Naga Zamrud Muda masih terbaring pingsan di Pulau Dodo, calon kesatria naga Kerajaan Elang mau naik apa pun naga!
"Mungkin takut kehilangan naga akan membuat situasi kerajaan goncang, sengaja menyebarkan kabar palsu. Ditambah dengan fakta Kerajaan Elang yang tahu tak mampu melawan armada Safir, tetap mengirim banyak kapal berlayar, sepertinya bukan sekadar mengganggu rute perdagangan, tapi diam-diam mencari Naga Zamrud Muda?"
Liszt segera memahami situasi.
Karena Kerajaan Elang cepat menyebarkan kabar palsu, situasi tidak sampai hancur total. Bagaimanapun kesatria naga mati tapi naganya masih ada, artinya kekuatan tempur tidak terlalu berkurang.
Meski kesatria naga jauh lebih kuat dari seekor naga, tapi belum sampai level bisa menggilas. Kalau tidak, kesatria naga pasti sudah membantai semua naga jahat, mustahil naga-naga itu bisa bertahan.
Sebenarnya dalam sistem kesatria naga, sang ksatria lebih banyak mengandalkan latihan energi dari naga.
Dalam hierarki kesatria naga, ksatria adalah pemimpin tapi naga tetap menjadi perwujudan kekuatan tempur. Bahkan manual energi naga pun membutuhkan naga untuk melepaskannya. Tanpa bantuan ksatria, naga hanya bisa mengeluarkan 70% kekuatannya. Tapi dengan bantuan ksatria, bisa mencapai 110% kekuatan.
"Karlo awalnya bertugas menjaga perbatasan yang berbatasan dengan Kerajaan Blastfurnace Fort. Kini Kerajaan Elang berpura-pura mengatakan Naga Zamrud Muda masih ada, ditambah dengan adanya pernikahan politik antar keluarga kerajaan kedua negara, akhirnya berhasil menstabilkan Kerajaan Blastfurnace Fort... Kerajaan Baja mungkin juga tidak punya kesempatan untuk menyerang bersama dengan Blastfurnace Fort."
"Haruskah aku membocorkan kabar tentang Naga Zamrud Muda?" Liszt merenung dalam hati, apakah sudah saatnya mengeluarkan jurus besar.
Keuntungan menggunakan jurus besar jelas terlihat: mengacaukan stabilitas Kerajaan Elang, membuat mereka sibuk mengurus masalah internal sendiri sehingga tidak bisa lagi memikirkan lautan.
Tapi pasti tidak bisa mengaku telah mendapatkan Naga Zamrud Muda sendiri. Jika demikian, tiga kerajaan besar mungkin akan bersatu melancarkan perang pembantian naga untuk mencegahnya menjadi kuat. Juga tidak bisa mengatakan naga zamrud muda mati jatuh ke laut, karena berbagai negara akan datang mengangkat bangkai naga yang nilainya terlalu besar.
"Sudahlah, terus memprovokasi atau mengacaukan Kerajaan Elang mungkin akan menjadikan kita korban kolateral. Saat ini aku masih terlalu lemah, menunda proklamasi kekuasaan adalah strategi terbaik. Berkembang dengan stabil, menunggu Naga Zamrud Muda memulihkan energi vitalnya. Nanti saat mengerahkan kekuatan dua naga dan penyihir agung, baru umumkan penguasaan lautan."
Satu kesatria naga ditambah seorang penyihir agung, komposisi kekuatan seperti ini memang akan mengancam kerajaan-kerajaan daratan, tapi belum sampai level ancaman serius.
Tepat berada pada level yang membuat kerajaan daratan sangat waspada, tapi tidak cukup berharga untuk memicu perang pembantian naga kembali.
"Penambahan satu ekor naga lagi akan merusak keseimbangan. Kerajaan Daratan jelas-jelas tidak ingin melihat kemunculan kerajaan baru di lautan. Berdirinya kerajaan baru pasti akan menganeksasi Safir. Dengan mengumpulkan tiga ekor naga dan kekuatan seorang penyihir agung, kerajaan-kerajaan pesisir pasti akan resah dan memicu perang pembantian naga yang lebih besar."
Mempertahankan keseimbangan kekuatan saat ini lebih menguntungkan.
"Bagaimanapun, namaku pasti sudah terkenal di kerajaan-kerajaan daratan." Liszt merasa agak bangga. Siapa sangka bangsawan desa itu dulu bisa menjadi sosok fenomenal seperti ini. "Apa tujuan Negeri Baja mengirim delegasi untuk 'mengunjungi'ku? Merekrutku?"
Kadipaten Safir adalah negara bawahan Negeri Baja. Mungkin kali ini Negeri Baja juga berniat agar Liszt mendirikan kerajaan yang menjadi negara bawahannya setelah berkuasa.
"Jika benar seperti itu, haruskah aku menerimanya?"
Negara bawahan harus membayar upeti kepada negara induk untuk mendapatkan perlindungan. Alasan Safir bisa menguasai lautan sebelumnya adalah karena Negeri Baja terus-menerus menyita waktu Kerajaan Elang, membuat mereka tidak sempat merencanakan serangan balik. Jika tidak, Kerajaan Elang pasti sudah menyerang Safir.
Meski demikian, Safir nyaris hancur total. Ini membuktikan kelemahan kadipaten dalam menghadapi kerajaan.
