Setelah pengaturan peri selesai dan perkebunan terbentuk, misi pun akan terselesaikan.
Setelah kembali dari suci suku pribumi Pembunuh Bulan, Liszt pada dasarnya sudah mengendurkan kewaspadaan. Saat mengendarai naga tak berbentuk untuk berpatroli, dia tidak lagi menyembunyikan wujudnya dengan sengaja.
Sampai saat ini Pulau Api belum memiliki dermaga.
Semua ksatria, pengrajin, budak tani, dan penyihir yang datang ke sini tidak memiliki kemampuan untuk pergi. Bagaimanapun, formasi teleportasi sihir Vortex Besar adalah sistem satu arah. Armada kapal Durt*Xingxingguo sebelumnya sebagian besar kandas di muara Sungai Vortex, tidak mendapat suplai sehingga tidak bisa kembali.
Jadi hubungan pulau besar ini dengan dunia luar, selain melalui panggung sihir yang diverifikasi ketat, hampir tidak memiliki sarana komunikasi apa pun.
Bahkan dengan Kepulauan Tulip di sebelah pun tidak bisa membangun hubungan perdagangan.
Keluarga Tulip baru saja mendapatkan pijakan stabil di pulau ini, bahkan sebuah kota kecil pun belum berdiri. Untuk bisa melakukan perdagangan dengan Pulau Api, mungkin masih butuh waktu lama.
Jadi.
Kabar bahwa Liszt mengendarai naga sekalipun terbongkar, hanya akan terpendam di Pulau Api.
"Ketua Kenli, ini adalah catatan interogasi kami terhadap pendengar dari suci suku. Ada beberapa titik meragukan yang perlu ditunjukkan." Seorang penyihir masuk ke kantor Kenli untuk melapor.
Kenli sedang mengoreksi terjemahan baru Bahasa Bulan, tanpa mengangkat kepala berkata: "Titik meragukan apa?"
“Sang Pendengar menyebutkan naga, dia berkata mereka dikirim oleh naga, seekor naga seperti kristal yang tiba-tiba bisa menghilang.” Penyihir mencoba mendeskripsikan lebih akurat, “Sepertinya yang dimaksud adalah naga yang ditunggangi Yang Mulia, tapi berbeda dengan Huo Long Rio. Aku tidak tahu apakah Pendengar ini berbohong.”
Setelah mendengar, Kenli meletakkan pulpen angsa-nya, wajahnya tiba-tiba berubah tegas: “Tuan Mansano, catatan ini biarlah disimpan di sini. Mengenai kondisi naga yang disebutkan Pendengar, aku akan memverifikasi langsung kepada Yang Mulia. Kau tidak perlu mengurus ini lagi. Selain itu, jangan membahasnya secara pribadi.”
“Ya, Ketua Kenli.”
Setelah penyihir Mansano pergi, Kenli mengambil catatan interogasi itu, perhatiannya menjadi penuh makna: “Rahasia Yang Mulia memang banyak. Naga baru ini pastilah naga tak berbentuk yang pernah tak sengaja disebutkan oleh Mentor Akroides, bukan?” Mentor adalah sebutan kehormatan para penyihir untuk Ake.
Karena Ake adalah penyihir agung sekaligus dosen okultis, statusnya sangat dihormati.
“Naga tak berbentuk...” Kenli menyipitkan mata sambil merenung. Dia pernah menelusuri data tentang ini, tahu bahwa naga tak berbentuk adalah jenis naga ajaib legendaris dalam urutan Naga Suci.
Mampu memproduksi cincin dimensi.
Kenli pernah melihat cincin di tangan Liszt dan Ake, menduga itu adalah cincin dimensi. Dia juga benar-benar menyaksikan kedua orang itu tiba-tiba mengeluarkan benda. Jadi dia sudah yakin dengan eksistensi naga tak berbentuk, dan menduga rencana pintu sihir di tangan Ake bisa berkembang pesat karena mengandalkan kemampuan misterius naga tak berbentuk.
"Huo Long, naga tak berbentuk, kesatria naga yang berasal dari negara pulau kecil ini mungkin benar-benar anak kemuliaan yang diteriakkan para ksatria itu... Zaman penyihir telah lama berlalu, jaringan sihir sudah menyusut, para kesatria naga-lah penguasa sejati... Tapi apa hubungannya denganku, aku hanya ingin meneliti sihir saja!"
Tertawa kecil.
Kenli membuka catatan interogasi, mulai merangkum isi penyelidikan. Dari Negeri Baja yang jauh datang ke Pulau Api, yang selalu ia dambakan tetaplah sihir, kebenaran itu sendiri.
Perjuangan kekuasaan adat, perang dan pembunuhan, apa hubungannya dengan dirinya. Setelah menjadi penyihir, ia tak lagi bermarga "Gajah Sihir" melainkan bermarga "Kebenaran".
……
Bukan hanya Kenli yang menduga eksistensi naga tak berbentuk, banyak ksatria juga mencurigainya.
Dalam perjalanan menangkap pribumi pembunuh bulan, Ordo Ksatria beristirahat sebentar. Dua ksatria pergi buang air kecil ke tempat jauh - semua ksatria yang mendarat di Pulau Api telah membiasakan kebersihan, tidak lagi sembarangan buang air.
"Aku pernah melihat Yang Mulia menunggangi naga yang berbeda!"
