Di dalam ruangan, yang duduk di depan Char bukanlah orang lain melainkan Yulia yang sedang hamil besar.
Sekarang kelompok Char, dari dia hingga bawahan seperti Cato, Sharba, atau Afrecarter—entah berasal dari militer, pemburu dari hutan belantara, atau samurai—semua bisa disebut tukang pukul.
Setelah Char tiba di Kota Kekaisaran, dia mendapatkan banyak rezeki nomplok baik besar maupun kecil, perlahan-lahan membangun warisan yang cukup besar. Namun masalah mempertahankan pengeluaran sehari-hari rumah tangga dan mengelola catatan keuangan... beberapa pria dewasa hanya bisa melotot tanpa daya.
Syukurlah di rumah masih ada Yulia, janda mendiang Kevin. Beberapa hari ini kondisi mental Yulia semakin membaik. Melihat para pria itu setiap hari kebingungan mengurus pembukuan rumah tangga, dia pun berani maju.
Meski Yulia tidak memiliki pendidikan tinggi, dia berasal dari keluarga kelas menengah yang memiliki dasar pengetahuan. Selama Kevin bertugas di medan perang tahun demi tahun, dialah yang sendirian mengurus segala urusan rumah tangga. Walau mungkin bukan jenius, kemampuannya jauh melebihi para pria itu. Dia menolak untuk hanya diam dipelihara oleh Char, dan ingin memberikan tenaganya. Char juga berpikir dengan memberinya pekerjaan bisa meringankan beban pikiran Yulia. Lagipula, urusan rumah tangga besar seperti makan-minum manusia dan kuda, kayu bakar, beras-garam ini benar-benar membuatnya pusing. Mempercayakan semuanya pada Yulia yang kompeten adalah solusi ideal baginya, maka dia setuju.
Hasilnya, Yulia menjadi sosok seperti kepala rumah tangga di keluarga Char.
"Char." Yulia menghela napas, wajahnya menunjukkan kecemasan: "Jangan terburu-buru, aku akan jelaskan perlahan-lahan padamu."
Char sangat menghormati janda Kevin ini. Meski terkadang bersikap seperti preman di hadapan orang lain, di depan Yulia, dia selalu bersikap sopan dan penuh penghormatan—bahkan saat tinggal dengan si tua dulu, dia tak pernah sepatuh ini.
Si kampungan menarik napas, lalu berkata dengan serius: "Hm, tadi aku terlalu terburu-buru. Katakan perlahan-lahan... Sebenarnya kan cuma masalah uang. Paling-paling rumah ini kujual saja."
"Tak perlu sampai jual rumah." Yulia tersenyum tipis, satu tangan mengelus perutnya, bicara perlahan: "Sudah kuhitung, rumah seluas ini total ada empat puluh sembilan kamar—belum termasuk halaman dalam, luar, dan kandang kuda di belakang. Banyak bagian yang sudah rusak parah. Jika mau direnovasi ulang, meski tidak mewah dan dihemat semaksimal mungkin, hanya untuk mengembalikan bentuk aslinya—dengan harga material di Kota Kekaisaran, biayanya minimal dua ribu koin emas!"
Char melotot: "Semahal itu?!"
Dua ribu koin emas! Dengan harga di Kota Kekaisaran Osthia, sekitar dua koin perak sudah cukup untuk menghidupi keluarga tiga orang selama sebulan. Pengeluaran setahun tak sampai dua koin emas. Dua ribu koin emas bisa menghidupi keluarga biasa selama seribu tahun!
Yulia antara ingin tertawa dan menangis: "Ini memang tidak bisa dihindari. Lantai itu awalnya terbuat dari granit marmer kelas atas, batu bata dinding juga bukan barang sembarangan. Pemindahan tanaman di pelataran, kerusakan lampu-lampu... Untuk bagian yang rusak, meski tidak mengganti semuanya, kita tetap harus membeli material yang sama persis dengan aslinya... Meski terlihat lapuk, setelah kuperiksa dengan teliti, semua material asli di kediaman ini adalah barang kelas satu terbaik! Biaya pembangunan rumah ini di masa lalu, kalau dipikir-pikir benar-benar membuatku terkejut. Untuk memperbaiki semua bagian besar dan kecil, dua ribu koin emas sudah perhitungan paling hemat."
"Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan: "Belum lagi rumah sebesar ini. Setelah selesai direnovasi, biaya operasional harian juga tak bisa dihindari. Tukang kebun yang merawat taman, koki dan dayang di rumah, tukang kuda, sais, pelayan, dan pekerja kasar—semuanya perlu disewa dengan uang. Sekarang kamu seorang bangsawan sekaligus pejabat tinggi, bukan sembarang orang yang bisa direkrut dari jalanan. Pelayan terlatih dari keluarga kaya seperti ini gajinya tidak murah. Selain itu, ada pengeluaran harian. Sekumpulan besar orang dan kuda ini membutuhkan biaya setiap hari. Setelah kuhitung, dengan skala bawahanmu saat ini ditambah calon pelayan rumah tangga yang akan direkrut, pengeluaran kita per bulan minimal seratus koin emas! Ini baru biaya yang terlihat. Rumah sebesar ini tidak cukup hanya direnovasi sekali. Perkebunan seperti ini biaya pemeliharaan rutinnya saja sudah tinggi. Dari informasi yang kudapat, bangsawan lain dengan perkebunan serupa menghabiskan hampir seribu koin emas per tahun untuk perawatan dan renovasi—itu yang termurah."
Sampai di sini, Yulia ragu-ragu. Ia menatap Char dan menghela napas: "Char, sekarang hanya kita berdua. Ada beberapa hal yang ingin kuingatkan. Aku hanya seorang perempuan, kalau salah ucap, jangan tersinggung."
"Hmph, katakan saja," jawab Char dengan santai. "Di hatiku, kusamakan kau seperti keluarga sendiri!"
“Orang-orang di sekelilingmu ini, Sharba dan Cato adalah saudara sehidup semati di pasukanmu. Kedepannya mereka pasti akan mengikutimu bertugas di Perbatasan County Moore, sudah tentu ada gaji tentara dari negara yang menafkahi. Tapi... Tuan Afrecarter, beserta puluhan kesatria yang dibawanya, semuanya bisa dianggap telah membaktikan diri padamu. Meski mereka setia padamu, tapi... sudah berhari-hari mereka berada di sisimu, kamu... tidak bisa membiarkan mereka menganggur begitu saja kan?”
“Eh?” Char terdiam sejenak.
Yulia melihat kebingungan Char, tersenyum: "Dulu mereka adalah kesatria mandiri, meski tidak banyak, tapi setiap tahun ada pemasukan, punya penghasilan, dan merdeka tak terikat. Sekarang mengikutimu, meski Tuan Afrecarter sangat setia padamu dan kamu punya kebaikan besar padanya, tapi... kebaikan tak bisa dijadikan nasi seumur hidup kan? Coba pikir, dulu pasukan kesatrianya bisa menghasilkan belasan koin emas per bulan. Sudah berhari-hari mengikutimu... Meski Tuan Afrecarter tak minta uangmu, tapi prajurit-prajurit bawannya belum tentu setia. Harusnya kamu beri mereka gaji! Kalau tidak, mengapa mereka mau mengikutimu gratis?"
Char akhirnya mendapat pencerahan. Ternyata selama ini dia sama sekali tak paham urusan seperti ini, sampai benar-benar melupakan perkara vital ini!
Singkatnya: Kalau mereka mengikutimu, berarti mereka adalah bawahhanmu. Biaya hidup sehari-hari sudah jadi tanggunganmu... Belum lagi harus membayar upah kerja!
Jika tidak, dengan kemampuan apa orang mau mengikutimu?
Char tidak pernah menjadi pemimpin. Sebelumnya di pasukan, meski pernah memimpin bawahan, para tentara sudah menerima gaji dari negara. Apa perlu dia memikirkan ini? Namun benar-benar melupakan hal ini sepenuhnya!
Selama hari-hari ini, semua orang mengikutinya. Dia hanya mengira asal ada arak diminum dan daging dimakan, semua akan baik-baik saja. Tak pernah terpikir untuk memberikan gaji...
Untungnya Afrecarter tak pernah protes. Tapi diamnya dia, para prajurit di bawah mungkin punya pemikiran dalam hati.
