Dalam perjalanan meninggalkan Kastil Xinhuo, Chris menghela napas lesu. Dia sangat paham sikap Yang Mulia terhadap penyihir - sikap yang juga dimiliki sebagian besar ksatria: tidak bisa lepas tapi tidak suka, menaungi tapi tetap waspada.
Bagaimanapun menurut legenda di zaman Kekaisaran Bulan, penyihir adalah penguasa sebenarnya, sedangkan ksatria hanyalah pengikut para penyihir.
"Kali ini Yang Mulia benar-benar marah. Jika benar dana proyek penelitian sihir Druid dipotong, mungkin akan menimbulkan gejolak besar di perkumpulan magis." Dia mengangkat lengannya, memandang dua buah cincin permata di tangannya, sorot matanya tiba-tiba menjadi tajam,"Kehendak Yang Mulia adalah alasan eksistensi perkumpulan magis!"
Sebelumnya dia berjasa dalam mengelola perkumpulan magis, namun penyihir tidak bisa dijadikan bangsawan feodal. Maka Liszt memberinya dua permata sebagai hadiah.
Dua permata itu diubahnya menjadi cincin energi sihir yang kini menghiasi tangannya.
Menurunkan lengan, mengangkat kepala memandang gemerlap cahaya bintang di langit, Chris berbisik pelan: "Di sini ada rencana ambisius Yang Mulia untuk penyihir... tidak, untuk Ahli Sihir. Ada cahaya kebenaran Tuan Akroides yang menerangi... Zaman terus bergerak maju, tak seorang pun bisa menghalangi."
Rencana Ahli Sihir, sebagai wakil ketua eksekutif perkumpulan magis, mana mungkin Chris tidak mengetahuinya.
Meski dirinya juga seorang penyihir, nyawanya diselamatkan oleh Liszt. Maka rencana Liszt adalah rencananya sendiri, hanya bisa didukung sepenuhnya.
Apalagi.
Secara samar dia merasa: "Penyihir pasti akan merosot, kejayaan Ahli Sihir mungkin akan mekar di tangan Yang Mulia Liszt dan Tuan Akroides."
Tak lama kemudian, perjalanan dari Kastil Xinhuo ke Menara Penyihir pun usai.
"Menara Penyihir yang masih terang benderang adalah bangunan paling bercahaya di malam Kota Api Suci."
Penyihir dan magang penyihir yang berlalu-lalang dengan langkah cepat menciptakan suasana hiruk-pikuk namun serius, selalu membuat Chris merasa canggung namun nyaman. Kenyamanan berasal dari Kebenaran yang tersingkap di sini - setiap hari ada pertemuan penyihir, setiap hari terjadi ribuan benturan inspirasi.
Kecanggungan itu muncul karena semua ini sangat berbeda dengan kehidupan penyihir yang dia alami di masa mudanya.
Warisan penyihir penuh rahasia. Penyihir tua yang bertahun-tahun mendalami sihir kebanyakan memiliki distorsi psikologis. Mereka lebih suka tinggal di pelosok terpencil jauh dari keramaian, melakukan eksperimen sihir yang tak pantas dilihat. Guru yang diikuti Chris meski bukan penyimpang, juga gemar tinggal di alam liar sambil meneliti hal-hal aneh.
Kemudian ketika gurunya membawanya bergabung dengan Perkumpulan Kambing dan mulai mempelajari roh, masa-masa panjang eksperimen patologis pada hewan pun dimulai.
Andai saja Perkumpulan Kambing tidak hancur dalam Peristiwa Pembantaian Naga, dan andai dia tidak diselamatkan oleh Liszt, mungkin dia akan menjadi Penyihir Besar yang penyendiri dan keras kepala.
"Yang Mulia Ketua, Anda sudah kembali." Seorang penyihir menyapa Chris dengan sopan, memutus rangkaian ingatannya.
Chris mengangguk, mengubah ekspresinya menjadi tegas: "Apakah itu Yang Mulia Morris? Kamu yang berjaga malam ini?"
"Benar, malam ini giliran kelompok penelitian saya yang berjaga."
"Hm." Chris tidak buang waktu dengan Maurice. Saat ini perkumpulan magis telah mengumpulkan lebih dari tiga ratus penyihir dari berbagai negara di luar negeri.
Terlalu banyak bicara bertele-tele akan menyulitkan komunikasi.
Segera setelah kembali ke kantornya di tengah sambutan ramah sepanjang jalan, asisten penyihir langsung menyuguhkan kopi—dia memang tak pernah bisa membiasakan diri dengan teh hijau yang populer di kalangan bangsawan.
"Apakah Wakil Ketua Kenli ada di kantor?"
"Wakil Ketua Kenli sedang melakukan survei di Tambang Raksasa Lubang Naga di Kota Lembah Naga."
"Kalau begitu, kirim laporan melalui panggung sihir. Pastikan dia datang ke markas perkumpulan magis besok. Ada urusan penting yang harus didiskusikan."
"Dimengerti, Yang Mulia Ketua."
Sang asisten pergi mengirim pesan. Chris menyeruput kopinya, lalu mengambil beberapa dokumen di meja kerja. Matanya tertumbuk pada laporan permohonan dana penelitian sihir Druid. Langsung dia campakkan dokumen itu. Setelah berpikir sejenak, dia menarik selembar kertas dan mulai menulis.
Tulisan ular yang anggun perlahan terbentuk: "Mengenai beberapa masalah terkait instruksi Yang Mulia Liszt*Api, Ketua Kehormatan Perkumpulan Magis dan Pengawas Komite Penilaian Magus, tentang penelitian sihir Druid..."
