Medan perang sangat sengit. Serbuan pasukan berkuda, panah-panah penjaga benteng, kastil-kastil yang jatuh dalam sekejap. Bangsawan penguasa wilayah besar telah dipindahkan oleh keluarga kerajaan Elang, yang tersisa hanyalah bangsawan kecil yang tak mau meninggalkan wilayah mereka, sama sekali tak punya kekuatan untuk melawan secara besar-besaran.
Maka Kerajaan Api mendapat kesempatan untuk maju tanpa halangan. Ordo Ksatria mereka terus meraih kemenangan, setiap kastil yang dilewati entah dihancurkan sampai reyot atau bangsawannya menyerah.
Kemudian.
Pasukan logistik yang bertugas menangani tawanan dan budak tani mulai membungkus semua logistik, memuatnya ke kereta kuda dan gerobak dorong untuk dikirim terus-menerus ke tepi pantai.
Di sana, pengangkutan dilanjutkan oleh Kapal Dagang Huo Long dan Kapal Perang Tie Long yang bersandar.
“Dari tujuh putri duyung, hanya Adipati Brupoci dari Laut Asin yang tetap bertugas di perairan Pulau Api, mengendalikan budak tani Ikan Jelek untuk bekerja. Enam putri duyung lainnya telah datang untuk membantu transportasi.” Kapal-kapal besar bertiang tiga mengangkut logistik dan populasi dalam jumlah besar kembali ke Pulau Hati.
Di puncak sebuah bukit di garis depan, Liszt dan Emily berdiri berdampingan.
Di belakang mereka, dua naga sedang terlelap: Naga Zamrud Muda Ethan dan naga tak berbentuk Bard.
"Yang Mulia, dengan berakhirnya Dekrit Hukuman tahun ini, wilayah pesisir Kerajaan Elang sudah tidak memiliki sumber daya lagi untuk dirampas. Ke mana kita akan melakukan perampasan tahun depan?" tanya Emily.
"Menyusuri beberapa sungai besar, masih ada wilayah subur yang bisa dirampas. Hanya perjalanan pulang-pergi akan memakan waktu. Untungnya industri galangan dalam negeri berkembang pesat, dan cadangan awak kapal cukup untuk mendukung perjalanan jauh Ordo Ksatria." Liszt menyipitkan mata, "Tapi apakah ini diperlukan, masih belum pasti."
Emily mengangkat kepala melihat Liszt: "Kalau tidak begini, adakah cara lain?"
"Ada."
"Hm?"
"Mary baru-baru ini melaporkan bahwa keluarga kerajaan Elang dan Kerajaan Baja telah beberapa kali bertemu secara rahasia. Kemungkinan mereka akan berdamai dan bersekutu." Sumber informasi Liszt sebagian besar berasal dari Ordo Ksatria Darah pimpinan Mary*Fajar Menyingsing, dengan pasukan pelayan darah di bawah komandonya.
"Sebagai Menteri Pertahanan Utama, meskipun Emily tidak memiliki hubungan langsung dengan Mary, dia mengetahui beberapa informasi: 'Yang Mulia beranggapan Kerajaan Baja mungkin bersekutu dengan Kerajaan Elang untuk mengambil sikap perang terhadap negara kita?'"
"Belum tentu terhadap Kerajaan Api kita. Mungkin terhadap Kadipaten Safir. Pelayan Darah menemukan banyak tikus dari Kerajaan Baja menyusup ke Kadipaten Safir. Selain itu, di perairan utara Kerajaan Baja, telah dibangun banyak galangan kapal dengan armada yang cukup besar telah berkumpul."
Kerajaan darat masa lalu tidak tertarik pada laut, hanya Kerajaan Elang yang merencanakan diam-diam perang pembantian naga untuk menghancurkan Kadipaten Safir yang dianggap seperti lalat, serta bekerja sama dengan keluarga Banteng membangun armada kapal.
Namun ketika Liszt dan Ake muncul tiba-tiba dari lautan.
Persepsi raja-raja darat tentang kemiskinan dan kegersangan laut segera berubah. Berbagai keluarga kerajaan telah menyadari bahwa lautan tidak selalu miskin sumber daya. Maka Kerajaan Baja mulai merencanakan armada secara diam-diam, siap melancarkan operasi lintas laut untuk menginvasi Laut Biru Berkilau - Laut Kerang mungkin terlalu berbahaya untuk dijamah.
"Membangun armada dan mengirim mata-mata, ini memang persiapan perang, Yang Mulia. Saya perlu berdiskusi dengan Marquis Mary untuk menyusun persiapan pertahanan." Emily yang telah dewasa, kini menjadi jendral terlatih. "Kadipaten Safir adalah target utama, Pulau Hati akan menjadi garda terdepan."
“Pulau Hati memiliki pintu sihir, merupakan satu-satunya akses bagi Kerajaan Api untuk menyerang Kerajaan Elang. Bisa disangka betapa bernilainya tempat ini secara strategis.”
“Termasuk dalam kategori rebutan sengit.”