Char berdiri, dengan itikad baik membungkuk hormat pada Yulia: "Aku yang ceroboh! Kalau bukan Saudari ipar yang mengingatkan, aku masih berbuat bodoh!"
Yulia tersenyum lembut: "Kamu sudah menjadi bangsawan dan pejabat besar, hal-hal kecil seperti ini sudah seharusnya dikerjakan orang lain. Tidak aneh kalau kamu sendiri tidak memikirkannya. Hmm, sebenarnya aku sudah diam-diam menghitung. Para prajurit yang dibawa Tuan Afrecarter itu, sebagian bisa kamu pilih untuk masuk ke pasukan. Nanti biaya mereka akan ditanggung oleh gaji tentara. Yang temperamennya tidak cocok jadi tentara, biarkan tinggal di rumah sebagai penjaga. Biaya ini akan menjadi tanggunganmu sendiri. Mengenai gaji, aku sudah bertanya tentang penghasilan mereka sebelumnya di kesatuan prajurit. Pokoknya jangan lebih rendah dari sebelumnya. Jika dihitung semua, setiap bulan kamu harus mengeluarkan puluhan koin emas ekstra... Gaji orang tidak sebanyak itu, tapi biaya senjata zirah dan kuda pasti tidak sedikit. Seperti peribahasa 'Sastra untuk yang miskin, bela diri untuk yang kaya', memelihara banyak prajurit bukan cuma urusan memberi makan. Pedang-pisau, zirah, semuanya butuh uang."
Char mengerutkan kening: "Baiklah, kalau sesuai perhitunganmu, berapa sisa uangku setelah semua ini dibayarkan?"
Yulia menghela napas: "Seribu koin emas."
"Oh?" Char berseri-seri. Baginya, seribu koin emas sudah jumlah yang sangat besar. "Bagus! Masih banyak tersisa! Cukup untuk bertahan sampai ke County Moore!"
“Bukan... Maksudku, kamu masih kurang seribu koin emas! Uang yang ada di tanganmu sekarang ini tidak cukup. Meski akhir-akhir ini dapat banyak rezeki nomplok, tapi kamu juga boros besar. Masuk keluar, memberi hadiah pada pelayan istana yang datang... Belum lagi biaya rumah tangga, semuanya butuh uang. Aku sudah menghitung matang-matang, kalau sekarang mau merenovasi kediaman ini, dana yang kamu punya benar-benar tidak mencukupi. Kalau begitu harus pinjam uang dari luar. Kecuali membiarkan rumah ini tidak diperbaiki dulu, pakai uang itu untuk merekrut para prajurit yang dibawa Tuan Afrecarter. Baru setelah semua orang merasa tenang, hati manusia stabil, rumah ini bisa dianggap kokoh.”
Char yang berwatak lancang langsung tertawa keras: "Ya sudah, rumah tidak direnovasi juga tidak apa-apa. Kita juga bukan tidak punya tempat tinggal."
“Bukan sesederhana ini.” Yulia tertawa pahit, menatap Char: “Sifatmu yang lancang ini, aduh... Aku sudah hitung-hitung, rumah ini kalau tidak diperbaiki hari ya besok mesti diperbaiki! Setelah dihitung sebagian besar, pengeluaran rumah tangga kita setiap bulan minimal butuh ratusan koin emas. Dalam setahun, masih ada biaya tambahan. Sebagai bangsawan baru, pergaulan sosial dan jamuan tamu semuanya butuh uang. Singkatnya, tiap tahun minimal perlu tiga empat ribu koin emas—kalau ada masalah mendadak, mungkin lima ribu koin pun tak cukup.” Dia berhenti sejenak, memandang Char: “Meski kau sudah jadi Baron dan punya wilayah kekuasaan sendiri dengan pemasukan, juga gaji sebagai pejabat... Tapi setelah kucari tahu, di wilayah Kekaisaran, seorang Baron biasa paling hanya punya kota kecil dengan pajak tahunan sekitar dua tiga ribu koin emas... Itu pun sudah termasuk bagus! Artinya... Penghasilanmu dari gelar kebangsawanan ini tak akan cukup untuk menghidupi keluarga sebesar ini.”
“……” Char terbelalak, benar-benar terbelalak!!