……
Setelah melampiaskan amarahnya pada para penyihir peneliti sihir Druid, Liszt pun melupakan masalah ini. Baginya, ini bukanlah urusan yang patut diperhatikan.
Dia adalah kesatria naga dengan enam ekor naga—Huo Long Rio, naga tak berbentuk Bard, naga orichalcum Mata, naga besi mulut abu-abu Orn, naga zamrud muda Eason, serta naga tulang Vini.
Seberapa gilapun para penyihir itu, takkan bisa menciptakan ombak besar.
"Tidak mau bekerja? Pergi!" yang dia ucapkan bukan sekadar perintah kasar. Pulau Api menyimpan terlalu banyak rahasia, dan para penyihir ini terlibat sampai tingkat tertentu. Untuk mencegah kebocoran rahasia, penyihir yang diusir harus "kebetulan" mengalami bencana alam selama perjalanan pulang.
Selain itu, pintu sihir Formasi Teleportasi Hati Nurani memiliki regulasi ketat—penyihir boleh masuk tapi dilarang keluar.
Bahkan untuk ksatria, rakyat jelata, atau pebisnis yang ingin masuk melalui portal sihir Pulau Hati, prosesnya mudah. Tapi untuk keluar lewat pintu sihir rawa alang-alang, harus melalui verifikasi berlapis.
Singkat kata.
Liszt mengelola Kepulauan Api dengan prinsip longgar di dalam, ketat di luar.
Di dalam pulau hampir tak ada pengamanan atau pertahanan. Mau tikus atau pembelot, mau memata-matai atau mengambil keuntungan dari situasi—asal masih produktif, dibiarkan saja. Semua sumber daya difokuskan pada pengawasan portal. Tikus atau pengkhianat yang ingin kabur, hampir mustahil.
Kecuali melarikan diri via laut.
Tapi Kepulauan Api terletak di lautan luas tak bertepi. Tanpa armada profesional yang dilengkapi sekstan untuk navigasi, Mutiara Penenang Air dan Mutiara Penenang Angin untuk menghindari badai, mustahil melakukan pelayaran jarak jauh.
Sekalipun ada tikus atau pengkhianat yang berhasil membawa rahasia Pulau Api dan menyebarkannya.
Liszt juga tidak akan terlalu memperhatikan, tamu datang disuguhi anggur enak, musuh datang disambut kawanan naga. Sekarang setelah Ake menunggangi unicorn, kekuatan tempurnya melonjak drastis. Baik dia maupun Ake bisa mengandalkan naga tak berbentuk untuk melintasi dimensi, sama sekali tak gentar menghadapi ancaman apa pun – hanya Kerajaan Api yang berani mengincar negara lain, negara lain tidak berani mengincar Kerajaan Api.
Singkatnya.
Password darah Putra Matahari hanyalah episode singkat. Dia menenangkan naga dan peri, ditambah menangani urusan pemerintahan yang repot, sehingga tertunda dua hari.
Baru pada hari keempat setelah pulang ke rumah, dia menyempatkan waktu berjelajah di dunia non-material bersama naga tak berbentuk, mencari node alami.
Pelacakan Kembali Sihir diaktifkan, menelusuri setiap jejak abnormal di dimensi dengan cermat.
Tapi node alami yang mudah ditemukan sudah semuanya teridentifikasi. Sisanya adalah node-node yang sangat tersembunyi, hampir mustahil mendeteksi eksistensinya lewat fluktuasi energi yang nyaris tak terasa.
Jadi selama tiga hari berturut-turut.
Dia dan Budd masuk ke dunia non-material dari berbagai lokasi di Pulau Api, tetap saja tidak menemukan node alami baru.
Sementara itu, waktu telah memasuki bulan Agustus yang terik.
Ake bersama Charlie si unicorn telah menemukan hutan yang cocok untuk kawanan kuda terbang, terletak di dekat Gunung Suci Pembunuh Bulan di pusat Pulau Api.
"Kakak, ada dataran luas tepat di perbatasan hutan dan padang rumput, dialiri sungai besar di tengahnya. Charlie sangat menyukai situ di sana. Sejak kecil dia hidup di kawanan kuda terbang, sangat paham dengan lingkungan favorit mereka."
"Terletak di Gunung Suci Pembunuh Bulan, naga Orichalcum Marta bersandar di sana, pintu masuk reruntuhan kuno yang disiapkan penyihir agung purba juga berada di situ... Untuk sementara kita siapkan dulu Padang Rumput Kuda Terbang, saat kamu ada waktu, kita akan mengatur node alami pintu masuk reruntuhan, melihat apakah bisa masuk."
Ake mengangguk: "Hm."
Pintu masuk reruntuhan adalah node dimensi yang retak, memiliki dua jalan keluar-masuk. Satu menuju Lembah Jam Pasir di Gunung Suci, satu menuju "Tanah Abadi" yang disebut Pembunuh Bulan, yaitu pintu masuk sebenarnya ke reruntuhan kuno yang dihadiahkan dalam misi kabut, tempat terkuburnya peninggalan penyihir agung purba.
Sayangnya pintu masuk Tanah Abadi terlalu berbahaya, beberapa kali dia mencoba mengendalikan naga tak berbentuk Bard, tak berani melewati retakan dimensi yang hancur itu, khawatir langsung terbunuh oleh retakan.
Retakan dimensi seharusnya bisa diperbaiki, Ake sedang meneliti hal ini, harus bisa menjelajahi Tanah Abadi suatu saat nanti.
