"Keren! Sialan kerennya!"
Char menggosok-gosokkan tangan dengan antusias: "Dari ceritamu, perbuatan Merlin ini benar-benar sesuai selera gua. Apa dia dianggap yang terkuat di Landis? Apa dia pemimpin Serikat Sihir Landis?"
Duoduo Luo tersenyum: "Tuan, Anda benar-benar harus belajar pengetahuan umum."
Melihat ekspresi Char, Duoduo Luo tidak berani memprovokasi tuan besar ini, segera berkata: "Landis tidak memiliki Serikat Sihir." Dia tersenyum pahit: "Tiga negara adidaya, orang Odin memercayai mitologi Odin mereka, dengan Dewa Odin sebagai pemimpin dan sekumpulan dewa lainnya. Tapi ini kami anggap sebagai bidah. Dalam hal agama, secara ketat Bizantium dan Landis sebenarnya berasal dari akar yang sama, sama-sama memercayai satu-satunya dewa sejati umat manusia di dunia ini. Hanya saja, karena perbedaan ajaran, orang Landis menganut sekte Barat, sedangkan Bizantium menganut sekte Timur. Awalnya berasal dari aliran yang sama, tapi karena perbedaan doktrin, akhirnya menjadi bermusuhan seperti air dan api, masing-masing mengklaim sebagai ortodoks dan menganggap lawannya sebagai bidah jahat. Perpecahan sesama aliran ini membuat mereka semakin saling membenci, bahkan lebih dari kebencian terhadap para bidah Odin."
Char mencibir: "Apa yang aneh dari ini?"
Si kampungan menatap langit sambil menyeringai sinis: "Persis seperti dua saudara dalam satu keluarga yang bertengkar memisahkan harta, sama-sama ingin mengambil bagian terbesar. Tetangga yang paling menjijikkan sekalipun, tetap saja orang luar yang tidak akan mengganggu urusan dalam rumah. Tapi saat berbagi warisan keluarga sendiri, jika tidak bisa unggul, itu menyangkut kepentingan pribadi."
"Jadi!" Duoduo Luo tertawa pahit: "Dulu saat hubungan dua kerajaan paling tegang, bahkan gereja Bizantium kita pernah mengancam akan bersekutu dengan Odin untuk menghabisi bid'ah Landis. Dalam sejarah pernah ada masa kekuasaan kekaisaran melemah, pengaruh gereja membesar sampai bisa mempengaruhi politik kekaisaran, bahkan memicu perang suci yang memicu beberapa pertempuran besar antara kita dan Landis."
"Lupakan itu." Char menggeleng: "Aku hanya ingin tahu tentang Merlin. Sebenarnya apa latar belakang penyihir perempuan ini di Landis? Apakah dia pemimpin gereja Landis?"
"Bukan." Duoduo Luo tersenyum: "Struktur gereja Landis mirip dengan Bizantium. Di sini gereja memimpin Serikat Sihir, di sana juga sama. Bedanya, di sini kami menyebutnya penyihir, gereja punya Serikat Sihir. Tapi di Landis mereka menyebutnya 'penyihir gaib'."
Melihat tatapan bingung Char, Duoduo Luo melanjutkan: "Sebenarnya penyihir kita, pendeta Odin, dan penyihir gaib Landis pada dasarnya sama. Hanya berbeda sebutan karena agama berbeda. Meski Landis tidak punya Serikat Sihir, mereka punya 'Serikat Penyihir Gaib' yang juga di bawah gereja. Ketua Serikat Penyihir Gaib di sana setara dengan Ketua Serikat Sihir di sini."
“Kalau begitu, Merlin ini pasti adalah ketua Serikat Sihir Landis?” Char masih berpegang pada pemikiran kampungan bahwa orang paling hebat pasti pejabat tertinggi.
“Sebenarnya... tidak juga.” Duoduo Luo tersenyum pahit: “Merlin sang kuat ini punya sifat aneh, tidak suka dibatasi, dan hubungannya dengan keluarga kerajaan Landis juga tidak terlalu baik. Gelar resminya di Landis adalah 'Ratu Sihir Hitam'. Meski bukan ketua Serikat Sihir, ketua Serikat Sihir Landis yang sekarang adalah muridnya. Lagipula dia diakui sebagai yang terhebat di kalangan penyihir Landis. Setiap ucapannya, tidak ada penyihir Landis yang berani menentang. Bisa dibilang, meski bukan ketua, pengaruhnya melebihi ketua.”
