Istana Taring Platinum.
Osborn*Platina Putih mengadakan audiensi dengan delegasi dari Kerajaan Api, lalu mengumpulkan beberapa menteri kerajaan berpengaruh untuk berdiskusi.
"Menurut kalian, tata krama seperti apa yang harus kita terapkan terhadap pendirian Kerajaan Api?"
“Yang Mulia, hubungan baik negara kita dengan Kerajaan Api seharusnya diperlakukan dengan protokol lebih tinggi untuk menstabilkan persahabatan antar kedua negara. Bagaimanapun, kedua negara sedang berdiskusi pembagian wilayah Kerajaan Elang, sudah sepatutnya kedua belah pihak menunjukkan ketulusan lebih besar dalam menangani masalah ini.” Seorang menteri berkata.
“Menurut saya tidak perlu meningkatkan protokol, hal ini akan membuat Liszt merasa memegang inisiatif. Pembagian Kerajaan Elang oleh kedua keluarga harus dipimpin oleh negara kita, bukan oleh Kerajaan Api yang masih muda.”
“Meskipun Kerajaan Api masih muda, tapi Liszt bukanlah orang sembarangan. Dalam perang pembantian naga, mungkin masih banyak hal yang perlu bergantung padanya. Memberikan protokol tinggi tidaklah berlebihan.”
“Tata krama normal saja sudah cukup. Mungkin kita bisa memberikan ganti rugi tertentu dalam pernikahan politik antara Keluarga Mawar Merah-Putih dengan Keluarga Api.”
Para menteri mengemukakan pendapat masing-masing, namun Osborn mengerutkan alisnya: “Masalah pernikahan politik untuk sementara tidak usah dibahas.”
“Yang Mulia, mengapa demikian?”
Semua yang hadir adalah menteri kepercayaan Osborn, sehingga tidak perlu merahasiakan apapun. Dengan suara lembut dia berkata: “Mungkin Keluarga Mawar Merah-Putih terlalu percaya diri, ada perubahan yang tidak jelas dalam rencana pernikahan politik... Kemungkinan Liszt tidak bermaksud untuk melakukan pernikahan politik.”
“Tidak? Bagaimana mungkin! Mutiara Baja dari Keluarga Mawar Merah-Putih adalah wanita tercantik utara, calon pernikahan politik paling cocok dengan keluarga kerajaan di tiga kerajaan besar. Jika Liszt ingin naik status menjadi keluarga pemelihara naga, mana mungkin dia rela melepaskan kesempatan pernikahan politik sebaik ini!”
"Kamu anggap baik, mungkin pihak lain tidak merasa begitu." Osborn menyipitkan mata berkata, "Jika di sampingmu ada seorang penyihir agung sirene dan seorang kesatria naga perempuan, mungkin kamu juga akan mempertimbangkan pilihan apa yang harus diambil... Liszt ini benar-benar membuat orang iri."
Penyihir agung dan kesatria naga sendiri sudah menjadi simbol yang terlalu tinggi, sekarang ditambah awalan sirene dan perempuan, ini semakin mulia dan tak masuk akal.
Osborn dengan santai melontarkan candaan "membuat iri", faktanya di hati nuraninya benar-benar iri sampai tak terbendung.
Penyihir agung sirene dan kesatria naga perempuan, sama-sama memiliki daya tarik mematikan baginya. Sayangnya perempuan mulia seperti ini semuanya berkumpul di sekitar Liszt. Jika diberi kesempatan, dia akan segera membatalkan permaisuri sekarang, memilih salah satu menjadi permaisuri baru.
Bagaimanapun dia sudah punya anak laki-laki, isolasi reproduksi antara sirene dan manusia bukan lagi masalah.
Kesatria naga perempuan, juga demikian.
Namun dia terpilih hanya bisa berteriak dalam hati: "Mengapa!"
"Mengapa semua kemuliaan terkonsentrasi di tangan Liszt, mengapa aku yang membasuh diri dalam kekuasaan dan lahir dari kemuliaan, bukan anak terpilih yang penuh kehormatan!"
"Mengapa anak bangsawan kecil dari desa terpencil, lalat Safir dengan keturunan tak sampai seperseribu kemuliaanku, bisa menjadi raja yang sederajat denganku!"
“Mengapa Huo Long bukan milikku, naga tak berbentuk bukan milikku, Orichalcum Dragon bukan milikku, tulang naga bukan milikku, unicorn bukan milikku... Mengapa penyihir agung sirene dan kesatria naga perempuan juga bukan milikku!”
Teriakan itu berulang-ulang.
Sayangnya, ketika kembali ke realitas, dia harus membuang semua perasaan ini.
Dengan rajin menjadi Raja terlatih yang selalu berangkat dari keuntungan: "Kalian semua mengemukakan pendapat, maka saya yang akan mengambil keputusan akhir. Untuk perayaan pendirian Kerajaan Api kali ini, persiapkan dengan protokol normal, sekaligus mintalah Keluarga Mawar Merah-Putih meningkatkan standar."
