Dalam perjalanan pulang melintasi laut.
Li Si penuh ambisi. Dengan berakhirnya Perang Laut, kekuatan maritim Kerajaan Elang hampir musnah total. Laut Biru Berkilau kembali menjadi laut pedalaman Kadipaten Safir, bisa dijelajahi tanpa hambatan.
Perdagangan laut pun akan jauh lebih aman.
Saat ini perdagangan kaca, kertas putih, dan garam laut dari Wilayah Api telah mulai berkembang. Dengan hilangnya kapal-kapal Kerajaan Elang, kegiatan penyelundupan antara dirinya dengan Marquis Nu Tao menjadi sangat lancar - Budak tani tetap menjadi barang dagangan paling dinanti-nantikan Li Si, berapa pun jumlahnya tak pernah cukup.
Selain itu, dalam Perang Laut kali ini hampir semua ahli pembuat kapal Kerajaan Elang berhasil ditawannya.
“Sekitar sepuluh ribu pekerja kapal, pasti akan memperbesar industri galangan Wilayah Api, dalam waktu dekat menyediakan lebih banyak kapal untuk wilayah. Ditambah dengan awak kapal dan kapten yang ditawan, dalam waktu singkat bisa membentuk armada navigasi raksasa, mempersiapkan relokasi wilayah sekaligus eksplorasi pulau baru.”
“Populasi tetap jadi hambatan terbesar. Pertempuran laut dan perintah pembukaan lahan seperti ini harus lebih sering dilancarkan. Manfaatkan kelemahan Kerajaan Elang, gigit beberapa potong daging gemuk. Kalau tidak, meski kuasai pulau lebih luas dari Kadipaten Safir, tetap tak bisa berkembang.”
Tapi sebenarnya, mendirikan kerajaan mungkin hanya realisasi nilai diri Li Si, tak harus membangun negara sempurna.
Cukup untuk memelihara naga saja.
Setelah semangat sesaat, dia memanggil misi asap.
“Misi: Seiring perhatian terus Ake, suburnya hutan bakau, dan tumbuhnya gigolo serta burung api, peri kecil bakau merah Nami tetap bahagia setiap hari. Pertahankan ini. Hadiah: Satu Peri Besar Bakau Merah.”
Misi masih sama dengan sebelumnya, belum terselesaikan.
Li Si tak terlalu panik, evolusi Peri Besar memang butuh waktu. Tapi dia lebih memperhatikan hal lain.
“Festival Tahun Baru dan perang sebelumnya selalu ada misi hadiah tak diketahui. Kenapa kali ini tidak?”
“Apakah karena misi evolusi Nami belum terselesaikan, sehingga menunda misi hadiah tak diketahui; atau karena aku sudah menjadi kesatria naga yang bisa mendominasi perang, jadi tak perlu menunggu berakhirnya perang?”
Tidak bisa diketahui.
Hanya bisa menunggu sampai perang berikutnya dimulai, melihat apakah misi hadiah tak diketahui akan terus muncul.
……
Awalnya kupikir perjalanan pulang akan lancar, tapi Ake memberikan kejutan besar. Setiap hari dia mengendalikan pusaran air naga untuk mendorong Kapal Api, kemahirannya dalam sihir elemen air sudah mencapai tingkat sempurna. Lalu dia sering berlatih sihir super untuk memahami karakter sihir super.
Akhirnya.
Dalam pelayaran hari ini, sebuah inspirasi tiba-tiba menyala di otaknya.
Memberikan pencerahan besar: "Kakak, Ake mengerti! Ake paham bagaimana mengubah properti air menjadi es dengan mengatur gerakan partikel magis... Untuk mengganti properti perwujudan elemen, Ake harus mengubah gerakan partikel dari esensinya."
"Hmm, bukankah ini seperti yang pernah kubicarakan tentang hubungan gerakan partikel dengan karakter magis?" Liszt ingat pernah menjelaskan ilmu gerakan partikel ini.
Bahkan pernah menyuruh Ake melakukan penelitian khusus untuk membuktikan eksistensi partikel magis.
Ake mengangguk: "Kakak pernah bilang, tapi sebelumnya Ake selalu mengira gerakan partikel hanyalah gerakan partikel biasa. Kali ini yang terpikir adalah gerakan di dalam partikel itu sendiri. Hmm, perumpamaan yang lebih jelas, mungkin dulu gerakan partikel dianggap seperti revolusi planet, sedangkan gerakan partikel kali ini seperti rotasi planet."
