Langkah-langkah perang sama sekali tidak berhenti. Ordo Ksatria Kerajaan Api dikerahkan sepenuhnya, menumpangi Kapal Perang Tie Long dan Kapal Dagang Huo Long. Dengan dukungan tenaga kuat putri duyung, mereka dengan cepat membanjiri Kerajaan Elang.
Tidak segera mendarat, jantung wilayah pesisir sudah gersang, tidak ada sumber daya yang bisa dirampas.
Jadi kapal-kapal perang dan dagang ini terus didorong putri duyung, melawan arus sepanjang beberapa sungai besar terkenal Kerajaan Elang, menerobos ke wilayah pedalaman untuk melakukan perampokan.
Pada dasarnya kota-kota besar Kerajaan Elang tersebar di sepanjang aliran sungai besar ini. Tanah yang telah dibuka selama bertahun-tahun sangat subur dan kaya hasil alam. Bahkan ingin bermigrasi mengungsi pun tidak ada cara. Bangsawan di sini tak pernah membayangkan wilayah kekuasaan mereka akan diserang, juga tidak rela meninggalkan wilayah kekuasaan.
Tapi menghadapi gempuran Ordo Ksatria Kerajaan Api, mereka hanya bisa melakukan perlawanan terbatas. Bagaimanapun, ada naga di langit yang menjaga ordo ksatria ini.
"Mengapa manusia api sama sekali tidak takut? Tidakkah mereka takut akan kemarahan keluarga kerajaan?" Beberapa bangsawan yang terlambat mendapat kabar, bahkan setelah serangan Ordo Ksatria Kerajaan Api, masih belum tahu tentang terjadinya Perang Pembantian Naga —— Tanpa panggung sihir, cara mereka menyampaikan informasi pada dasarnya hanya mengirim surat.
Sayangnya, kecepatan pengiriman surat mana bisa menyaingi kecepatan putri duyung mendorong kapal perang.
Saat Ordo Ksatria mulai menyerbu, para bangsawan ini masih berpesta siang-malam, menjalani kehidupan mabuk-mabukan. Jadi, tanpa kejutan, mereka dengan mudah ditaklukkan oleh Ordo Ksatria Kerajaan Api yang mengendarai Warcraft dan kuda perang, satu demi satu kastil berhasil direbut. Populasi, makanan, peri, semuanya menjadi tawanan.
"Berhati-hatilah, jangan sampai melukai peri!" Markus*Roda Kereta mengendarai seekor monster super-
Burung Gagak Api sambil terbang rendah, mengawasi para ksatria yang merampas hasil jarahan, "Perintah Yang Mulia Raja harus diingat baik-baik, semua peri akan didistribusikan secara terpusat oleh keluarga kerajaan, tidak boleh ada tindakan menyembunyikan!"
Peri.
Peri yang cantik.
Markus sangat memahami kegemaran Liszt terhadap peri. Sebagai orang kepercayaan yang paling awal mengikuti, dia tahu Liszt berbeda dengan bangsawan manapun, kecintaannya pada peri datang dari hati nurani.
Di Kerajaan Api, menyiksa peri adalah pelanggaran berat, membunuh peri bahkan disamakan dengan kejahatan membunuh bangsawan besar.
"Yang Mulia memiliki belasan naga, kemuliaannya setara dengan Kaisar Agung kekaisaran, namun Yang Mulia hanya kekurangan peri, membuat Kerajaan Api kehilangan permata yang bersinar." Markus melompat turun dari punggung Burung Gagak Api, kedua tangan di belakang punggung menatap kastil yang baru direbut ini, penuh semangat di dalam hati.
"Sebagai anggota Legiun Pembakaran yang langsung di bawah komando Yang Mulia, aku pasti akan menyalakan permata ini untuk Baginda!"
Kekuatannya sangat lemah, hanya setingkat elite Knight Bumi. Meskipun sekarang menjabat sebagai Pangeran Kota Angin Topan dengan pasokan ramuan ajaib dan daging Warcraft yang melimpah, tetap tidak ada kesempatan untuk mencapai terobosan menjadi Sky Knight.
Namun, Markus merasa sangat bersyukur. Dulu cita-cita hidupnya hanyalah menjadi bangsawan, minimal berpredikat ksatria bangsawan kelas terendah.
Sekarang malah terangkat menjadi Pangeran bergelar tinggi.
"Segala yang kumiliki adalah anugerah Yang Mulia. Keluarga Roda Kereta hanya bisa membalas kemuliaan ini dengan menjadi rasul abadi Keluarga Api, mengikuti mereka selamanya!"
Di lubuk hati, telah tumbuh sebuah pikiran: "Setelah perang ini, dengan izin Yang Mulia, aku akan mengubah marga keluarga kami menjadi Rasul Api!"
……
"Langit telah berubah, benar-benar berubah." Seorang pangeran berdiri di kastilnya, memandang jauh ke arah Ordo Ksatria yang mendekat dengan bendera naga api berkibar-kibar, sambil bergumam pelan.
Di tangannya tergenggam erat sepucuk surat darurat 10.000 li yang dikirimkan melalui burung Warcraft - surat dari kakaknya yang menjabat sebagai pejabat di ibukota kerajaan.
