“Aku bukan pembunuh bayaran, Piero.” Wajah Liszt terlihat dingin, Piero berani menganggapnya sebagai algojo yang bisa disewa.
Andai bukan karena alasan Aluminium Naga, dia sama sekali tak ingin ikut campur dalam urusan kacau Piero ini.
Memang.
Di matanya, Pilov*Mengamuk hanyalah semut yang bisa dihancurkan dengan jepitan jari. Tapi sebagai Ksatria Naga, ada harga diri yang harus dijaga. Merencanakan perang dan merampas sumber daya sendiri sudah membuat reputasi Raja Api-nya terkikis, apalagi jika harus membunuh seorang bangsawan.
Pohon hidup karena kulitnya, manusia bertahan karena muka.
Dia bisa bertarung hidup-mati dengan Ksatria Naga lain, tapi enggan membunuh ksatria biasa. Ini masalah prinsip.
Melihat sikap Liszt, Piero bergumam gelisah: "Kau memang bukan pembunuh, tapi kau vampir penghisap darah!"
Tentu saja di permukaan dia dengan cepat menunjukkan sikap khawatir: "Ah, mohon Yang Mulia memaafkan ucapan Piero yang tidak pantas. Sungguh, Pilov terlalu serakah, secara paksa menawan putra saya Florence dan ingin menguasai naga aluminium untuk dirinya sendiri, hal ini membuat saya tak berdaya."
"Pilov memang agak serakah, memberikan hukuman tertentu padanya adalah hal yang harus dilakukan." Liszt berkata dengan nada sinis, "Kemampuan sebesar apa menikmati sumber daya sebesar itu. Sebagai pewaris pejuang kuno yang terpilih untuk dieliminasi oleh zaman, masih bertindak sembarangan seperti ini, sangat tidak bijaksana."
Secara nominal memaki Pilov yang tidak mengerti aturan, sebenarnya sedang menekan Piero. Meminta partisipasi raja suatu negara dalam permainan ini pasti membutuhkan pembayaran alat yang setara.
"Menurut maksud Yang Mulia, jika saya bersedia membayar delapan Peri Besar dan sepuluh Elf Kecil, serta memberikan petunjuk tentang sub-naga, imbalan apa yang bisa saya dapatkan?" Piero bukan bodoh, dengan mudah menebak maksud di balik kata-kata Liszt, lalu bertanya.
"Kita bisa mengajak Pilov untuk berunding. Dengan kehadiran seekor naga aluminium di sini, ketiga pihak bisa mencoba."
"Coba bagaimana?"
"Pihakmu pertama-tama melakukan pertempuran hati. Jika gagal, biarkan pihak Pilov melakukan pertempuran hati, lalu giliran saya. Jika kita semua gagal, lanjutkan putaran baru. Intinya selama kalian berdua membayar sejumlah peri sebagai harga, saya akan memoderatori acara tunggang naga ini."
Duke Piero merenungkan beberapa saat, lalu menjawab: "Saya bisa mencoba mengajak Pilov keluar, tapi harga yang harus dibayar perlu dikurangi."
"Bisa."
……
"Kadipaten Besi Abu-abu berbatasan langsung dengan wilayah Marquis Boulder. Jarak antara ibu kota kerajaan dan kota pusat Marquis Boulder juga tidak terlalu jauh. Dulu ketika Naga Besi Mulut Abu-abu Orn masih menjadi bagian dari Kadipaten Besi Abu-abu, Piero sering menyalahgunakan kekuasaannya. Kini giliran Marquis Boulder yang menekan Piero."
Marquis Batu Pilov yang merasa berada di posisi superior akhirnya menyetujui permintaan Pangeran Besi Abu-abu Piero untuk bertemu di kota kecil perbatasan.
"Pangeran Piero, Floransa tidak akan aku kembalikan padamu! Putraku harus menjalani Pertempuran Hati terlebih dahulu, hanya ini satu-satunya pilihan!" tegas Pilov begitu duduk di kastil, "Setelah putraku Picarter dan Pilet gagal dalam Pertempuran Hati, baru akan diserahkan ke Florensa untuk Pertempuran Hati."
"Pilov, kau pikir bisa mengalahkanku?" Pangeran Piero menyorotkan pandangan dingin pada pria besar berjanggut dengan punggung harimau dan pinggang beruang dihadapannya.
Marquis Boulder benar-benar seperti namanya - bagaikan batu raksasa yang kokoh.
Ini adalah ciri khas pemakai kulit beruang - otot-otot perkasa yang bahkan tanpa bantuan energi sihir mampu merobek harimau dan macan tutul.
Setelah mengonsumsi jamur beracun kencing anjing, energi magisnya semakin tak terkendali disertai peningkatan wibawa yang drastis.
Pilov tertawa terbahak-bahak: "Cahaya kejayaan ksatria tak hanya bersinar pada keluarga ksatria seperti kalian. Anak laki-lakiku juga seorang ksatria, sama-sama mendapat berkah cahaya kejayaan. Yang Mulia Adipati, naga aluminium adalah kemuliaan milik keluarga Bumi Mengamuk. Mohon kebiasaan ini diterima saja."
"Jika aku meminta bantuan keluarga kerajaan Elang, kamu takkan punya kesempatan sama sekali!"
"Begitu pula keluarga Besi Mulut Abu-abu takkan punya peluang. Kita semua sama, siapa berani mengambil risiko membocorkan rahasia? Lagipula, jika kehilangan kemuliaan naga aluminium, keluargaku paling hanya dihukum kerajaan. Tak ada kerugian berarti. Tapi keluarga Besi Mulut Abu-abu harus menghadapi ancaman kepunahan, hehe."
