“Legenda mengatakan penyihir agung itu punya tiga formula rahasia. Ramuan yang dibuat dari lebih seratus bahan berbeda dan diperkaya berbagai sihir ini, bahkan naga raksasa sekalipun jika meminumnya akan langsung mati!”
Keduanya menghabiskan waktu satu hari mencari berbagai bahan obat di gudang Serikat Sihir. Kemudian menghabiskan satu hari lagi untuk menyuling ramuan.
Akhirnya penyihir agung itu membuat tiga ramuan berbeda, disajikan dalam tiga piala emas di depan Merlin.
Tapi kemudian muncul masalah baru... Siapa yang minum duluan? Ini jadi pertanyaan besar! Soalnya yang minum pertama mungkin akan... mati duluan!
Saat melihat lawannya mulai ragu beberapa detik, Merlin yang kejam tanpa ampun itu tersenyum sinis dan berkata, "Aku tahu kau tidak berani, jadi aku yang minum duluan!"
Usai bicara, tanpa menghiraukan ekspresi terkejut lawannya, ia langsung mengambil piala emas dan menghabiskannya dalam sekali teguk!
Setelah meneguk, Merlin menjilat bibirnya seolah sedang merasakan aftertaste, lalu berkata dengan nada santai tapi dingin, "Benih Belladonna, benih Ignisgrass, sisik ular Malai, cakar burung hantu, ditambah tiga jenis mantra kutukan... Hm, salah satunya bahkan ritual shaman... Hmph, ada juga pereaksi Fusang untuk menetralkan dan menyamarkan aroma, serta jeruk sebagai katalisator untuk menyatukan properti ramuan... Formula ini cukup baik, dirancang dengan teliti."
Ucapan dinginnya membuat sang penyihir agung di sampingnya langsung berubah wajah! Ternyata Merlin hanya dengan mencicip saja sudah bisa menyebutkan formula ramuannya tanpa meleset sedikitpun!!
Merlin tak berhenti di situ. Dengan gesit ia menenggak dua piala ramuan berikutnya, sambil terus menganalisis setiap komponen formula melalui indera perasanya dengan akurasi sempurna! Aksi ini membuat para penyihir Bizantium pucat pasi! Meski belum melihat efek ramuan buatan Merlin, kemampuan supernaturalnya dalam seni farmasi magis ini—hanya dengan mencicip bisa menyebut formula—sudah layak disebut sakti mandraguna!!
Yang lebih menakutkan, tiga jenis ramuan sihir legendary yang bahkan bisa meracuni naga raksasa hingga tewas di tempat ini, setelah Merlin meminum tiga piala berturut-turut, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan! Malah terlihat semakin bersemangat! Sorot matanya berbinar-binar, semangatnya berkobar-kobar, bahkan wajah pucatnya kini tampak kemerahan dan lebih segar!
Kali ini, sang penyihir agung mulai merasa takut di dalam hati. Lawannya dengan mudah menahan efek ramuan sihir racikannya, bahkan tanpa mengonsumsi obat penawar racun! Ketika gilirannya "mencicipi" ramuan sihir buatan Merlin, hatinya mulai dag-dig-dug.
Ramuan sihir racikan Merlin mengeluarkan aroma aneh, disajikan dalam piala kayu biasa. Merlin sendiri yang menyodorkannya ke hadapan lawannya sambil menyunggingkan senyuman sinis: "Minumlah!"
Di hadapan publik yang menyaksikan, meski hati sang penyihir agung gelisah, demi kehormatan ia terpaksa meneguk ramuan itu.
Ilmu ramuan sihirnya memang mumpuni. Kemampuan mengenali komposisi obat melalui pencicipan sebenarnya ia kuasai, meski tidak sehebat Merlin yang sakti mandraguna. Untuk ramuan biasa, ia masih bisa mengenali sebagian komponennya.
Namun yang membuatnya terpana, ramuan dalam piala racikan Merlin ini sama sekali asing baginya. Setelah dicicipi dengan seksama, rasanya sangat tidak familiar. Jangankan menyebutkan formula lengkapnya, komponen utama apa yang digunakan pun ia tidak bisa mengenalinya!
