Berguncang di punggung kuda sepanjang malam, baru ketika subuh tiba, para goblin ini berhenti untuk beristirahat.
Terpaan angin dingin semalaman, meski kemampuan fisik Char sangat baik, dalam keadaan terluka dan terikat di punggung kuda, peredaran darahnya terhambat membuat seluruh tubuhnya kaku dan kebas.
Saat akhirnya beristirahat, beberapa goblin menurunkan Char dari punggung kuda dan melemparkannya ke tanah. Sebuah batu tepat menusuk pinggangnya, membuatnya menjerit kesakitan. Si kampungan ini sangat menyadari situasinya - nasib tertangkap goblin mungkin tak jauh beda dengan jatuh ke tangan Hasting!
Meski Hasting mendendam padanya, paling-paling hanya menusuknya dengan tombak hingga berlubang transparan. Tapi kalau jatuh ke tangan para goblin ini...
Dendeng manusia, lemak manusia yang direbus... Char membayangkan dirinya seperti daging babi yang diasinkan lalu digantung di rak untuk dikeringkan angin. Tubuhnya gemetar ketakutan.
Untungnya para goblin ini sementara tidak bermaksud menyakiti Char, malah dua goblin membawa sepotong dendeng untuk menyuapinya. Melihat daging kering tanpa kandungan air itu yang tak diketahui sudah berapa lama disimpan, saat didekatkan ke hidung tercium bau amis menyengat, bulu kuduk Char merinding sambil mengguncang-guncangkan kepala sekuat tenaga.
Siapa tahu ini daging makhluk apa! Mengingat gaya khas goblin, bisa jadi ini potongan paha petualang yang tewas di tangan mereka... mana mungkin Char mau memakannya??
Kedua goblin mulai geram, meneriakkan "Ook-Ook!" dengan suara menyeramkan. Salah satunya menyepak Char dua kali, lalu menekan dagunya keras-keras, membuka mulutnya paksa dan memasukkan gumpalan daging. Yang lain mengambilkan kantong air dan menuangkan beberapa teguk ke mulut Char. Terprovokasi, Char terbatuk-batuk dua kali membuat tenggorokannya terbuka lebar, sepotong dendeng langsung meluncur masuk.
Ubun-ubun kepala Char merinding, ingin muntah tapi tak bisa keluar. Kedua goblin malah menepukkan tangan puas sebelum pergi sambil mengumpat kasar.
Istirahat sebentar, Tian Gong akhirnya sadar, digiring oleh dua goblin ke hadapan Char. Para goblin berjaga-jaga di sekeliling Tian Gong, hanya satu goblin yang maju dengan garang menangkap Char, memaksanya tiarap di tanah. Char yang tak berdaya memilih menyerah, meski dalam hati mengutuk delapan belas generasi leluhur para goblin.
Wajah Tian Gong terlihat tidak sehat. Biasanya kulit goblin berwarna hijau muda, tapi saat ini wajaknya yang hijau pekat bagai mentimun tua, dengan aura hitam samar mengambang di balik warna hijaunya.
Tian Gong berdiri di depan Char, wajahnya berubah murka: "Oakes! Oakes! Istri! Di mana?!"
Char tertawa kecut. Tian Gong langsung menampar wajahnya. Char meludahkan darah sambil menggeleng: "Aku, kebebasan, istri, berikan!"
Tian Gong menyipitkan sepasang mata kecil seperti kacang hijau menatap Char lama, akhirnya mendengus keras sambil memberi isyarat tangan.
Dua goblin menghunus pisau hendak memotong tali kulit sapi yang mengikat tangan-kaki Char. Tiba-tiba Tian Gong berteriak menghentikan mereka.
Tian Gong menyipitkan mata, ia jelas merasakan sesuatu yang tidak beres. Perasaan tidak enak ini sebenarnya tidak masuk akal, tapi tiba-tiba ia merasa bahwa makhluk di hadapannya ini sama sekali tidak boleh dilepaskan. Jika dilepaskan, pasti akan menimbulkan masalah besar.
"Istri, berikan padaku! Kebebasan, untukmu!" Tian Gong menahan amarah.
Char berpikir, sifat ingkar para goblin memang termasyhur di seluruh benua. Jika aku memberitahunya terlebih dahulu, mungkin langsung ditusuk dengan pisau. Ia menggelengkan kepala dengan tegas.