Tidak bisa menghidupi keluarga?
Bercanda apa ini!!
Char meremas-remas rambutnya sambil mendendam.
Dulu sebagai rakyat biasa, dia hanya perlu mengurus perutnya sendiri. Sesekali berburu dan menjual hasilnya, selain untuk makan minum masih bisa menyisakan beberapa koin tembaga di sakunya untuk menukar segelas minuman keras.
Sekarang, setelah menjadi bangsawan dengan pakaian mewah, makanan lezat, dikelilingi pengawal, memiliki jabatan dan wilayah kekuasaan, bahkan banyak rakyat di wilayahnya... tapi malah tidak bisa menghidupi keluarga sendiri?!
Yulia tertawa pahit, menatap ekspresi terkejut dan bingung Char, dengan sabar menjelaskan pada pemuda ini:
Secara umum, seorang Baron dalam hierarki bangsawan hanya dianggap sebagai gelar menengah-rendah. Wilayah kekuasaan seorang Baron biasanya hanya sebesar kota kecil—itu pun yang bagus. Di daerah terpencil, wilayah Baron mungkin hanya terdiri dari tiga atau lima desa. Seperti Char yang mendapat kepercayaan Kaisar, bisa mendapatkan kota yang cukup maju sudah termasuk sangat beruntung.
Tapi berapa populasi kota kecil? Hanya sekitar sepuluh ribu jiwa. Dari pajak pertanian dan perdagangan yang dipungut, sebagian harus diserahkan ke pemerintah pusat Kekaisaran. Sisanya baru menjadi hak bangsawan. Dalam setahun, sisa dari kota berpenduduk sepuluh ribu jiwa mungkin hanya 2-3 ribu koin emas—itu pun di daerah yang sudah makmur.
Tentu sebagai penguasa wilayah, Char berhak menaikkan pajak atau membuat aturan baru untuk mengeruk kekayaan. Tapi melihat karakter Char, mustahil baginya bertindak kejam menghisap darah rakyat sampai membuat rakyatnya hancur dan tidak bisa hidup tenang. (Menurut si kampungan ini, kehidupan tuan tanah jahat paling-paling cuma mengajak beberapa kaki tangan mengganggu gadis di jalan.)
"Jadi pertanyaan yang ada di hadapan kita adalah: Penghasilan nominal sebanyak ini, jelas tidak cukup untuk menghidupi keluarga besar seperti ini."
Xia Ya mulai meremas-remas rambutnya.
"Aku benar-benar tidak mengerti, para bangsawan yang kulihat, mereka berpakaian mewah, keluar masuk mansion megah, dilayani budak-budak cantik, punya istri-istri jelita dan selir-selir cantik, hidup serba kecukupan... Bagaimana bisa hidup mereka begitu nyaman? Aku juga tak pernah melihat mereka khawatir tentang uang?" Wajah Xia Ya dipenuhi penderitaan.
"Sastra untuk yang miskin, bela diri untuk yang kaya." Yulia menghela napas: "Paduka merekrut Tuan Afrecarter dan pasukannya, sebenarnya... Ini mungkin tidak pantas kukatakan, tapi sepertinya kurang tepat waktunya."
"Eh?"
Yulia tertawa: "Walau aku bukan berasal dari keluarga bangsawan, tapi keluargaku termasuk keluarga menengah yang juga pernah melihat bagaimana kehidupan para bangsawan kecil. Char, yang kau sebutkan tentang kehidupan mewah para bangsawan itu memang ada, tapi itu semua adalah pejabat berkuasa dari keluarga ternama sejati. Faktanya, di wilayah Kekaisaran, seorang Baron hanya bisa dianggap sebagai bangsawan rendahan. Sebagian besar kehidupan bangsawan rendahan belum tentu semewah yang kau gambarkan. Di kampung halamanku dulu, keluarga seorang Baron hanya tinggal di rumah besar yang sedikit lebih baik dari rakyat biasa, memiliki tiga atau lima pelayan tua, kereta kuda untuk bepergian, pakaian dan makanan tak jauh beda dengan keluarga kaya biasa. Soal... pasukan pribadi, biasanya seorang Baron kecil dengan wilayah hanya seluas kota kecil, berapa banyak pasukan yang dibutuhkan? Cukup dengan merekrut beberapa tentara-petani untuk menjaga keamanan. Tapi kau malah merekrut kesatuan samurai. Keahlian bertarung Tuan Afrecarter memang luar biasa, para samurai bawahannya juga berkemampuan tinggi. Tapi pasukan pribadi seelit ini, di seluruh Kekaisaran tak ada satu Baron pun yang mampu merekrutnya. Lagipula kau begitu boros - tak hanya merekrut mereka, tapi juga melengkapi mereka dengan zirah dan senjata berkualitas tinggi, bahkan memberi dua ekor kuda bagus untuk setiap orang... ini setara dengan pasukan berkuda elit. Pernahkah kau melihat pasukan berkuda seelit ini ditempatkan di kota kecil?"