“Setidaknya keluarga kerajaan Elang pasti bermimpi menghancurkan Pulau Hati, memusnahkan Formasi Teleportasi Hati Nurani, memutus portal Kerajaan Api yang bergerak ke timur dari lautan.”
“Mary akan segera kembali dari Negeri Baja, membawa kabar terbaru tentang dinamika keluarga kerajaan Baja.”
“Jika terjadi pertempuran laut, akankah keluarga kerajaan Baja dan Elang mengirim kesatria naga untuk memulai perang pembantian naga baru?” Sorot mata Emily berkilau penuh semangat saat berbicara. Sejak menjadi kesatria naga, dia belum pernah ikut dalam perang pembantian naga sejati.
“Hanya beberapa kali berlatih dengan Liszt... bertarung menunggang naga atau saling pukul langsung.”
Merangkul pinggang ramping namun kuat Emily, Liszt berkata dengan penuh keyakinan: “Lancarkan atau tidak, itu tak penting. Pertempuran laut biasa atau perang pembantian naga, akhirnya sudah ditakdirkan. Laut hanya punya satu tuan, bukan sekadar Laut Biru Berkilau atau Laut Kerang, tapi seluruh lautan!”
Emily meletakkan kepalanya dengan lembut di bahu Liszt, merasakan semangatnya. Kecemasannya yang awalnya menggebu justru berubah menjadi manis: “Ya, Yang Mulia.”
……
Perintah hukuman berlangsung selama empat bulan penuh, dari awal bulan Agustus hingga akhir November.
"Mengingat Kerajaan Elang terus menerapkan strategi non-resistensi, Liszt tanpa basa-basi menggali lahan hingga tiga chi, menyapu bersih seluruh populasi dan logistik di permukaan untuk dibawa pergi. Bahkan tanaman yang belum matang di ladang pun dipanen - toh di sini sudah tidak ada penduduk lagi, tak perlu meninggalkan sumber daya apapun."
Statistik pascaperang.
Berhasil dijarah sebanyak 800.000 jiwa, di mana 200.000 dialokasikan ke bangsawan penguasa wilayah, sementara 600.000 sisanya menjadi bagian Liszt dan para bangsawan kota kekuasaannya.
Tak satu pun Peri Besar diperoleh, semuanya mengikuti migrasi bangsawan besar. Elf Kecil hanya diperoleh tiga ekor.
Sisanya hanyalah peri serangga milik bangsawan-bangsawan kecil.
"Secara keseluruhan, hasil Perintah Hukuman tahun ini kecuali di bidang kependudukan yang cukup melimpah, aspek lainnya tidak sebaik Perintah Pembukaan Lahan tahun lalu. Ksatria yang berhasil ditawan dan direkrut pun kebanyakan bangsawan kecil dengan bakat buruk dan karakter moral rendah." Demikian disimpulkan Adipati Pulau Tulip Li William dalam rapat kabinet luar.
"Tampaknya taktik migrasi bangsawan besar oleh Kerajaan Elang berhasil meminimalisir kerugian mereka," desah Adipati Pulau Wutong Piero.
Marquis Pulau Ercis Dimaria berkata kecewa: "Tahun depan mungkin tidak ada medan untuk Perintah Hukuman. Kita perlu membuka medan pertempuran baru." Matanya berbinar menantikan perang, sebab tanpa jasa perang yang cukup, bagaimana gelar adipatinya bisa terwujud?
"Mungkin Kadipaten Gunung Es bisa menjadi arah terobosan?"
“Di Kadipaten Gunung Es, perang saudara baru saja berakhir. Adipati yang berhasil naik takhta dengan dukungan kesatria naga dari Kerajaan Huang Shi Yuan, sekarang juga mendapat pengakuan Naga Permata Cornflower, membuatnya semakin sulit dikendalikan. Selain itu, sumber daya domestik mereka juga tidak melimpah. Dua kali Perintah Penghukuman mungkin akan membuat kadipaten ini menghilang.”
Li Si langsung menghentikan usulan para menteri: "Untuk sementara, Kadipaten Gunung Es fokus pada perdamaian. Arah utama kita adalah strategi penaklukan Kerajaan Elang... Jangan terlalu memikirkannya. Langkah perang Kerajaan Api takkan pernah berhenti. Mungkin saja ada pihak yang secara inisiatif memicu perang baru."
Seolah membuktikan visi jauh Li Si, tepat ketika Tahun Pertama Kalender Api baru saja berakhir di bulan November, dan Desember baru saja tiba, pelayan darah melaporkan kabar penting.
Kerajaan Elang dan Negeri Baja mengumumkan aliansi, serta merilis Surat Mobilisasi Perang untuk menaklukkan Kadipaten Safir.
"Pengkhianat harus menerima hukuman! Keluarga Safir telah mengkhianati Negeri Baja, mengkhianati tuan mereka Keluarga Platina Putih. Hanya darah dan api yang bisa membersihkan kesalahan mereka!"
Begitu surat mobilisasi dikeluarkan.
Laut Biru Berkilau kembali bergelombang.
