbuan.”
“Ya Yang Mulia, Emily sepenuhnya milik Yang Mulia, bersumpah loyal sampai mati, selalu siap serbu pertempuran untuk Yang Mulia!” Emily hanya bisa mengulang deklarasi untuk mengungkapkan rasa syukur.
“Dengan tempurung plus persediaan ramuan ajaib yang cukup, energi tempurmu tak akan mandek. Jadi tak perlu lagi latihan mempertaruhkan nyawa tiap hari. Kuberi tugas baru: luangkan dua jam sehari untuk melatih tim Blizzard Frostku. Nanti di medan pertempuran, merekalah yang akan kau pimpin.”
Emily menjawab khidmat: “Seperti yang Anda kehendaki, Yang Mulia!”
“Mulai besok, datang tepat waktu ke Kastil Duri pukul sembilan pagi, saya sendiri yang akan mengajari cara melatih Blizzard Frost.”
“Ya!”
“Turunlah.”
Emily memberikan salam hormat dengan khidmat sebelum meninggalkan Kastil Duri.
Li Si menarik napas lega. Doson adalah penolong penting dalam awal karirnya. Tanpa kemampuan Doson menyerbu dan merebut kota, perkembangannya tak akan secepat ini. Namun kini Blizzard Frost sudah tak bisa mengimbangi langkah, memeliharanya sebagai anak sungguh menyia-nyiakan bakat mereka. Mereka adalah Warcraft, bukan anjing kampung.
Menyerahkan pelatihannya pada Emily mungkin merupakan pilihan terbaik.
……
Sore harinya terjadi peristiwa lain.
Dua Sky Knight yang menjadi tawanan, Garcia dan Fox, memohon audiensi dengan Li Si.
“Ada keperluan apa?” Li Si merasa agak kesulitan menghadapi mereka. Alonzo yang terlalu yakin bisa membersihkan Safir, sama sekali tak membahas masalah tebusan.
Hasilnya kekalahan besar, kabur lenyap tanpa jejak. Masalah tebusan kedua orang ini tentu semakin tak jelas.
“Yang Mulia, Pangeran Alonzo sudah lama tidak membayar tebusan kami. Kali ini perang pembantian naga dimenangkan Yang Mulia, tebusan kami mungkin tak akan terwujud... Kami tak bisa menunggu lagi. Tanpa pasokan ramuan ajaib, latihan energi tempur kami akan merosot total,” kata Garcia dengan wajah pahit.
Fox menambahkan: “Karena itu setelah pertimbangan matang, kami berharap bisa menjadi pengikut Yang Mulia, maju menerjang musuh untuk Yang Mulia!”
Keduanya berasal dari yatim piatu. Karena belum banyak menorehkan jasa perang, mereka belum mendapat gelar bangsawan maupun menikah, selalu menanti-nanti kesempatan membuktikan loyalitas pada Alonzo.
Sayangnya dalam pertempuran di Gunung Naga Terkurung mereka menjadi tawanan, tidak hanya gagal berjasa tapi juga kehilangan pasokan latihan.
Ksatria level tinggi semakin bergantung pada ramuan ajaib. Setelah dua bulan lebih ditahan di Pulau Kuda Hitam, Li Si tentu tak memberi mereka ramuan. Bila terus begini, energi tempur mereka merosot bahkan mungkin turun level ke Knight Bumi. Jika itu terjadi, upaya mencapai Sky Knight akan semakin sulit.
Sama saja dengan masa depan mereka hancur.
Menghadapi latihan yang breakdown dan masa depan yang putus, ditambah tuan tanah yang tak kunjung membayar tebusan, keduanya tak sanggup mempertahankan kesetiaan pada Alonzo - meski menduga Alonso mungkin sedang mempersiapkan perang pembantian naga sebelum menyelamatkan mereka dan menghindari proses tebusan.
Tapi tetap saja tak menyenangkan.
Setidaknya Alonzo seharusnya mengirim surat untuk memberi kabar, bukan mengabaikan mereka sepenuhnya.
Kini setelah Alonzo gagal dalam perang naga sementara Li Si muncul dengan kuat, sikap mereka pun berubah dan secara alami menyatakan kepatuhan pada Li Si.
Setelah merenung sejenak, Li Si menjawab: "Bersumpah setialah."