Char terdiam.
“Jalan bangsawan untuk menghasilkan uang tak lebih dari beberapa cara: Pertama, memungut pajak. Jalan ini sudah kusampingkan untukmu. Bagaimanapun, pajak resmi Kekaisaran sudah cukup tinggi, rakyat biasa tak sanggup membayar lebih. Terus-menerus menindas dan menggeledah, hal seperti ini bukan saja tak pantas kau lakukan, bahkan jika kau nekat, aku tak akan setuju. Kedua, cara-cara tak terpuji secara diam-diam: berbisnis, membangun industri di wilayah kekuasaan, menggarap sektor sandang-pangan-papan, membuka kedai minum dan penginapan, melakukan transaksi dagang. Ada pula bangsawan yang jadi rentenir, bahkan kudengar di daerah terpencil Kekaisaran, sebagian bangsawan terlibat dalam perdagangan budak.”
Xia Ya menggeleng: "Bisnis boleh dilakukan—tapi aku tak pandai berbisnis. Soal jadi rentenir, Laozi sekarang saja tak punya uang, mana bisa meminjamkan ke orang? Jual-beli budak? Mau kujual siapa? Masa harus jual diriku sendiri?"
Yulia tersenyum melanjutkan: "Masih ada cara lain: mengumpulkan kekayaan! Kau pejabat Kekaisaran, komandan perlengkapan militer satu county, bisa dibilang jenderal yang mandiri. Di pasukan... hmph, cara mengeruk harta sangat banyak, tak perlu kuajari. Korupsi logistik militer, makan gaji buta, menghisap darah prajurit... Kau di kemiliteran pasti tahu ini. Tapi semua ini jika kau lakukan, aku pasti takkan setuju! Kalau kau orang seperti itu, kami yatim-piatu lebih baik mati kelaparan daripada tinggal bersamamu."
“Yulia, tenang saja.” Char segera berubah serius. “Aku berasal dari Korps Rodria. Pekerjaan lain masih bisa kulakukan, tapi soal mengemplang gaji tentara dan menghisap darah prajurit, Laozi takkan melakukannya.”
“Ah… sebenarnya bukan tak bisa sama sekali.” Yulia ragu sejenak, lalu berbisik: “Perbuatan tercela besar tak kita lakukan, tapi hal-hal kecil yang masih masuk akal. Sebagai Komandan Perlengkapan County, kau berhak memiliki pengawal pribadi yang masuk dalam formasi tentara Kekaisaran. Artinya… para prajurit yang dibawa Tuan Afrecarter bisa dibiayai dari gaji tentara – cara ini meski tak sepenuhnya baik, tapi semua orang melakukannya. Aku takkan melarangmu dengan alasan tak berperasaan...”
Char mengangguk. Intinya menggunakan uang negara untuk membiayai pengawalnya. Biaya manusia dan kuda, senjata zirah serta kuda perang – semuanya bisa di-claim ke kas negara. Meski ini termasuk mengambil keuntungan, melihat praktik yang dilakukan bahkan oleh orang seperti Ruhr dan Jenderal Adrik di seluruh negeri, Char tak merasa ada hambatan psikologis untuk melakukannya.
“Selain itu, wilayah kekuasaanmu belum ditetapkan. Jika bisa ditempatkan di County Moore, daerah perbatasan dengan jalur perdagangan, pemasukan dari pajak pedagang bisa menjadi sumber pendapatan...”