Char mengangguk: “Tokoh seperti ini memang luar biasa. Ah... kenapa aku tidak pernah bertemu orang kuat seperti ini. Di Bizantium kita, tidak adakah ahli sihir hebat seperti Merlin? Dalam ceritamu, Merlin sendirian datang ke Serikat Sihir, tiga duel membuat tiga penyihir agung Bizantium kalah. Bukankah ini membuat penyihir Bizantium terlihat terlalu sampah?”
“Duoduo Luo wajahnya berubah sebentar, lalu berbisik, “Tuan Char, ucapan ini lebih baik hanya diucapkan di sini. Jangan sembarangan mengatakannya di luar. Kalau tidak, bisa memprovokasi penyihir hebat dan membuatmu mendapat masalah. Tentang kekuatan Merlin, sudah pasti sangat luar biasa. Tapi duel itu menguji pemahaman akan tingkat sihir dan kemampuan, bukan semata-mata kekuatan bertarung.”
Duoduo Luo semakin bersemangat, duduk di tanah sambil mengambil sebatang dahan dan menggaris-garis di tanah: “Menurut klasifikasi level, penyihir dari level satu sampai sembilan sudah jelas. Di atas level sembilan, disebut Penyihir Agung. Mendapatkan hak sebagai Penyihir Agung tidak bisa melalui ujian Serikat Sihir... Biasanya Penyihir Agung dianggap setara dengan level suci... Secara umum, pendapat ini benar. Tapi ada satu perbedaan.”
“Apa perbedaannya?”
“Secara sederhana, seorang penyihir level suci pasti adalah penyihir agung. Tapi penyihir agung, belum tentu pasti level suci.” Duoduo Luo yang sedang membahas bidang keahliannya terlihat sangat bersemangat, menggelengkan kepala sambil berkata: “Standar yang diakui untuk penyihir agung adalah: memiliki kemampuan supernatural di salah satu wilayah sihir tertentu. Tapi coba pikir, dunia sihir penuh misteri dengan berbagai bidang, misalnya farmasi magis yang dianggap sebagai mata kuliah paling dasar yang harus dipelajari semua penyihir. Farmasi magis juga termasuk salah satu bidang sihir. Jika ada penyihir yang mencapai puncak dalam farmasi magis, dia juga bisa dianggap sebagai penyihir agung... Tapi sehebat apapun ahli farmasi magis, tetap saja hanya berkutat dengan bahan-bahan ramuan. Kalau disuruh bertarung, mungkin bahkan kalah dari penyihir tingkat tinggi sekalipun. Lalu ada juga yang mengkhususkan diri dalam mantra sihir. Bahasa Magik sebagai bahasa khusus penyihir, tentu banyak penyihir yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk meneliti. Beberapa penyihir menghabiskan sebagian besar tenaga mereka untuk mempelajari Bahasa Magik, terutama dalam memodifikasi dan melengkapi mantra-mantra kuno. Bahkan seringkali, mempersingkat satu dua suku kata dalam sebuah mantra, atau mengubah cara pengucapannya, sudah dianggap sebagai terobosan inovatif besar. Dalam sejarah, ada seorang penyihir yang memodifikasi banyak mantra. Tanpa mengurangi efek sihirnya, dia mempersingkat waktu membaca mantra dan mengubah pelafalannya agar lebih lincah dan mudah diucapkan. Pencapaian ini juga diakui sebagai penyihir agung di bidang mantra... Tapi kalau bicara kekuatan tempur, hē hē...”
“Hē hē.” Tertawa kering di akhir kalimat ini menyiratkan makna yang jelas bagi Char. Dia mengangguk: “Kalau begitu, tampaknya penyihir agung ini belum tentu mencapai level Suci.”
