Saat Char keluar dari gua, punggungnya membawa bungkusan raksasa beberapa kali lebih besar dari tubuhnya. Langsung dia menguliti kulit naga untuk membungkus gigi naga, urat naga, sisik naga dan sebagainya.
Barang seberat ini hanya bisa diangkat pria berotot aneh sepertinya.
Melihat Char keluar seperti siput humanoid, Si Menyedihkan baru tenang. Tapi Duoduo Luo di samping mulai gemetar lagi, melototi Char sambil berpikir: Bagaimana cara menyapa maling kecil ini?
Pakai kekerasan?
Tentu tidak bisa! Maling kecil ini sepertinya dekat dengan Yang Mulia. Meski tidak memperhitungkan itu, kekuatan mengerikannya bisa menghancurkanku hanya dengan sentilan jari.
"Lagipula, tadi aku sendiri mencekik leher si barbar ini. Bagaimana kalau dia mau membalas dendam? Tulang-tulangku yang cuma segini mungkin nggak bakal tahan meski cuma satu pukulan darinya......"
Niat balas dendam atas perampokan di Kota Wildfire ini sepertinya mustahil terwujud.
Memikirkan hal itu, Duoduo Luo menghela napas penuh kepedihan.
Meski Xia Ya punya tenaga besar, membawa bantuan sebesar ini - hampir separuh bagian naga terbawa - langkahnya mulai terasa berat. Saat hendak menyapa Si Menyedihkan, tiba-tiba ada bayangan manusia berlari kencang menghampiri, lalu memeluk kakinya.
Yi?
Ini si tukang sulap itu!
Duoduo Luo memeluk paha Xia Ya, ingus dan air mata bercampur, sikapnya tunduk dan mesra sampai tingkat ekstrem: "Pahlawan! Terima kasih sudah menyelamatkanku dari mulut naga! Jasa menghidupkanku kembali tak bisa kubalas, kumohon terima kasihku ini kau terima!"
Usai bicara, dia sengaja mengusapkan ingusnya ke celana Xia Ya.
Xia Ya justru bingung. Kapan aku menyelamatkan nyawamu? Bukannya tadi kau sendiri yang lari tunggang langgang turun gunung lalu nyungsep di depanku?
Tapi... kalau ada orang yang ngasih diri...
Xia Ya menatap Duoduo Luo: "Kau benar-benar mau membalas budi?"
"Tentu!" Duoduo Luo melihat ekspresi ramah Xia Ya, hati kecilnya lega. Orang takkan memukul yang tersenyum hormat, dengan sikap sopanku ini pasti dia nggak tega minta pertanggungjawaban.
“Bagus! Karena aku sudah menyelamatkanmu, menurut aturan di Padang Api Liar, kamu sekarang adalah tawananku! Sebelum kamu menebus diri, kamu adalah pelayanku.” Setelah mengucapkan itu, Char menyeringai sambil melempar tas raksasa itu ke arahnya: "Bawakan tas untuk Tuan!"
“Aku...” Duoduo Luo hanya merasa seperti gunung menimpanya, penglihatannya menghitam: "Tolooong..."
Si malang Duoduo Luo langsung terengah-engah tertindih tas, sementara Char sudah berdiri di depan Si Menyedihkan, menatapnya dengan senyum manis.
Begitu melihat Char, Si Menyedihkan langsung teringat penampilan telanjang brengsek itu di mulut gua tadi... ditambah senjata pembunuhnya yang mengerikan... Pipinya memerah, jantungnya berdebar kencang, napasnya tersengal-sengal, tak berani menatap mata Char.
“Aku punya hadiah untukmu.” Char melepas kulit manusia dari pinggangnya (juga terbuat dari kulit naga), lalu membungkuk untuk menarik ujung celana Si Menyedihkan.
Si Menyedihkan menjerit sambil menggelepar ke belakang: “Kau! Apa yang kau lakukan!!”