Yulia menggosok matanya yang lelah: “Ini semua masih rencana jangka panjang. Ke depan harus mencari cara dapat uang. Yang mendesak sekarang, kau menerima rumah besar ini… sungguh… sungguh tak sesuai dengan statusmu saat ini.”
Dia menghela napas: “Saat ini kau hanyalah seorang Baron kecil, tapi rumah mewah seperti ini di Kota Kekaisaran, mungkin hanya Pangeran dan para bangsawan tinggi yang layak menempatinya. Rumah besar ini bukanlah berkah bagimu, malah menjadi beban besar.”
Sialan! Char murka!
Awalnya dia gembira karena baru saja naik jabatan dan jadi kaya, tak menyadari kemiskinannya. Hari ini Yulia membongkar situasinya, membuat amarahnya meluap. Dia menyalahkan Kavhill: “Orang tua ini memberiku rumah, jangan-jangan ingin menjerumuskanku?!”
“Kalau begitu rumah ini dijual!” Char mengepal gigi menghentakkan kaki.
Dia tak peduli rahasia Klan Tulip... Persetan dengan Klan Tulip! Idealisme si kampungan hanya ingin kaya dan berkuasa. Sekarang terikat kapal Klan Tulip tanpa alasan jelas, dia ingin melepaskan diri! Jual saja! Harta warisan Klan Tulip? Laozi tak mau! Lebih baik jadi preman kaya di perbatasan, itu baru bahagia!
Yulia menggeleng: “Setuju untuk dijual, tapi sulit dilakukan.”
“Apa? Tidak bisa dijual?”
“Bukan tidak bisa.” Yulia tertawa pahit: “Char, takkah kau mengerti?”
"Ada apa yang tidak dimengerti." Char melototi: "Kudengar di selatan Osgilia ada Serikat Perdagangan, semua transaksi pedagang dilakukan di sana. Mari kita pasang papan lelang untuk rumah ini di Serikat Perdagangan. Harganya... kita patok rendah sedikit, asal tidak merugi - lagipula aku dapatkan ini gratis, kalau dijual murah juga tetap untung."
"Tidak semudah itu." Yulia tertawa pahit: "Sekarang kau adalah bangsawan. Jual-beli properti bangsawan berbeda dengan rakyat biasa. Kalau rakyat biasa, memang bisa langsung pasang papan lelang di Serikat Perdagangan. Tapi kau sekarang bangsawan! Jika hari ini kau pasang papan, besok kabar Baron Char menjual rumah akan menyebar ke seluruh kalangan bangsawan Kota Kekaisaran. Mereka akan mengira kelurgamu bangkrut dan terpaksa jual aset. Ini akan menjadi bahan tertawaan di ibu kota. Lagipula, sebagai bangsawan, meski kau pasang papan, rakyat biasa tidak berani membeli. Pedagang kaya pun sebagian besar takut melakukan transaksi denganmu."
"Kenapa lagi ini?"
"Anda adalah Tuan Baron, Tian tahu Anda kekurangan uang hari ini, menjual rumah. Beberapa hari lagi jika Anda sudah punya uang, kemungkinan terburuk lari kembali mencari mereka untuk membeli kembali... Mereka pedagang biasa, Anda bangsawan. Kalau sampai terjadi perselisihan, mana mungkin mereka bisa melawan Tuan Baron pemegang kekuasaan nyata seperti Anda? Lebih baik menghindari masalah daripada mencari masalah. Rumah besar di pasaran bukan hanya punya Anda. Orang lebih memilih membeli milik orang lain daripada milik Anda." Yulia menjelaskan dengan sabar: "Jadi umumnya, jika keluarga bangsawan ingin menjual aset, tidak akan melalui Serikat Perdagangan, hanya bertransaksi secara pribadi dengan keluarga bangsawan lain yang memiliki hubungan baik. Sesama bangsawan, transaksi jadi lebih terjamin. Juga akan berusaha memblokir kabar agar pihak penjual tidak kehilangan muka."
Wajah Char berubah pucat: "Sial, ternyata ada banyak aturan begini..."
Tiba-tiba ia menepuk meja: "Bangsat! Laozi tidak mau jual lagi! Rumah juga tidak akan diperbaiki! Biarkan saja di sana! Busuk di situ!! Tunggu sampai roboh sendiri, baru tenang!"