Tian Gong berteriak histeris pada Char. Para goblin di sekitarnya mulai mengepung dan memukulinya. Untungnya tubuh Char kasar, meski seluruh badannya sakit setelah dipukuli beberapa lama, ia masih bisa bertahan sambil terus menggelengkan kepala, menolak berbicara.
Tian Gong frustasi. Beberapa kali ia mengangkat batang besi hendak memukul, tapi akhirnya mengurungkan niat. Setelah lama ragu-ragu, akhirnya ia meletakkan batang besi sambil melambaikan tangan dengan geram.
Para goblin kembali mengikat Char di punggung kuda dan melanjutkan perjalanan.
Saat matahari tepat di atas kepala di siang hari, rombongan goblin berjalan di padang tandus. Char mengenali arah ini menuju Padang Merah di Wildfire Plain. Ia teringat terakhir kali melewati sini masih ditemani Si Menyedihkan yang bisa diintimidasi. Kini gilirannya menjadi objek intimidasi, membuatnya menghela napas dalam hati.
Dalam barisan para goblin, bau menyengat memenuhi udara. Xia Ya sudah tahu kebiasaan para goblin yang jarang mandi. Sepanjang perjalanan, dia mulai terbiasa dengan bau busuk itu. Berbeda dengan Tian Gong yang menunggang kuda sendirian, sesekali mendekati Xia Ya sambil berteriak-teriak, mengancam dan membujuk. Tapi demi menyelamatkan nyawa, mana mungkin Xia Ya mau membuka mulut? Tian Gong sampai menggigit giginya berderak-derak marah, tapi tetap tak bisa berbuat apa-apa terhadap Xia Ya.
Ketika Tian Gong kesekian kalinya berlari menjauh dari Xia Ya sambil mengumpat, tiba-tiba dari depan terdengar teriakan waspada para goblin: "Ook-Ook!"
Di tepi jalan, seekor kuda hitam tiba-tiba muncul dari balik batu besar. Kilat melesat mendekat! Hasting yang berada di atas kuda itu memegang tombak kayu runcing yang dibentuk secara dadakan. Dengan kudanya yang berlari kencang, dia menerobos barisan goblin. Tombaknya menusuk tepat di kepala dua goblin yang menghalangi. Tempurung hijau itu langsung hancur lebur!
Tian Gong murka luar biasa, ia memacu kudanya dengan gigih sambil mengayunkan batang besi untuk menghadapi Hasting. Namun Hasting hanya menyeringai dingin, tombaknya melesat deras ke arah Tian Gong. Saat Tian Gong berusaha menangkis dengan batang besi, tombak Hasting tiba-tiba meledak di udara dengan suara "boom"! Lidah api hitam menyembur ke segala arah, dua goblin terkena percikan api hitam itu. Dengan jerit kesakitan, tubuh mereka seketika diselimuti api hitam yang menjalar. Setelah berguling-guling di tanah sambil meraung, mereka pun berubah menjadi arang hangus!
Hasting segera memutar kudanya dan kabur. Kuda hitamnya sangat gesit, sementara kuda yang ditunggangi Tian Gong hanyalah kuda rendahan. Mana mungkin bisa mengejar?
Dua penunggang kuda itu saling kejar-kejaran. Dengan lihai, Hasting berputar dan menggiring Tian Gong berputar-putar, lalu tiba-tiba balik arah dan menerobos barisan goblin. Kuda hitamnya menghantam seorang goblin hingga tulang dadanya remuk, roboh sambil memuntahkan darah, nyaris tak bernyawa.
Tanpa jeda, ia langsung memacu kudanya menjauh.
Setelah lari cukup jauh, Hasting sengaja berhenti. Tertawa terkekeh dari kejauhan membuat Tian Gong mengamuk tak karuan. Setelah mengukur perbedaan kecepatan kedua kuda, akhirnya ia tak berani mengejar.
Hasting menghilang di padang luas. Tian Gong yang geram hanya bisa menghentakkan batang besinya ke tanah berkali-kali hingga membentuk beberapa lubang untuk melampiaskan amarah.
Namun saat sore hari, Hasting menyerang lagi. Kali ini dia muncul di kejauhan di depan jalan, memegang busur panjang yang baru dibuat dari anyaman dahan pohon. Bung! Dua goblin langsung tertembus dadanya oleh dahan runcing yang melesat. Tian Gong marah mengejar dengan kuda, Hasting melepaskan anak panah lagi yang berhasil dipukul terbang dengan tongkat besi Tian Gong, namun Hasting kembali menghilang...
