Char menatap lawannya. Sorot mata sang musuh seperti menyembur api, kebencian yang begitu mendalam membuat bulu kuduk Char merinding. Tatapan itu seolah siap menerkam dan menggigitnya kapan saja.
"Hmm," Char teringat, terakhir kali bertemu dengan orang ini, mereka berdua akhirnya bertarung habis-habisan. Tapi teknik bela diri orang ini sangat aneh, dia menggunakan serangkaian jurus yang persis sama dengan gerakan memecah kayu bakar dan menusuk arang yang pernah Char pelajari.
Apakah... orang ini juga belajar dari si tua itu?
"Jangan buang waktu dengan omong kosong, aku tidak akan menurunkan senjataku." Char melirik sinis: "Aku bukan orang bodoh, dalam situasi seperti ini apa pilihanku selain bertarung?"
Him menyeringai dingin.
Dia sekarang sangat yakin, semua anggota timnya ada di sini dengan persenjataan lengkap, pasukan kuat dengan kuda perkasa, dan sudah mengepung bocah ini rapat-rapat. Kali ini bahkan jika punya sayap, bocah ini takkan bisa kabur!
Him mengacungkan tombaknya, sorot matanya penuh aura membunuh: "Bagus, tepat untuk membersihkan aibku dengan darahmu!"
Him menatap tajam bocah liar di hadapannya, matanya memancarkan kebencian mematikan—demi para dewa, Him punya alasan kuat untuk membelah tubuh bocah ini menjadi tujuh delapan potong dan memberi makan anjing!
Sebagai anggota resmi "Ksatria Pengawal Kehormatan Osgiliath", Him sudah lupa kapan terakhir kali merasa terhina seperti ini.
Osgilia——nama yang mulia, nama penuh kehormatan! Di seluruh benua, hanya satu kesatuan ksatria yang berani menggunakan nama ini sebagai prefiks—karena "Osgilia" adalah nama Kota Raja di ibu kota Kekaisaran Bizantium!
Setia langsung kepada keluarga kerajaan, hanya menerima perintah dari Yang Mulia Kaisar Bizantium, memiliki tradisi dan kejayaan yang ditulis dengan darah besi tak terhitung. Hanya kesatuan ksatria inilah yang layak menggunakan nama mulia "Osgilia".
Faktanya, Kesatuan Pengawal Kehormatan Osgilia memiliki nama informal lain: Pengawal Malam. Karena kesatuan ini hanya milik dan setia kepada keluarga kerajaan. Berbeda dengan pengawal kota raja biasa, kesatuan ini adalah kekuatan pribadi khusus Kaisar, tidak diawasi Komite Militer atau Dewan Tetua Kekaisaran, bahkan gaji dan biaya operasionalnya dibiayai dari kas pribadi kerajaan.
Untuk membedakan mereka dari pasukan pengawal resmi Kekaisaran, orang-orang biasa menyebut mereka "Pengawal Senja". Meski tidak tercatat dalam struktur militer resmi, mereka terkenal gagah berani dan selalu mengenakan zirah hitam, bergerak cepat bagai angin malam—utusan kematian di kegelapan.
Yang bisa masuk ke Pasukan Ksatria Pengawal Kehormatan Osgilia, semuanya adalah kandidat terpilih yang diseleksi ketat dari angkatan bersenjata, terutama dengan latar belakang pribadi yang benar-benar bersih dan kesetiaan mutlak kepada keluarga kerajaan. Bahkan bisa dikatakan dengan agak berlebihan: loyalitas mereka kepada Sang Kaisar sendiri jauh melampaui kesetiaan mereka pada Kekaisaran.
(Dalam sejarah Kekaisaran Bizantium memang pernah terjadi preseden seperti ini. Lebih dari seratus tahun yang lalu saat terjadi kekacauan internal di Kekaisaran, Kaisar yang berkuasa saat itu digulingkan. Namun Kaisar baru yang naik takhta tidak bisa mengendalikan Pasukan Penjaga Malam ini. Akibatnya, dua ratus Ksatria Penjaga Malam mengawal mantan Kaisar yang digulingkan bertempur dengan berdarah-darah, hampir berhasil menerobos keluar dari Kota Raja Osgilia yang terkepung rapat. Dalam kondisi jalan buntu terakhir, meskipun mantan Kaisar bunuh diri, tidak satu pun dari Ksatria Penjaga Malam ini yang mau menyerah. Separuh bunuh diri mengikuti tuannya, separuh lagi melancarkan serangan bunuh diri. Hasilnya, kecuali sedikit yang berhasil lolos, seluruh pasukan gugur. Ksatria Penjaga Malam yang lolos itu terus menolak tawaran penyerahan dan reorganisasi dari Kekaisaran Bizantium, karena mereka berpendapat bahwa sasaran kesetiaan mereka adalah Sang Mantan Kaisar pribadi, bukan negara ini.