Yulia menjelaskan hal ini ke Char bukan untuk sengaja memojokkannya, hanya menunjukkan catatan keuangan keluarga agar Char tidak mengira diri mereka kini kaya raya dan boros menghamburkan uang.
Setelah penjelasan logis diberikan, membuat si kampungan ini lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya di kemudian hari, tujuan pun tercapai.
Mengenai renovasi rumah besar itu, bisa membuat Char meninggalkan niatnya, juga merupakan maksud Yulia: biarkan dulu di sana, nanti diperbaiki ketika sudah ada uang. Jika benar-benar tak punya uang, ya terpaksa dibiarkan rusak. Meski ada kekecewaan dalam hati, tapi bangkrut hanya demi sebuah rumah, itu terlalu bodoh.
※※※
Char yang terus bermuka muram selama tiga hari berturut-turut karena urusan uang ini, menyimpan api kemarahan di hatinya. Syukurlah dia mengerti logika, memahami kondisi rumah tangganya, sadar dirinya sekarang hanya tampak megah tapi sebenarnya kosong. Tapi tetap menurut saran Yulia, pertama-tama memberikan gaji pada para prajurit yang dibawa Afrecarter. Ternyata, setelah menerima uang, para prajurit ini sangat gembira dan dendam diam-diam mereka pun hilang.
Manusia memang seperti itu, hal ini sangat dipahami Char. Jika posisinya ditukar, dia pun akan mendendam: "Dulu sebagai prajurit aku punya penghasilan, sekarang bergabung denganmu Baron Tuan, malah jadi miskin. Siapa yang mau?"
Tapi kata "bangkrut" terus menekan jantung Char, membuatnya tak bisa santai. Dua hari ini bermimpi dirinya compang-camping, membawa sekelompok saudara bersenjata pedang-pisau usang dan zirah compang-camping mengemis di jalan...
Sial! Uang! Tak disangka, setelah menjadi bangsawan dan pejabat, malah repot karena urusan duit.
Beberapa hari terakhir ini, setelah berkenalan dengan beberapa anak bangsawan di area berburu taman kekaisaran, yang mendapat instruksi dari senior keluarga mereka untuk mendekati dan menjalin hubungan dengan Xia Ya, Xia Ya pun tak terhindarkan diajak minum-minum beberapa kali. Tapi Xia Ya yang sekarang menjadi lebih pelit. Jika biasanya, dengan sifatnya yang suka pamer di mana-mana, jika ada yang mentraktirnya sekali, pasti dia akan membalas mentraktir tiga kali.
Sekarang... Hmph, kalau ada yang mengajaknya makan, dia bahkan rela kelaparan sehari penuh sebelum datang ke acara tersebut.
Setelah pengalaman di area berburu itu, seluruh kalangan bangsawan di ibu kota kini mengerti bahwa baron kecil ini adalah figur yang sengaja dibina oleh Sang Kaisar. Proses verifikasi gelar kebangsawanan Xia Ya oleh Dewan Bangsawan pun dipercepat. Prosedur yang sebelumnya mungkin memakan waktu lebih dari setengah bulan, kini selesai hanya dalam tiga hari.
Ketika semua dokumen penghargaan kebangsawanan, termasuk lambang klan, cap resmi, dll., sampai di tangan Xia Ya, maka sejak saat itu, Xia Ya Leiming resmi menjadi anggota hierarki bangsawan Kekaisaran Bizantium.
Mengenai wilayah kekuasaan, sesuai dugaan, Kaisar Tombak Berkuda langsung menunjuk sebuah daerah di County Moore, tepatnya sebuah kota kecil di dekat Kota Danzeer. Bersamaan dengan itu diberikan juga buku catatan sipil yang menyebutkan bahwa kota kecil itu lebih kecil dari Wildfire Town dengan populasi hanya 8.000. Meski Xia Ya masih merasa kurang puas, dia mengerti bahwa sebagai seorang baron yang baru diangkat, mendapatkan wilayah kekuasaan seperti ini sudah termasuk sangat baik.
Jika digantikan dengan orang lain, tanpa fondasi, tanpa apresiasi Sang Kaisar, meskipun diberikan gelar Baron, mungkin wilayah kekuasaanmu akan dialokasikan ke daerah terpencil di Timur yang liar...
