Sebuah papan pasir raksasa dibangun di lobi Kastil Xinhuo. Ini adalah denah Pulau Api yang dibuat Ake dalam setengah hari, sangat detail hingga sungai kecil dan kota miniatur tercermin akurat.
Namun ada beberapa perbedaan antara denah dengan kondisi aktual - tambahan lima belas jalan berbatu yang saling bersilangan. Ini adalah konsep jaringan transportasi masa depan Liszt yang masih samar, plus danau penampung air dan kanal penghubung sungai.
"Pada hari Festival Tahun Baru, para ksatria dan bangsawan berpangkat Viscount ke atas dari seluruh Pulau Api, termasuk Yevich yang baru kembali dari pelayaran jauh, serta Pendengar dari suku besar Pembunuh Bulan, telah berkumpul di Kastil Xinhuo untuk menghadiri makan siang resmi."
"Karena jumlah tamu melebihi seratus orang, restoran sama sekali tidak mampu menampung."
"Akhirnya diubah menjadi prasmanan di ruang terbuka."
"Saat ini semua tamu berkumpul di lobi mengamati model papan pasir Pulau Api, terkagum-kagum sambil berkecak lidah. Mereka pernah melihat Peta Kepulauan Api yang dirilis perkumpulan magis, namun peta itu jauh tidak sejelas papan pasir."
"Jadi kita tinggal di sini ya."
"Ini Gunung Api, Gunung Giok ada di sini, aku bekerja di Kota Giok!"
"Kota Lembah Naga di sini, haha, tambang galena juga terlihat jelas, area pertambangan ini tanggung jawabku."
"Ternyata suku Xia kami tinggal di sini, tapi aku sudah memimpin tim ahli ke ibu kota. Kenapa meski bepergian berhari-hari, jaraknya terasa dekat?"
"Ini papan pasir, sama seperti peta. Terlihat dekat tapi sebenarnya jauh."
"Papan pasir yang sungguh ajaib, hanya Tuan Akroides yang bisa membuat harta berharga serumit ini."
"Aku penasaran apakah suatu hari Tuan Akroides bisa membuat papan pasir Daratan Legenda. Sudah tidak sabar ingin tahu seberapa jauh Pulau Api dari daratan itu."
"Mungkin sejauh dari sini ke pintu kastil itu."
"Ini jalannya ya?"
"Sepertinya jalan. Apakah Yang Mulia berencana membangun jalan? Bukankah kita sudah punya beberapa jalan besar?"
Marquis Ekor Sapi segera berjalan mendekat, setelah menyapa para hadirin, dia mewakili Liszt menjelaskan kepada para bangsawan: "Meskipun area pengembangan Pulau Api tidak terlalu luas, Yang Mulia sudah memiliki rencana pengembangan menyeluruh. Lima belas jalan yang membentuk tujuh jalur horizontal dan delapan vertikal ini akan menjadi meridian transportasi utama Pulau Api di masa depan..."
Menyerahkan urusan jamuan siang para bangsawan di kastil kepada Ayah, Liszt bersembunyi di ruang perpustakaan sambil mengobrol dengan Ake, Chris, Emily, Dimaria, dan Sasumit (Pendengar Suku Suci).
"Dalam jamuan siang hari ini, aku akan mengumumkan sebuah rencana tentang penyeimbangan gelar bangsawan untuk menenangkan para penyihir kuno. Penyihir biasa harus dilarang keras mendapatkan gelar bangsawan, tapi untuk penyihir kuno bisa sedikit ditoleransi." Katanya santai sambil menyeruput teh hijau tingkat tertinggi.
Komite Pengembangan menghadapi masalah sulit - para penyihir kuno tidak puas dengan sistem gelar bangsawan saat ini, mereka ingin menyatu dengan sistem gelar ksatria.
Namun sistem ksatria sejak awal sudah mengesampingkan para penyihir, tidak ada satu negara pun yang memberikan gelar bangsawan kepada penyihir.
Bangsawan boleh menjadi pelindung penyihir, memberikan status sosial yang baik kepada penyihir, tapi sama sekali tidak mengizinkan penyihir menyentuh fondasi kelas penguasa - sistem gelar bangsawan.
Para penyihir kuno dari suku Pembunuh Bulan tidak terlalu memahami sistem ksatria, tidak tahu tentang hubungan konfrontatif antara penyihir dan ksatria.
Dalam beberapa kali pemberian hadiah feodal berdasarkan jasa perang, penyihir kuno hanya menerima hadiah materi dan hadiah untuk anak-anak mereka, tanpa penghargaan gelar bangsawan sama sekali. Hal ini menyebabkan kemarahan mendalam di kalangan penyihir kuno yang berusaha berintegrasi dengan Kerajaan Api, serta sering munculnya perlawanan pasif melalui kelambanan kerja.
Mencegah tidak sebaik mengalihkan.
Liszt memutuskan untuk membedakan penyihir biasa dengan penyihir kuno: "Penyihir kuno juga bisa mendapatkan gelar feodal, tetapi keturunan mereka harus berlatih energi tempur. Hanya setelah menjadi ksatria, mereka bisa mewarisi gelar tersebut. Selain itu, begitu penyihir kuno mendirikan keluarga, gaya hidup mereka juga harus berubah untuk sepenuhnya berintegrasi ke dalam sistem ksatria."
Sasumit, yaitu Pendengar Suku Suci Su, bertanya setelah mendengar: "Seiji..."
"Jangan panggil aku Seiji lagi. Kamu bisa memanggilku Yang Mulia seperti bangsawan lain."