“Secara filosofi, selama syaratnya menguntungkan, menjadi negara bawahan bukanlah hal buruk. Tapi masih perlu dilihat di mana lokasi perairan kerajaan yang akan kudirikan. 'Jika' jaraknya terlalu jauh dari Kerajaan Baja, menjadi negara bawahan tidak ada artinya... Tunggu saja sampai rombongan utusan tiba, nanti aku akan berdiskusi detail dengan Marquis Ekor Sapi.”
……
Salju lebat turun bertubi-tubi, hanya tersisa setengah bulan menuju Festival Tahun Baru.
Kabar baik datang berturut-turut: ulat duri berhasil muncul, Liszt sukses membuat kontrak. Ksatria yang bergabung sudah mencapai lebih dari seratus orang, tapi semuanya masih Knight Bumi biasa; penyihir yang berziarah juga berdatangan, mendaftar masuk guild sihir, bersiap menukar hasil penelitian dengan kesempatan bimbingan dari penyihir agung.
Sementara itu, satu batang varietas duri baru dari pulau luar segera dikirim ke Pulau Kuda Hitam. Li Si langsung memerintahkan Jela untuk mengumpulkan feromon dari duri ini.
Tapi seperti yang diprediksi, setelah pengumpulan, misi asap masih belum terselesaikan.
Jelas satu varietas duri baru belum cukup, masih dibutuhkan lebih banyak.
Rencana transaksi Rumput Ulat Terbuang juga berjalan cepat. Tiga bangsawan terpilih telah mengirim utusan membawa kultur bakteri Rumput Ulat Terbuang dan budak tani penanam menuju Pulau Kuda Hitam. Tiga jenis baru tersebut adalah: Jamur Ayam Besar properti tanah, Pena Hantu Putih properti air, dan Jamur Hitam properti angin.
Transaksi berjalan lancar. Ketiga keluarga tidak ingin melewatkan Rumput Ulat Terbuang baru ini.
Tapi jamur api es hanya bisa ditanam di musim dingin. Meski kualitasnya lebih baik dari jamur api biasa, nilainya masih jauh lebih rendah.
"Dalam perjalanan kali ini, Liszt tidak hanya gagal mendapatkan koin emas dari transaksi, malah harus merogoh 500 koin emas dari kantong sendiri."
Sampai di sini.
Wilayah kekuasaan telah menguasai sepuluh jenis Rumput Ulat Terbuang.
Jamur Pinus Biru dan Pena Hantu Putih dengan properti air, Jamur Sutera Emas dan Jamur Ayam Besar dengan properti tanah, Jamur Hitam dengan properti angin, Jamur Pujian dengan properti petir, Hericium Erinaceus dengan properti es, Truffle Hitam dengan properti gelap, serta Jamur Api dan Jamur Api Es dengan properti api. Dari delapan properti sihir, hanya tersisa satu jenis Rumput Ulat dengan properti cahaya.
Ketika semua Rumput Ulat Terbuang mencapai titik kritis, produksi ramuan ajaib pasti tidak akan kalah jauh dengan hasil seekor Peri Besar. Namun penanaman Rumput Ulat Terbuang membutuhkan tenaga kerja yang jauh lebih banyak dibanding tumbuhan biasa. Meski jumlah budak tani di wilayah ini telah melebihi 100.000 jiwa, pasokan tenaga kerja tetap semakin menipis.
Bengkel kertas putih dan bengkel kaca terus memperluas skala, sementara teknik menjemur garam laut juga sedang disosialisasikan.
Di zaman yang belum terindustrialisasi, semua industri ini membutuhkan timbunan tenaga kerja dalam jumlah besar. 100.000 orang jelas-jelas tidak cukup bagaikan setetes air di tengah samudera.
"Kota Besi masih memiliki 100.000 budak tani. Di sana tidak ada peri untuk mengurus pertanian. Mungkin aku harus memindahkan mereka semua ke Pulau Kuda Hitam untuk mengembangkan pulau ini secara menyeluruh." Li Si menatap laporan permintaan budak tani yang terus meningkat dari para pejabat wilayah, lalu mengambil keputusan, "Xavier, beri tahu Yesaya untuk mempersiapkan penerimaan budak tani baru."
Yesaya telah ditugaskan sebagai pejabat pemerintahan Pelabuhan Kota kecil, mengisi posisi kosong yang ditinggalkan Blair.
Sedangkan Gorret dan mantan pejabat pemerintahan Blair pergi ke Kota Besi untuk menjabat. Li Si bersiap menulis surat kepada Gorret agar membuat persiapan untuk mengirim 50.000 budak tani dari Kota Besi secara bertahap.
Kota Besi cukup fokus mengembangkan perdagangan. Tanah-tanah tersebut rencananya akan disewakan ke Keluarga Tulip untuk ditanami.
Saat wilayah api sibuk beraktivitas, sekelompok ksatria dengan bendera Keluarga Batu Hujan tiba di Pelabuhan Kuda Hitam mengikuti armada kapal Keluarga Tulip.
Pemimpinnya adalah putra sulung Marquis Nu Tao, Dean*Batu Hujan.
Li Si menerima Dean di Kastil Duri, didampingi Marquis Nu Tao Dimalia*Batu Hujan dan seekor Peri Besar yang tertidur lelap dalam kotak giok.
Gemuk, seluruh tubuhnya hijau kebiruan, di atas kepala tumbuh bibit ercis kecil dengan polong hijau.
Ini adalah Peri Besar Ercis.