County Moore, setidaknya masih termasuk daerah penghasil pangan.
Setelah prosedur gelar kebangsawanan selesai, konon Kaisar Tombak Berkuda awalnya berniat menganugerahi gelar itu sendiri padanya, namun kemudian dicegah oleh para menteri di sekitarnya: Bagaimana mungkin Yang Mulia Kaisar memberikan gelar pada seorang Baron kecil? Jika contoh ini dibuat, apakah ke depannya semua gelar bangsawan kecil harus dianugerahkan langsung oleh Sang Kaisar?
Akhirnya Kaisar tidak hadir langsung, melainkan mengirim seorang utusan untuk menemui Char, membawa beberapa kata motivasi seperti "Bekerjalah dengan baik, tunjukkan prestasi, aku tidak akan mengabaikanmu." dan sejenisnya.
Namun Char, mendengar pesan Kaisar yang dibawa utusan istana, nyaris menangis. Melihat Baron yang begitu emosional ini, utusan istana pun berusaha menghibur: "Tuan Baron, Sang Kaisar sangat menghargaimu, kau harus menunjukkan prestasi yang lebih baik untuk membalas budi Beliau..."
Namun dia tidak tahu, yang membuat Char menangis bukanlah kata-kata penyemangat tak bernilai dari Kaisar, melainkan uang di sakunya!
Setiap kali utusan istana datang-pergi, diam-diam dia harus menyogok secarik emas lagi!!
Setelah urusan gelar selesai, dokumen penunjukan resmi dari markas besar militer pun turun.
“Setelah semua urusan ini selesai, Xia Ya tidak punya alasan untuk tetap tinggal di Kota Kekaisaran. Menurut hukum militer Kekaisaran, dia harus berangkat dari ibu kota dalam enam hari setelah menerima surat pengangkatan. Jika terlambat, itu dianggap kejahatan berat lalai tugas.”
“Sebelum keberangkatan, saat pelayan rumah Xia Ya sedang sibuk membereskan barang bawaan, tiba-tiba ada tamu tak dikenal datang. Tamu itu berpakaian pelayan berbahan rami sederhana, tidak menyebut siapa pengirimnya saat mengetuk pintu, hanya meninggalkan pesan untuk Xia Ya:”
“'Datanglah menemui guru sebelum pergi.'”
“Xia Ya yang sedang sibuk di rumah langsung murka mendengar laporan Soit!”
“Jadi murid? Jadi murid hantu?! Memberi aku rumah mewah begini, jelas-jalus mau menjerumuskan aku!”
“'Tidak mau!!' Xia Ya berteriak pada Soit, 'Laozi tidak mau ketemu dia lagi! Bilang dia pulang! Aku tidak mau jadi murid—kecuali dia kirim tiga puluh ribu koin emas, baru aku pertimbangkan!'”
“Soit yang melihat tuannya marah tidak berani bertanya, keluar menyampaikan pesan keras Xia Ya pada utusan itu lalu mengusirnya pergi.”
“Namun setelah beberapa saat, Xia Ya yang sudah tenang mulai menyesali tindakannya.”
（“Sial! Aku ini mencari mati! Menghina siapa tidak boleh, malah menghina Kavhill si Bintang Pengantar Maut yang mengerikan itu?! Kalau dia mau membunuhku, bukankah semudah membalik telapak tangan?”）
“Membayangkan itu, keringat dingin mengucur di tubuh Xia Ya, hatinya dipenuhi kecemasan.”
“Sepanjang hari itu, Xia Ya terus was-was, takut kemarahannya telah memicu balas dendam mengerikan dari Kavhill.”
“Tapi ketika malam tiba, Kavhill kembali mengirim seseorang ke rumah Char. Kali ini Char tidak berani menolak. Setelah bertemu, ternyata yang datang hanyalah seorang pelayan berekspresi polos. Melihat Char, ia segera memberi hormat lalu menyampaikan pesan. Hanya satu kalimat, namun nyaris membuat Char terjatuh dari kursi karena terkejut.
“Tuan kami berkata, tiga puluh ribu terlalu mahal, bagaimana kalau diberi diskon 20%?”