“Level Suci khusus digunakan untuk mengukur kekuatan pertarungan. Biasanya, seorang penyihir level Suci umumnya memenuhi dua syarat: Pertama, menjadi master di satu bidang sihir, dan kedua… harus menguasai setidaknya satu mantra terlarang!”
Mengetahui keterbatasan pengetahuan umum Char, Duoduo Luo langsung melanjutkan tanpa menunggu pertanyaan: “Yang disebut 'mantra terlarang' adalah mantra sihir yang penggunaannya dibatasi. Kekuatan mantra terlarang sangat dahsyat, seringkali satu mantra saja bisa menciptakan gelombang tsunami dan memicu bencana besar! Begitu mantra terlarang digunakan, kekuatannya yang luar biasa bahkan bisa menghancurkan kota perkasa sendirian! Menghentikan pasukan musuh seorang diri! Tahun lalu, Merlin di lautan menghancurkan armada Angkatan Laut Bizantium sendirian dengan mantra terlarang yang memicu tsunami besar. Begitu dia menggunakan mantra seperti itu dan dunia mengetahuinya, semua orang akan mengakui bahwa kekuatan sihir Nyonya Merlin telah mencapai level Suci.”
“Kalau begitu, apakah Bizantium memiliki master sihir yang bisa menggunakan mantra terlarang?” Char mulai tertarik.
“Ada……Pasti ada.” Ekspresi Duoduo Luo terlihat kompleks: “Bizantium kita wilayahnya luas dan penduduknya banyak, kemajuan peradaban sihirnya merupakan yang terdepan di antara Tiga Kerajaan. Pasti ada penyihir yang menguasai mantra terlarang. Secara historis, jumlah penyihir mantra terlarang yang muncul dari Kekaisaran Bizantium kita juga yang terbanyak. Saat ini, dari penyihir mantra terlarang Bizantium yang sudah diketahui ada dua orang. Tapi kedua orang kuat itu tidak tunduk pada regulasi Serikat Sihir, bahkan……agak tidak menghormati Serikat Sihir. Dan sepertinya selama ratusan tahun, di Kekaisaran Bizantium kita, baik prajurit maupun penyihir, para petarung level suci yang berada di puncak itu, seolah enggan mengabdi pada kekaisaran. Tidak seperti di Landis, meski para petarung seperti Merlin juga berwatak keras kepala, saat menghadapi kesulitan mereka masih mau membantu Landis. Tapi Bizantium kita……hehe……”
Char mengangguk, tiba-tiba teringat suatu peristiwa di kediaman kuno keluarga Osgilia, cerita yang disampaikan Kavhill……Di masa lalu, Adipati Luk dari generasi terakhir Klan Tulip tewas dibunuh keluarga kerajaan di istana. Saat itu masih ada petarung level suci Bizantium yang mau mengabdi pada keluarga kerajaan. Tapi setelah Adipati Luk dibunuh, tindakan semena-masa keluarga kerajaan memicu antipati para petarung kuat di seantero benua. Sejak itu, jarang ada petarung level suci yang mau mengabdi pada keluarga kerajaan Bizantium.
Char terdiam, namun Duoduo Luo tetap bersemangat. Ia melanjutkan cerita legenda menarik tentang Merlin dengan ekspresi penuh pemujaan, akhirnya berkomentar: "Seumur hidup ini, jika bisa menjadi penyihir hebat seperti Merlin, meski harus mati segera, itu sepadan. Bahkan jika tidak... Jika bisa mendapat perhatian Merlin, dia mau menerimaku sebagai murid, maka..."
"Hah!" Char tertawa mengejek, memandangi Duoduo Luo. "Kau bisa jadi muridnya. Naik kapal seberangi lautan ke Landis, temui Merlin dan bersimpuh minta dia menerimamu."
Wajah Duoduo Luo berubah aneh: "Ini... Tuan pikir aku tak pernah merencanakannya? Di dunia saat ini, Merlin adalah idola utamaku di antara penyihir hidup! Sejak dulu aku punya niat, seberat apapun akan mendatanginya untuk jadi murid."
Char mengangguk. Meski Duoduo Luo penakut sehari-hari, di jalan sihir keberaniannya tak pernah pudar. Dia berani menjelajah Chaotic Territory sendirian, apalagi mengarungi lautan mencari Merlin untuk jadi murid - sungguh bukan hal mustahil baginya.