Malamnya, para goblin berhenti beristirahat. Saat ini mereka tampak ketakutan. Dua kali serangan siang hari oleh Hasting selalu berhasil lalu kabur. Beberapa goblin sudah mati, tapi bahkan sehelai rambut Hasting pun tak bisa mereka sentuh. Bahkan Tian Gong seperti lupa menginterogasi Char, hanya memeluk kepala sambil menggerutu.
Akhirnya, Hasting muncul untuk ketiga kalinya! Kali ini bayangannya terlihat di tepi hutan, dengan beberapa tombak tajam dari dahan pohon tertancap di punggungnya. Dia mendekati para goblin dengan kuda, sengaja berputar-putar membentuk lingkaran. Kali ini Tian Gong lebih bijak, tak buru-buru mengejar, hanya mengacungkan tongkat besi sambil mengaum marah.
Senyuman sinis Hasting terdengar dari kejauhan. Dia melaju dengan kuda, lalu tiba-tiba meraih beberapa tombak pendek di punggungnya dan melemparkannya ke arah sini!
Gerakan tangannya sangat cepat. Beberapa tombak pendek itu melesat bertubi-tubi membentuk aliran api hitam yang menyobek langit...
Tian Gong melotot, mengaum keras sambil mengangkat tongkat besi untuk menghantam tombak pendek yang meluncur ke hadapannya. Namun kekuatan dahsyat yang terkandung dalam tombak itu langsung menjatuhkan Tian Gong dari kuda. Kuda buruk itu akhirnya menjerit kesakitan, keempat kakinya patah, dan terjatuh ke tanah. Tian Gong terguling di tanah, berguling dua kali lalu bangkit dengan darah mengalir dari mulutnya. Di sekitarnya, beberapa goblin menjerit-jerit tertusuk tombak yang melesat!
Dari kejauhan, Hasting tertawa terbahak-bahak sebelum kembali mengendarai kudanya pergi...
Sekarang, hanya tersisa tiga goblin yang masih hidup termasuk Tian Gong.
Dua goblin ketakutan merapat ke sisi Tian Gong, tak berani menjauh setengah langkah pun dari pemimpinnya. Meski Tian Gong terus mengaum marah, kedua goblin itu hanya gemetar bersimpuh sambil memeluk paha Tian Gong, mati-matian menolak untuk pergi.
Hanya menyisakan dua bawahan, Tian Gong mengamuk tak karuan. Di dekatnya, Char yang masih di atas kuda justru sudah paham betul!
Hasting sedang menerapkan taktik pengurasan energi lewat gangguan terus-menerus!
Malam itu, para goblin bermalam di hutan. Tian Gong tak bisa tidur semalaman, duduk gelisah dengan mata melotot, sesekali melompat berdiri untuk memastikan keadaan sekitar.
Menjelang subuh, wajah Tian Gong terlihat jelas lebih pucat. Sorot mata bulatnya yang seperti kacang hijau pun semakin redup.
Tapi masalah kembali muncul saat rombongan berjalan di dalam hutan keesokan harinya!
Seorang goblin yang berjalan paling depan tiba-tiba menjerit kesakitan, kakinya terjerat akar pohon dan langsung tergantung di udara. Dari samping meluncur batang pohon penuh ujung tajam yang langsung menancap mati goblin itu!
Auman Tian Gong menggema di hutan, tapi di mana bayangan Hasting?
Goblin terakhir yang tersisa menarik kuda yang mengangkut Char, kedua kaki pendeknya gemetar sampai tak bisa melangkah.
Tian Gong semakin gelisah, mondar-mandir sambil menghantam pohon besar di sampingnya hingga patah. Tiba-tiba dia menyambar Char dari punggung kuda dan menggendongnya sambil mengaum garang.
Saat hampir keluar dari hutan, anak panah licik melesat dari pepohonan dan menembus goblin paling belakang!
Akhirnya seluruh pasukan Tian Gong punah total!
Tian Gong tak lagi mengaum. Dengan tatapan dingin ke hutan di belakangnya, dia menggendong Char dan melangkah gagah ke padang rumput.
Char menghela nafas dalam hati. Tujuan Hasting tercapai: habisi semua anak buah Tian Gong, taktik gangguan selesai! Selanjutnya serangan frontal akan datang!