"Sudah lama kuketahui, ingat saat baru melewati formasi sihir teleportasi pusaran besar, ketika memindahkan logistik kapal kerangka besar, kudengar teriakan naga itu... Jelas sekali, suara 'Wuiiiyaaa' yang melengking, menusuk, dan menggetarkan jiwa."
"Dan aura naga yang dahsyat, aku juga teringat sekarang!"
"Tapi naga jenis apa itu?"
"Tidak tahu."
“Singkatnya Yang Mulia adalah anak kemuliaan yang seumur hidup dilindungi cahaya kejayaan ksatria, ini tak perlu diragukan. Selama kita setia mengikuti punggung Yang Mulia, cepat atau lambat pasti akan menjadi bangsawan penuh kemuliaan!”
Keduanya tidak tahu, di sebelah mereka tak jauh, komandan regu ksatria Crossos*Sargasso juga sedang buang air kecil. Beberapa saat kemudian, Crossos kembali ke pasukan ksatria dan berbincang dengan komandan regu lain Duerte*Xingxingguo: “Aku baru saja dengar ada ksatria yang mendiskusikan naga Yang Mulia.”
“Mendiskusikan berapa jumlah naga Yang Mulia?” Duerte menjawab dengan tulisan ular yang masih kaku. Bahkan di luar jam resmi, para ksatria dari Kerajaan Elang yang terbiasa berbahasa angin ini mulai menggunakan tulisan ular sesuai perintah Liszt.
“Benar.”
“Rasa ingin tahu ksatria terhadap naga takkan pernah pudar. Tapi bukan hanya mereka, kita pun sama penasarannya.”
“Betul, siapa sangka Yang Mulia tak hanya punya satu naga, tapi dua naga. Ditambah Yang Mulia Akroides, kekuatan Negeri Api di masa depan akan menjadi yang terkuat sepanjang masa.”
“Jadi di kampung halamanku ada pepatah——jangan bersedih atas anjing yang hilang, mungkin ia akan kembali membawa anjing lain. Kita yang ditangkap di tengah laut, siapa sangka ini bukanlah bentuk pembuangan cahaya kejayaan ksatria, melainkan bukti perlindungan mendalam dari cahaya kejayaan tersebut.”
Duerte berkata sambil melihat ke arah Kross: "Terutama kamu, setelah sekali melewati formasi sihir teleportasi pusaran besar, langsung naik pangkat dari Viscount menjadi Count. Kalau mantan rekan-rekanmu tahu, pasti akan sangat iri."
Kross tersenyum bangga: "Kedermawanan Yang Mulia adalah kehormatan bagi saya untuk mengabdi!"
……
Ada yang diam-diam gembira karena Liszt memiliki banyak naga, ada pula yang mengerutkan kening karenanya.
Pulau Naga Biru, Istana Gunung Langit Biru.
Adipati Batu Safir yang rambut di pelipisnya sudah beruban, menunjukkan penuaan yang lebih cepat dari perkiraan, menatap tegas Pangeran Anthony: "Benarkah yang dikatakan Angela?"
"Sepertinya tidak mungkin bohong. Setelah mabuk, Meio Bo mengaku sendiri bahwa Liszt memiliki tiga naga - satu di antaranya sudah dipastikan adalah naga api dan Naga Zamrud Muda yang hilang dari Kerajaan Elang. Untuk naga ketiga, bahkan Meio Bo tidak tahu, sementara dari Marquis Messiro, Angela tidak bisa mendapatkan informasi apa pun."
"Meski Messiro tidak berbakat dan karakternya biasa saja, kecerdikan Keluarga Nagayam masih diwarisinya. Angela belum cukup lihai untuk mengorek rahasianya." Sang Adipati mengetuk meja. "Kali ini Angela berjasa besar dengan mengirim surat ke keluarga. Saat ulang tahunnya nanti, berikan seekor Peri Besar."
"Ayah, perlukah memberi Peri Besar?" Anthony agak berat hati. Sekalipun keluarga pemelihara naga, Peri Besar tetap sangat langka.
Sang Adipati Agung menghela nafas, "Kamu pikir Peri Besar hanya memberi hadian atas jasa? Itu adalah sikap Keluarga Safir dalam melepaskan niat baik... Aku telah meneliti Li Si te rlalu lama, meski muda jangan sekali-kali menganggapnya sebagai pemuda biasa. Tindakannya selalu punya tujuan jelas, setiap gerakan penuh perhitungan."
Jika Li Si tahu bahwa tingkah lakunya yang tidak bisa diandalkan dan sering berubah-ubah itu dipuji begitu tinggi oleh Sang Adipati, mungkin pipinya akan memerah karena malu.
Tindakannya benar-benar tanpa perhitungan matang.
Tentu saja, kabar tentang tiga ekor naga yang sengaja disebarkan... perkataan Sang Adipati juga tidak bisa disebut berlebihan.
"Kurasa kabar tentang Naga Zamrud Muda dan tiga ekor naga sengaja disebarkan Li Si lewat Keluarga Longyu, sedangkan ucapan Meio Bo saat mabuk mungkin juga diatur Messiro." Sang Adipati bersandar di kursi, keriput di wajahnya semakin jelas, "Anthony, menurutmu harus bagaimana nasib Keluarga Safir?"