Sejumlah kecil ksatria kemudian menjadi pemberontak dan kelompok perampok berkuda di wilayah perbatasan Kekaisaran. Kekaisaran membutuhkan waktu sampai setahun penuh untuk memberantas pemberontakan ini.
Namun belakangan, kaisar baru memutuskan untuk membangun kembali Pasukan Ksatria Pengawal Malam. Keputusan ini mendapat penentangan dari hampir semua menteri penting kekaisaran, namun Yang Mulia Kaisar tetap bersikeras melanjutkannya.
Seperti dikatakan Kaisar Bizantium Saivandala I pada masa itu: "Kaisar mana di dunia ini yang tidak ingin memiliki sekelompok pasukan bunuh diri yang bertempur dengan gagah berani dan bersumpah setia tanpa syarat sampai mati kepada dirinya sendiri?")
Karena seleksi yang sangat ketat ini, jumlah Pasukan Ksatria Pengawal Malam dengan formasi khusus ini selalu sangat sedikit. Bahkan pada puncak kejayaannya dalam sejarah, jumlah Ksatria Pengawal Malam dengan status resmi di kesatuan ini tak pernah melebihi lima ratus orang.
Setiap anggota yang bisa bergabung dengan Pengawal Malam adalah prajurit elit yang dipilih dengan seksama. Baik dari segi kemauan maupun tingkat kesetiaan, tak ada celah sama sekali. Lebih lagi, Ksatria Pengawal Malam memiliki posisi mulia di Kekaisaran Bizantium. Bahkan dibandingkan dengan Pasukan Pengawal Istana yang juga menyandang gelar pengawal kerajaan, mereka tetap memiliki status lebih tinggi.
Him telah bergabung dengan Pengawal Malam selama bertahun-tahun. Tiga tahun lalu ia menjadi komandan kavaleri, yang menjadi pencapaian tertinggi dalam hidupnya. Meski hanya seorang komandan kecil yang secara nominal memimpin dua puluh orang saja, bukankah komandan Pengawal Malam jelas berbeda dengan komandan biasa?
Di Pengawal Malam, komandan kavaleri kecil seperti dia hanya berjumlah belasan orang. Seorang komandan kavaleri rendahan ini bahkan tak perlu memberi hormat saat bertemu jenderal biasa, cukup saling menganggukkan kepala. Dari sini terlihat betapa angkuhnya pasukan Pengawal Malam!
Karakter keras dan tegas Him dalam menjalankan perintah, disiplin besi dalam memimpin pasukan, ditambah kemampuan bela diri mumpuni membuatnya mulai menonjol di antara belasan komandan kavaleri. Ketika ketua guild mengumumkan akan mempromosikan dua wakil ketua muda dua tahun lalu, harapan mulai menggelora di hati Him.
Misi kali ini membawa perintah tertulis langsung dari Sang Kaisar Agung. Him bertekad menyelesaikannya dengan sempurna untuk menambah prestasi gemilang di riwayat hidupnya.
Tapi siapa sangka, target yang sudah ditemukan beberapa hari lalu justru lolos dari pengawasannya!
Tiga orang melawan satu anak liar, hasilnya satu tewas dua terluka! Sebagai komandan, dirinya bahkan kalah telak dalam duel satu lawan satu yang adil.
Aib seperti ini takkan bisa ditelannya! Selama beberapa hari terakhir, satu-satunya yang ada di pikirannya adalah menemukan bocah itu kembali dan membersihkan noda kehormatan dengan darah. Rasa kagum awal pada bakat anak itu sudah lenyap bagai debu tertiup angin.
※※※
Bunuh dia! Harus membunuhnya! Harus mengalahkan dan membunuhnya di depan umum untuk membalikkan reputasimu! Jika tidak, sebagai perwira Pasukan Pengawal Malam yang terhormat, kalah dari anak liar, pulang pun tak perlu berpikir tentang promosi jadi wakil ketua guild. Lebih baik langsung mengajukan permohonan keluar dari Pasukan Pengawal Malam!
Him bukan orang bodoh. Bisa menjadi perwira di Pasukan Pengawal Malam yang seluruhnya terdiri dari elit, dia jelas bukan tipe yang tak bisa berpikir. Setelah kekalahan telak terakhir, dengan tenang dia melakukan analisis mendalam. Ada dua alasan kekalahannya: Pertama, lawannya secara misterius berhasil menahan teknik pedang terkuatnya - ilmu sejati yang susah payah dipelajarinya dari seorang jago di pasukan dulu.