"Baik, Yang Mulia." Su cepat mengubah panggilan, "Apa arti perubahan gaya hidup ini? Sebagian besar penyihir kuno sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan di kastil, hanya sistem latihan mereka yang tidak bisa diubah."
"Bukan tentang latihan, juga bukan sekadar menyesuaikan diri dengan kehidupan kastil, tetapi integrasi menyeluruh. Misalnya menggunakan marga yang tepat, mempercayai cahaya kejayaan ksatria, meninggalkan konsep kesukuan, berpartisipasi dalam pergaulan sosial bangsawan... Su, kamu harus paham bahwa kehidupan suku Pembunuh Bulan di hutan sangat terbelakang. Sistem ksatrialah masa depan yang cerah."
"Aku mengerti, Yang Mulia. Aku akan mencoba mengubah gaya hidupku, sepenuhnya berintegrasi dengan kerajaan, dan menjadi pengikut setia Yang Mulia."
Su adalah seorang kaki anjing yang terlatih, setelah menyaksikan kekuatan Seiji dan Bigglized, dia patuh tanpa syarat pada Liszt.
Melihat itu, Liszt tersenyum: "Tiga generasi kemudian, aku harap tidak ada lagi sebutan seperti Pembunuh Bulan, manusia api, manusia elang, manusia baja, semua rakyat yang hidup di bawah perlindungan Keluarga Api hanya akan memiliki satu sebutan bersama - rakyat Kerajaan Api."
Ini omong kosong belaka.
Warna kulit yang ada di sini menunjukkan bahwa Pembunuh Bulan pasti akan mengalami diskriminasi, menempati strata paling bawah.
Dimaria segera menyambung: "Ambisi Yang Mulia pasti akan menyatukan kekuatan sentripetal yang perkasa bagi Kerajaan Api, seluruh jiwa akan mempersembahkan kesetiaan mereka untuk kerajaan dan Keluarga Api."
……
Makan siang itu berakhir di tengah sorak-sorai Para Pendengar dari berbagai suku Pembunuh Bulan.
Gelombang pertama bangsawan Pembunuh Bulan akan segera lahir, menikmati perlakuan setara dengan bangsawan ksatria, hanya saja anak-anak mereka harus menguasai energi tempur dengan baik untuk mewarisi gelar kebangsawanan.
Ketika para ksatria dan penyihir kuno ini meninggalkan Kastil Xinhuo, kembali ke kastil masing-masing.
Di Kastil Xinhuo hanya tersisa keluarga Liszt, bersama Ake, Emily, Chris, Paris, serta Lucy dan Rose si kembar.
Ini membuat Emily sedikit kecewa, awalnya dia mengira Yang Mulia hanya mengundangnya seorang diri, tak disangka Paris juga hadir——dia tidak mempedulikan Chris sang ketua perkumpulan magis, juga tidak berani memperhatikan Ake sang penyihir agung, namun terhadap Paris yang pernah dikabarkan sebagai kekasih Tuan Lord, dia sangat sensitif.
Sorot matanya terhadap Paris samar-samar mengandung sedikit permusuhan.
Paris sendiri hanya memperlakukan Emily dengan sikap biasa, dia sudah berkali-kali menemani Liszt selama Festival Tahun Baru. Seiring meningkatnya kekuatan dan status Liszt, dia lama menyimpan perasaan cintanya di dasar hati, memposisikan diri sebagai pengikut setia——Tentu saja, jika Tuan Lord membutuhkan, dia siap kapan saja mengorbankan diri.
Sedangkan Chris, mungkin juga memiliki sedikit perasaan terhadap Liszt, tapi pikirannya lebih banyak tenggelam dalam pencarian Kebenaran.
Lucy dan Rose dibawa oleh Ake, pasangan kembar ini sangat dia kagumi, ada keinginan untuk menerima mereka sebagai murid dan mengajari dengan serius. Tentu, saat ini kembar itu lebih mirip dua pelayan Ake, membantu menyingkirkan urusan vulgar yang tidak disukainya.
Sebenarnya awalnya Liszt juga mengundang wakil ketua perkumpulan magis Kenli, tapi Kenli tidak bisa meninggalkan tugas. Penyihir di perkumpulan magis kebanyakan "anjing single", tidak punya konsep keluarga sehingga tidak punya keinginan merayakan festival, hari libur tetap melakukan eksperimen, karena itu tidak bisa lepas dari pengelolaan dia dan Chris.
Chris pergi ke Kastil Xinhuo, dia pun tetap tinggal untuk bertugas.
"Benar-benar membuat iri." Melihat beberapa perempuan yang sedang mengobrol dengan Liszt di ruang tamu, Li Weis yang sepenuhnya dikontrol Loria tak bisa menahan decak kagum.
Setiap perempuan di sini tak lain adalah orang-orang yang dihormati di Kerajaan Api, memadukan kecantikan dan kekuatan, menjadi objek cinta ribuan ksatria. Namun mereka semua merayakan Festival Tahun Baru di Kastil Xinhuo.
Tertawa terbahak-bahak dan menikmatinya dengan senang hati hanya untuk beberapa lelucon sinis Liszt yang hampir tak lucu sama sekali.
Sedangkan dia.
Menanggung hidup seorang kekasih di luar pun harus bersikap licik, takut ketahuan oleh Loria.
Tak enak masuk ke ruang tamu, dia pergi diam-diam. Saat berbalik, gumamnya dalam hati: "Apakah punya naga bisa berbuat semaunya?"