"Lalu kenapa tak kau lakukan?"
"Tuan Merlin juga pernah menerima murid, tapi beliau memiliki syarat aneh dalam menerima murid: Tidak peduli seberapa berbakat sihirnya, beliau hanya menerima murid perempuan, dan... yang berpenampilan biasa tidak diterima. Hanya gadis cantik mempesona dengan kecantikan luar biasa yang bisa mendapatkan perhatian beliau."
Hanya menerima gadis cantik?
Kalau begitu... apakah Kakak Maskulin itu dulu waktu muda memang sangat cantik?
Keempat orang ini beristirahat sebentar, memanaskan makanan seadanya, lalu melanjutkan perjalanan dengan kuda di malam hari.
Saat hendak berangkat tiba-tiba Philip berbisik: "Tuan Char, di belakang!"
Char terdiam sejenak, melihat ekspresi aneh Philip yang seakan ingin bicara tapi ragu, hatinya diliputi firasat buruk. Begitu menoleh, ternyata!
Di belakang jalan terlihat samar-samar bayangan manusia.
Seekor kuda mendekat perlahan diikuti beberapa kuda kosong. Penunggang kuda di depan itu tak lain adalah Sang Kakak Maskulin!
Char langsung pusing melihatnya, "Kenapa dia masih belum menyerah? Masih mau mengikuti kita dari jauh?"
Ketika Sang Kakak Maskulin sudah mendekat, Char yang masih di atas kuda berkata dengan geram: "Hei! Sudah cukup belum? Ngapain terus-terusan mengejar kami?!"
Sang Kakak Maskulin tersenyum di atas kudanya: "Tuan Char, jalan ini bukan milik kalian. Kalian boleh lewat, masa saya tidak boleh?"
“……” Char terdiam, namun tak bisa membantah, hanya bisa melototi perempuan itu sambil bergumam: “Naik kuda! Kita sendiri yang akan melanjutkan perjalanan!”
Begitu berangkat, Char memacu kudanya sekuat tenaga tanpa mempedulikan stamina kuda, berlari kencang untuk melepaskan diri dari sosok di belakang.
Setelah berlari sepanjang malam hingga subuh, kuda dan penunggangnya kelelahan. Saat berhenti, ternyata "Kakak Jagoan" itu masih terus membuntuti di belakang! Rupanya dia telah mempersiapkan empat kuda cadangan. Meski kudanya tak sehebat milik Char, jumlahnya yang banyak memungkinkannya berganti kuda sehingga stamina tetap terjaga. Sementara kuda Char yang sudah beberapa hari melakukan perjalanan akhirnya tak mampu lagi melepaskan diri.
Si Kampungan tak punya akal lagi.
Inilah mental pria: Meski sangat menjijikkan dan tak sabar menghadapi perempuan yang memaksa ingin dinikahinya, tetap tak mungkin main tangan—itu tindakan tak pantas seorang lelaki.
Karena tak bisa menggunakan kekerasan... Char pun tak berdaya.
Terpaksa terus memacu kuda tanpa istirahat. Bukannya bisa melepaskan diri, malah kudanya sendiri yang ambruk kelelahan setelah beberapa hari.
Kuda Duoduo Luo adalah yang pertama jatuh. Kemampuan berkudanya paling buruk, tidak bisa menghemat tenaga kuda. Tunggangan dan kuda cadangannya jatuh kelelahan secara berturut-turut. Char memberikan salah satu kuda cadangannya ke Duoduo Luo, namun setelah berlari seharian, kuda perang kelas atasnya sendiri mulai mengeluarkan busa dari mulut. Meski dipaksa berhenti untuk istirahat sebentar, kondisinya tidak membaik. Saat kuda itu akhirnya ambruk, jelas butuh waktu lama untuk pulih.