Seketika itu dia langsung ketakutan! Ada ramuan sihir ajaib di dunia ini yang bahkan tidak dia ketahui sendiri?! Penyihir agung ini akhirnya memprioritaskan keselamatannya. Setelah meneguk sup, dia tidak peduli lagi dengan muka, langsung mengeluarkan beberapa ramuan penawar racun sihir yang selalu dibawanya. Karena tidak bisa mengidentifikasi komposisi ramuan buatan Merlin, juga tidak bisa memilih obat penawar mana yang harus diminum, dengan nekad dia menelan semua ramuan penawar itu sekaligus di depan para hadirin.
Beberapa saat kemudian, dia merasakan tidak ada kelainan sama sekali di tubuhnya, dan hatinya pun lega. Tampaknya ilmu ramuan sihir Merlin tidak semenakutkan yang dia bayangkan.
Saat hendak melontarkan kata-kata untuk menyelamatkan mukanya, tiba-tiba dia merasakan sakit perut yang luar biasa! Rasa sakit seperti ditusuk pisau itu membuat keringat mengucur di dahi penyihir agung itu. Di bawah tatapan banyak mata, dia bertahan sambil menelan dua jenis obat penawar lagi. Namun bukannya mereda, sakit perutnya malah semakin menjadi-jadi! Melihat penyihir berambut putih itu tak lagi sanggup menahan diri, tubuhnya menggeliat-geliat hingga akhirnya berteriak kencang dan berlari cepat menuju gedung Serikat Sihir di tepi alun-alun.
Dia bahkan menggunakan sihir terbang tingkat tinggi elemen angin! Seperti angin puyuh, bayangan manusia itu menyambar masuk ke dalam gedung. Kecepatan dan kelincahan gerakannya bahkan tiga tingkat lebih cepat dibanding saat bertarung dengan jagoan sebelumnya!
Para anggota Serikat Sihir saling pandang bingung. Beberapa penyihir segera menyusup ke gedung untuk menyelidiki. Beberapa saat kemudian, mereka melapor: Sang Penyihir Agung tidak dalam bahaya maut, hanya... sedang diare.
Melihat sorot mata heran di sekelilingnya, Merlin menyeringai sinis: "Komponen ramuan yang kucampur sama sekali tidak rumit, tidak ada bahan tanaman sihir langka atau berharga. Sebenarnya bahan utamanya hanya satu, yang bahkan orang biasa pun tahu—kacang babi! Ditambah dua jenis ramuan aromatik sederhana untuk menyamarkan bau aslinya. Hmph, sayangnya, Tuan Penyihir Agung ini yang mahir menggunakan lebih dari seratus bahan sihir langka untuk membuat formula racun serumit ini, bahkan tak bisa mengenali kacang babi yang paling umum sekalipun!"
Sampai di sini, Merlin menatap anggota Serikat Sihir Bizantium dan berkata dengan nada merendahkan: "Penyihir Bizantium kalian memang selalu seperti ini—terobsesi dengan hal-hal megah dan spektakuler. Hal sederhana justru dibuat rumit dan misterius dengan sengaja! Sebenarnya ramuan yang dia buat tadi juga kosong substansi. Beberapa racunnya memang berbahaya, tapi karena efek obatnya saling bertentangan, justru saling menetralkan toksisitas asli! Dia sibuk mengejar ramuan tanaman sihir langka, tapi melupakan prinsip dasar!"
Di atas Alun-alun Serikat Sihir, Merlin berdiri sendirian. Kata-katanya tajam seperti pisau, setiap kalimat menusuk hati para penyihir Serikat Sihir Bizantium. Wajah para hadirin memerah, namun tak satu pun berani membantahnya.
Sang Penyihir Agung yang malang, meski nyawanya selamat, seumur hidup telah meneliti ramuan sihir ajaib nan berharga, kini tumbang oleh kacang babi biasa. Walau tak sampai mati, kabarnya ia duduk di toilet lantai bawah gedung serikat sihir sepanjang sore, hampir mati dehidrasi akibat diare.
Dari tiga duel ini, Serikat Sihir menderita kekalahan telak. Meski geram bukan main, serikat sihir sebuah kekaisaran besar tak bisa bertindak barbar mengeroyok dan membunuh Merlin di tempat - tindakan seperti itu akan menjadikan Serikat Sihir Bizantium bahan tertawaan seluruh dunia.