Isi suratnya singkat: "Kerajaan Api menyerbu, Ordo Ksatria Naga Patroli hancur. Tracy dan Warren gugur. Naga Perak, Naga Topas Kuning, dan Naga Timbal dirampas. Naga Rubi dan Edward ditangkap. Keluarga Kerajaan Elang di ambang kehancuran. Keluarga Morning Glory bersiaplah."
Sang Pangeran meremas-remas surat itu hingga berkerut, lalu menghela napas lesu: "Bersiaplah, bersiaplah, Kakakku, persiapan apa lagi yang bisa kulakukan?"
"Yang Mulia, Serangan musuh, mohon perintah Anda!" Komandan regu ksatria bersujud dengan satu lutut, berkata dengan gugup.
Namun Pangeran Piaget menutup mata, tetap diam sampai para ksatria berulang kali mendesak. Akhirnya dia berbicara dengan kecewa: "Labrador, buka pintu kastil dan gantung bendera putih." Setelah mengucapkan ini, energi tempur dalam tubuhnya menghilang - pertama kali merasa tak berdaya sejak promosi menjadi Sky Knight.
"Yang Mulia!"
"Yang Mulia!"
"Yang Mulia!"
Para ksatria panik: "Kami bersumpah mati mempertahankan Kastil Morning Glory!"
"Tidak perlu. Ini pasukan Kerajaan Api. Tak ada yang bisa menghalangi langkah Lord Wilayah Naga. Dia pasti akan menguasai wilayah ini cepat atau lambat. Keluarga Morning Glory hanya punya satu pilihan: mengubah bendera." Pangeran berbalik dan menuruni tangga dengan langkah berat, "Kepala pelayan, siapkan pakaian upacara! Aku akan menyerah secara pribadi!"
……
Bang!
Dug!
Bruuk!
Di Istana Naga Besi Berantai, Adonis*Cahaya Bulan Perak dari Kerajaan Elang memecahkan wadah kristal ke lantai, menderu dalam kemarahan.
"Mengapa?!"
"Tidak mungkin!"
"Nagaku! Kerajaanku!"
Dengan kasar meremas cangkir kristal hingga pecah, fragmen tajam menusuk telapak tangan hingga darah mengucur deras: "Liszt! Beraninya kau memperlakukanku seperti ini, lalat Safir! Seharusnya kuhancurkan kau dulu! Ah! Tak kurelakan! Nagaku!"
"Adonis, para menteri menunggu Anda memimpin rapat." Permaisuri masuk dengan diam-diam.
"Pergi, suruh mereka semua pergi, gerombolan parasit tak berguna ini! Apa yang mereka inginkan? Menertawakan aku lalu berlomba menjilat Raja Lalat di lautan diam-diam?!" Adonis mengumpat keras, "Mereka kira aku tak tahu rencana busuk mereka? Kerajaan Elang sudah binasa, kenapa mereka belum juga menjilat tuan baru!"
Permaisuri berseru keras: "Adonis, kau harus tenang! Kerajaan Elang kami belum punah!"
"Bagaimana bisa tenang?" Adonis menatap Permaisuri dengan dingin, "Saat aku mewarisi tahta, ada sebelas ekor naga! Tapi sekarang? Tinggal tiga tersisa! Dua Naga Besi Mulut Putih, satu Naga Kuningan! Katakan padaku, dengan apa aku akan menguasai Kerajaan Elang? Kemuliaan keluarga kerajaan Elang sudah terpisah sepenuhnya, menjadi seorang badut!"
Ucapan Adonis membuat Permaisuri tak bisa membantah.
Kekuasaan keluarga kerajaan tidak bergantung pada taktik politik atau kekayaan, melainkan pada naga. Hanya naga yang bisa menstabilkan negara, menegakkan kemuliaan, menguasai wilayah seluas ribuan li. Keluarga kerajaan Elang awalnya memiliki sebelas naga, tewas, dirampok, tinggal tiga ekor tersisa.
Sudah tidak berhak lagi menyebut diri sebagai kerajaan.
Setelah terdiam sejenak, Permaisuri berusaha menghibur: "Adonis, kita sedang dalam kesulitan. Tapi kita harus bertindak. Keluarga Cahaya Bulan Perak dan keluarga Bai Koutie harus terus dilanjutkan... Berdiskusilah baik-baik dengan para menteri, termasuk Pangeran Alex. Pendapatnya akan sangat penting."
Adonis duduk dengan kasar di kursi: "Apa lagi yang perlu dibicarakan, aku tidak ingin bertemu siapa pun. Aku sebagai Raja sudah menjadi bahan tertawaan."
"Tapi kau harus bertemu. Meski bukan sebagai Raja, setidaknya... sebagai keluarga pemelihara naga, perjuangkan sisa-sisa keuntungan yang masih ada." Sang Permaisuri menunjukkan ketenangan yang mengerikan, "Tak hanya berunding dengan menteri dan Alex, tapi juga dengan Kerajaan Baja, Gao Lu Bao, bahkan... dengan Liszt."
"Hmph!"
Mendengar nama Liszt, mata Adonis langsung membelalak dengan kobaran api kebencian: "Aku takkan bernegosiasi dengan lalat Safir itu!"