Char merasa sangat sedih, terlebih lagi Sharba juga menunjukkan ekspresi frustasi. Dia menghibur: "Kita tidak bisa terus berlari! Char, kudamu ini sangat berharga. Sebagai mantan prajurit berkuda, tidak tahu mencintai kuda adalah kesalahan besar! Kuda ini sudah terlalu lelah sepanjang perjalanan. Berat tubuhmu sendiri sudah besar, senjatamu juga berat, ditambah lagi kau memberikan kuda cadangan ke Duoduo Luo... Dia tidak bisa istirahat sama sekali selama perjalanan. Jika dipaksakan terus, benar-benar bisa mati kelelahan!"
"Sayang sekali." Char menghela napas frustasi.
Saat ini jarak tempuh sudah tidak jauh dari County Moore. Dengan dua hari perjalanan lagi, mereka bisa memasuki wilayah County Moore. Begitu tiba di sana, Char bisa menunjukkan identitasnya sebagai Komandan Perlengkapan Militer County Moore yang menguasai seluruh wewenang militer di wilayah itu. Dia bisa langsung meminjam kuda dari pos garnisun lokal. Wanita garang di belakang mereka hanya membawa banyak kuda cadangan. Nanti dia akan menyiapkan tujuh delapan kuda untuk ganti-ganti tunggangan, masa tidak bisa melepaskan ekor yang mengejar ini?!
Dengan frustasi melirik ke belakang, sosok perempuan tangguh itu duduk di atas kuda, satu tangan memegang tali kekang, sementara tangan satunya memegang bekal sambil makan perlahan-lahan.
"Sial, perempuan ini mau mengikuti kami sampai ke mana!" Char menggeram marah.
"Tentu saja ke County Moore," Sharba menahan tawa. "Char, bukankah kau sendiri yang mengaku sebagai perwira County Moore? Meski kita melepaskan diri di sini, masa dia tidak tahu jalan dan tidak bisa mencari sendiri?"
Char begitu kesal sampai hampir menampar dirinya sendiri, memaki: "Laozi benar-benar mulut besar!"
Matanya melotot, ekspresinya berubah-ubah, akhirnya menepuk paha: "Sial, tidak lari lagi! Laozi akan berlama-lama dengannya! Kalau dia mau ikut biarkan saja! Kita jalan seperti biasa, istirahat saat perlu!"
Mendengar ini, Duoduo Luo bersorak gembira. Kemampuannya paling lemah, setelah terus-menerus berkuda, bagian dalam kedua pahanya sudah penuh lepuh. Hanya karena takut pada kekejaman Char dia tidak berani mengeluh. Kini akhirnya Char mengalah, Duoduo Luo berteriak: "Tuan bijaksana!"
Mereka berhenti beristirahat sepanjang malam. Di kegelapan malam, Char tidur tidak nyenyak karena masih kesal, sepanjang malam mendengar erangan kesakitan Duoduo Luo saat mengobati lepuhnya.
Keesokan harinya setelah melanjutkan perjalanan, Char tidak lagi berlari kencang tanpa kendali, mulai menunjukkan sedikit pengendalian diri. Namun karena sebelumnya dikejar-kejar oleh sang perempuan tangguh ini, waktu tempuh perjalanan justru lebih cepat dari prediksi, bahkan tiba di County Moore satu hari lebih awal dari perkiraan.
Sebagai wilayah penghasil padi penting di utara kekaisaran, topografi County Moore didominasi dataran rata. Setiap tahun, hawa dingin dari utara yang bergerak ke selatan dan udara hangat dari selatan yang naik ke utara saling bertemu di sini, menciptakan curah hujan melimpah dengan iklim hangat dan lembab yang menyuburkan tanah di wilayah ini.
Melewati sebuah sungai berarti memasuki wilayah County Moore. Dulu saat Char pergi ke selatan bersama Ruhr si gemuk, mereka pernah melintasi sungai ini. Kala itu ia masih seorang biasa, kini kembali ke sini menyaksikan hamparan lahan pertanian yang luas dengan para petani sibuk bekerja di awal musim semi. Benih gandum hijau kebiruan yang baru ditanam bergelombang indah ditiup angin, bagai ombak biru berkilauan.
Char hampir tak bisa menahan kegembiraan dalam hatinya: "Sial, mulai sekarang ini semua jadi wilayah kekuasaanku!"