Penampilan Pilov seperti pria kasar nekat, namun sebenarnya detail dalam menghitung untung-rugi.
Sayangnya dia salah perhitungan. Piero yang sudah kecanduan rasa sumsum, kembali memilih kerja sama dengan Liszt - Piero mengira ini sekadar memanfaatkan nama besar harimau untuk mengibarkan bendera, tak sadar sedang diajak mengadu-domba.
Bagaimanapun juga.
Saat Pilov sedang jumawa, Liszt yang telah menyelesaikan penyelidikan radius ratusan kilometer dan memastikan tak ada penyergapan ksatria naga, turun dari langit memasuki kastil tak bernama ini. Busana Frac*Habillé-nya yang sempurna mempertegas postur tegapnya.
Wajah tampannya tak lagi menyisakan kegerahan masa muda beberapa tahun silam, hanya terpancar kebijaksanaan, kematangan, kestabilan, dan aura penguasa.
“Siapa Kamu?” Sorot mata Pilov tak bisa lepas dari Liszt yang masuk, pori-porinya menyusut, bulu kuduk meremang di seluruh tubuh, sudah merasakan tekanan yang luar biasa.
“Izinkan saya memperkenalkan.” Piero tertawa Hehe, “Inilah tokoh legendaris terhebat di timur laut Daratan Legenda, Raja Kerajaan Api, Naga Suci-
Ksatria Naga Tak Berbentuk Liszt*Api Yang Mulia, beliau akan memoderatori alokasi naga aluminium kali ini.”
Liszt duduk dengan santai, matanya menyapu sekilas Pilov, Mata Magis diaktifkan. Terlihat energi chaos pekat mengalir dalam tubuh Pilov.
Energi ini hanya perlu percikan kecil saja untuk memicu ledakan dahsyat.
Harus diakui, Pemakai Kulit Beruang adalah warisan pejuang kuno yang menarik, sistem latihan yang unik, worth it untuk diteliti lebih dalam.
“Ksatria Naga Tak Berbentuk!” Pilov langsung berdiri terkejut.
Pengawal ksatria yang dibawanya panik berkerumun di sekitar Pilov, mencabut pedang ksatria, memandang Liszt dengan ketakutan, suasana siap meledak kapan saja.
Liszt tiba-tiba mengeluarkan aura naga, Ddorrr mengarah ke hadirin, dan berpidato dengan wibawa: “Duduk semua!”
Plek!
"Marquis Batu Pilov tak bisa menahan diri duduk kembali, menarik napas dalam, dengan cepat menyesuaikan mentalitasnya, melambaikan tangan menyuruh para pengawal mundur: 'Belum mendapat kabar tentang Yang Mulia Liszt, Pilov belum sempat menyambut Yang Mulia secara langsung, mohon Yang Mulia berkenan memaafkan.'"
"Hal-hal sampingan seperti ini tidak perlu diperhatikan."
Liszt tersenyum tipis: "Aku ulangi skema kompromiku. Perjanjian akan ditandatangani oleh tiga pihak: Keluarga Besi Mulut Abu-abu, Keluarga Amukan Bumi, dan aku sendiri. Duke Piero akan membayarku tujuh Peri Besar disertai petunjuk Sub-Naga. Aku jamin Fu Lorenza* Panah Kecepatan Angin mendapat prioritas pertama dalam pertempuran hati melawan Aluminium Naga."
"Apa haknya jadi pertama!" Pilov nyaris memukul meja, tapi setelah melirik Liszt, meletakkan tangannya kembali: "Yang Mulia Liszt, ini tidak masuk akal!"
"First come first served. Fu Lorenza tentu berhak mendapat prioritas pertama. Marquis Pilov juga bisa ikut berpartisipasi. Cukup bayar lima Peri Besar padaku, aku izinkan putramu Pikart mendapat prioritas kedua. Aku sendiri dengan berat hati menempati posisi ketiga."
Pilov kembali mengangkat tangan hendak memukul meja, tapi menahan diri: "Aku tidak setuju dengan urutan ini! Fu Lorenza tidak pantas mendahului putraku!"
Liszt mengangkat alis: "Pilov, kau meragukan otoritasku?"
"Ini adalah Kerajaan Elang!"
"Bahkan di Kekaisaran Cahaya Berkilau yang Tak Pernah Jatuh pun, otoritasku tetap berlaku. Pilov, sepertinya kau tidak berpikir demikian?"
“Memang, aku tak bisa menghentikan kekuatan perkasa Yang Mulia Liszt, tapi aku punya cadangan. Keluarga Kerajaan Elang akan segera tahu semua yang terjadi di sini. Begitu keluarga kerajaan campur tangan, takkan ada yang dapat naga aluminium!”
“Makanya aku usul kerja sama tiga pihak. Kalian boleh coba pertempuran hati pertama dan kedua. Aku hanya mau yang ketiga. Sebenarnya ini cuma menghindari gangguan. Bahkan jika Raja Elang Adonis*Cahaya Bulan Perak datang sendiri, jika gagal menunggangi naga, paling-paling kubunuh naga aluminium dan musnahkan Keluarga Mengamuk Bumi sebelum pergi.”
Sekali tak sepakat langsung mau bunuh naga dan punahkan keluarga, seolah naga tak beda dengan ayam kampung.
Kalau orang lain bilang begitu, Pilov bisa meludahi mukanya. Tapi yang bicara Liszt, Pilov hanya bisa menerima – soalnya ksatria naga ini pernah dengan perkasa membunuh dua ksatria naga, bahkan sendirian menghadapi lima ekor naga. Reputasi kejamnya bisa bikin anak tiga tahun berhenti nangis.
Jika Pilov berani atur sembarangan, Keluarga Mengamuk Bumi benar-benar dalam bahaya kepunahan.