Revolusi, rotasi.
Mendengar ini, Liszt langsung tersadar: "Oh begitu, berarti kamu sudah berhasil mengganti perwujudan elemen es?"
"Hampir selesai, Kakak lihatlah melalui Mata Magis."
Ake berdiri di haluan kapal, mengangkat tangan kirinya. Telapak tangan putihnya yang ramping tak bergerak, namun dalam pandangan Mata Magis, energi magis biru muda perlahan memudar dan berubah menjadi putih salju. Properti magisnya telah berubah total.
Dengan cepat properti es menyebar di sepanjang lengan kirinya.
Transisi properti magis terjadi di siku, sementara tubuhnya masih mempertahankan properti air: "Kakak, perwujudan elemen Ake masih agak berat, tapi sudah bisa melepas sihir es!"
Energi magis mengalir.
Jaringan sihir terbentang.
Tiba-tiba pusaran air naga muncul, dan saat mencapai haluan kapal, terdengar suara Krek! yang keras saat pusaran itu membeku seketika.
Plek!
Pilar es yang membeku jatuh ke haluan kapal dan pecah berkeping-keping.
“Luar biasa!” Liszt berseru kagum, “Memang pantas menjadi Ake-ku yang baik, dalam hal bakat sihir, kamu lebih hebat dari penyihir mana pun. Aku bisa membayangkan, setelah kamu menyelesaikan perubahan kualitatif semua properti sihir, betapa dahsyatnya kekuatanmu nanti.”
Ake menunjukkan senyuman sedikit genit: “Hehe, apakah Ake bisa mengalahkan Kakak?”
“Hmm, jangan besar kepala ya gadis kecil, aku ini Kesatria Naga Api, kekuatan di masa depan akan semakin kuat... Tapi aku berharap suatu hari, kita berdua bisa menembus batasan kesatria naga dan penyihir agung, meraih tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Dunia ini sangat luas, kita perlu menjelajahinya lebih banyak.”
“Jika Kakak ingin melihat dunia, Ake akan ikut bersama Kakak.”
“Tentu saja harus membawamu.”
……
Armada kapal masih berlayar di laut, Liszt sudah lebih dulu kembali ke wilayahnya dengan menaiki Flame—sejak Ake menjadi penyihir agung, berlayar baginya sama seperti naik kereta cepat ke berbagai tempat.
Bahkan saat Pertempuran Laut Besar, dia menyuruh Ake berkali-kali pulang ke wilayah untuk merawat Naga Zamrud Muda di Pulau Dodo. Naga yang tertidur selama setengah tahun ini, setelah sebulan pemulihan, sudah bisa terbang singkat dan energinya pulih dengan baik.
Namun kabar lainnya tidak terlalu menggembirakan.
Ekspedisi yang dipimpin Yevich*Kacang Air telah menjelajahi sekitar pulau baru selama beberapa hari, namun tetap tidak menemukan pulau kedua. Dapat dipastikan bahwa ini adalah pulau terpencil. Bukan kepulauan, melainkan pulau tunggal. Alhasil, nilai ekonomis pulau yang semula diharapkan tinggi ini menjadi jauh berkurang.
"Bagaimanapun juga, lanjutkan pencarian kepulauan! Aku akan mengirim beberapa kapal layar cepat istana untuk membantumu menjelajahi lautan, berusaha menemukan kepulauan yang sesuai secepatnya."
Meski demikian, begitu jarak pelayaran melebihi 5.000 kilometer, Li Si sudah bersiap membatalkan eksplorasi ke perairan selatan. Ia akan berbalik arah menuju perairan barat laut Kadipaten Safir. Di sana juga terbentang samudera tak berujung, mungkin terdapat kepulauan meski lokasinya kurang strategis.
Nanti, mungkin Li Si tidak akan berhadapan dengan Kerajaan Elang, melainkan Negeri Baja.
"Tapi apalah, aku sudah punya dua naga plus seorang penyihir agung. Sekalipun berhadapan dengan Negeri Baja, tetap akan kurebut!"
Banyak naga, sewenang-wenang!