Setelah kemenangan Merlin, Serikat Sihir terpaksa menepati janji taruhan dengan enggan. Mereka mengeluarkan dokumen sertifikasi penyihir yang belum pernah ada dalam sejarah serikat: Gelar Penyihir Agung!
Serikat Sihir dari zaman kuno hingga kini tidak pernah menerbitkan dokumen kualifikasi penyihir agung. Merlin bisa dianggap sebagai pionir pertama yang membuka jalan baru. Kemudian ketika Merlin mengajukan permintaan untuk mempelajari peradaban sihir Bizantium di dalam Serikat Sihir, Serikat Sihir tidak bisa menolak. Namun karena masih enggan, mereka sengaja menyulitkan Merlin dengan hanya mengizinkannya belajar selama satu hari - toh saat bertaruh dulu tidak disebutkan jumlah harinya.
Mendengar ini, Merlin hanya menyunggingkan senyuman sinis. Senyuman merendahkan itu membuat para anggota Serikat Sihir wajahnya memerah karena malu. Mereka sadar posisi mereka sudah jelas-jelas curang, hampir seperti tindakan mengingkari janji.
Setelah selesai menyeringai, Merlin baru berkata dengan penghinaan: "Aku memang tidak punya miniat sedikitpun pada dokumen literatur peradaban sihir Bizantium yang kalian simpan! Hanya dari tiga duel ini sudah terlihat jelas, para penyihir Bizantium selama ratusan tahun ini semakin menyimpang ke jalan yang salah. Gerakan kosong, penuh kepura-puraan yang keterlaluan! Semuanya mengejar kerumitan dan berpura-pura misterius. Teori sihir seperti ini pun tidak layak kupelajari! Tujuanku hanya satu... berikan aku salinan catatan Hilafenkia dari tahun-tahun lampau. Untuk yang lain, sekalipun kalian berikan, aku tidak akan melihatnya!"
Ketua Serikat Sihir mendengar ini, meski wajahnya terasa terbakar api, hatinya justru merasa lebih lega.
Hilafenkia, meskipun pernah menjadi jenius sihir Bizantium, catatannya tentang mantra kehidupan yang disimpan di Serikat Sihir telah melalui masa yang begitu lama. Penelitian yang seharusnya dilakukan sudah lama selesai, dan sepertinya tidak ada rahasia khusus yang tersisa. Namun untuk keamanan, Ketua Serikat Sihir ini meski mengeluarkan catatan Hilafenkia, sengaja menyembunyikan beberapa konten dengan memberikan versi yang cacat.
Seberapa mumpuni ilmu sihir Merlin, hanya dengan melihat dua kali sudah menelanjangi tindakan Ketua Serikat Sihir: "Aku tahu kamu pasti menyembunyikan sebagian. Aku tidak akan memintanya. Jangan kira aku menginginkan kitab suci di serikat sihir kalian... Hmph, terang-terangan saja, baru-baru ini aku membaca versi salinan catatan Hilafenkia yang beredar di luar. Dalam hati aku sangat mengagumi sosok legendaris ini, hanya ingin melihat tulisan tangan asli sang jenius legendaris untuk menunjukkan kekaguman! Mengenai isi catatan ini... Hmph! Yang kalian pahami, sudah lama kupahami! Yang kupahami, kalian belum pahami!"
Setelah mengucapkan itu, Merlin langsung duduk di tanah, di atas alun-alun sambil memegang gulungan kuno yang ditinggalkan Hilafenkia dan membacanya dengan seksama. Ekspresinya terlihat sangat serius dan terpesona, meskipun catatan tersebut tidak terlalu panjang—hanya sekitar tiga puluh halaman—dan sebagian besar berisi pemikiran awal sang jenius sejarah Hilafenkia yang belum mencapai tingkat rahasia sihir yang tinggi. Namun Merlin membacanya dengan penuh ketekunan, menghabiskan waktu lebih dari empat jam untuk tiga puluh halaman yang tidak terlalu mendalam itu, seolah ingin mengukir setiap karakter ke dalam matanya!
Ketika ia akhirnya selesai membaca, hari sudah larut malam.
Banyak penyihir dari Serikat Sihir masih tetap berada di alun-alun, menjaga lokasi tersebut.