Jeritan Si Menyedihkan membangunkan Duoduo Luo yang tertindih tas. Begitu melihat adegan itu, Duoduo Luo langsung pusing!
Binasa! Binasa! Si barbar ini berani melecehkan Yang Mulia! Dewa! Apa yang harus kulakukan?!
Anggota keluarga kerajaan dilecehkan di depan mataku. Aku harus menghentikan kejahatan ini atas nama Keadilan! Tapi... beranikah aku? Si maling kecil ini bisa menghancurkanku dengan sekali gebrak.
"Kalau dia benar-benar berniat melakukan sesuatu, mungkin setelahnya dia akan membunuhku untuk membungkamku!"
Tidak boleh tidak... Atau mungkin, aku harus membantu? Dia ingin memperkosa Yang Mulia, haruskah aku Duoduo Luo mendorong pantatnya?
Cih cih cih!!!! Aku ini penyihir, mana mungkin melakukan pelanggaran licik dan jahat seperti ini... Terlalu jahat! Terlalu hina!!
Tapi, duduk diam tanpa berbuat apa-apa? Itu juga dosa besar!!
Seketika, tiang hukuman bakar, jerat gantung, guillotine... serangkaian nama mengerikan berhamburan di otaknya.
Penyihir malang itu gemetar tak henti dalam pertarungan batin antara manusia dan dewa.
※※※
"Bergerak sembarangan apa!" Char menekan si Menyedihkan ke tanah dengan kasar, berseru marah: "Jangan bergerak! Biarkan aku periksa lukamu di kaki!"
Sambil berkata demikian, dia merobek ujung celana si Menyedihkan.
(Untung hanya ujung celana.) Si Menyedihkan memastikan Char tidak melakukan gerakan mencurigakan, hatinya sedikit tenang. Namun jantungnya tetap berdebar kencang, merasakan kedua kakinya dicengkeram si kampungan ini. Sensasi geli dan lembut merambat dari betisnya hingga menusuk kalbu, membuat tubuhnya lunglai lalu hatinya pun meleleh...
Char mengeluarkan kantong kulit, menuangkan seonggok cairan merah-hijau kental darinya, lalu mengoleskannya pada luka di kaki si Menyedihkan.
“Ini darah naga!” Dia terkekeh Hehe: “Aku baru saja menemukan ini bisa menyembuhkan luka! Lihat bagian tubuhku yang terbakar, sudah sembuh semua, efek dari menggosok darah naga tadi! Hah! Jika kau oleskan sedikit, lukamu akan cepat sembuh. Bahkan jika dioleskan di tempat lain, nanti... bisa mengeras seperti besi juga!”
Sambil berkata, wajahnya menampakkan senyum aneh: “Kita sama-sama pria, maukah kuajari cara menggunakannya? Hehe!”
Si Menyedihkan yang polos tak paham makna tersirat, hanya menatap Char dengan bingung, tak mengerti maksud perkataannya.
Char kecewa melihat lawannya tidak merespons. Dalam hati, dia menggerutu: "Dasar bodoh! Dengan rupa seburuk ini, mana ada perempuan mau mendekat. Kalau sampai 'mengeras seperti besi' tapi tak ada yang memakai, percuma saja."
Setelah mengoleskan darah naga ke kaki Si Menyedihkan, dia segera menarik kembali kantongnya.
Saat menarik tangan, dia mendapati Si Menyedihkan masih terdiam menatapnya. Kaki itu tetap terulur dengan gelombang mata yang aneh, sorot penuh makna yang membuat Char tak nyaman. Terdiam sejenak, dia mengusap wajah: “Ada apa di wajahku?”
（Babi bodoh...）
"Si Menyedihkan segera tersentak bangun, wajahnya memerah sambil menarik kembali kakinya. Ia duduk sambil memeluk lutut di sana, tidak berani menatap mata Char. Hatinya kacau balau, tidak tahu apakah rasa bingung, malu, atau sedikit kesal pada si kampungan yang tidak peka ini."