Hal ini membuat Him bingung, tapi selain teknik pedang, dia juga sangat yakin dengan kemampuan tombaknya.
Alasan kedua kekalahan terakhir adalah kerugian besar di persenjataan. Senjata hitam legam si anak itu entah dari bahan apa, ternyata sangat tajam. Waktu itu senjatanya terpotong. Kali ini dia khusus memilih tombak salib berat. Tombak salib sebenarnya cocok untuk pertarungan berkuda, tapi bagi Him yang ahli bela diri, pertarungan kaki tanah pun bisa menunjukkan kekuatan. Yang penting, badan tombak ini berat dan besar, Him bertekad mengalahkan kelincahan dengan kekuatan brute!
Mungkin pedang si nak liar itu (anggap saja garpu api sebagai pedang) seberapa tajam pun, takkan mudah menghabisi tombak perang yang tebal!
Him tidak mau berdebat dengan Char, langsung mengacungkan tombak perangnya dan maju dengan langkah tegap. Dengan teriakan keras, kedua tangannya mengayunkan tombak salib yang ujungnya menyemburkan aura tempur abu-abu, menghujam ke bawah dengan garang ke arah Char!
Sebagai prajurit level dua menengah, aura tempur Him yang dilepaskan menciptakan tekanan angin kencang yang menyergap Char bahkan sebelum tombaknya sampai. Ujung tombak seolah membentuk pusaran yang merobek udara!
Char menegakkan dada, kedua tangan mencengkeram garpu api hitam legam yang membentuk garis hitam melengkung... Bang-bang-bang!!
Tiga tabrakan berturut-turut, tombak menghantam garpu api memercikkan bunga api. Setiap tiga hantaman tombak Him, Char mundur tiga langkah.
Harus diakui, aura tempur prajurit menengah ini membuat Char kewalahan meski fisiknya perkasa. Kedua tangannya kebas akibat getaran, ledakan aura tempur yang merobek angin kencang membuat baju luarnya terkoyak. Angin menusuk matanya hingga penglihatannya terganggu, kakinya terus mundur.
Him menggeram, tiba-tiba memutar tubuhnya dan menggunakan gagang tombak untuk menyerang balik. Gagang tombak itu bergerak seperti ular piton raksasa, Char nyaris terkena sapuan di pinggangnya! Terdengar suara gedebuk "Bang".
Char terlempar ke samping, mundur lebih dari sepuluh langkah. Pakaian di pinggangnya sudah robek, hancur berkeping-keping oleh ledakan aura tempur.
Him merasa puas setelah serangan pertamanya berhasil. Dia sangat yakin dengan kekuatan serangannya - aura tempur telah dikeluarkan sepenuhnya. Bahkan seekor kuda pun akan remuk tulangnya jika terkena, apalagi manusia. Pasti tulang pinggang si nak muda ini sudah remuk...
Tapi ada sedikit keraguan dalam hatinya. Terakhir kali, orang ini bisa menutup semua jurus pedangnya, tapi sekarang sama sekali tak bisa melawan teknik tombaknya? Apakah dia benar-benar tidak punya kemampuan bela diri?
Ah, cuma anak muda bodoh yang sembarangan bertarung.
Baru saja berpikir demikian, Him menegakkan tombak perangnya dan hendak berbicara, tapi tiba-tiba matanya melotot.
Char bangkit dari tanah, kesal menepuk-nepuk bajunya yang compang-camping. Serpihan kain beterbangan, memperlihatkan "kutang sisik ikan" yang dikenakan di dalam.
Dia menggerakkan pinggangnya, merasakan nyeri ringan tapi tidak ada cedera serius.
Ternyata, setelah diolesi darah naga, ketahanan tubuh terhadap serangan fisik menjadi luar biasa! Setidaknya saat serangan terakhir si brengsek tadi, Char jelas-jelas tahu, jika ini terjadi di masa lalu, pastinya dua tiga tulangnya akan patah. Tapi sekarang hanya pinggangnya yang agak sakit sebentar, lalu langsung sembuh.
Bola mata Heim hampir copot keluar!
Para ksatria Pengawal Malam di samping yang awalnya berwajah dingin pun mulai menunjukkan ekspresi terkejut. Kekuatan serangan Kapten Kavaleri tadi jelas terlihat oleh semua. Si bocah ini terkena pukulan langsung, tapi cuma menepuk pantat lalu baik-baik saja?!