Merlin berdiri, meletakkan buku catatan itu di tanah dengan penuh hormat menggunakan kedua tangannya, lalu mundur dua langkah dan membungkuk memberi penghormatan. Setelah berdiri tegak, ia memandang sekeliling kepada para penyihir Serikat Sihir, tiba-tiba tertawa terbahak-bahak ke langit.
"Hilafenkia dulunya sangat termasyhur, seorang jenius luar biasa sepanjang masa! Sayangnya, meski telah mencapai pencerahan tentang kebenaran yang hakiki, kalian para keturunan Bizantium ini masih berputar-putar di jalan yang salah! Meski pernah memiliki sosok jenius langka seperti Hilafenkia, malah kalian anggap sebagai bid'ah! Mengejek dan menyedihkan!"
“Dengan demikian, dia membungkuk lagi ke arah catatan di tanah itu, lalu menghela napas panjang: "Figur sehebat ini, sungguh disayangkan tidak bisa hidup sezaman denganmu!"”
“Suaranya baru saja menghilang, penyihir wanita ini bangkit sambil tertawa panjang, lalu melayang pergi.”
“Sejak kejadian itu, Serikat Sihir dipermalukan oleh penyihir wanita dari negara musuh ini melalui serangkaian taruhan gaya, di mana pihak mereka kalah total. Seluruh anggota Serikat Sihir Bizantium merasa sangat terhina. Meski kabar tentang kejadian itu menyebar ke seantero benua dengan berbagai versi, internal Serikat Sihir sendiri sama sekali tidak membicarakan peristiwa tersebut. Bahkan nama Merlin pun menjadi pantangan yang tak boleh disebut-sebut dalam Serikat Sihir.”
※※※
“Ini adalah legenda ketiga Merlin." Duoduo Luo mengakhiri ceritanya dengan ekspresi penuh kekaguman. Meski dia orang Bizantium sedangkan Merlin adalah musuh bebuyutan Serikat Sihir Bizantium, bagi penyihir kelas akar rumput seperti Duoduo Luo yang sering diperlakukan semena-mena oleh Serikat Sihir, sosok legendaris seperti Merlin yang berani menyusup sendirian ke Serikat Sihir dan menundukkan begitu banyak penyihir dengan kepakaran sihirnya yang mumpuni, benar-benar memancarkan aura kejayaan yang membuat Duoduo Luo takjub tiada tara.”
Mendengar ini, Char hampir tak tahan menepuk pahanya: "Benar-benar tokoh super hebat! Sial, terlalu arogan! Sungguh keterlaluan! Wajah para anggota serikat sihir saat itu sudah pucat pasi! Merlin ini, memang sosok yang luar biasa!"
Setelah mengucapkan, dalam emosinya, tiba-tiba ia melihat Sang Kakak Jago yang bersujud di depannya, membuatnya kembali pusing.
Kalau urusan Merlin ini benar... maka...
Ah cih! Bahkan jika benar, apa hubungannya dengan Laozi?!
Pada dasarnya Char bukan orang jahat, ini benar. Terkadang dia juga menunjukkan sedikit simpati, ini juga benar.
Tapi, dia belum mencapai tingkat pencapaian yang begitu agung, demi menyelamatkan orang dari air dan api, sampai harus mengorbankan kebahagiaannya sebagai pria.
"Kamu bangun dulu." Char mengusap dagunya, cengar-cengir kikuk: "Kalau memang begini, berarti kamu memang patut dikasihani. Itu..."
"Yang Mulia, berarti Anda menyetujui?"
"Tidak!!" Char segera berteriak, terus-menerus melambaikan tangan, mengguncang-guncangkan kepala: "Bahkan jika yang kau katakan benar, meski aku kasihan padamu, tapi urusan yang kau minta tetap tidak bisa!"
Sang Kakak Jago mengangkat alis, ekspresinya bagai dewa pembunuh: "Kenapa!"
"Tak ada 'kenapa'." Char berusaha menegakkan pinggang, sok benar: "Hal seperti ini harus suka sama suka, harus ada saling cinta dulu. Mana boleh dipaksa? Sekarang kau suka tapi aku tidak mau. Aku tak ingin menikahi istri, buat apa banyak tanya 'kenapa'?!"
"Kakak Maskulin ini ekspresinya muram: 'Kamu masih jijik padaku? Jika nanti rupaku pulih seperti dulu, pasti hatimu akan berubah!'"