Namun tak lama kemudian, ia merasakan area luka di kedua kakinya mulai gatal. Saat menunduk melihat, luka yang tak kunjung sembuh selama berhari-hari itu ternyata sedang menyatu dengan cepat. Kulitnya perlahan meregenerasi, daging dan darah yang hancur, keropeng darah pun mulai mengelupas...
Si Menyedihkan akhirnya tersadar.
"Long, darah Long? Kau memberiku darah naga?" Suaranya bergetar: "Darah naga, barang berharga seperti ini, kau justru memakainya untukku?"
Char terkekeh Hehe, dalam hati berpikir: Laozi sudah mandi darah ini berkali-kali, tas juga masih penuh. Memberikan sisa-sisanya padamu, apa masalahnya?
Dari belakang terdengar erangan Duoduo Luo.
"Uh... Yang Mulia, jika tidak merepotkan, tolong... tolong singkirkan benda yang menindihku ini... Aku... Aku hampir tertekan sampai mati..."
Char mengerutkan kening. Ia berjalan mendekat dan dengan satu tangan mengangkat bungkusan raksasa itu, memandangi penyihir yang tinggal separuh nyawa: "Sungguh lemah. Kau lebih sampah daripada pelayan terakhirku."
Duoduo Luo mendidih dalam hati, tapi raut wajahnya semakin tunduk: "Pelayan... pelayan terakhir Tuan adalah..."
"Hmph, namanya Okes, seekor goblin."
Aku...
Duoduo Luo hampir muntah darah.
Aku adalah penyihir mulia! Masak kalah oleh seorang goblin?!
Dia merangkak bangun, kepala menengok ke kiri-kanan, tiba-tiba matanya berbinar!!
Mayat penyihir terakhir yang dibunuh A Da tergeletak tak jauh dari situ!
Duoduo Luo segera berlari mendekat, kedua tangannya menggeledah baju penyihir - pertama-tama melepas lencana emas dengan hati-hati, lalu mencabut cincin sihir angin di jari penyihir, terakhir menemukan kantong kulit rusa kecil berisi botol-botol dan barang pecah belah.
Duoduo Luo bersorak girang. Meski kemampuannya pas-pasan, wawasan penyihirnya masih berfungsi. Sekilas ia tahu ini semua adalah peralatan kelas atas yang sangat langka bagi penyihir!
Cincin sihir angin ini saja nilainya minimal 10.000 koin emas!! Sedangkan botol-botol dalam kulit rusa itu kebanyakan berisi bahan sihir berkualitas tinggi dan gulungan mantra!
Akhirnya ia bahkan menemukan dua inti magis.
Saat sedang gembira, tiba-tiba bayangan besar menyelimutinya. Menoleh ke belakang, Char sudah berdiri di sana tersenyum.
"Ketemu barang bagus? Ingat, kau sekarang pelayanku. Semua temuan jadi milikku!" Senyum Char ramah: "Dasar newbie... Jangan lupa copot bajunya. Sepatu bootnya juga keren."
Duoduo Luo：“……”
※※※
Duduk di puncak bukit beristirahat sampai senja hari, Char dan Si Menyedihkan menunggu luka di kaki mereka sembuh total, baru menepuk pantat dan berdiri, mengangkat kedua tangan, berseru antusias: "Baik! Petualangan kali ini berhasil sempurna, pulang ke rumah!!"
Hmph, aku Tuan Besar Char sekarang sudah sukses, orang tua itu pernah bilang, selain punya uang, pria juga harus punya perempuan baru sesuai status tuan besar.
Di Wildfire Town... Bibi Sofia meskipun cantik, tapi sudah berumur. Oh iya, katanya dia punya keponakan yang mirip Bibi Sofia, bertangan kasar berkaki kokoh, dada besar pantat besar...
Tuan besar sekarang sudah sukses, pulang langsung melamar! Hmph!!
Orang tua itu juga pernah ngomong satu kalimat yang bener.
“Perjaka belum tentu miskin, tapi pria kaya biasanya bukan perjaka.”