……
"Surat dari Osborn telah tiba, meminta kita meningkatkan upaya merangkul Liszt. Mash, Marilyn, menurut kalian berapa banyak hadiah yang harus dibawa dalam misi ke Kerajaan Api ini?" Adipati Mawar duduk di kursi utama meja makan sambil mengiris foie gras yang elegan.
Mash meletakkan pisau dan garpu, menampilkan senyuman tampannya: "Keluarga Mawar Merah-Putih tak pernah kekurangan hadiah bermartabat. Tapi karena Paman Osborn tidak rela mengeluarkan uang sendiri, kita akan memberi atas nama Keluarga Mawar Merah-Putih. Intinya jangan biarkan Osborn mendapat keuntungan cuma-cuma."
Istri Adipati Agung berkata dengan tidak senang: "Antara saudara, jangan terlalu menghitung-hitungan. Mash, kamu harus menjadi lebih matang."
Mash menjawab dengan tenang: "Ibu, meskipun Keluarga Mawar Merah-Putih dan Keluarga Platina Putih akrab seperti keluarga sendiri, tapi kami bukan pelayan. Beberapa sikap tetap harus ditunjukkan. Kalau tidak, Liszt mungkin akan meremehkan keluarga kita jika melihat situasi seperti ini, ini tidak menguntungkan adik."
"Sebenarnya apa sikap Liszt? Apakah urusan pernikahan politik belum masuk agenda?" Adipati Mawar mengangkat kepalanya, memandang Mash.
Mash berpikir sejenak: "Persiapan untuk mendirikan kerajaan terlalu banyak. Dalam kunjungan diplomatik kali ini, saya akan mengajukan undangan pernikahan politik resmi kepada Liszt."
Tiba-tiba Marilyn yang selama ini diam berkata: "Kakak, menurutku kamu tidak perlu menyebutkan itu."
"Oh, kenapa?"
"Mungkin Liszt tidak punya niatan menikah secara politik, hanya kita yang berharap sepihak." Marilyn mengangkat serbet menyeka krim di sudut bibirnya, "Selain itu, aku juga tidak ingin keluarga kitalah yang pertama kali mengajukan pernikahan politik. Dia harus menunjukkan ketulusan, dan saat ini aku tidak melihat sedikitpun ketulusan itu."
"Marilyn, aku dan Liszt adalah teman baik. Itu sudah merupakan bentuk ketulusan."
"Mungkin itu hanya kesombonganmu sendiri."
"Aku sombong?" Mash tertawa sinis penuh keyakinan, "Marilyn, adikku tercinta, ketika anggota Keluarga Mawar Merah-Putih mengeluarkan kekayaan mereka, tidak akan ada lagi yang disebut kesombongan. Kamu harus pahami bahwa kehangatan keluarga, cinta, dan persahabatan—semua itu sebenarnya bisa dibeli dengan uang."
"Mungkin semua ini hanyalah halusinasi yang diciptakan uang untukmu."
"Tidak, ini adalah kekuatan sihir yang dibawa uang!" Mash membantah adiknya. Melihat adiknya tak lagi bicara, dia melanjutkan dengan penuh keyakinan, "Ayah, Ibu, Paman Osborn mengirim surat. Kalau begitu mari kita serahkan batch Air Naga Merah yang seharusnya dijual ke Keluarga Platinum Putih kepada Liszt."
Adipati Mawar mengunyah perlahan sepotong foie gras. Mendengar itu ia mengangguk, "Kalau mengadakan acara, harus dilakukan dengan sempurna. Ketika adikmu menjadi Permaisuri Kerajaan Api, modal dan keuntungan akan kembali ke tangan Keluarga Mawar Merah-Putih... Ingat, kita kaya tapi tak melakukan bisnis merugi."
……
Liszt tidak memperhatikan pengaturan delegasi dari berbagai negara. Saat ini dia sibuk bagai kehilangan arah.
Meskipun telah mempersiapkan selama bertahun-tahun, saat benar-benar hendak mendirikan kerajaan baru tersadar bahwa ribuan detail belum siap. Pulau Api yang menerapkan sistem feodal bangsawan pasti akan menghadapi tekanan besar kekurangan populasi. Mengisi kekosongan tenaga kerja setelah para bangsawan penguasa wilayah pergi adalah masalah terbesar.
Masalahnya sama sekali tidak hanya itu.
"Yang Mulia, ini adalah pengaturan Komite Pengembangan untuk feodalisme bangsawan bergelar Pangeran ke atas. Mohon tinjau apa yang perlu diubah atau ditambahkan."
Gorret bergegas menuju Istana Matahari-Bulan-Bintang sambil membawa sebuah daftar.
Istana megah yang menjulang di puncak Gunung Matahari dan Gunung Bulan ini telah resmi ditempati oleh Liszt.
Komite Pengembangan juga telah pindah dari Kantor Pemerintah Kota Alang-Alang ke Kantor Pemerintah Kota Kerajaan Api, membuat kota besar yang baru ini benar-benar menjadi jantung Pulau Api.
"Anda duduk dulu, saya lihat sebentar." Li Site mengambil alih daftar tersebut dan mengamati dengan cermat.
